Anda di halaman 1dari 20

Boediono ingin pasar modal berperan

bangun ekonomi nasional


Reporter : Yulistyo Pratomo
Rabu, 2 Januari 2013 10:34:52

Bursa Efek Indonesia. 2012 Merdeka.com/imam buhori


Saat membuka perdagangan perdana saham di Bursa Efek Indonesia hari ini, Rabu (2/1),
Wakil Presiden Boediono menyampaikan apresiasinya atas kinerja pasar modal tahun lalu.
"Di tengah situasi keuangan dunia yang penuh ketidakpastian, IHSG berhasil mencatat
pertumbuhan yang menggembirakan pada tahun 2012 lalu," ungkap Boediono di gedung BEI,
Rabu (2/1).
Boediono cukup bangga dengan capaian positif bursa saham dengan indikator-indikator pasar
modal yang terus menunjukkan peningkatan. Semisal pertumbuhan jumlah perusahaan yang
go public, pertumbuhan nilai emisi efek, pertumbuhan nilai transaksi saham, dan
pertumbuhan industri reksadana nasional.
Namun yang lebih penting lagi, kata Boediono, adalah mempertahankan kinerja positif
tersebut di tahun ini. Wapres juga menginginkan agar pemangku kepentingan terkait pasar
modal bekerja lebih keras dan lebih cerdas di tahun ini. Sebab, tantangan tahun ini cukup
besar.
Mantan Menko Perekonomian ini menginginkan agar pasar modal ikut berperan dalam
membangun ekonomi nasional.
"Agar makin berintegritas dan makin besar kontribusinya bagi ekonomi nasional kita,"
katanya.

[noe]

Perusahaan besar yang mengguncang


bursa efek Indonesia 2012
Reporter : Novita Intan Sari
Senin, 31 Desember 2012 07:08:00

Tahun ini Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkanjumlah emiten yang melakukan
penawaran umum sahamperdana (IPO) sebanyak 25 perusahaan. Target itu dicanangkan
seiring membaiknya kondisi pasar modal nasional akhir 2011.
Namun, realitasnya hanya 23 perusahaan yang melantai di BEI sepanjang tahun, seperti
disampaikan Direktur Utama BEI Ito Warsito. Artinya pasar modal Tanah Air tidak dapat
memenuhi target yang telah ditentukan. "Sampai akhir tahun ini sudah 23 perusahaan
yangmelakukan IPO, dengan penutupan terakhir IPO olehWaskita," ujarnya.
Beberapa kendala menjadi alasan BEI terkait kegagalan mencapai target tersebut. Ito
mengatakan melesetnya target perusahaan yang melantai di bursa karena kondisi pasar global
tengah bergejolak.
Meski meleset dari harapan, tahun depan pasar modal diramal tetap cerah karena kondisi
makro ekonomi Indonesia masih menjadi faktor penarik investor. Kapitalisasi pasar di Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diperkirakan bakal melambung tahun mendatang.
Sebagai panduan merefleksikan apa saja yang terjadi di pasar modal Tanah Air setahun ini,
perlu dilihat emiten mana saja yang meraup sukses dari IPO-nya. Dari pantauanmerdeka.com
setidaknya ada enam emiten yang tercatat di BEI dengan nilai emisi terbesar sepanjang 2012.
Berikut enam perusahaan yang berhasil mengguncang pasar modal dalam negeri tahun ini

Perdagangan saham dibuka lebih cepat


dari tahun sebelumnya
Reporter : Novita Intan Sari

Rabu, 2 Januari 2013 08:22:00

Wakil Presiden Boediono, hari ini, Rabu (2/1) dijadwalkan akan membuka perdagangan
saham 2013 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.
Karpet merah pun disiapkan untuk menyambut tamu-tamu penting yang direncanakan hadir.
Seperti Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), direksi BEI dan jajaran menteri
Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
Ada yang berbeda dari perdagangan saham tahun ini. Mulai hari ini, perdagangan saham
mulai dibuka 30 menit lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya
perdagangan saham dibuka pukul 09.30 WIB, mulai tahun ini saham akan mulai
diperdagangkan pukul 09.00 WIB. Tujuannya untuk menjaga indeks tetap berada di posisi
aman.
"Jam perdagangan bursa dimajukan jadi pukul 09.00 WIb dari sebelumnya 09.30 WIB dan itu
untuk perdagangan reguler," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito, beberapa waktu lalu.

