[noe]
Tahun ini Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkanjumlah emiten yang melakukan
penawaran umum sahamperdana (IPO) sebanyak 25 perusahaan. Target itu dicanangkan
seiring membaiknya kondisi pasar modal nasional akhir 2011.
Namun, realitasnya hanya 23 perusahaan yang melantai di BEI sepanjang tahun, seperti
disampaikan Direktur Utama BEI Ito Warsito. Artinya pasar modal Tanah Air tidak dapat
memenuhi target yang telah ditentukan. "Sampai akhir tahun ini sudah 23 perusahaan
yangmelakukan IPO, dengan penutupan terakhir IPO olehWaskita," ujarnya.
Beberapa kendala menjadi alasan BEI terkait kegagalan mencapai target tersebut. Ito
mengatakan melesetnya target perusahaan yang melantai di bursa karena kondisi pasar global
tengah bergejolak.
Meski meleset dari harapan, tahun depan pasar modal diramal tetap cerah karena kondisi
makro ekonomi Indonesia masih menjadi faktor penarik investor. Kapitalisasi pasar di Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diperkirakan bakal melambung tahun mendatang.
Sebagai panduan merefleksikan apa saja yang terjadi di pasar modal Tanah Air setahun ini,
perlu dilihat emiten mana saja yang meraup sukses dari IPO-nya. Dari pantauanmerdeka.com
setidaknya ada enam emiten yang tercatat di BEI dengan nilai emisi terbesar sepanjang 2012.
Berikut enam perusahaan yang berhasil mengguncang pasar modal dalam negeri tahun ini
Wakil Presiden Boediono, hari ini, Rabu (2/1) dijadwalkan akan membuka perdagangan
saham 2013 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.
Karpet merah pun disiapkan untuk menyambut tamu-tamu penting yang direncanakan hadir.
Seperti Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), direksi BEI dan jajaran menteri
Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
Ada yang berbeda dari perdagangan saham tahun ini. Mulai hari ini, perdagangan saham
mulai dibuka 30 menit lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya
perdagangan saham dibuka pukul 09.30 WIB, mulai tahun ini saham akan mulai
diperdagangkan pukul 09.00 WIB. Tujuannya untuk menjaga indeks tetap berada di posisi
aman.
"Jam perdagangan bursa dimajukan jadi pukul 09.00 WIb dari sebelumnya 09.30 WIB dan itu
untuk perdagangan reguler," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito, beberapa waktu lalu.
Skalanews Pertumbuhan pasar modal Indonesia yang terangkum dalam Indeks Harga
Saham Gabungan tercatat mencapai 8,45 persen sepanjang 2012.
Plt Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Ngalim
Sawega di Jakarta, Jumat (10/8) mengatakan, sejauh ini pertumbuhan IHSG masih positif
meskipun masih di bawah pertumbuhan beberapa bursa regional lainya.
"Indeks Filipina jadi yang tertinggi sampai dengan 9 Agustus ini," ujarnya saat perayaan 35
tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia.
Dari sisi kapitalisasi pasar, kata Ngalim, tumbuh 6,07 persen sampai dengan 9 Agustus 2012
sejak dibukanya perdagangan pada 2 Januari 2012 lalu. Pertumbuhan paling tinggi dicatatkan
bursa saham Filipina sebesar 25,82 persen.
Indeks PCOMP (Filipina) tercatat tumbuh paling tinggi sebesar 19,55 persen disusul indeks
SETI (Thailand) sebesar 17,53 persen, indeks STI (Singapura) sebesar 13,54 persen, dan
indeks KLCI (Malaysia) sebesar 8,52 persen.
Sementara menurut Direktur Utama BEI, Ito Warsito menambahkan, pertumbuhan bursa
saham Indonesia kalah saing dibandingkan beberapa bursa lain dikarenakan, awal posisi
IHSG yang lebih tinggi dibandingkan bursa lainnya itu.
"Karena kami start sudah beda. Mereka banyak yang start dari posisi minus. Sehingga secara
valuasi bursa Indonesia relatif lebih mahal. Tapi wajar saja karena kinerja emiten kami kan
positif, rata-rata cetak laba," ucapnya.
Secara jangka panjang, lanjut Ito, bursa saham Indonesia masih jauh unggul dibandingkan
bursa saham lainnya di regional Asia. Terlebih jika diukur sejak akhir 2008 atau sejak krisis
berakhir pada periode saat itu.
