Anda di halaman 1dari 3

Kamis, 17 Mei 2012 | 18:49:25 WITA | 339 HITS

Banyak Perawat Kurang Peduli Pasien

Int

Ilustrasi

MAKASSAR, FAJAR -- Kualitas pelayanan rumah sakit salah satunya ditentukan oleh peran perawat yang bertugas di
dalamnya. Perawat yang memiliki sikap tanggap, ramah dan empati terhadap pasien tidak hanya membantu proses
pemulihan si pasien namun juga menunjukkan dedikasinya yang terbaik di rumah sakit.
Fenomena dalam pelayanan keperawatan di Indonesia masih banyak perawat yang melakukan tindakan cure
(penyembuhan) dibanding care (peduli). Hasil penelitian bahkan menunjukkan di Indonesia 81 persen mengatakan
perilaku perawat kurang baik karena mereka kurang mengerti kebutuhan dasar si pasien, jelas Hapsah, S.Kep.Ns.
M.Kep, dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unhas, Rabu, 16 Mei.
Hapsah tampil di hadapan puluhan perawat dalam Seminar Keperawatan bertajuk Profesionalisme dalam Hospitality
and Nursing di RSUD Kota Makassar. Wanita berjilbab ini membawakan materinya berjudul Membangun Pribadi Caring
Perawat untuk Mewujudkan Pelayanan Keperawatan Profesional.
Lebih lanjut Hapsah menekankan perlunya perawat memiliki sikap empati dan peduli kepada pasien sebagai layanan
kepada konsumen. Sebab penentuan kualitas pelayanan di rumah sakit ditentukan berdasar tangible (bukti fisik seperti
gedung dan fasilitas rumah sakit), realibility (kehandalan tenaga dokter dan perawat), responsiveness (tanggap) dan
empati kepada pasien.
Selain Hapsah, pemateri lainnya yang hadir adalah Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Unhas, Dr Hj Ariyanti Saleh, S.Kp, M.Kes yang membawakan materi berjudul Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP). Ariyanti memaparkan hal sama bahwa keluhan masyarakat terhadap perawat bahwa masih banyak yang
kurang profesional dalam bekerja.
Salah seorang peserta, Winda, mengaku kegiatan itu sarat manfaat. Pemaparannya bermanfaat dan semoga bisa
diterapkan dalam pelayanan terhadap pasien, harap perawat yang bertugas di Ruang UGD RSUD Kota Makassar.
(yan/pap)

http://www.fajar.co.id/read-20120516184925-banyak-perawat-kurang-pedulipasien

Keluarga Pasien Balik Lapor Perawat


ke Polres
Senin, 3 Desember 2012 09:07 WIB
More Sharing ServicesShare|Share on facebookShare on myspaceShare on googleShare on twitter