Pasar Modal Indonesia Tumbuh 8,45


Persen
Pertumbuhan pasar modal Indonesia yang terangkum dalam Indeks Harga Saham Gabungan
tercatat mencapai 8,45 persen sepanjang 2012.
Sabtu , 11 Ags 2012 03:12 WIB

Skalanews Pertumbuhan pasar modal Indonesia yang terangkum dalam Indeks Harga
Saham Gabungan tercatat mencapai 8,45 persen sepanjang 2012.
Plt Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Ngalim
Sawega di Jakarta, Jumat (10/8) mengatakan, sejauh ini pertumbuhan IHSG masih positif
meskipun masih di bawah pertumbuhan beberapa bursa regional lainya.
"Indeks Filipina jadi yang tertinggi sampai dengan 9 Agustus ini," ujarnya saat perayaan 35
tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia.
Dari sisi kapitalisasi pasar, kata Ngalim, tumbuh 6,07 persen sampai dengan 9 Agustus 2012
sejak dibukanya perdagangan pada 2 Januari 2012 lalu. Pertumbuhan paling tinggi dicatatkan
bursa saham Filipina sebesar 25,82 persen.
Indeks PCOMP (Filipina) tercatat tumbuh paling tinggi sebesar 19,55 persen disusul indeks
SETI (Thailand) sebesar 17,53 persen, indeks STI (Singapura) sebesar 13,54 persen, dan
indeks KLCI (Malaysia) sebesar 8,52 persen.
Sementara menurut Direktur Utama BEI, Ito Warsito menambahkan, pertumbuhan bursa
saham Indonesia kalah saing dibandingkan beberapa bursa lain dikarenakan, awal posisi
IHSG yang lebih tinggi dibandingkan bursa lainnya itu.
"Karena kami start sudah beda. Mereka banyak yang start dari posisi minus. Sehingga secara
valuasi bursa Indonesia relatif lebih mahal. Tapi wajar saja karena kinerja emiten kami kan
positif, rata-rata cetak laba," ucapnya.

Secara jangka panjang, lanjut Ito, bursa saham Indonesia masih jauh unggul dibandingkan
bursa saham lainnya di regional Asia. Terlebih jika diukur sejak akhir 2008 atau sejak krisis
berakhir pada periode saat itu.
Pada akhir 2008, IHSG berada di level 1,355 dan mengalami pertumbuhan 205,6 persen
ditutup di level 4,141.56 pada penutupan perdagangan kemarin.
"Sebenarnya secara jangka panjang bursa saham kita lebih prospektif," ucapnya.
Sepanjang Januari sampai Juli 2012, Ito memaparkan nilai kapitalisasi pasar IHSG sebesar
Rp3.916 triliun dari Rp3.722 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian saham sepanjang periode Januari sampai Juli ini sebesar
Rp4,47 triliun atau turun 11,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar
Rp5,06 triliun per hari.
"Likuiditas pasar sedang menurun karena Eropa masih krisis dan recovery di Amerika Serikat
belum sepenuhnya," ujar Ito.
Meski demikian, tercatat rata-rata frekuensi transaksi harian saham sepanjang periode Januari
sampai Juli ini mengalami kenaikan 9,23 persen mencapai 117.920 kali dibandingkan periode
yang sama tahun lalu sebanyak 107.960 kali.
Rata-rata volume transaksi harian saham mencapai 4,04 miliar lembar saham atau turun 15,76
persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 4,80 miliar saham. (antara/bus)

Optimisme Investor pada Pasar Modal


Masih Tinggi
"Per 31 Mei ada enam emiten yang telah mendapatkan efektif IPO saham, sementara dalam
proses ada 15 perusahaan,"
Kamis , 13 Jun 2013 07:43 WIB

Skalanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai optimisme investor terhadap pasar modal
Indonesia masih tinggi menyusul maraknya permintaan pengajuan pendaftaran penawaran

