satu
dekade
terakhir.
Dalam
perkembangannya yang pesat dan
menjanjikan, masih banyak permasalahan
dan hambatan yang dihadapi oleh
UMKM. Salah satu faktor penting
100.000
UKM
baik
agroindustry maupun non agroindstri.
Dari UKM tersebut dibagi lagi menjadi
jasa dan pengolahan. UKM yang ada di
kabupaten
mojokerto
di
bidang
agroindustry diantaranya UKM krupuk
ikan tengiri, krupuk rambak, kripik
kedelai, kripik usus, sepatu, kripik
singkong, emping singkong dan lain-lain.
Kondisi UMKM di kab mojokerto yang
telah dikunjungi, secara umum hampir
sama baik dari sisi tenaga kerja, kondisi
proses produksi, kondisi pendanaan
maupun kondisi pemasarannya. Jumlah
tenaga kerja rata-rata di tiap UMKM awal
berdiri berkisar antara 2-20 orang dengan
tingkat
pendidikan
yang
rendah.
Kemudian setelah mendapatkan bantuan
modal jumlah tenaga kerja berkembang
menjadi 5-90 orang dengan pendidikan
rendah. Penentuan produksi UKM ada
yang berdasarkan pesanan, ada yang dari
perkiraan sendiri dan ada yang dari
pesanan dan perkiraan sendiri.
Kabupaten Mojokerto memiliki
beberapa UMKM utama yang memiliki
potensi dan daya saing tinggi dalam
menghadapi MEA sebagai berikut :
1) UKM Afi Jaya
UKM Afi Jaya yang memproduksi
krecek rambak telah berdiri 20 tahun
dan sudah dapat menembus pasar
2) CV Sumber Tani
UMKM CV Sumber Tani yang
bergerak di bidang pupuk seperti urea
dan ZA ini telah berjalan sembilan
tahun, dengan omset mencapai Rp
84.000.000,00 per bulannya. Produk
pupuk merupakan salah satu produk
yang selalu dicari dalam pasar
pengolahan pertanian atau perkebunan.
Hal tersebut menjadikan CV Sumber
Tani
dengan
produk
pupuknya
memiliki peluang bagus dalam pasar
MEA, dengan melihat potensi ekspor di
regional ASEAN.
3.2 Analisis Model Manajemen UMKM
3.2.1 Analaisa Model PLS
3.2.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen dilakukan
dengan uji validitas dan reabilitas. %. Uji
validitas instrumen ini menggunakan
analisa korelasi dengan program SPSS
version 17.0 for Windows, dimana nilai
koefisien korelasi rhitung > rtabel dinyatakan
valid. Berdasarkan hasil uji dapat
diketahui bahwa seluruh tem indicator
valid, yang berarti bahwa kuisoner dapat
mengukur permaslahan dalam penelitian
dengan baik. Untuk mengetahui apakah
didalam pengujian instrumen reliabilitas
atau tidak, maka menggunakan metode
Cronbach Alpha yang mana diukur
berdasarkan skala Alpha yang berkisar
antara 0-1. Dimana semakin mendekati 1
mengindikasikan
semakin
tinggi
reliabilitasnya. Instrumen memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien
reliabilitas yang diperoleh >0,60 (Ghozali,
2002). Berdasarkan hasil uji dapat
diketahui bahwa terdapat dua variable
yang tidak reliable. Hal ini berarti bahwa
konsistensi dari variable tersebut sangat
R Square
0
0
0
0
0
0.326638
0.093033
1. Variabel
kucuran
kredit
(X1),
produktivitas tenaga kerja (X3), sistem
pengembangan produk (X5) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen usaha (Y1). Hal ini
dikarenakan nilai tstatistic < ttable (1,66),
sehingga hipotesis ditolak.
2. Variabel
kucuran
kredit
(X1),
produktivitas tenaga kerja (X3), sistem
pengembangan produk (X5) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja UMKM (Y2). Hal ini
dikarenakan nilai tstatistic < ttable (1,66),
sehingga hipotesis ditolak.
3. Variabel pemasaran (X3) berpengaruh
signifikan terhadap manajemen usaha
(Y1) dan kinerja UMKM (Y2). Hal ini
dikarenakan nilai tstatistic > ttable (1,66),
sehingga hipotesis diterima.
