Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Klasifikasi Obesitas
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologi spesifik.
Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini.
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi
lemak yang tidak normal atau berlebihan di ajringan adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan.
Keadaan obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik atau
sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensi insulin/hiperinsulinemia,
hiperuresemia, gangguan fibrinolisis, hiperfibrinogenemia, dan hipertensi.
Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai
pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh
(IMT) untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa.
IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk
mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa.
Untuk penelitian epidemiologi digunakan IMT atau indeks Quetelet, yaitu berat
badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m 2). Saat ini IMT
merupakan indikator yang paling bermanfaat untuk menentukan berat badan
lebih atau obes. Orang yang lebih besar-tinggi dan gemuk, akan lebih berat dari
orang yang lebih kecil.
Karena IMT menggunakan ukuran tinggi badan, maka pengukurannya
harus dilakukan dengan teliti. MT dapat memperkirakan jumlah lemaktubuh yang
dapat dinilai dengan menimbang di bawah air (t 2 = 79%) dengan kemudian
melakukan koreksi terhadap umur dan jenis kelamin. Bila melakukan penilaian
IMT, perlu diperhatikan akan adanya perbedaan individu dan etnik.
Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh dan
proporsi tubuh, sehingga dengan demikian IMT belum tentu memberikan
kegemukan yang sama bagi semua populasi. IMT dapat memberikan kesan yang
umum mengenai derajat kegemukan (kelebihan jumlah lemak) pada populasi.,
terutama pada kelompok usia lanjut dan pada atlit dengan banyak otot. IMT
dapat memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan obesitas karena
variasi lean body mass.
Tabel 1, merupakan klasifikasi yang ditetapkan WHO, IMT 30 kg/m 2
dikatakan sebagai obesitas dan nilai IMT 25-29,9 kg/m 2, sebagai Pra Obese.
Meta-analisis beberapa kelompok etnik yang berbeda, dengan konsentrasi
lemak tubuh, usia, dan gender yang sama, menunjukkan etnik Amerika berkulit

hitam memiliki IMT lebih tinggi 1.3 kg/m 2 dan etnik Polinesia memiliki IMT lebih
tinggi 4.5 kg/m2 dibandingkan dengan etnik Kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT pada
bangsa Cina, Ethiopisa, Indonesia, dan Thailand adalah 1.9, 4.6, 3.2, dan 2.9
kg/m2 lebih rendah daripada etnik Kaukasia. Hal itu memperlihatkan adanya nilai
cutof IMT untuk obesitas yang spesifik untuk poopulasi tertentu.
Wilayah Asia Pasifik pada saat ini telah mengusulkan kriteria dan
klasifikasi obesitas tersendiri (Tabel 2).
Penelitian lainnya melaporkan bahwa orang Indonesia dengan berat
badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin yang sama umumnya memiliki 4.8
0.5 (SEM) % lemak tubuh lebih tinggi daripada orang Belanda. Dengan
persentase lemak tubuh, umur, dan jenis kelamin yang sama, IMT antara orang
indonesia dan Belanda (etnik Kaukasia) berbeda sekitar 3 unit (2.9 0.3 (SEM)
kg/m2). Mengacu pada angka-angka ini, maka titik cutoff IMT orang Indonesia
seharusnya 27 dan bukan 30 kg/m2.
Sebenarnya sangat sulit untuk mendapatkan angka obesitas secara global
dengan tepat karena sulit didapatkannya angka-angka yang akurat dan yang
dapat saling dibandingkan. Pada obesitas, jumlah lemak tubuh lebihh banyak.
Pada dewasa muda laki-laki lemak tubuh >25% dan perempuan >35%. Keadaan
ini sesuai dengan IMT = 30 kg/m2 pada orang Kaukasia muda.
Jumlah lemak tubuh dapat ditentukan in vivo dengan cara menimbang di
bawah permukaan air, Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) atau dengan
mengukur total lipatan kulit.
Obesitas dapat disebabkan oleh banyak hal. Kembar identik yang hidup
terpisah akan mempunyai berat badan yang tidak jauh berbeda. Berat badan
seseorang
lingkungan,

40-70%

ditentukan

kebiasaan

secara

makan,

genetik.
kurangnya

Berat

badan

kegiatan

dipengaruhi
fisik,

dan

kemiskinan/kemakmuran. Obesitas pada perempuan berakar pada obesitas pada


masa kecil, obesitas pada laki-lakiterjadi setelah umur 30 tahun.

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa
Berdasarkan IMT Menurut WHO
Klasifikasi
Berat Badan Kurang
Kisaran Normal
Berat Badan Lebih
Pra-Obes
Obes Tingkat I
Obes Tingkat II
Obes Tingkat III
Sumber : WHO technical series, 2000

IMT (kg/m2)
< 18.5
18.5 24.9
> 25
25.0 29.9
30.0 34.9
35.0 39.9
> 40

Tabel 2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar
Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik
Klasifikasi

Berat

IMT (kg/m )

Badan < 18.5

Kurang

Risiko Ko-Morbiditas
< 90 cm (Laki90 cm (Laki-Laki)
80 cm
Laki)
< 80 cm
(Perempuan)
(Perempuan)
Rendah (risiko

Sedang

meningkat pada
masalah klinis

lain)
Kisaran Normal
18.5 22.9
sedang
Meningkat
Berat Badan Lebih 23.0
Berisiko
23.0 24.9
meningkat
Moderat
Obes I
25.0 29.9
moderat
Berat
Obes II
30.0
Berat
Sangat berat
Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective: Redefining
Obesity and its Treatment (2000)
Pustaka : Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.
Jakarta : Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

Anda mungkin juga menyukai