umum saham perdana (IPO), penawaran umum terbatas (right issue), dan obligasi korporasi.
Hal itu diungkapkan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida di
Jakarta, Rabu (12/6) bahwa pihaknya telah memberikan pernyataan efektif kepada beberapa
emiten untuk aksi korporasinya untuk meraih dana di pasar modal.
"Per 31 Mei ada enam emiten yang telah mendapatkan efektif IPO saham, sementara dalam
proses ada 15 perusahaan," ujarnya menjelaskan.
Selain itu, lanjut dia, pernyataan efektif yang akan melakukan 'right issue' sebanyak delapan
perusahaan dan yang sedang dalam proses delapan perusahaan. Kemudian, pernyataan efektif
penerbitan obligasi korporasi sebanyak 18 perusahaan dan dalam proses ada 19 perusahaan.
"Kondisi itu menunjukkan optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia masih cukup
tinggi," tegasnya.
Ida, sapaan akrab Nurhaida mengatakan pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam beberapa hari terkahir ini dinilai wajar.
"Indeks saham tidak bisa dilihat dalam jangka pendek karena sifatnya fluktuasi, ada kalanya
naik dan turun. Kalau kita lihat lima tahun terakhir meningkat cukup signifikan," kata Ida.
Dia menjelaskan ketika itu indeks BEI berada di posisi sekitar 2.000 poin, namun pada 11
Juni indeks naik hingga mencapai 4.609,95 poin.
"Begitu juga dengan kapitalisasi pasar yang naik dari 2.019,38 triliun di 2009 menjadi 4.522
triliun di 2013," jelas Ida seraya mengharapkan, pertumbuhan IHSG BEI dapat dipertahankan
secara berkesinambungan kedepannya.
Ida mengakui saat ini pergerakan indeks sedang berada dalam posisi yang cenderung negatif.
Dibandingkan dengan posisi IHSG BEI pada 29 Mei 2013 yang berada di level 5.200,69
poin, IHSG BEI telah mengalami pelemahan sekitar 9,66 persen.
Pihaknya meminta kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk aktif mengawasi perdagangan
saham di pasar primer dan pasar sekunder dan dapat memberi informasi yang jelas kepada
masyarakat.
Penambahan Investor untuk melindungi investor di pasar modal Indonesia terhadap oknum
yang kurang bertanggungjawab, OJK telah mendirikan PT Penyelenggara program
Perlindungan Investor Indonesia (P3II) untuk perlindungan nasabah di pasar modal
Indonesia.
"Basis investor kita masih 350.000-an rekening yang tercatat di Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), investor akan tertarik jika ada perlindungan, dan peningkatan jumlah
emiten," kata Ida.
Ia menjelaskan OJK dengan BEI, sebagai Self Regulatory Organization (SRO) dan asosiasi di
pasar modal masih mematangkan teknis pelaksanaan P3II.
"Regulasi P3EII sudah diterbitkan pada Desember 2012, namun P3EII masih menunggu izin

usaha, setelah itu secara paralel prosedur teknis akan ditetapkan," katanya.
Secara terpisah, Direktur Pengembangan BEI, Friderica Widyasari Dewi mengaku pihaknya
juga terus fokus dalam penambahan jumlah investor pasar modal Indonesia di tahun ini.
Melalui program Gemilang Investa Bursa, dalam enam bulan terakhir, Kiki panggilan akrab
Friderica mengaku ada penambahan 33 ribu identitas tunggal investor (single investor
identification/SID) baru.
Dalam program Gemilang Investa Bursa periode pertama pada Desember 2012-Februari 2013
lalu, ada penambahan SID sebanyak 17.672 investor. Sedangkan di periode yang ke dua pada
Maret-Mei 2013 ada penambahan 16.001 SID, ujar Kiki.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam program ini. Kami juga
akan memberikan penghargaan untuk tim pemasaran teraktif yang akan diberikan akhir
tahun, sampai dengan saat ini posisi sales teraktif adalah Sinarmas Sekuritas, Panin Sekuritas
dan Reliance Securities," tambah Kiki. (bus/ant)

Pasar Modal Indonesia Hanya Kalah Oleh


Singapura
"Dengan kapitalisasi pasar yang terus meningkat, pasar modal kita hanya kalah oleh
Singapura,"
Jumat , 24 Mei 2013 00:27 WIB

Skalanews - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman


Darmansyah Hadad mengatakan seiring meningkatnya kapitalisasi pasar, kondisi pasar modal
nasional (Bursa Efek Indonesia/BEI) saat ini hanya kalah oleh Singapura.
"Dengan kapitalisasi pasar yang terus meningkat, pasar modal kita hanya kalah oleh
Singapura," kata Muliaman dalam seminar Indonesia Banking Expo 2013 bertema
Masyarakat Ekonomi ASEAN Perdagangan dan Investasi, di Jakarta Convention Center,

Kamis (23/5).
Muliaman menambahkan BEI sudah lebih besar dari Malaysia, Thailand, dan Filipina, maka
Indonesia punya potensi besar dalam pasar modal regional. Pernyataannya tersebut mengacu
pada kesiapan pasar modal Indonesia menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015.
Dia mengatakan saat ini kinerja emiten nasional semakin menunjukkan kinerja yang baik,
sehingga investor asing maupun domestik terus mencoba menempatkan saham di emiten
Indonesia, khususnya melalui sektor yang dianggap memiliki prospek baik.
Namun, kata Muliaman, saat ini investor nasional hanya berjumlah tidak lebih dari 400 ribu
dengan jumlah perusahaan yang sudah melakukan IPO (initial public offering) sebanyak 150
perusahaan.
Jumlah tersebut menurut dia, jauh di bawah kapasitas yang seharusnya bisa dimiliiki oleh
pasar modal nasional.
"Maka itu pendalaman pasar, penguatan efisiensi pasar dan integritas pasar menjadi bagian
penting. Perlu adanya variasi produk keuangan yang bisa diakses masyarakat," pintanya.
(bus/ant)

Pertumbuhan IHSG Cermin Pasar Modal


Positif
"Investor merasa percaya diri terhadap perfoma emiten di pasar modal, kinerja emiten sangat
penting bagi pertumbuhan pasar modal,"
Rabu , 24 Apr 2013 06:45 WIB

ilustrasi
Skalanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan indeks harga saham
gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencerminkan kepositifan kondisi industri

pasar modal di Tanah Air.


