Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAT KOMUNIKASI KEPERAWATAN

ROLE MODEL

OLEH
KE LOMPOK :

Desy Ratna Sari


Elmi

I1B109013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Teori dan paradigma modeling dan role modeling dikembangkan melalui
proses retroduktif. Model aslinya dikembangkan secara induktif dari pengalaman
klinik primer dan pengalaman hidup pribadi. Erickson beranggapan manusia
memiliki hubungan antara pikiran dan tubuh dan memprediksi kemampuan
mereka untuk menghadapi stres. Dia juga mengartikulasikan hubungan antara
kebutuhan dan proses perkembangan, kepuasan dan objek yang dimaksud, sakit
dan kesehatan.
Para ahli dalam teori ini mengembangkan teori Maslows yang
memberikan label dan artikulasi terhadap kebutuhan manusia berdasarkan
obeservasi individu, dimana setiap orang menginginkan menjadi lebih baik dari
apa yang bisa dicapai. Selain itu, mereka juga mengembangkan teori Piajets yaitu
perkembangan kognitif digunakan sebagai kerangka kerja untuk memahami
perkembangan berfikir. Teori lain yaitu teori Winnicot yang merupakan teori
tambahan yang digabungkan dengan model aslinya dan diartikulasikan dengan
menggabungkan konsep penggabungan individu.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Konsep umum dalam teori modeling dan role modeling

Modeling : adalah seni yang mana merupakan proses perawat


menggunakannya sebagai perkembangan dalam menggambarkan dan mengerti
tentang dunia klien.

Role Modeling : adalah ketika perawat merencanakan dan


mengimplementasikan intervensi yang unik kepada kliennya. Role modeling
dimulai pada tahap kedua dalam menganalisis fase perencanaan dan intervensi
keperawatan.

Keperawatan : adalah bantuan secara holistik kepada individu sehubungan


dengan aktivitas perawatan diri yang berhubungan dengan kesehatan mereka.
Tujuannya adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Manusia dikatakan memiliki kesamaan secara holistik, tahap tumbuh kembang


dan kebutuhan mereka terhadap Affiliated-Individuation (penggabungan
individu). Setiap individu merupakan makhluk yang holistik dan didalam diri
masing-masing terintegrasi kebutuhan dasar, tahap perkembangan dan
kemudian for affiliated-individuation. Perbedaan diantara mereka dikarenakan
perbedaan genetik, adaptasi terhadap stress dan juga pengetahuan mereka
terhadap perawatan diri sendiri.
Persamaan Setiap Individu
Holistik : mempercayai bahwa manusia/individu sama-sama memiliki tubuh,
pikiran, emosi dan semangat yang berfungsi sebagai satu unit kesatuan,
memiliki sikap dan kontrol yang merupakan bagian dinamis dari interaksi satu
dengan lainnya, bagaimanapun sadar atau tidak sadar proses inni menjadi
lebih penting.

Kebutuhan dasar : Didasarkan pada hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan


dasar adalah satu-satunya yang nampak ketika seseorang merasa
membutuhkannya. Menurut Maslow, kebutuhan itu dirasakan perlu, maka
individu tidak tetap berada pada keadaan tersebut, sehingga kebutuhan itu
berkembang. Kecemasan merupakan dampak ketika kebutuhan tidak
terpenuhi, suatu situasi yang mungkin dipersepsikan sebagai ancaman dan
menimbulkan stress fisik atau psikososial dan mungkin menimbulkan
penyakit. Penurunan kepuasaan terhadap pertumbuhan kebutuhan biasanya
menimbulkan kecemasan berhubungan dengan kebutuhan kemananan.
Affiliated- Individuation : konsep yang unik dari teori MRM didasarkan
pada kepercayaan bahwa setiap orang memiliki perjalanan insting untuk
menerima dan secara mandiri merupakan support sistem dalam hidup secara
keseluruhan. Berbeda dari konsep interdependen.
TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap Psikososial : didasarkan pada teori Erickson, tugas resolusi pertahanan
merupakan kepuasaan kebutuhan. Perubahan dari tugas kritikal menimbulkan
kepercayaan atau ketidakpercayaan yang mempengaruhi kemampuan
fungsional secara lengkap dan kemampuan merespon kesehatan pada stressor
sehari-hari.
Tahap Koknitif : didasarkan pada teori Piaget, kemampuan berpikir juga
berkembang dalam bagian-bagian, digunakan untuk memahami perbedaan
masing-masing tahap perkembangan klien. Untuk edukasi klien berikan
informasi yang singkat dan konkrit.
PERBEDAAN DIANTARA MANUSIA
Peran yang melekat : Genetik pada waktu.prenatal dan perinatal
mempengaruhi status kesehatan
Model dunia : Persepsi individu terhadap lingkungan didasari pada
pengalaman, pengetahuan dan status kesehatan individu di masa lalu