* Terkait Kasus Pemukulan di RSUD Abdya


BLANGPIDIE - Kasus pemukulan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Barat
Daya (Abdya) Kamis (29/11) malam lalu, berlanjut. Setelah perawat melaporkan NR oknum
anggota Brimob ke Polres karena mengaku dipukul saat dinas, kini giliran keluarga pasien yang
juga istri NR, Afrida melaporkan perawat ke polisi.
Kepada Serambi, Minggu (2/12), Afrida mengaku pihaknya telah melaporkan Saiful Akmal, petugas
perawat RSUD ke Polres Abdya, pada Jumat (30/11) malam, yakni beberapa jam setelah petugas
perawat Saiful Akmal melaporkan suaminya NR Polres Abdya karena merasa dipukul saat berdinas,
Kamis (29/11) malam.
Afrida yang juga ibu Zul, pasien yang sedang di rawat di rumah sakit itu, menyebutkan,
pengaduannya ke bagian SPK Polres itu, selain karena merasa dilecehkan sebab, menurutnya, ia
dituduh menyembunyikan remote AC, juga tidak nyaman karena perawat itu telah melakukan
penyerangan terhadap anaknya yang sedang sakit di ruangan Melati.
Istri NR yang juga guru di salah satu sekolah di Desa Pantai Perak Susoh tersebut menambahkan,
ia tidak pernah menyembunyikan remote AC sehingga ia yang sedang tertidur di atas ambal itu
merasa sangat terkejut dengan ucapan sang perawat tersebut yang mengatakan, kalau pinjam
remote AC dikembalikan.
Alangkah terkejutnya saya ketika petugas masuk ke kamar pasien dengan suara tinggi dan
membentak-bentak mengatakan, kalau pinjam remote AC harus dikembaikan, kata Afrida.
Begitu juga masalah tuduhan pemukulan, Afrida yang ketika itu sedang berada di dalam kamar
mengaku bahwa suaminya tidak melakukan pemukulan terhadap perawat itu. Suaminya ketika itu
hanya melerai pertengkaran mulut antara anaknya dengan perawat dimaksud.
Karena takut akan berdampak buruk terhadap kesehatan anaknya, NR langsung mendorong badan
perawat yang dinilai arogan itu keluar kamar. Tak ada pemukulan, suami saya hanya mendorong
perawat itu supaya keluar, katanya.
Hal ini dikuatkan kembali oleh NR yang mengakui tidak pernah memukul atau menampar petugas
perawat tersebut. Aduh, kalau saya pukul pasti perawat itu terjatuh, katanya.
Afrida mengaku bukan hanya membuat pengaduan ke polisi, karena merasa tidak nyaman, pada
siang itu juga usai shalat Jumat anaknya yang baru satu hari dirawat karena sakit tipes itu dibawa
pulang ke rumahnya di Desa Geulumpang Payong, Blangpidie. Dokter yang merawat belum
mengizin karena perlu perawatan instensif, tapi karena merasa tidak nyaman, maka pasien kami
bawa pulang. Kini pasien masih sakit, katanya.
Sebelumnya diberitakan, Syaiful Akmal (25), perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh
Barat Daya (Abdya), Jumat (30/11) malapor ke Mapolres Abdya, karena dipukul oleh salah seorang

oknum anggota Brimob Calang Aceh Jaya berinisial NR, saat bertugas di rumah sakit tersebut,
Kamis (29/11) malam. Syaiful Akmal mengaku, pemukulan itu telah menyebabkan dirinya trauma,
pendengaran terganggu, dan kepala sering pusing.
Sementara oknum Brimob, NR, yang dikonfirmasi Serambi via telpon selularnya, mengatakan tidak
pernah melakukan pemukulan terhadap seorang petugas perawat di RSUD Abdya, sebagaimana
dilaporkan. Tapi ia mengakui hanya mendorong.(az)
Belum Terima Pengaduan
KAPOLRES Abdya, AKBP Eko Budi Susilo SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Marzuki SH yang dihubungi
Serambi, Minggu (2/12) mengaku belum menerima pengaduan Afrida tentang pelecehan dan
penyerangan terhadap anaknya yang dilakukan oleh Saiful Akmal, perawat RSUD Abdya.
Mungkin sudah dilaporkan ke SPK. Tapi hingga saat ini saya belum menerima pengaduan itu,
ujarnya sembari mengatakan kasus pemukulan perawat yang dilakukan oknum Brimob masih
dalam pemeriksaan saksi.(az)
Selesaikan secara Hukum
DIREKTUR RSUD Abdya, Muazam ST SE yang dihubungi masih dinas di Jakarta, secara tegas
mengatakan, pihaknya tetap komitmen bahwa kasus itu harus diselesaikan secara hukum. Ini
dilakukan agar kasus serupa tidak terulang kembali di rumah sakit.
Bisa saja damai, tapi kasus itu harus diselesaikan terlebih dulu secara hukum. Hal ini untuk
menjadi pelajaran, sehingga kasus serupa tidak terulang kembali di rumah sakit ini, tegasnya.(az)
Tugas Kapolda Baru
DEWAN Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Langsa, juga
mendesak kasus tersebut diselesaikan secara hukum. Humas DPD PPNI Kota Langsa, Zulfadli,
melalui pers rilis yang diterima Serambi, Minggu (2/12), meminta meminta aparat penegak hukum
agar menindak tegas oknum Brimob pelaku pemukulan perawat RSUD Abdya, Syaiful Akmal.
Kepada Kapolda Aceh yang baru saja dilantik, agar permasalahan ini menjadi tugas baru untuk
memproses oknum Brimob yang melakukan pemukulan perawat di Abdya tersebut. Kepada PPNI
Provinsi Aceh juga harus menanggapi dan mengawasi terus proses hukum permasalahan ini,
Zulfadli dalam rilishya.(c42)
Editor : bakri

http://aceh.tribunnews.com/2012/12/03/keluarga-pasien-balik-lapor-perawat-kepolres

Anda mungkin juga menyukai