"Kondisi pasar modal yang baik diharapkan jumlah perusahaan melakukan penawaran umum
saham perdana (IPO) lebih besar. Sementara ini ada 20 perusahaan masuk dalam 'pipeline'
IPO," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad di Jakarta, Selasa (23/4).
Muliaman mengatakan, dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang tercatat di BEI, akan
membuat pasar modal Indonesia lebih ramai sehingga nilai kapitalisasi Bursa terus
meningkat.
"Tantangannya saat ini bagaimana OJK menjamin kondisi pasar keuangan tetap kredibel serta
pengawasan yang dilakukan otoritas Bursa juga lebih baik," katanya.
Muliaman juga mengatakan kinerja emiten domestik yang positif juga merupakan salah satu
katalis indeks BEI mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga menembus level 5.000
poin.
"Investor merasa percaya diri terhadap perfoma emiten di pasar modal, kinerja emiten sangat
penting bagi pertumbuhan pasar modal," ujarnya.
Muliaman mengungkapkan bahwa OJK bersama otoritas Bursa juga terus melakukan edukasi
terhadap perusahaan yang memiliki potensi untuk melakukan IPO maupun masyarakat untuk
menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia.
"Edukasi kita lakukan seperti ke perbankan kelas menengah, anggota Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) untuk melakukan IPO.
Intinya pasar modal Indonesia tidak hanya jumlah IPO bertambah, tetapi investornya juga,
overall pesan yang ditekankan harus ditingkatkan pengawasannya agar tetap bisa dijaga,"
ucap Muliaman.
Dia menyayangkan jumlah investor saat ini baru mencapai 400.000-an yang memiliki akses
terhadap industri pasar modal, sementara jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta.
"Investor institusi dan individu harus dapat lebih luas lagi. Dari sisi investor institusi, seperti
perusahaan dana pensiun dan asuransi memiliki potensi yang kuat untuk mendukung pasar
modal," katanya.
Muliaman mengatakan dalam mendorong pasar modal dalam negeri lebih menarik pihaknya
merencanakan untuk mengubah peraturan yang menghambat jumlah investasi dari investor
institusi.
"Kita ingin investornya bertambah, termasuk investor institutional, perusahaan asuransi, dan
lokal agar bisa beli surat berharga pemerintah atau saham," ujarnya.
Selain itu, aturan mengenai porsi minimal saham dilepas ke publik melalui penawaraan
umum saham perdana juga akan diperbarui. (bus/ant)

Infrastruktur Domestik Menjadi Tantangan


Pasar Modal
"Indonesia harus membangun infrastruktur pasar modal domestik yang kuat agar siap
menghadapi persaingan yang ketat dengan negara lain,"
Jumat , 28 Des 2012 22:13 WIB

Otoritas Jasa Keuangan


Berita Terkait:
Skalanews - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad
mengungkapkan, infrastruktur domestik menjadi satu dari tiga tantangan yang dihadapi pasar
modal Indonesia jika berintregasi di ASEAN pada 2015.
"Indonesia harus membangun infrastruktur pasar modal domestik yang kuat agar siap
menghadapi persaingan yang ketat dengan negara lain," kata Muliaman dalam diskusi pasar
modal di Jakarta, Jumat (28/12).
Menurut dia, tuntutan membangun infrastruktur yang kuat di bursa modal juga menjadi
prioritas OJK karena investor menuntut kesiapan infrastruktur dalam menghadapi persaingan
ketat dengan negara lain.
Dia mengemukakan, tantangan lain adalah membangun kapasitas lembaga. Dalam kaitan itu,
perlu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di pasar modal Indonesia.
"Saat ini tingkat perpindahan SDM di perusahaan terkait pasar modal sangat tinggi, ini tugas
SRO untuk membangun semacam 'talent pool', sehingga SDM kita berkualitas dan turut andil
dalam kemajuan pasar modal Indonesia," kata dia.
Tantangan ketiga menyangkut perlunya implementasi regulasi dan pengawasan di industri
pasar modal Indonesia yang lebih baik serta berkesinambungan.
Muliaman juga mengatakan, pasar modal Indonesia diharapkan dapat terus meningkatkan

kinerjanya lebih baik lagi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.