Pada akhir 2008, IHSG berada di level 1,355 dan mengalami pertumbuhan 205,6 persen
ditutup di level 4,141.56 pada penutupan perdagangan kemarin.
"Sebenarnya secara jangka panjang bursa saham kita lebih prospektif," ucapnya.
Sepanjang Januari sampai Juli 2012, Ito memaparkan nilai kapitalisasi pasar IHSG sebesar
Rp3.916 triliun dari Rp3.722 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian saham sepanjang periode Januari sampai Juli ini sebesar
Rp4,47 triliun atau turun 11,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar
Rp5,06 triliun per hari.
"Likuiditas pasar sedang menurun karena Eropa masih krisis dan recovery di Amerika Serikat
belum sepenuhnya," ujar Ito.
Meski demikian, tercatat rata-rata frekuensi transaksi harian saham sepanjang periode Januari
sampai Juli ini mengalami kenaikan 9,23 persen mencapai 117.920 kali dibandingkan periode
yang sama tahun lalu sebanyak 107.960 kali.
Rata-rata volume transaksi harian saham mencapai 4,04 miliar lembar saham atau turun 15,76
persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 4,80 miliar saham. (antara/bus)
Skalanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai optimisme investor terhadap pasar modal
Indonesia masih tinggi menyusul maraknya permintaan pengajuan pendaftaran penawaran
umum saham perdana (IPO), penawaran umum terbatas (right issue), dan obligasi korporasi.
Hal itu diungkapkan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida di
Jakarta, Rabu (12/6) bahwa pihaknya telah memberikan pernyataan efektif kepada beberapa
emiten untuk aksi korporasinya untuk meraih dana di pasar modal.
"Per 31 Mei ada enam emiten yang telah mendapatkan efektif IPO saham, sementara dalam
proses ada 15 perusahaan," ujarnya menjelaskan.
Selain itu, lanjut dia, pernyataan efektif yang akan melakukan 'right issue' sebanyak delapan
perusahaan dan yang sedang dalam proses delapan perusahaan. Kemudian, pernyataan efektif
penerbitan obligasi korporasi sebanyak 18 perusahaan dan dalam proses ada 19 perusahaan.
"Kondisi itu menunjukkan optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia masih cukup
tinggi," tegasnya.
Ida, sapaan akrab Nurhaida mengatakan pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam beberapa hari terkahir ini dinilai wajar.
"Indeks saham tidak bisa dilihat dalam jangka pendek karena sifatnya fluktuasi, ada kalanya
naik dan turun. Kalau kita lihat lima tahun terakhir meningkat cukup signifikan," kata Ida.
Dia menjelaskan ketika itu indeks BEI berada di posisi sekitar 2.000 poin, namun pada 11
Juni indeks naik hingga mencapai 4.609,95 poin.
"Begitu juga dengan kapitalisasi pasar yang naik dari 2.019,38 triliun di 2009 menjadi 4.522
triliun di 2013," jelas Ida seraya mengharapkan, pertumbuhan IHSG BEI dapat dipertahankan
secara berkesinambungan kedepannya.
Ida mengakui saat ini pergerakan indeks sedang berada dalam posisi yang cenderung negatif.
Dibandingkan dengan posisi IHSG BEI pada 29 Mei 2013 yang berada di level 5.200,69
poin, IHSG BEI telah mengalami pelemahan sekitar 9,66 persen.
Pihaknya meminta kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk aktif mengawasi perdagangan
saham di pasar primer dan pasar sekunder dan dapat memberi informasi yang jelas kepada
masyarakat.
Penambahan Investor untuk melindungi investor di pasar modal Indonesia terhadap oknum
yang kurang bertanggungjawab, OJK telah mendirikan PT Penyelenggara program
Perlindungan Investor Indonesia (P3II) untuk perlindungan nasabah di pasar modal
Indonesia.
"Basis investor kita masih 350.000-an rekening yang tercatat di Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), investor akan tertarik jika ada perlindungan, dan peningkatan jumlah
emiten," kata Ida.
Ia menjelaskan OJK dengan BEI, sebagai Self Regulatory Organization (SRO) dan asosiasi di
pasar modal masih mematangkan teknis pelaksanaan P3II.
"Regulasi P3EII sudah diterbitkan pada Desember 2012, namun P3EII masih menunggu izin
usaha, setelah itu secara paralel prosedur teknis akan ditetapkan," katanya.
