PEMBIAKAN TANAMAN
ACARA 7
STRUKTUR PERTUMBUHAN BIBIT DAN KEDALAMAN TANAM
URIFA
131510501204
GOLONGAN C / KELOMPOK 5
BAB 1. PENDAHULUAN
hidupnya
dengan
melakukan
perkembangbiakan.
pembiakan
generatif
biasanya
menggunakan
biji/benih.
organ
tanaman
secara
utuh.
Pertumbuhan
biji
diawali
dengan
perkecambahan, dilanjutkan mulai munculnya calon akar dan daun dan proses
berikutnya yaitu terbentuknya akar dan daun sehingga menjadi tanaman yang utuh
(Paramartha dkk, 2012).
Menurut Widodo dkk. (2010), pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar atau lingkungan, faktor ini
meliputi ketinggian tempat atau geografis, intensitas cahaya, air, tanahdan lain
lain. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari tubuh tanaman itu
sendiri misalnya hormon. Letak geografis suatu tanamanberpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman karena hal ini berhubungan erat dengan iklim seperti suhu,
kelembaban tanah, curah hujan, kondisi udara dan lamanya penyinaran matahari.
Cahaya matahari sangat dibutuhkan tanaman untuk melakukan fotosintesis. Jika
cahaya matahari yang digunakan tinggi maka proses pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung lebih cepat. Laju pertumbuhan tanaman akan berjalan
dengan kecepatan maksimum apabila suhu berada pada kondisi optimum (Jumin,
1989).
Setiap
tanaman,
memiliki
tahapan
dalam
tumbuhan
dan
Plumula
dapat
pula
melengkung
tumbuhnya
asal
tidak
busuk
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pembiakan Tanaman yaitu acara Struktur Pertumbuhan Bibit
dan Uji Kedalaman Tanam dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Oktober 2014
pukul 15.00 hingga selesai bertempat di Laboratorium Teknologi Benih Jurusan
Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Bak Pengecambah
2. Penggaris
3. Hand Sprayer
3.2.2 Bahan
1. Benih monokotil (padi atau jagung)
2. Benih dikotil (kedelai atau kacang tanah)
3. Subtrat tanah dan pasir
3.3 Cara Kerja
1. Membuat media tanam berupa campuran tanah top soil dan pasir perbandingan
1 : 1, kemudian membersihkannya dan mengayak sampai halus.
2. Memasukkan campuran media tanam ke dalam bak pengecambahan hingga 2/3 tinggi bak (untuk kedalaman 2,5 7,5), menyiram sampai kelembaban
secukupnya.
3. Menanam 20 25 butir benih monokotil (jagung atau padi) dan benih dikotil
(kedelai atau kacang tanah) sebanyak 20 25 dengan kedalaman 2,5 ; 5,0 dan
7,5 cm dalam tiga kali ulangan.
4. Menutup benih yang telah ditanam dengan campuran tanah lembab yang sama
setinggi kedalaman tanam.
5. Menanam satu macam jenis benih pada setiap bak pengecambah dengan
kedalaman tertentu (sesuai perlakuan) sebanyak tiga jalur (3 ulangan). Selalu
menjaga kelembaban substrat setiap saat.