"Kami berharap pasar modal menjadi lebih baik lagi sejalan pertumbuhan ekonomi
Indonesia," ujar dia.
Dia menambahkan, sejalan dengan itu diharapkan juga pasar modal Indonesia dapat lebih
memperdalam industrinya sehingga memberikan kontribusi yang besar kepada pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Untuk itu, kata dia, OJK siap mengalokasikan banyak waktu untuk mengawasi pasar modal
Indonesia agar dapat berkembang seiring perkembangan bursa global.
"Industri yang bagus tetapi tidak terawasi juga tidak baik, ini menjadi tantangan bagaimana
pengawasannya," ujar Muliaman.(ant/pay)

Kontribusi Pasar Modal Capai Rp315


Triliun
"Jadi tidak benar kalau pasar modal kita tidak memberikan apa-apa ke negara ini."
Jumat , 28 Des 2012 15:56 WIB

Berita Terkait:
Skalanews - Kontribusi pasar modal Indonesia kepada negara sepanjang 2012 mencapai
Rp315 triliun. Dari jumlah tersebut sebagian besar terserap untuk membiayai proyek
pembangunan pemerintah.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, Jumat (28/12),
dalam Konferensi Pers Penutupan Bursa 2012 di Jakarta.
Dibeberkan Ito, keseluruhan kontribusi tersebut dialokasikan untuk mendanai proyek
pembangunan pemerintah, seperti jalan, jembatan dan lainnya mencapai Rp 209 triliun.

Sementara Rp 106 triliun digentorkan ke sektor korporasi.


Besarnya setoran ini, lanjut Ito, menepis anggapan yang menyatakan kalau pasar modal tidak
memberikan apa-apa terhadap pembangunan negara. "Jadi tidak benar kalau pasar modal kita
tidak memberikan apa-apa ke negara ini. Justru kontribusinya sangat besar," ucap dia.
Ito berharap, untuk tahun depan sumbangsih pasar modal untuk pembangunan bangsa ini bisa
jauh lebih besar.
Dalam kesempatan itu, dia juga memaparkan rencana BEI mengurangi jumlah saham dalam
satu lot menjadi 100 lembar saham pada kuartal II tahun 2013.
Ito mengungkapkan alasan dari pengurangan jumlah saham tersebut karena bursa Indonesia
akan menyasar segmen investor kalangan bawah. "Kita mulai menyasar segmen investor
menengah ke bawah," ujarnya. (buj)

Ancaman Buruh Diyakini Tidak Akan


Pengaruhi Pasar Modal
"Pengaruhnya mungkin ada bagi pasar modal, tetapi diperkirakan tidak signifikan, karena
investasi Jamsostek di instrumen keuangan bukan hanya di saham saja,"
Rabu , 09 Jan 2013 01:04 WIB

Kondisi pasar modal Indonesia saat ini stabil


Berita Terkait:
Skalanews - Bursa Efek Indonesia mengatakan, wacana buruh yang akan menarik dana
kepesertaannya di PT Jamsostek diyakini tidak akan terlalu signifikan berdampak bagi pasar
modal Indonesia.
"Pengaruhnya mungkin ada bagi pasar modal, tetapi diperkirakan tidak signifikan, karena
investasi Jamsostek di instrumen keuangan bukan hanya di saham saja," ujar Direktur
Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa (08/1).

Di sisi lain, lanjut dia, pasar modal Indonesia saat ini masih cukup stabil cenderung tumbuh
di tengah sentimen eksternal yang negatif.
Dari sisi nilai kapitalisasi pasar saham, BEI mencatatkan kinerja positif, terlihat dari nilai
kapitalisasi pasar saham yang mengalami peningkatan dari Rp3.537 triliun pada akhir
Desember 2011 menjadi Rp4.127 triliun per 28 Desember 2012 lalu.
Samsul mengatakan, PT Jamsostek yang memiliki kinerja positif diyakini juga dapat
menangani hal yang negatif sehingga ke depannya mempertahankan kinerja yang baik.
Direktur Bursa Efek Indonesia, Hoesen menambahkan, dana kelolaan Jamsostek cukup besar
di atas Rp100 triliun dan sekitar 20 persennya ditempatkan pada instrumen investasi
keuangan.
Ia menyayangkan jika ada penarikan dana dari Jamsostek, karena dana investasinya cukup
besar di instrumen keuangan. Namun, dirinya belum dapat memaparkan lebih detil seberapa
besar pengaruhnya.
Sementara, Analis e-Trading Securities Andrew Argado mengatakan, perlu dicermati berapa
dana tunai Jamsostek yang tersedia jika buruh menarik dana pesertanya dari Jamsostek.
"Jika dana 'cash'-nya cukup, diperkirakan instrumen investasi Jamsostek tidak akan ada
masalah. Namun, jika dana 'cash' tidak mencukupi maka dana yang dihimpun akan
berdampak, alokasi investasinya tentu akan berkurang," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan, Jamsostek
membukukan dana kelolaan sebesar Rp131 triliun pada 2012, melampaui target perseroan
sebesar Rp125 triliun.
"Dana kelolaan kami hingga akhir tahun mencapai Rp131 triliun, targetnya sekitar Rp125
triliun, jadi sudah terlampaui," kata dia.(ant/pay)