Adaptasi : Cara individu berespon terhadap stress berhubungan dengan


kesehatan dan pertumbuhan individu secara langsung
Potensi beradaptasi : kemampuan individu untuk menghadapi stress, seperti;
memobilisasi sumber-sumber diprediksikan dengan suatu model pengkajian
(APAM) yang terdiri dari tiga kategori koping, meningkat, keseimbangan dan
penurunan. Sumber-sumber mungkin berasal dari internal atau eksternal.
Refleks meningkatkan kecemasan dan ketegangan. Keseimbangan sebagai
kondisi seimbang adalah suatu kondisi yang mungkin menimbulkan respon
adaptif atau maladaptive. Meskipun adaptasi adalah sesuatu yang positif,
status maladaptive adalah status dimana koping individu dipenuhi dengan
stress, tetapi hanya pada pengeluaran energi dari subsistem yang lain.
Penurunan adalah suatu kondisi dimana individu telah mengurangi atau
menghabiskan sumber-sumber untuk digunakan
Stress : Suatu respon yang umum untuk rangsangan yang penuh stress dalam
perubahan pola yang melibatkan endokrin, GI dan system limpatik yang
diidentifikasi sebagai sindrom adaptasi umum (GAS). Tiga fase dari GAS
adalah reaksi alarm, status resistensi dan status kelelahan.Rangsangan
dipersepsikan sebagai ancaman atau perubahan (Lazarus). Stres atau distress
(Selye). Engle diidentifikasi sebagai reaksi psikologik dalam menghadapi
stress dengan reaksi/ respon flight atau fight. Teori Modeling dan Role
Modeling mensintesakan semuanya kedalam pandangan yang lebih holistik
Self Care : Merupakan proses mengelola respon dalam menghadapi stress.
Self care termasuk apa yang harus kita ketahui tentang diri kita, sumbersumber yang kita miliki dan perilaku kita
Pengetahuan tentang Self Care : informasi tentang diri individu
mempengaruhi bagaimana meningkatkan atau mempengaruhi kesehatan
individu itu sendiri, hal-hal apa saja yang mempengaruhi penyakit atau
memberi kontribusi dalam masalah secara langsung dan apa saja yang
dibutuhkan untuk meningkatkan pemenuhan, efektifitas dalam suatu situasi
atau kesehatan secara optimal. Termasuk data pikiran-tubuh