Rancangan Evaluasi
1. Mengamati parameter diantaranya kekuatan tumbuh kecambah/bibit (vigor)
dengan menghitung presentase kecambah normal pada hari ke 6 (6 x 24 jam)
sebagai berikut:
Kekuatan tumbuh =
x 100%
Kedalaman
Tanam (cm)
2,5
Padi atau
Jagung
5,0
7,5
2,5
Kedelai
atau
Kacang
Tanah
5,0
7,5
UI
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
30
20
15
5
35
15
5
10
5
5
5
30
15
10
35
20
20
10
5
45
45
5
10
65
70
25
15
40
25
25
15
45
20
55
25
45
Berat
Kecambah
/ bibit
0,64
0,73
0,65
0,51
0,64
0,87
0,37
0,63
0,55
0,71
0,91
0,87
0,76
0,97
0,77
0,59
1,00
0,90
Tinggi
kacambah/bibit
(cm)
22,26
17,16
15,67
10
18
19
17,5
23,5
25,2
21,5
20,3
22,7
7,5
6,7
7,33
11,7
12,3
12,5
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, kedalaman tanah yang baik untuk
tanaman jagung adalah 5 cm. Hal ini dibuktikan dengan tanaman jagung yang
tumbuh normal lebih banyak pada kedalaman 5 cm (90% normal dan 10% mati
dan tumbuh abnormal) dari pada kedalaman 2,5 cm ataupun 7,5 cm. Kedalaman
2,5cm atau 7,5cm, tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik karena
tanaman jagung akan tumbuh pada kedalam yang sedang sedang saja tidak terlalu
dangkal atau dalam. Hal ini dikarenakan tanaman jagung termasuk kedalam
tanaman
monokotil
dengan
perkecambahan
hypogeal
dimana
pada
dibuktikan dengan pada kedalaman 2,5cm benih kedelai yang tumbuh dengan
normal lebih banyak dari pada kedalaman 5 cm dan 7,5 cm. Hal ini terjadi
disebabkan oleh vigor benih.
Tanaman dikotil merupakan tanaman yang sebian besar mengalami
perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil sebagian besar mengalami
perkecambahan hipogeal. Akan tetapi ada beberapa kejadian tanaman dikotil
mengalami perkecambahan hipogeal. Hal ini terjadi karena ada kaitannya dengan
vigor benih itu sendiri. Vigor benih adalah kesehatan dan kekuatan alamiah benih
yang pada pertanaman akan membuat perkecambahan cepat pada kondisi
lapangan yang beragam luas. biji memiliki vigor yang tinggi sehingga mudah
menembus lapisan tanah yang dalam dan memiliki tekanan tanah terhadap benih
tinggi. Namun, jika biji tersebut memiliki vigor yang rendah maka kemungkinan
besar biji tidak akan mampu menembus tanah dan akhirnya perkecambahannya
akan terjadi didalam tanah.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan embrio dan komponen
yang memiliki kemampuan untuk tumuh menjadi tumbuhan baru. Proses
perkecambahan ini berawal dari proses imbibisi yaitu masuknya air kedalam
benih yang membuat kulit biji lunak dan memudahkan gas-gas untuk masuk ke
dalam benih. Hal ini mengaktifkan metabolisme dan hormon giberilin kemudian
di translokasikan ke lapisan aleuron sehingga mengaktifkan enzim, dimana enzim
ini terdapat 3 jenis enzim yaitu enzim -amilase, protease dan lipase. Enzim amilase dapat mengkatalis pati menjadi gula yaitu maltosa. O 2 yang masuk ke
dalam benih digunakan untuk respirasi, dimana respirasi ini menghasilkan energi
berupa ATP, energi tersebut digunakan untuk proses perkecambahan yang ditandai
dengan radikula dan plumula (Mulyanto, 2009).
Proses perkecambahan benih bisa diringkas menjadi lima tahapan. Tahap
pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh
benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai
dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi
benih. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan
seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahanbahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi
bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap
kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik bagai organ untuk fotosintesa maka
pertumbuhan kecamabah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada
dalam biji.
ditentukan
oleh
faktor-faktor
yang
mempengaruhi.
Perkecambahan pada tanaman ditentukan oleh faktor yang ada didalam biji dan
faktor lingkungan.
a. Faktor dalam biji
1) Faktor didalam biji meliputi keadaan cadangan makanan (endosperm).
Cadangan makanan ini berupa karbonhidrat. Cadangan makanan di dalam
biji harus cukup untuk persediaan makanan selama proses perkecambahan hingga
kecambah dapat mencara makan dari dalam tanah.
