Anda di halaman 1dari 4

BAB I

ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. BY
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Ruang
: Bedah thoraks
RM
: 2132793
Diagnosis
: rinosinusitis kronik (HbsAg +)
Tindakan
: FESS
B. ANAMNESIS
Riwayat Operasi
Riwayat Alergi

: (-)
: Makanan (-)
Obat (-)
Riwayat penyakit penyerta : Penyakit Paru(-)
Hipertensi(-)
DM(-)
Hepatitis B (+)

Riw.Asma(-)
penyakit jantung(-)
Riw.Stroke(-)

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
BB
: 53 kg
Tanda Vital
: TD : 120/70 mmHg
Nadi : 87x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : afebris
Mata
: CA (-/-) , SI (-/-)
Mulut
: Mallampati I, dapat membuka mulut 3 jari
Gigi goyang (-), Gigi palsu (-)
THT

: T1-T1 tenang.

Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas

: Pembesaran KGB (-), Ekstensi maksimal (+)


: Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
: BJ I & II (N), murmur (-), Gallop (-)
: Datar, lemas, BU (+)
: Akral hangat, edema (-/-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah
Hb
: 14 g/dl (N)
Ht
: 45 % (N)
Leukosit
: 6.650 /mm (N)
Trombosit
: 279.000/dl (N)
BT/CT
: 2/6 mnt (N)
PT/APTT
: 10,9/34,7 detik (N)
GDS
: 76 mg/dl
Ureum
: 27 mg/dl
Kreatinin
: 0,8 mg/dl
HbsAg
: reaktif
Rontgen Thorax
Kesan : Cor dan pulmo dalam batas normal
EKG
Kesan : dalam batas normal
E. DIAGNOSIS KERJA
Rhinosinusitis kronik
Tindakan : FESS
F. STATUS FISIK
Setelah dilakukan kunjungan pre-op anastesi, dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan melihat hasil pemeriksaan penunjang maka status
fisik pasien ini adalah ASA II dengan HbsAg (+)
G. ANESTESI General anestesi dengan ETT non kinking
1.
Premedikasi :
Midazolam (0,05-0,1mg/kgBB)
BB : 53 kg
0,05 x 53 = 2,65 mg
0,1 x 53 = 5,3 mg
3 mg
Sediaan 5cc: 1mg/cc 3 cc
Fentanyl (1-3 g/kgBB)
1x53 = 53 g
3x 53 = 159 g
100 g
Sediaan 2cc : 50 g/cc 2 cc
2.

Induksi :

Propofol (2-2,5 mg/kgBB)


2 x 53 = 106 mg
2,5 x 53 = 132,5 mg
130 mg
Sediaan 20 cc: 10 mg/ml 13 cc
3.
Pelumpuh Otot :
Atracurium (0,5-0,6 mg/kgBB)
0,5 x 53 = 26,5 mg
0,6 x 53 = 31,8 mg
30 mg
Sediaan 2,5cc: 10 mg/ml 3 cc
Rumatan (0,1 mg/kgBB)
0,1 x 53 = 5,3 mg 5 mg = 0,5 cc
4. Ventilasi positif O2 4 L/menit
Oksigen yang harus diberikan 53 X 6 = 318
318 X 12 = 3816 ml 4 L
5. Pemasangan ETT
Dewasa laki-laki digunakan ETT non kinking dengan cuff ukuran
7,5
6. Maintenance :
N2O & O2 serta sevofluran 1,5 Vol%
BMR O2 : 3-5 ml/kgBB
3 x 53 = 159 ml
5 x 53 = 265 ml
300 ml
N2O : O2 = 1 : 3 = 1 L : 3 L
Monitoring :
Pemantauan adekuatnya jalan nafas dan ventilasi selama anestesia :
Pengamatan tanda klinis (kualitatif) seperti pergerakan dada,
observasi reservoir breathing bag, serta pastikan stabilitas ETT
tetap terjaga.
Pemantauan adekuat tidaknya oksigenasi selama anestesia :
Pemantauan dibantu dengan pemasangan pulse oximetri untuk
mengetahui saturasi O2.
Pemantauan adekuat tidaknya fungsi sirkulasi pasien :

Pemantauan tekanan darah arterial dan denyut jantung


Pemantauan EKG secara kontinu mulai dari sebelum induksi

anestesi.
Setiap pasien yang mendapat anestesi, selain dari metode
pemantauan (monitor), bisa dilakukan perabaan denyut nadi

atau auskultasi bunyi jantung.


Pemantauan suhu tubuh selama anestesia
- Bila perubahan suhu tubuh pasien diperlukan, atau diantisipasi
akan terjadi, suhu tubuh pasien sebaiknya dipantau selama
-

anestesi.
Bila diperlukan, tersedia alat yang dapat memantau suhu tubuh
pasien. Hasil pemantauan dicatat di atas rekam medis anestesi

pasien.
Pemantauan kebutuhan cairan pasien selama anestesia
- Input : berupa Infus
- Output : Perdarahan, urin.
Hasil pemantauan dicatat di atas rekam medis anestesi pasien.

Anda mungkin juga menyukai