Sumber-sumber Self Care. Sumber-sumber internal dan eksternal membantu


koping dalam menghadapi stressor. Perkembangan yang berlebih sebagai
sebagai kebutuhan dasar ditemukan dan dicapai sebagai tugas perkembangan
Tindakan Self Care : Perkembangan dan penggunaan pengetahuan mengenai
selfcare dan sumber-sumber untuk meningkatkan kesehatan secara optimal.
Termasuk semua perilaku sadar dan tidak sadar yang langsung mempengaruhi
kesehatan, pertumbuhan, perkembangan dan adaptasi
PERAN PERAWAT
Memfasilitasi : Membantu klien mengidentifikasi, memobilisasi dan
mengembangkan kekuatan individu menuju kesehatan
Pengasuhan/ pemeliharaan : dengan hati-hati mendukung dan mendorong
klien untuk mengintegrasikan seluruh proses biofisik, kognitif dan afektif
menuju kearah sehat
Penerimaan yang tidak dikondisikan : Menggunakan empati untuk
memenuhi penerimaan individu sebagai sesuatu yang layak/ pantas dengan
tanpa syarat
TUJUAN INTERVENSI
Membangun kepercayaan : melalui hubungan perawat-klien, menjaga janji,
memenuhi kebutuhan dasar secara fisik dan keamanan secara jujur dan dapat
dipercaya, menggunakan sentuhan dan meningkatkan kepercayaan melalui
komentar mengenai kekuatan
Meningkatkan orientasi yang positif : dalam dunia lain, menerima klien
sebagai orang yang berguna dan memfasilitasi kemampuan untuk membangun
dirinya sendiri menuju masa depan yang positif melalui komentar/ permyataan
tentang sesuatu yang akan terjadi pada minggu yang akan datang, dsb

Meningkatkan control : dalam dunia lain, control persepsi adalah kunci,


tanyakan kebutuhan klien dan bagaimana anda dapat membantunya, menerima
opsi dalam merencanakan tindakan, mengenali pencapaian kecil seperti
pernafasan teratur, control perdarahan
Penegasan dan peningkatan kekuatan : Uraikan semua kekuatan yang
dimiliki meskipun kecil seperti : nadi yang kuat, kemampuan BAK/BAB,
berjalan dari tempat tidur ke kursi
Atur hubungan, arahkan pencapaian tujuan kesehatan : libatkan klien dalam
mengembangkan kesehatannya melalui intervensi yang cocok dengan
dunianya.

Equilibrium
Adaptive/maladaptive
Stressor Arousal
Impoverishmen
Model Adaptive Pengkajian Potensial

Equilibrium

Stressor

Coping

Coping
Stressor

Stressor
Arousal

Stress

Hubungan Dinamis

Improverishment

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
KASUS
Seorang perawat anak berupaya memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
anak yang menjadi tanggungjawabnya dengan menerapkan konsep Erikson et.al.Ia
mengalami kesulitan dan hambatan karena pasien sangat tidak kooperatif. Pasien
sering tamapak kaget ketika perawat mendatanginya dan kemudian dia berteriakteriak tidak mau didekati.
PEMBAHASAN
Anak stress karena proses hospitalisasi sehingga dia tidak kooperatif dengan
perawat dimana dia bersikap menolak (koping maladaptif). Untuk mengatasi hal
tersebut, perawat harus memahami terlebih dahulu tentang tumbuh kembang anak.
Dengan demikian diharapkan perawat menemukan cara untuk membina saling
percaya dengan kliennya, dan secara bersama-sama mencapai tujuan agar masalah
teratasi.
Solusi Menurut Teori MRM :
Perawat harus mengidentifikasi :
1. Tahap tumbuh kembang anak yang menjadi tanggungjawabnya
2. Kebutuhan dasar anak yang belum terpenuhi
3. Sumber kekuatan dan support sistem klien : orang tua atau teman sebaya
4. Mekanisme adaptasi klien terhadap stress
5. Memahami tentang konsep kehilangan (loss griefing) pada anak ketika ia
mengalami hospitalisasi

