Anda di halaman 1dari 4

Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah

Semester Gasal 2014-2015


LEMBAR KERJ
RESUME KULIAH TAMU
WAWASAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI ILMIAH
Tempat
: Gedung Robotika ITS
Tanggal
: 27 September 2014
Pembicara
:
1. Ir. Tri Rismaharini, M.T
2. Prof. Dr. Ir. Adi Soerjanto, M.T
3. Prof. Dr. Ir. Johan Silas
4. Prof. Dr. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.eng, PhD
Energi Terbarukan
Oleh : Prof. Dr. Ir. Adi Soerjanto, M.T
Di masa depan, terdapat dua pilihan jenis energi yang bisa digunakan manusia. Apakah
tetap mengandalkan energi konvensional atau mulai beralih kepada renewable energy
(energi yang dapat diperbaruhi). Jika menggunakan energi konvensional, maka tak butuh
waktu lama energi tersebut akan habis. Selain itu energi konvesional menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan karena menimbulkan polusi bagi lingkungan.
Bencana Polusi Carbon Dioxide
Carbon Dioxide menyumbang kenaikan suhu bumi sebesar 0,0000000000015 derajat per
tonnya. Jika ingin mencegah global warming sebesar 2 derajat saja, kita harus mencegah
emisi CO2 sebanyak minimal trilyun ton carbon, jumlah yang hampir sama dengan
emisi kumulatif carbon sejak permulaan revolusi industri sampai sekarang. Untuk
mencegah emisi satu ton CO2 dibutuhkan biaya $25 . Dengan asumsi ini dibutuhkan
biaya 19 trilliun dollars untuk mencegah kenaikan temperatur bumi sebesar 1.0 derajat.
Menurut para ahli oceanografi, dengan naiknya permukaan air laut, Indonesia sampai
tahun 2060 akan kehilangan 4000 pulau-pulai kecil. Bahkan, yang lebih ekstrim lagi,
kota-kota besar seperti Medan, Palembang, Bandar Lampung, Anyer, Banten, Jakarta,
Cirebon, Semarang, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Denpasar, dan Ambon
akan ikut tenggelam.
Solusi yang dapat diberikan yaitu dengan menerapkan Green Technology. Alasan
pemilihan Green Technology
1. Clean Bersih (tidak menimbulkan polusi)
2. Renewable (dapat diperbaruhi)
3. Big equipment small scale generation
4. Economic
Dukungan pemerintah untuk mewujudkan Green Technology
1. Otonomi kelistrikan (RUKD)
2. Kebijakan PLN 5% kebutuhan listrik harus lokal
3. Direct Appointment untuk 7-15 MW Renewable Energy
Green generator dapat bersumber dari
1. Angin
3. Solar
5. Air
2. Biomassa
4. Panas bumi

OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) Pembangkit listrik yang memanfaatkan


perbedaan suhu di laut yang dalam dan di laut yang dangkal untuk menggerakkan mesin
(generator). Semakin besar perbedaan suhu antara laut yang dalam dengan laut yang
dangkal maka energi listrik yang dihasilkan semakin besar pula.
Teknologi Solar Pond Teknologi yang akan menjadi tempat berkumpulnya air asin
atau air payau yang digunakan sebagai penangkap dan penyimpan panas dari sinar
matahari untuk menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk menjalankan
pembangkit listrik pada daerah pesisir.
Teknologi mikrohidro Teknologi berskala kecil yang dapat diterapkan pada sumber
daya air untuk mengubah potensi tenaga air yang ada menjadi daya listrik atau peralatan
lain seperti pompa air, mesin giling padi dan lainnya sehingga dapat menunjang kegiatan
sosial ekonomi masyarakat di pedesaan.
Rumah Prospektif, Masalah dan Solusinya
Oleh : Prof. Dr. Ir. Adi Soerjanto, M.T
Jumlah penduduk Indonesia di kawasan perkotaan telah mencapai 50%. Tingkat
pertumbuhan yaitu 5,98% per tahun (tingkat pertumbuhan rata-rata nasional sebesar
1,17%/tahun)
Di tahun 2025, diperkirakan 67,5% penduduk Indonesia akan tinggal di kawasan
perkotaan
Ketika bencana tsunami melanda Aceh-Nias dan sekitarnya, ribuan rumah penduduk
hancur. Saat itu, ITS berperan dalam membangun kembali rumah adat Nias Selatan,
rehabilitasi rekonstruksi sekitar 6000 rumah serta melakukan pembangunan di ground
zero
Ada tiga masalah bangsa yang mendesak :
1. Nalar Orientasi darat, hukum Parkinson, Soft State
2. Persepsi Retrospektif, perspektif, prospektif
3. Langkah Runding, tindak, mimpi
Saat ini Surabaya sedang menuju kota smart-human-ecologist
Permasalahan di Surabaya
Oleh : Ir. Tri Rismaharini, M.T
Dalam skala nasional, Surabaya merupakan pusat pembangunan di wilayah Indonesia
Timur. Secara regional, Surabaya merupakan ibukota dan pusat jasa dan kebudayaan di
wilayah Jawa Timur. Saat ini Surabaya berhasil menjadi salah satu kota terbaik di
Indonesia karena memiliki tata kota yang baik
Sama seperti kota-kota lain, Surabaya juga memiliki beberapa permasalahan, diantaranya
yaitu sampah, kemacetan, sistem pemerintahan, dan masih banyak lagi
Dalam mengelola kota Surabaya agar bersih dan indah, Ir. Tri Rismaharini, M.T sebagai
wali kota melakukan beberapa program, diantaranya
1. Waste management membuat dan membersihkan saluran pembuangan air (parit) di
beberapa jalan utama seperti Jl. Trunojoyo, Jl. Perak Barat, Jl. Kramat Gantung, dan
sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di musim hujan serta
untuk menjaga kebersihan Surabaya
2. Kegiatan perawatan taman dan jalur hijau Kegiatan ini meliputi penanaman,
pendangiran, penyapuan, pemotongan, penyiraman, perantingan pohon.
Dalam mewujudkan kota yang bersih, hijau, dan sehat pemerintah kota Surabaya juga
turut melibatkan masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yaitu

