Anda di halaman 1dari 1

Janji Manis Anis

Seperti sudah diprediksi, Dr Anis Baswedan akhirnya ditunjuk Presiden Joko Widod
o sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dipilihnya penggagas program Indones
ia Mengajar ini tentu saja membawa harapan dan angin segar terhadap dunia pendi
dikan di Indonesia. Ekspektasi masyarakat kepada Anis memang terbilang tinggi,
karena selama ini publik terlanjur mengenalnya sebagai intelektual muda yang
berintegritas.
Bukti Anis adalah tokoh berintegritas bisa dilihat dari catatan perjalanan hidup
nya yang cemerlang. Di usianya yang baru 45 tahun, sederet prestasi dan pengharg
aan baik dari dalam maupun luar negeri berhasil diraihnya, antara lain, The Gold
en Awards dari Harian Rakyat Merdeka, Anugerah Integritas Nasional dari Komunita
s Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Dompet Dhu
afa Award 2013, Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra Indonesia, 100 Intel
ektual Publik Dunia dari Majalah Foreign Policy, Young Global Leaders yang diber
ikan oleh World Economic Forum, 20 tokoh pembawa perubahan dunia versi Majalah F
oresight dan sederet penghargaan lainnya. Tak hanya itu, cucu dari pejuang nasio
nal AR Baswedan ini, mencatatkan dirinya sebagi rektor termuda di Indonesia saa
t dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina dalam usia 38 tahun
Komitmen Anis untuk kemajuan pendidikan Indonesia memang tak perlu diragukan, I
a adalah orang pertama yang menginisiasi lahirnya Gerakan Indonesia Mengajar . Mela
lui gerakan ini, Anis menghimpun anak-anak muda terbaik dan dikirimkan untuk men
gajar di sekolah-sekolah terpencil di seluruh Indonesia selama satu tahun. Begit
u juga komitmennya terhadap para guru, Anislah yang paling getol menyuarakan pen
ghormatan terhadap guru disaat peran guru terasa semakin dimarginalkan oleh kead
aan. Dalam sebuah tulisannya di Harian Kompas, 28 November 2013, dengan tegas An
is menyatakan, guru adalah inti dari proses pendidikan. Guru menjadi kunci utama
kualitas pendidikan.
Anis dengan lantang mengajak seluruh elemen bangsa untuk membangun kesadaran ko
losal untuk menghormati-tinggikan guru dan segera melakukan tindakan nyata denga
n mem-VIP-kan para guru dalam semua urusan.
Melihat kondisi sebagian besar guru
hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru,
tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan
kepada guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kau
m terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus be
rubah. Negara dan bangsa ini harus menjamin nasib guru, tulisnya kala itu
Sebagai orang pertama di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan mem
iliki kesempatan besar untuk merealisasikan mimpi-mimpinya. Persoalan pendidikan
yang multi dimensional menanti sentuhannya. Pro kontra Ujian Nasional, Kurikulu
m 2013, kesejahteraan dan perlindungan guru , serta banyak lagi persoalan pendid
ikan lainnya menjadi tantangan terbesar yang harus diselesaikan selama masa jaba
tannya. Masyarakat kini terus menunggu, akankah Anis bisa berbuat sesuatu, atau
malah tak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan saja semuanya seperti sekarang.
Kita tentu saja berharap Anis tidak berubah. Tetap menjadi seorang intelektual d
an pendidik yang mengedepankan hati nurani. Kalaulah satu waktu Anis pernah meng
ucap janji untuk membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, kita berd
oa janjinya bisa dibuktikan dan tidak hanya sekedar janji manis belaka. Selamat
Bekerja Pak Menteri!

Anda mungkin juga menyukai