OJK Berharap Pasar Modal Asean Harus


Sama Derajatnya
"Tantangan kita, di pasar modal harus punya level playing field yang sama dengan negara
lain, dengan cara memaksimalkan potensi yang ada,"
Kamis , 23 Mei 2013 23:57 WIB

Skalanews - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida mengatakan


dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pasar modal harus memiliki
kesamaan derajat (level playing field) dengan memaksimalkan potensi-potensi yang ada.
"Tantangan kita, di pasar modal harus punya level playing field yang sama dengan negara
lain, dengan cara memaksimalkan potensi yang ada," kata Nurhaida dalam Seminar bertema
Masyarakat Ekonomi ASEAN Perdagangan dan Investasi, di Jakarta, Kamis (23/5).
Dia mengatakan pemberlakuan MEA tidak boleh hanya menguntungkan segelintir negara
saja. Oleh karena itu setiap negara ASEAN harus sama-sama memiliki tata kelola yang baik
di negaranya masing-masing.
"Kalau salah satu negara lebih rendah dari negara lainnya, maka kecenderungannya investor
akan lari ke negara lain," kata mantan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) itu.
Untuk memastikan pasar modal nasional siap menghadapi MEA 2015, Nurhaida mengatakan
pentingnya mempersiapkan para pelaku di industri keuangan.
"Saat pengawasan pasar modal masih berada di bawah Bapepam-LK, tepatnya selama
rentang 2011-2012, regulator telah banyak melakukan perkembangan terkait infrastruktur
pasar modal," kata dia.
Ke depan di bawah payung OJK, tegas dia, regulator akan terus mempersiapkan pelakupelaku industri dengan melihat dan mengikuti aturan-aturan yang berkembang di negaranegara ASEAN.
"Kita akan melihat dan mengikuti aturan di ASEAN seperti apa, dan apakah aturan itu bisa
diterapkan di Indonesia atau tidak. Tapi yang penting kita mempersiapkan pelaku industri
agar menjadi lebih kuat dan lebih kompetitif," pungkasnya. (bus/ant)

Pasar Modal Masih Memiliki Banyak


Tantangan Pada 2013
Otoritas Jasa Keuangan mengatakan, pasar modal Indonesia masih memiliki cukup banyak
tantangan pada 2013 meski kinerja sepanjang tahun ini cukup positif.
Rabu , 28 Nov 2012 20:33 WIB

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida


Berita Terkait:
Skalanews - Otoritas Jasa Keuangan mengatakan, pasar modal Indonesia masih memiliki
cukup banyak tantangan pada 2013 meski kinerja sepanjang tahun ini cukup positif.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di Jakarta, Rabu (28/11)
mengatakan, kinerja pasar modal Indonesia yang positif itu tercermin dari meningkatnya
indeks harga saham gabungan sebesar 14,5 persen di sepanjang tahun ini.
Menurut dia, untuk menjaga pertumbuhan pasar modal Indonesia tetap positif pihaknya
mengharapkan jumlah investor dapat bertambah. Meski jumlahnya sudah mencapai 363.000
orang, namun rasionya cukup jauh dibandingkan penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta
orang.
"Jumlah investor kita masih minim. Kalau dibandingkan negara lain, posisi kita kecil. Seperti
Hongkong dan Malaysia saja yang tetangga kita, jauh lebih tinggi," katanya.
Menurut dia, dengan jumlah investor domestik yang tinggi dapat menguntungkan industri
pasar modal. Karena sewaktu-waktu terjadi penarikan modal secara besar-besaran atau capital
reversal dari investor asing, posisi pasar modal masih terjaga.
Nurhaida juga mengatakan, meski jumlah perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia cukup
banyak yakni 462 emiten, namun tidak semua dari saham-saham emiten itu dijadikan
investasi pilihan. Untuk itu pasar modal Indonesia masih memerlukan lebih banyak emiten
berkualitas.
Dengan target penambahan emiten rata-rata 25 emiten per tahun, lanjut Nurhaida, dapat lebih
ditingkatkan. Itu penting agar investor mempunyai lebih banyak pilihan dalam berinvestasi.
Dia juga mengharapkan, investasi saham dan surat berharga negara kini masih mendominasi
dibanding instrumen lainnya.
"Alternatif investasi masih terbatas. Produk derivatif yang ada belum berkembang. Dan kami
harap tahun 2013 bisa lebih baik," ucap Nurhaida.