dengan mewujudkan kampung hijau di tempat tinggal masing-masing. Kampung yang


sebelumnya biasa saja diubah menjadi kampung yang asri, penuh dengan tanaman
sehingga indah untuk dipandang. Kegiatan kampung hijau ini juga diikuti dengan
kegiatan perawatan jalan, pemeliharaan tanaman serta pengelolaan sampah yang bisa di
daur ulang menjadi karya-karya yang bernilai jual
Pemkot Surabaya juga membangun sistem IPAL Komunal untuk pengelolaan air limbah.
Dengan sistem ini, pemakaian air bisa dihemat sebanyak 15% - 20% dari total pemakaian
/bulan
Untuk pengelolaan limbah rumah sakit, juga dibangun incenator di beberapa puskesmas
seperti Puskesmas Siwalankerto, Puskesmas Balongsari dan masih banyak lagi.
Pemerintah kota Surabaya juga berhasil menerapkan dan mengembangkan e-government
untuk memudahkan management pemrintahan. e-government Pemkot Surabaya
dikelompokan menjadi dua, yakni dalam hal pengelolaan keuangan daerah, dan e-govt
untuk pelayanan masyarakat. Untuk pengelola keuangan daerah meliputi e-budgeting, eproject, e-procurement, e-delivery, e-controlling, dan e-performance. Sedangkan yang
berhubungan dengan masyarakat, disebut dengan e-sapawarga, yang meliputi e-perijinan,
e-musrenbang, dan pengaduan secara elektronik.
Permasalahan Bangsa & Alternatif Solusi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Oleh : Prof. Dr. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.eng, PhD
Teknologi informasi Penerapan komputer dan telekomunikasi untuk menyimpan,
mengambil, mengirim, dan mengolah data.
Telekomunikasi komunikasi jarak jauh dengan bantuan teknologi, biasanya
memanfaatkan perambatan gelombang tegangan listrik atau gelombang elektromagnetik
(radio)
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) baru memiliki manfaat setelah diaplikasikan
untuk/dalam/dengan bidang ilmu lain.
Penerapan TIK dalam berbagai aspek kehidupan manusia
1. e-Learning dan Distant Learning
2. Fleer Management
3. Structural Health Monitoring
4. Disaster Early Warning System
5. Geographical Information System
6. Telemedicine
7. Intelligent Transportation System
8. Navigation
9. Penegakan hukum
Implementasi Teknologi Telekomunikasi di Indonesia
Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan menjadi berkah sekaligus tantangan
tersendiri. Beberapa permasalahan yang munul antara lain
1. Pemerataan akses telekomunikasi
2. Telah dibuat kerangka jaringan kabel optik (backbone) untuk menjangkau Indonesia
bagian timur. Namun permasalahan yang tersisa yaitu belum sempurnanya jaringan
akses bagi para pengguna di ratusan daerah dan pulau terpencil
3. Kemandirian Dalam rantai industri telekomunikasi di Indonesia, hanya terdapat
cukup operator jaringan, penyedia layanan, dan pengguna.
4. Ketertinggalan dalam penguasaan teknologi
5. Kurangnya SDM bidang telekomunikasi

Anda mungkin juga menyukai