6. Memilih pendekatan yang paling tepat sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak, sehingga dapat terjalin saling percaya antara perawat-klien
7. Pilih intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi anak
8. Libatkan klien dan keluarga dalam memilih dan menerapkan intervensi
keperawatan
9. Gunakan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti oleh klien saat
memberikan intervensi keperawatan
Jika dibahas dengan menggunakan Teori Leiningers Transkultural, maka
penyelesaian kasus diatas adalah sebagai berikut :
1. Perawat harus memahami aspek budaya yang anut klien dan keluarga,
meliputi teknologi, religius dan filosofi, faktor sosial, nilai, kepercayaan dan
cara hidup, politik dan legal faktor, faktor ekonomi dan pendidikan. Hal ini
akan mempengaruhi pola dan pemberian asuhan keperawatan.
2. Perawat tetap harus memahami tentang tahap tumbuh kembang anak, tetapi
dia juga harus memperhatikan aspek budaya dimana anak ini tumbuh dan
berkembang. Dengan latar belakang budaya yang berbeda, anak biasanya juga
memiliki karakter yang berbeda sehingga membutuhkan pendekatan yang
tidak sama dalam menyelesaikan masalahnya.
KASUS LAIN
Ny. R, 26 tahun post SC hari ke 3 (P1A0). Saat ini tinggal serumah dengan mertua
yang sangat overprotektif dan memiliki nilai kepercayaan yang sangat kuat
terhadap budayanya. Ny. R mengalami kesulitan menghadapi mertuanya, yang
sering memberikan aturan-aturan setelah melahirkan yang ia anggap tidak
rasional, misalnya Ny R tidak boleh makan ikan, daging ayam, telor karena itu
dianggap dapat menyebabkan luka lama sembuh dan darah berbau amis.
PEMBAHASAN

Analisa kasus diatas menggunakan Teori Leiningers Transkultural


Konsep teori yang dikemukan oleh Leiningers adalah: culture, cultural
value, culture care diversity, cultural care universality,culture care, worldview,
social structure dimensions, environmental context, etnohistory, generic care
system. Professional care system, cultural congruent nursing care, health, caring
cultural care preservation, cultural care accommodation, and cultural care
repatterning.
Budaya merupakan nilai-nilai, keyakinan dan cara hidup dari setiap
kelompok yang dipelajari, ditransmisikan, dimana menuntun untuk berfikir,
mengambil keputusan dan bertindak dalam cara-cara yang dipolakan (Leininger,
1991). Asumsi teori Leininger berhubungan dengan nilai-nilai, keyakinan, dan
praktek-praktek budaya yang dibentuk dan terikat pada pandangan dunia (world
view) yang meliputi : teknologi, agama dan keyakinan, sosial/kebangsaan, budaya
dan nilai-nilai, politik dan legal, ekonomi dan pendidikan yang saling
mempengaruhi terhadap pola dan bentuk praktek dari layanan keperawatan secara
holistik dengan memandang individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat
sebagai system kesehatan yang berbeda.
Menurut Leininger tindakan keperawatan sebagai sesuatu hal yang
menjembatani antara suatu masyarakat awam dan system professional. Dalam
rangka mencapai keselarasan dan keseimbangan dalam perawatan dengan
memperhatikan budaya terdapat 3 (tiga) hal yang dapat dilakukan oleh perawat
yaitu culture care preservation, cultural care accomodation, dan restrukturisasi
cultural care.

Teori Trancultural Nursing oleh Medilene Linenger dituangkan dalam

Sunrise Model sebagaimana pada gambar berikut:


Sunrise Model yang dikemukakan oleh Leinenger merupakan teori yang
sangat memiliki kesesuaian dengan penerapan proses keperawatan karena
merepresentasikan dari proses pemecahan masalah. Fokus proses keperawatan
adalah klien sebagai penerima layanan kesehatan, sedangkan klien dalam
pandangan Sunrise model difokuskan pada pengetahuan dan pemahaman akan
budaya yang dimiliki oleh klien sebagai suatu kekuatan utama.