Lebih lanjut Nurhaida mengatakan, pasar modal tidak lepas dari industri jasa keuangan. Ke
depan dengan hadirnya OJK tentu diperlukan sinkronisasi aturan, karena industri pasar modal
akan bersinggungan dengan industri perbankan dan jasa keuangan non baik lainnya.
"Aturan yang ada disikronkan. Sekarang kan terpisah-pisah hingga sulit koordinasi. Nanti,
sinkronisasi akan dilakukan pada OJK," katanya.(ant/pay)

Pengawas Pasar Modal Dinilai Belum


Menjalankan Fungsinya
"Kisruh pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk (SULI) memperlihatkan bahwa pasar modal hanya merupakan ajang rente dimana
kekuatan politik merupakan kekuatan yang paling menentukan dalam perubahan rente
ekonomi itu,"
Senin , 17 Des 2012 17:44 WIB

Illustrasi
Berita Terkait:
Skalanews - Pengamat pasar modal Achmad Deni Daruri menilai, pengawas pasar modal
Indonesia belum menjalankan fungsinya menyusul kisruh beberapa emiten belum
terselesaikan.
"Kisruh pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk (SULI) memperlihatkan bahwa pasar modal hanya merupakan ajang rente dimana
kekuatan politik merupakan kekuatan yang paling menentukan dalam perubahan rente
ekonomi itu," ujar Ahmad Deni Daruri yang juga President Director Center for Banking
Crisis dalam diskusi "Menyoal transparansi dan Akuntabilitas Emiten dan Perusahaan Publik"
di Jakarta, Senin (17/12).
Menurut dia, jika pengawas pasar modal tidak dapat menyelesaikan kasus ini secara tuntas

maka tentunya perkembangan industrinya akan semakin jauh tertinggal dibandingkan dengan
bur-bursa negara lain.
Apalagi, lanjut dia, perdagangan bebas ASEAN segera akan dimulai, sehingga jika persoalan
seperti itu tidak dapat diselesaikan secara cepat dan permanen maka dipastikan pasar modal
Indonesia tidak akan mampu berbuat banyak sebagai sumber pendanaan pembangunan di
Indonesia.
Dia mengatakan, konflik BUMI dan Sumalindo memperlihatkan transparansi di pasar modal
Indonesia masih lemah. Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) belum mampu
membawa transparansi emiten dan perusahaan publik yang setara dengan level negara maju
dunia seperti Hong Kong, London, dan new York.
"Informasi yang dikeluarkan selama ini menimbulkan banyak interpretasi. Secara politik,
Bapepam-LK menunda-nunda kasus agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan
menyelesaikan kasusnya," ucap dia.
Secara terpisah, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, pihaknya tidak mempunyai
wewenang untuk ikut campur tangan dalam kisruh tersebut.
"Kasus mereka merupakan konflik pemegang saham, kami tidak bisa ikut campur," kata dia.
Ia juga mengatakan, pihaknya tidak melakukan suspensi (penghentian perdagangan saham
sementara) terhadap saham Bumi Resources (BUMI) karena belum menerima adanya
kerugian dari investor.(ant/pay)

Partisipasi Investor Domestik di Pasar


Modal Meningkat 8 Kali Lipat
Total transaksi perdagangan saham di bursa saham domestik sudah mencapai 160 ribu
transaksi per hari, pada 2006 lalu transaksinya masih di bawah 20 per hari.
Rabu , 10 Apr 2013 13:53 WIB

Ito Warsito, Direktur Utama BEIskalanews

Skalanews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan partisipasi investor domestik di


pasar modal terus mengalami peningkatan seiring dengan fasilitas perdagangan saham
melalui internet (online trading).
"Enam tahun terakhir frekuensi transaksi sudah meningkat lebih dari delapan kali.
Pencapaian itu didorong oleh partisipasi investoir ritel juga dari anggota bursa (AB) yang
menyediakan fasilitas perdagangan saham melalui internet (online trading)," ujar Direktur
Utama BEI, Ito Warsito, di Jakarta, Rabu (10/4).
Total transaksi perdagangan saham di bursa saham domestik sudah mencapai 160 ribu
transaksi per hari, pada 2006 lalu transaksinya masih di bawah 20 per hari.
"Melalui edukasi yang berkelanjutan maka ke depannya industri pasar modal akan terus
berkembang," katanya..
Saat ini minat masyarakat untuk belajar mengetahui investasi di pasar modal cenderung
meningkat. Jumlah sub rekening efek yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) sebanyak 370.786 nasabah.
"Potensi penduduk Indonesia sebesar 240 juta, namun jumlah rekening efeknya yang efektif
masih kurang dari satu persen. Sementara Malaysia sudah 20 persen, Singapura 30 persen
dari total penduduk," katanya.
Dengan potensi industri pasar modal Indonesia yang besar dan terus bertumbuh itu
disayangkan jika keuntungan yang ada di pasar modal domestik hanya dinikmati oleh
investor asing.
Karena itu BEI terus mengembangkan sekolah pasar modal (SPM) dengan gencar dengan
menggandeng anggota bursa sehingga dapat mendorong pertumbuhan investor.
"Dalam SPM itu calon investor maupun yang sudah terjun ke pasar modal domestik akan
diperkenalkan industri terkait, produk investasi di BEI, serta bagaimana analisa
fundamentalnya," katanya.
SPM diharapkan menjadikan investor dan calon investor lebih pintar dalam berinvestasi di
pasar modal serta dapat mengetahui karakter saham-saham yang dipilih nantinya.
"Kami berharap investor dan calon investor tidak membeli 'kucing dalam karung' dalam
berinvestasi di pasar modal. Jadi di sekolah itu investor juga diberikan pencerahan dalam
memilih serta mengenali sahamnya. Intinya, kami bisa mengenalkan kepada masyarakat
bagaimana cara berinvestasi di pasar modal," kata Ito. (Ant/DS)