2) Keadaan embrio
Embrio harus dalam keadaan hidup dan sehat. Sebab benih dengan
keadaan tersebut akan menentukan proses pertumbuhan berikut dan sangat
menentukan produksi yang akan dicapai.
b. Faktor Lingkungan
Menurut
Pitojo
(2010),
faktor-faktor
lingkungan
yang
dapat
dapat
perkembangan
menguraikan
tanaman.
auksin.
Cahaya
Faktor
memiliki
esensial
peranan
pertumbuhan
dalam
dan
metangsang
perkecambahan biji, biji akan mudah nerlecambah apabila cahaya tidak mengenai
biji secara langsung. Air juga berpengaruh terhadap perkecambahan benih dimana
biji dapat melakukan proses perkecambahan dengan dua cara yaitu secata fisika
dan kimia. Pada proses kimia biji menyrerap air atau imbibisi yang mampu
merangsang tumbuhnya akar pada biji. Air berfungsi untuk memungkinkan
pertukaran gas, menstranlokasikan cadangan nakanan, dan mengencerkan
protoplasma. Kecepatan Kelembaban penguapan transpirasi udara yang tinggi,
rendah, dan lambat. Pada kondisi kelembapan yang tinggi, umumnya
pertumbuhan tanaman lebih cepat namun kelembaban yang rendah diperlukan
oleh beberapa tanaman untuk pertumbuhan generatip. Semakin tinggi suhu,
semakin cepat laju Beberapa faktor yang transpirasi . Suhu yang terlalu rendah,
kadar air disekitar tanama semakn rendah dan radiasi percambahan biji Semakin
rendah. Kandungan air pada tanaman, distribusi tumbuhan sehingga cahaya dalam
tajuk suhu 21oC 43oC proses pertumbuhan tanaman, kandungan meningkatkan
respirasi semakin lambat lengas tanah. Suhu sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan karena berkaitan dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam
tubuh tumbuhan. Suhu optimum untuk perkecambahan umumnya 22o C 37o C
biji tidak tumbuh pada suhu dibawah 0 o C. Tanah atau media yang dapat
meningkatkan produksi benih adalah madia yang subur. Medium yang baik untuk
perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai
kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama
cendawan. Sehingga media tersebut bukanlah media yang asam maupun basa,
memiliki drainase baik agar terhindar dari rendaman air tetapi cukup menyimpan
air agar tidak kekeringan.
Menurut Sutopo (1990), struktur pada benih sangat mempengaruhi
perkecambahannya. Benih yang berstrukrur baik maka dapat tumbuh dengan baik,
sebaliknya benih dengan struktur yang jelek semisal benih tersebut terdapat cacat
atau bintik hitam akibat terserang organisme penganggu tanaman, maka proses
perkecambahan benih akan terganggu dan kemungkinan tidak akan tumbuh sama
seperti struktur yang baik. Struktur benih yang normal akan memiliki perakaran
yang baik, terutama akar akar yang berfungsi primer dan menghasilkan jumlah
akar yang banyak. Struktur yang baik juga akan mengakibatkan perkembangan
hipokotil menjadi baik dan sempurna, tanpa adanya jaringan-jaringan yang rusak.
Struktur benih pada tanaman akan memepengaruhi kekuatan tumbuh atau vigor
benih. Kekuatan tumbuh benih dan hasil tanaman yang diperoleh akan lebih besar
bila benih-benih yang digunakan merupakan benih yang memiliki struktur baik
dan memenuhi persyaratan. Struktur benih salah satunya adalah testa. Testa ini
merupakan struktur penting sebagai barier pelindung embrio dari lingkungan
eksternal, mengendalikan penyerapan air, dan pertukaran gas serta sebagai
hambatan mekanis keluarnya inhibitor dari embrio. Jika kulit biji tebal maka akan
mempengaruhi kecepatan benih mengalami imbibisi.
DAFTAR PUSTAKA