TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Osteoporosis (tulang keropos) adalah suatu keadaan pada tulang
Komposisi Tulang
Tulang adalah organ tubuh yang bersifat dinamik dan berfungsi
sebagai:
-
kuat tapi fleksibel dan cukup ringan. Komponen tulang terdiri dari:
A. Bahan organik (30%)
1. Matriks (98%) memberikan sifat fleksibel
i) Kolagen (95%) kolagen tipe I
ii) Protein
lain
osteokalsin,
osteonectin,
proteoglikan,
iii) Osteoclast,
berasal
dari
sumsum
tulang
(dari
gugusan
Epidemiologi
Di Amerika dengan jumlah penduduk 240 juta, terdapat 24 juta
Etiologi
Penyebab primer osteoporosis adalah defisiensi estrogen dan
endokrin
hipertiroidism,
hiperparatiroidism,
matrik
Faktor Resiko
Faktor resiko yang menentukan kecepatan penurunan massa
tulang :
a. Faktor resiko yang tidak dapat diubah:
(1) Genetik.
(2) Usia
(3) Jenis kelamin
(4) Ras
b. Faktor resiko yang dapat diubah:
(1) Hormon sex Wanita yang memasuki masa menopause
mengalami pengurangan hormone estrogen, diatas usia 40
tahun. Pria yang mengalami defisit testosteron (hormon
testosteron dalam darah diubah menjadi estrogen).
(2) Nutrisi Defisiensi kalsium, protein, fosfat.
(3) Latihan fisik kurangnya olahraga dan latihan secara
teratur menimbulkan efek negatif yang menghambat proses
pemadatan massa tulang.
(4) Pola hidup Aktivitas fisik kurang, merokok, alkoholisme.
(5) Postur
tubuh
yang
kurus
Cenderung
mengalami
Klasifikasi
A. Umum :
1. Primer: paling banyak ditemukan, terjadi pada usia 56-65 tahun
i) Juvenile
ii) Idiopatik
iii) Involusi:
a. Tipe I Pasca Menopause ( 50-70 th)
Akibat perubahan hormonal, menyebabkan penurunan
estrogen. Pasca menopause perbandingan perempuan
dibanding laki-laki 6:1.
b. Tipe II Senilis (>70 th)
Akibat dari proses penuaan dan defisiensi kalsium, vitamin D
serta peningkatan aktivitas parathormon. Pada usia >70
tahun perbandingan perempuan dibanding laki-laki 2:1.
2. Sekunder:
i) Metabolik hiperparatiroidism, diabetes, cushing disease.
ii) Penyakit Jaringan Kolagen
iii) Penyakit Tulang (Bone Morrow)
iv) Immobilisasi
v) Obat-Obatan
B. Lokal:
1. Primer:
i) Transient Regional Osteoporosis
ii) Refleks Sympathetic Dystrophia
2. Sekunder:
i) Inflamasi
ii) Tumor
iii) Nekrosis
2.7
Patofisiologi
Pertumbuhan tulang dengan pertambahan panjang dan diameter
2.7
Manifestasi Klinis
Pada penderita osteoporosis umumnya tidak ditemukan adanya
gejala sampai tercapai stadium resorpsi tulang yang sudah lanjut, tetapi
sudah didapatkan kelainan radiologi dan histologi, berupa penurunan
massa tulang berupa penurunan massa tulang dan penurunan densitas
tulang. Gejala utama adalah nyeri.
1. Nyeri punggung akut.
Sering karena fraktur spontan pada vertebra lumbal (T 12- L2), nyeri
tajam atau seperti terbakar yang akan bertambah hebat bila bergerak
atau mengangkat beban berat.
2. Deformitas vertebrae
Terjadi setelah fraktur kompresi yang berulang. Fraktur vertebra terjadi
dengan trauma kecil seperti batuk atau membungkuk.
3. Tinggi badan berkurang
Bila fraktur kompresi mengenai beberapa corpus vertebrae, tinggi
badan dapat berkurang beberapa sentimeter. Pada penderita steroid
induced osteoporosis tinggi badan dapat berkurang sampai 7cm.
4. Fraktur
Fraktur patologis ada anggota gerak juga dapat menyebabkan
deformitas misalnya fraktur colum femoris, maupun fraktur radius
bagian distal.
5. Kifosis
Khas pada osteoporosis spinal yang berlangsung lama. Dapat
menyebabkan sesak nafas dan dispepsia.
2.9 Diagnosa
Anamnesa:
-
diet
Pemeriksaan fisik:
-
Laboratorium:
-
hormon tiroid
Rontgen:
-
Radiografi
-
humerus,
pergelangan
tangan,
panggul,
femur
Terapi
juga
dapat
menstabilkan
massa
tulang
spinal
dan
menurunkan fraktur vertebral tapi tidak ada efek terhadap tulang panggul.
10
2.10.2 Rehabilitasi
A. Terapi Pencegahan Osteoporosis
Jenis latihan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis:
1. Umum
a. Jalan
Jalan adalah latihan yang sangat bermanfaat karena
merupakan kombinasi rangsangan mekanik pada vertebra
dan
tulang
anggota
gerak
bawah
dengan
kontraksi
lebih
memilih
bersepeda
statis
untuk
dapat
otot
mengurangi
merangsang
pembentukan
tulang
dan
11
12
13
: 3-5x/mgg.
2. Durasi
3. Intensitas
4. Aerobik
B. Terapi Osteoporosis
Tujuan dilakukan rehabilitasi pada osteoporosis:
1. Mengatasi nyeri
2. Mencegah fraktur (vertebra, collum femoris, radius), bila sudah
terjadi fraktur diberikan terapi yang menunjang pemulihannya.
3. Mencegah deformitas
4. Mencegah osteoporosis lanjut
14
5. dampak sosial
6. dampak emosional
Dasar terapi osteoporosis
1.
Terapi umum
a. Diet cukup kalsium, vitamin D, protein, tidak merokok,
minuman alkohol
b. Latihan fisik latihan pada massa tulang, disertai pembebanan
mekanik akan merangsang osteoblast.
c. Penyuluhan kesehatan
2.
Terapi khusus:
Medikamentosa:
a. Estrogen,
berdampak
langsung
pada
pengaturan
pembentukan osteoblast.
b. Calsitonin, menekan aktifitas osteoclast dan menghambat
pembentukannya.
c. Bisphosphonate,
menutupi
permukaan
tulang
dan
Diagnosa Banding
1. Osteomalacia
2. Multiple myeloma
3. Metatastik malignancy
4. Hipertyroidism
5. Hiperparatyroidism
6. Penyakit genetik
7. Paget disease
15
2.12
Prognosa
Tindakkan
pencegahan
sangat
16
penting
untuk
menghindari