Pasar Modal Menjadi Cermin Suatu


Negara
Analis PT BNI Securities, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, pasar modal sangat penting bagi
suatu negara karena menjadi cerminan suatu negara.
Kamis , 29 Nov 2012 16:22 WIB

Pelaku pasar amati pergerakan indeks


Berita Terkait:
Skalanews - Analis PT BNI Securities, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, pasar modal sangat
penting bagi suatu negara karena menjadi cerminan suatu negara.
"Kehadiran pasar saham merupakan cerminan suatu negara terlihat dari outlook ekonomi
yang menggambarkan seberapa besar tingkat pertumbuhannya," kata Nurcahyadi pada
Workshop Wartawan yang digelar Pusat Informasi Pasar Modal(PIPM) Manado, di Manado,
Kamis (29/11).
Kehadiran pasar modal menjadi cerminan suatu negara bagi pihak luar, kata Nurcahyadi,
karena berbagai emiten besar dari seluruh dunia hadir di tempat itu.
"Para emiten besar dan emiten lainnya nantinya juga memanfaatkan pasar modal sebagai
ajang berkomunikasi karena itu peran pasar modal begitu signifikan bagi suatu negara," kata
Nurcahyadi.
Tentang prospek bursa saham Indonesia pada tahun 2013, kata Nurcahyadi, sangat baik.
"Indonesia memiliki year to date(YTD) return yang menarik pada periode Januari hingga
November 2012 sebesar 12,5 persen," kata Nurcahyadi.
Kendati bursa saham Indonesia sudah tidak murah lagi tetapi bila dibandingkan dengan bursa
regional masih dalam taraf belum terlalu mahal.
Selain itu, bursa saham Indonesia memiliki potensi karena penguatannya masih
bertumbuhnya laba perusahaan(coorporate earnings) dan ekonomi nasional.
Sektor-sektor yang memberi kinerja imbal hasil atau return yang lebih baik pada indeks harga
saham gabungan(IHSG) dalam satu tahun terakhir, kata Nurcahyadi yakni sektor properti,
perdagangan, industri dasar, konsumsi dan infrastruktur.
Sementara sektor finansial, aneka industri, perkebunan dan pertambangan memiliki kinerja

yang relatif lebih rendah dari kinerja IHSG pada periode yang sama.
Kepala Pusat Informasi Pasar Modal(PIPM) Manado, Vonny The mengatakan, guna
mendorong pasar modal terus bertumbuh dan berkembang di daerah ini, maka terus
melakukan sosialisasi kepada jajaran pers di daerah ini dengan harapan, membantu sosialisasi
kepada masyarakat luas.(ant/pay

BRI, Mandiri Sekuritas, dan Unilever


Menangi Capital Market Awards 2013
"Ajang itu diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kepada pelaku pasar modal Indonesia."
Kamis , 16 Mei 2013 10:32 WIB

IlustrasiIstimewa
Berita Terkait:
Skalanews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan penyelenggaraan Capital Market
Awards ditujukan untuk memberi apresiasi kepada emiten dan Anggota Bursa (AB) dalam
menerapkan prinsip "good corporate governance" (GCG).
"Ajang itu diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kepada pelaku pasar modal Indonesia
terutama kepada emiten dan Anggota Bursa (AB) yang telah memberikan kontribusi terhadap
pengembangan pasar modal sehingga memiliki daya tarik di mata investor serta mampu
menggerakan perekonomian yang tangguh," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito, dalam
sambutannya di Jakarta, Rabu (15/5).
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap masing-masing kategori, Dewan Juri
menetapkan pemenang Capital Market Awards 2013, yakni kategori saham terbaik dengan
kapitalisasi pasar diatas Rp10 triliun di raih oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Emiten saham
terbaik dengan kapitalisasi pasar sampai dengan Rp10 triliun di raih oleh PT Surya Semesta
Internusa Tbk.

Anda mungkin juga menyukai