Anda di halaman 1dari 3

Tinjauan Pustaka Penangkarang benih di lahan2 sempit

1. Pentingnya benih bagi peningkatan produksi hortikultura.


Sesubur-subur tanah, sebagus-bagus pupuk, sehebat hebat kita
mengendalikan hama, jika mana benihnya tak bermutu, panen akan
serasa hampa. Begitu sangat penting nilai sebuah benih. Untuk itu
kepedulian pada benih sebelum bertanam perlu ditanamkan lebih dulu .
Tepat sekali bilamana, bobot tergantung bibit. Hasil panen, tak bisa
dilepas dari benih. Perbenihan merupakan subsektor industri hulu yang
berperan strategis. Ketersediaan dan penggunaan benih yang memenuhi
aspek kuantitas dan kualitas sangat berpengaruh terhadap produktivitas,
mutu hasil dan sifat ekonomis produk agribisnis (Anonymous, 2014).
Benih berperan sebagai salah satu faktor kunci utama keberhasilan
agribisnis hortikultura. Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul
yang tepat sudah menjamin sebagian keberhasilan dalam budidaya
hortikultura. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas dan
produksi hortikultura diperlukan dukungan pembenihan yang tangguh.
Mengingat

pentingnya

arti

benih

maka

diperlukan

upaya

untuk

menyediakan benih hortikultura dari varietas unggul yang tepat, dalam


jumlah yang tepat, harga terjangkau serta dengan kualitas yang baik
(Anonymous, 2013).
Salah satu faktor utama yang tak dapat diabaikan dan merupakan
salah satu penentu dalam meningkatkan produksi di sektor hortikultura
adalah

penggunaan

benih

bermutu.

Pengembangan

sektor

usaha

hortikultura memerlukan dukungan yang kuat dari aspek ketersediaan


benih bermutu varietas unggul secara berkesinambungan. Produksi benih
hortikultura di Indonesia dilakukan oleh badan usaha swasta dan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Sektor benih, termasuk hrotikultura telah
berkembang

sebagai

industri

dan

menjadi

penentu

pertumbuhan

ekonomi. Kebutuhan akan benih hortikultura cenderung mengalami


peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2005-2009 rata-rata
ketersediaan benih bermutu tanaman buah tahunan buah tahunan baru
mencapai 28,2%, benih tanaman hias sebesar 6,5%, benih tanaman

sayuran bentuk umbi 6,04%, benih tanaman sayuran bentuk biji 51,9%
dan benih tanaman biofarmaka sebesar 1,7%. Dari data terlihat bahwa
ketersediaan benih bermutu varietas unggul masih rendah (Pambudi,
2012).
2. Metode penangkaran benih dan faktor yang mempengaruhi pengakaran
benih.
3. Potensi lahan sempit Di Jawa Timur dalam mendukung penangkaran
benih.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2014. Benih Unggul Sumatera Barat: Meningkatkan
Produksi, Meyejahterahkan Petani. Dinas Pertanian Tanaman Pangan.
Padang
Anonymous.

2013.

Rencana

Kinerja

Tahunan

(RKT)

Sekditjen

Hortikultura. Kementrian Pertanian. Jakarta


Pambudi, A. 2012. Analisis Dampak Kebijakan Pembatasan Investasi
Asing Terhadap Perkembangan dan Persaingan Pada Industri
Benih

Hortikultura

Indonesia.

Tesis.

Fakultas

Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik. Jakarta

Ekonomi

Program

Anda mungkin juga menyukai