Anda di halaman 1dari 13

Amniosintesis

Pembimbing:
dr.Gatot N.A. Winarno, SpOG
oleh:
Ferry K.
C11 01 180

Bagian Ob-Gyn FKUP/RSHS 2005

Definisi:
Pengambilan cairan amnion untuk analisa
kondisi janin.
Tujuan:
1. Mendeteksi beberapa defek janin
2. Menentukan usia janin
3. Hemolitic disease of the newborn
4. Jenis kelamin janin
5. Kelainan kromosom

Indikasi:
1. Ibu lebih dari 35 tahun
2. Riwayat keluarga dengan kelainan genetik,
kromosom atau neural tube
3. Riwayat aborsi
-> hanya dapat dilakukan bila volume cairan
amnion > 150ml atau setelah minggu ke 16

Efek Samping:
1. Aborsi
2. Trauma janin/plasenta
3. Perdarahan
4. Persalinan prematur
5. Infeksi
6. Sensitasi Rh pada ibu
-> tidak dilakukan sebagai screening test

Persiapan pasien
1. Informed consent
2. Tidak puasa makan/minum
3. BAK sebelum prosedur
Perlengkapan:
Alkohol 70% / povidone iodine, spuit 25G, spuit 3ml,
lidokain 1%, jarum spinal 20G, spuit 10ml, tabung
test 10ml (gelap/dilapisi foil)

Prosedur
Identifikasi tempat insersi
Antiseptik & anestesi
Insersi jarum spinal
Aspirasi cairan & pengiriman ke lab
Monitor BJA & tanda vital ibu
Mencegah penekanan uterus terhadap vena cava
Tanda-tanda berbahaya yang harus diperhatikan di rumah

Interpretasu Analisis Cairan Amnion


1. Warna
2. Bilirubin
3. Meconium
4. Kreatinin
5. Ratio L/S
6. Phospatidil glycerol
7. Glukosa
8. AFP
9. Bacteria

Faktor-Faktor yang mempengaruhi ;


1. Tabung spuit
2. Tabung test tidak gelap/dilapisi foil
3. Darah atau meconium
4. Darah ibu dalam cairan
5. Darah Janin dalam cairan
6. Hal lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan

Anda mungkin juga menyukai