4. Variabel teknologi (X4) berpengaruh
signifikan terhadap manajemen usaha
(Y1) dan kinerja UMKM (Y2). Hal ini
dikarenakan nilai tstatistic > ttable (1,66),
sehingga hipotesis diterima.
3.3 Strategi Pengembangan Usaha
Menghadapi MEA
Alternatif strategi pengembangan
didapatkan melalui Matriks SWOT
dengan
menformulasikan
strategi
berdasarkan penggabungan antara faktor
internal dan eksternal. Matriks SWOT
bertujuan untuk memberikan alternatif
strategi utama diantaranya strategi S-O
(Strength-Opportunity), W-O (WeaknessOpprtunity), S-T (Strenght-Threat), W-T
(Weakness-Threat). Berdasarkan matrik
SWOT telah didapatkan beberapa
alternatif strategi untuk pengembangan
UMKM yang dapat dilihat pada Tabel 6
Internal
Eksternal
OPPORTUNITIES (O)
1. Bahan baku yang
melimpah
2. Peningkatan
pendapatan dan daya
beli masyaakat
3. Perubahan gaya hidup
masyarakat
4. Peluang untuk ekspor
produk terbuka
THREATS (T)
1. Fluktuasi harga bahan
baku, listrik, dan dollar
2. Keadaan alam yang
tidak dapat diprediksi
3. Pesaing sejenis
4. Pendatang baru
STRENGTHS (S)
1. Varian produk yang diolah
2. Kualitas produk
3. Penetapan harga sesuai pasar
4. Standardisasi pangan
5. Inovasi produk
6. Jenis produk tergolang baru
di pasar
STRATEGI S-O
1. Menjaga dan
mempertahankan kualitas
produk
2. Melakukan inovasi pada
varian produk yang diolah
3. Melebarkan pasar ke wilayah
lain dan ekspor
STRATEGI S-T
1. Mengoptimalkan bahan
baku serta minimasi biaya
produksi
2. Melakukan kerjasama
dengan produsen/ pemasok
penghasil buah
3. Bekerjasama dengan
institusi perusahaan/
universitas
WEAKNESSES (W)
1. Stok produk tidak dapat
memenuhi pasar
2. Bahan baku yang musiman
3. Kurangnya media iklan
4. Kemasan yang sama persis
dengan produk sejenis
5. Belum ada sertifikasi halal
6. Kurangnya tenaga kerja
terampil
7. Permodalan yang kurang kuat
STRATEGI W-O
1. Menetapkan kuota persediaan
tertinggi
2. Membuat kemasan yang unik
3. Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia
4. Memperkuat akses, kerja
sama, dan advokasi ke dinas
pemerintah atau pihak terkait
lain untuk perolehan
permodalan.
STRATEGI W-T
1. Meningkatkan promosi
melaui event-event dengan
menonjolkan ciri khas produk
2. Mengurus sertifikasi halal
b. Pemberlakuan
standar
kualitas
produk lokal/UMKM yang dapat
bersaing dengan produk luar negeri
c. Pembebasan atau meminimalkan
bea ekspor produk lokal
d. Pemberlakuan
Harga
Eceran
Terendah
untuk
produk
lokal/UMKM
2. Permodalan
Beberapa tahun terakhir pemerintah
sudah menjalankan program-program
pemberian modal bagi UMKM, dan
cukup efektif dalam meningkatkan
daya saing UMKM. Sebagai contoh
adalah Bank Rayat Indonesia (BRI)
yang mengambil segmen utama (core
business) pada UMKM, dengan fungsi
utama menyalurkan kredit program
pemerintah implementasi kebijakan
ekonomi makro pemerintah di bidang
perkreditan (Hadinoto dan Retnadi,
2007). Walaupun pemerintah sudah
menjalankan program-program bantuan
modal,
namun
masukan-masukan
perbaikan tetap ada dari penerima
bantuan. ). Beberapa perbaikan yang
dapat dilakukan adalah :
a. Jumlah bantuan bagi UMKM yang
lebih
besar
dengan
mempertimbangkan kondisi UMKM
b. Kemudahan syarat mendapatkan
bantuan
dengan
tetap
memperhatikan aspek kemandirian
UMKM
c. Memberlakukan
jangka
waktu
pengembalian dan bunga pembelian
yang memperhatikan kemampuan
UMKM
3. Sarana dan Prasarana