Culture shock dapat dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana klien
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan,
sehingga memunculkan perasaan ketidaknyaman, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi. Pemahaman perawat tentang Sunrise Model membantu
perawat untuk mencegah terjadi culture shock dan culture imposition (shock dan
pemaksaan budaya).
Dalam penerapan proses keperawatan, pengetahuan budaya harus dimiliki
sebelum mengideintifikasi kondisi klien. Pada level satu dikaji pengetahuan dan
informasi tentang struktur social dan pandangan dunia terhadap budaya klien.
Selanjutnya dibutuhkan informasi tentang bahasa dan lingkungan, teknologi,
agama, filosophi dan kebangsaan, sosial struktur, nilai budaya dan kepercayaan,
politik, legal sistem, ekonomi dan pendidikan. Pengetahuan ini dibutuhkan dalam
rangka mengaplikasikan keperawatan pada klien dalam konteks individu,
keluarga, kelompok, comunitas dan institusional (level dua).
Penilaian terhadap nilai kepercayaan, tingkah laku klien, terhadap sistem
kesehatan diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan klien dalam rangka
merumuskan diagnosa keperawatan (level tiga). Selajutnya setelah ditetapkan
suatu diangnosa keperawatan maka disusunlah perencanaan dan implementasi
keperawatan (level empat) yang dalam model ini sebagai nursing care decition
and action. Sunrise Model secara spesifik tidak menjabarkan evaluasi sebagai
suatu bagian khusus. Walaupun demikian teori transcultural nursing makna
penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan perawatan yang memberikan
keuntungan bagi klien.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara L. Irvin, RN, PhD.Written January 1997. History MRM.


http://www.mrmnursingtheory.org/aboutus.htm. retrived tanggal 2
November 2008.pukul 13.00 WIB
Leininger, The Basic Concepts of Transcultural Nursing, diambil dari
http://www.culturediversity.org/index.html pada 1 Oktober 2007
Tomey, A.M, and Alligood, M.R.(2006). Nursing Theorist and Their Work, 6th
edition, Mosby-Year Book, Inc, Missouri
Tomey, A.M, and Alligood, M.R.(2006). Nursing Theorist Utilization &
Aplication, 6th edition. Mosby-Year Book, Inc, Missouri

PEMBAHASAN KASUS BERDASARKAN MODELING AND


ROLE MODELING THEORY
Anak di rumah sakit
(hospitalisasi)

Ada kebutuhan dasar yang


tidak terpenuhi

Menggunakan konsep kebutuhan


dasar manusia

Terjadi stressor akibat


perubahan lingkungan

Menggunakan konsep stress &


adaptasi

Menggunakan konsep
kehilangan (loss griefing)

Anak tidak bisa beradaptasi

Merasa kehilangan seperti


teman sebaya, bermain,
sekolah, keluarga

Timbul berduka akibat terjadi


perubahan sehingga menyebabkan
koping tidak adaptif

Menggunakan konsep tumbuh


kembang manusia beserta tugas
perkembangannya
Konsep perkembangan kognitif
Gangguan pertumbuhan;
fisik & psikologis

Intervensi keperawatan
Memahami tahap tumbuh kembang anak,
perkembangan kognitif anak : bahasa yang
sederhana yang dimengerti anak, psikososial:
sesuai tgs perkembangan.
Intervensi disesuaikan dengan kondisi anak

Mengurangi stressor ekternal dan


internal tercapai kesehatan
optimal

Support sistem (individu,


teman sebaya, keluarga)

Faktor politik
dan hukum

Faktor
teknologi : misal
menggunakan
permainan anak

Faktor religi dan


psikososial

Faktor sosial :
teman sebaya,
orang tua,
sekolah

Faktor kultural
nilai,
kepercayaan

Pola dan praktik pemberi


perawatan

Kesehatan/sakit/kematian
secara holistic

Berfokus pada individu, keluarga, kelompok, komunitas


dan institusi dalam berbagai kontek kesehatan

Perawatan individu

Praktik keperawatan

Praktik perawatan profesional

Pengambilan keputusan dan tindakan perawatan


transkultural
Pemeliharaan, negosiasi, restrukturisasi

Mengurangi ekternal dan


internal stressor

Faktor ekonomi

Faktor edukasi

Anda mungkin juga menyukai