Secara terpisah, Direktur Pengembangan BEI, Friderica Widyasari Dewi mengaku pihaknya
juga terus fokus dalam penambahan jumlah investor pasar modal Indonesia di tahun ini.
Melalui program Gemilang Investa Bursa, dalam enam bulan terakhir, Kiki panggilan akrab
Friderica mengaku ada penambahan 33 ribu identitas tunggal investor (single investor
identification/SID) baru.
Dalam program Gemilang Investa Bursa periode pertama pada Desember 2012-Februari 2013
lalu, ada penambahan SID sebanyak 17.672 investor. Sedangkan di periode yang ke dua pada
Maret-Mei 2013 ada penambahan 16.001 SID, ujar Kiki.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam program ini. Kami juga
akan memberikan penghargaan untuk tim pemasaran teraktif yang akan diberikan akhir
tahun, sampai dengan saat ini posisi sales teraktif adalah Sinarmas Sekuritas, Panin Sekuritas
dan Reliance Securities," tambah Kiki. (bus/ant)
Kamis (23/5).
Muliaman menambahkan BEI sudah lebih besar dari Malaysia, Thailand, dan Filipina, maka
Indonesia punya potensi besar dalam pasar modal regional. Pernyataannya tersebut mengacu
pada kesiapan pasar modal Indonesia menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015.
Dia mengatakan saat ini kinerja emiten nasional semakin menunjukkan kinerja yang baik,
sehingga investor asing maupun domestik terus mencoba menempatkan saham di emiten
Indonesia, khususnya melalui sektor yang dianggap memiliki prospek baik.
Namun, kata Muliaman, saat ini investor nasional hanya berjumlah tidak lebih dari 400 ribu
dengan jumlah perusahaan yang sudah melakukan IPO (initial public offering) sebanyak 150
perusahaan.
Jumlah tersebut menurut dia, jauh di bawah kapasitas yang seharusnya bisa dimiliiki oleh
pasar modal nasional.
"Maka itu pendalaman pasar, penguatan efisiensi pasar dan integritas pasar menjadi bagian
penting. Perlu adanya variasi produk keuangan yang bisa diakses masyarakat," pintanya.
(bus/ant)
ilustrasi
Skalanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan indeks harga saham
gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencerminkan kepositifan kondisi industri
Berita Terkait:
Skalanews - Kontribusi pasar modal Indonesia kepada negara sepanjang 2012 mencapai
Rp315 triliun. Dari jumlah tersebut sebagian besar terserap untuk membiayai proyek
pembangunan pemerintah.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, Jumat (28/12),
dalam Konferensi Pers Penutupan Bursa 2012 di Jakarta.
Dibeberkan Ito, keseluruhan kontribusi tersebut dialokasikan untuk mendanai proyek
pembangunan pemerintah, seperti jalan, jembatan dan lainnya mencapai Rp 209 triliun.
Di sisi lain, lanjut dia, pasar modal Indonesia saat ini masih cukup stabil cenderung tumbuh
di tengah sentimen eksternal yang negatif.
Dari sisi nilai kapitalisasi pasar saham, BEI mencatatkan kinerja positif, terlihat dari nilai
kapitalisasi pasar saham yang mengalami peningkatan dari Rp3.537 triliun pada akhir
Desember 2011 menjadi Rp4.127 triliun per 28 Desember 2012 lalu.
Samsul mengatakan, PT Jamsostek yang memiliki kinerja positif diyakini juga dapat
menangani hal yang negatif sehingga ke depannya mempertahankan kinerja yang baik.
Direktur Bursa Efek Indonesia, Hoesen menambahkan, dana kelolaan Jamsostek cukup besar
di atas Rp100 triliun dan sekitar 20 persennya ditempatkan pada instrumen investasi
keuangan.
Ia menyayangkan jika ada penarikan dana dari Jamsostek, karena dana investasinya cukup
besar di instrumen keuangan. Namun, dirinya belum dapat memaparkan lebih detil seberapa
besar pengaruhnya.
Sementara, Analis e-Trading Securities Andrew Argado mengatakan, perlu dicermati berapa
dana tunai Jamsostek yang tersedia jika buruh menarik dana pesertanya dari Jamsostek.
"Jika dana 'cash'-nya cukup, diperkirakan instrumen investasi Jamsostek tidak akan ada
masalah. Namun, jika dana 'cash' tidak mencukupi maka dana yang dihimpun akan
berdampak, alokasi investasinya tentu akan berkurang," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan, Jamsostek
membukukan dana kelolaan sebesar Rp131 triliun pada 2012, melampaui target perseroan
sebesar Rp125 triliun.
