40 Votes
Analisis laporan keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio. Rasio
memiliki pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical termsyang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan dua macam data fincancial. Terdapat banyak rasio analisis yang dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun secara umum dalam beberapa literatur dibagi
menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial
jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar. Beberapa jenis rasio likuiditas dan rumus perhitungannya dapat dilihat
sebagai berikut :
Current Ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rumus untuk menghitung current rasio
adalah sebagai berikut :
Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets). Rumusannya adalah
sebagai berikut :
Cash Ratio = (Kas + Efek )/Kewajiban Lancar
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets), rumus quick ratio
adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = (Kas + Efek + Piutang)/Kewajiban Lancar
Working Capital to Total Assets Ratio dipergunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan
posisi modal kerja (netto). Rumusnya sebagai berikut :
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :
TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan
kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang
jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin
hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai berikut :
TAD Coverage =( Jml Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar
bunga hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Times Interest Earned Ratio = EBIT /Bunga Hutang Jangka Panjang
3. RASIO AKTIVITAS
Rasio Efetivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumberdaya
yang dimiliki. Rasio Aktivitas diantaranya adalah :
Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvesasikan
untuk menghasilkan revenue. Rumusnya sebagai berikut :
Total Assets Turnover = Penjualan Bersih/Total Aktiva
Receivable Turnover
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana
yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Rumusnya sebagai
berikut :
Receivable Turnover = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata
Average Collection Period digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika menghasilkan angka yang semakin kecil
menunjukan hasil yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Average Collection Period = (Piutang Rata-rata x 360)/Penjualan Kredit
Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan
yang berputar pada suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya
overstock. Rumusnya sebagai berikut :
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rata-rata
Average Days Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata persediaan barang
dagangan berada di gudang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
Average Days Inventory = (Persediaan Rata-rata x 360 )/Harga Pokok Penjualan
Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (netto) yang berputar
pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat diperusahaan, dihitung dengan rumus
berikut :
Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Aktiva Lancar Kewajiban Lancar)
4. RASIO PROFITABILITAS
Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri. Rasio
Profitabilitas atau disebut juga dengan istilah Rentabilitas diantaranya adalah :
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto per
rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :
Gross Profit Margin = (Penjualan Bersih HPP) / Penjualan Bersih
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi sebelum bunga
dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya adalah sebagai berikut :
OIR = (Penjualan Bersih HPP Biaya2)/Penjualan Bersih
Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka
rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya sebagai berikut :
Operating Ratio = (HPP + By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih
Net Profit Margin atau Sales Margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih
per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukan kinerja yang semakin baik,
rumusnya sebagai berikut :
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)/Penjualan Bersih
ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sbb :
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva
Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham preferen dan saham biasa. Rumusnya adalah :
Rate of Return For Owners = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Modal Sendiri