"Dana kelolaan kami hingga akhir tahun mencapai Rp131 triliun, targetnya sekitar Rp125
triliun, jadi sudah terlampaui," kata dia.(ant/pay)
Lebih lanjut Nurhaida mengatakan, pasar modal tidak lepas dari industri jasa keuangan. Ke
depan dengan hadirnya OJK tentu diperlukan sinkronisasi aturan, karena industri pasar modal
akan bersinggungan dengan industri perbankan dan jasa keuangan non baik lainnya.
"Aturan yang ada disikronkan. Sekarang kan terpisah-pisah hingga sulit koordinasi. Nanti,
sinkronisasi akan dilakukan pada OJK," katanya.(ant/pay)
Illustrasi
Berita Terkait:
Skalanews - Pengamat pasar modal Achmad Deni Daruri menilai, pengawas pasar modal
Indonesia belum menjalankan fungsinya menyusul kisruh beberapa emiten belum
terselesaikan.
"Kisruh pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk (SULI) memperlihatkan bahwa pasar modal hanya merupakan ajang rente dimana
kekuatan politik merupakan kekuatan yang paling menentukan dalam perubahan rente
ekonomi itu," ujar Ahmad Deni Daruri yang juga President Director Center for Banking
Crisis dalam diskusi "Menyoal transparansi dan Akuntabilitas Emiten dan Perusahaan Publik"
di Jakarta, Senin (17/12).
Menurut dia, jika pengawas pasar modal tidak dapat menyelesaikan kasus ini secara tuntas
maka tentunya perkembangan industrinya akan semakin jauh tertinggal dibandingkan dengan
bur-bursa negara lain.
Apalagi, lanjut dia, perdagangan bebas ASEAN segera akan dimulai, sehingga jika persoalan
seperti itu tidak dapat diselesaikan secara cepat dan permanen maka dipastikan pasar modal
Indonesia tidak akan mampu berbuat banyak sebagai sumber pendanaan pembangunan di
Indonesia.
Dia mengatakan, konflik BUMI dan Sumalindo memperlihatkan transparansi di pasar modal
Indonesia masih lemah. Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) belum mampu
membawa transparansi emiten dan perusahaan publik yang setara dengan level negara maju
dunia seperti Hong Kong, London, dan new York.
"Informasi yang dikeluarkan selama ini menimbulkan banyak interpretasi. Secara politik,
Bapepam-LK menunda-nunda kasus agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan
menyelesaikan kasusnya," ucap dia.
Secara terpisah, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, pihaknya tidak mempunyai
wewenang untuk ikut campur tangan dalam kisruh tersebut.
"Kasus mereka merupakan konflik pemegang saham, kami tidak bisa ikut campur," kata dia.
Ia juga mengatakan, pihaknya tidak melakukan suspensi (penghentian perdagangan saham
sementara) terhadap saham Bumi Resources (BUMI) karena belum menerima adanya
kerugian dari investor.(ant/pay)
yang relatif lebih rendah dari kinerja IHSG pada periode yang sama.
Kepala Pusat Informasi Pasar Modal(PIPM) Manado, Vonny The mengatakan, guna
mendorong pasar modal terus bertumbuh dan berkembang di daerah ini, maka terus
melakukan sosialisasi kepada jajaran pers di daerah ini dengan harapan, membantu sosialisasi
kepada masyarakat luas.(ant/pay
IlustrasiIstimewa
Berita Terkait:
Skalanews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan penyelenggaraan Capital Market
Awards ditujukan untuk memberi apresiasi kepada emiten dan Anggota Bursa (AB) dalam
menerapkan prinsip "good corporate governance" (GCG).
"Ajang itu diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kepada pelaku pasar modal Indonesia
terutama kepada emiten dan Anggota Bursa (AB) yang telah memberikan kontribusi terhadap
pengembangan pasar modal sehingga memiliki daya tarik di mata investor serta mampu
menggerakan perekonomian yang tangguh," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito, dalam
sambutannya di Jakarta, Rabu (15/5).
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap masing-masing kategori, Dewan Juri
menetapkan pemenang Capital Market Awards 2013, yakni kategori saham terbaik dengan
kapitalisasi pasar diatas Rp10 triliun di raih oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Emiten saham
terbaik dengan kapitalisasi pasar sampai dengan Rp10 triliun di raih oleh PT Surya Semesta
Internusa Tbk.