Anda di halaman 1dari 5

Islam

Islam tidak membiarkan manusia di alam ini terbelenggu dalam persoalan yang tidak dapat
dipecahkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan
kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk dari yang baik. (QS. Ali
Imran: 179) arena itu, salah satu tujuan dari ajaran Islam ialah menghilangkan
kemadharatan/bahaya (dafu al-dharar) yang menimpa manusia baik bahaya yang
mengancam fisik maupun psikis. Tujuannya adalah agar manusia dapat menjalankan
tugasnya sebagai makhluk Allah SWT. -menyembah dan mengabdi kepada-Nya- di muka
bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik atau Psikis seseorang tidak sehat tentu ia tidak
akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik. Karena itu, Islam sangat
memperhatikan masalah kesehatan dan menganjurkan agar manusia menjaga kesehatan.
Maka dari itu, ketika dunia dikejutkan dengan merebaknya penyakit tuberculosis atau TB
yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis, umat Islam berkewajiban
untuk menanggulanginya agar penyakit ini tidak menyebar lebih luas lagi

Melihat bahaya/madharat yang ditimbulkan penyakit TB sangat besar, yang tidak saja
mengancam penderita tetapi juga orang-orang yang dekat dengan penderita bahkan anak-anak,
maka jelas dalam Islam menanggulangi penyakit TB hukumnya wajib.

Hal ini sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW berikut:



"Tidak boleh ada bahaya dan yang membahayakan. (Maksudnya sesuatu yang dapat
menimbulkan bahaya harus dihilangkan)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Islam memerintahkan kepada para pemeluknya agar
senantiasa menghilangkan segala hal yang mengandung bahaya. Bahaya dalam artian ini
sangat luas, bahkan termasuk di dalamnya ancaman penyakit TB. Penyakit TB dapat
dikategorikan sebagai bahaya yang harus dihilangkan sebagaimana hadits ini, karena
penyakit ini sudah terbukti membunuh jutaan orang dan berpotensi menular kepada
jutaan orang lainnya.
penanggulangan penyakit ini juga merupakan kewajiban kaum muslim sebagaimana
kewajiban untuk mencegah terjadinya kemungkaran. Hal ini sebagaimana seruan Allah
SWT dalam firman-Nya berikut: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104) Maka jelas dalam
Islam, hukum pencegahan penyakit TB hukumnya wajib dan umat Islam harus
berpartisipasi dalam tindakan pencegahan penyakit TB dengan kemampuan masingmasing.


Berkaitan dengan penularan penyakit TB yang saat ini sudah sangat mengkhawatirkan,
tidak saja menyerang orang-orang miskin tetapi juga orang kaya, baik di lingkungan yang
kumuh maupun yang bersih, Islam telah memiliki konsep pencegahan yang
konprehensip, yaitu konsep tentang kesehatan dan kebersihan. Sebagaimana diketahui
bahwa penularan penyakit TB berkaitan dengan dua hal ini, yaitu cara hidup tidak sehat
dan tidak bersih.
Islam memandang kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena itu Rasulullah menegaskan bahwa orang Islam yang kuat lebih baik dan
lebih disenangi di mata Allah daripada orang mukmin yang lemah seperti diungkapan
dalam hadis berikut:

Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disenangi di mata Allah daripada orang
mukmin yang lemah. (HR. Muslim)
Senada dengan hadis ini, ada pepatah Arab yang menyatakan:

Akal yang sehat terdapat dalam jiwa yang sehat.
Mengingat pentingnya kesehatan sebagaimana diungkapkan dalam hadits di atas, maka
menjaga kesehatan merupakan perintah wajib bagi setiap muslim. Karena dalam kaidah
hukum Islam perintah terhadap sesuatu juga berarti perintah untuk melaksanakan
perantaranya atau kaidah lain perbuatan yang hanya dengan perbuatan itu suatu
perintah wajib menjadi sempurna maka perbuatan tersebut hukumnya wajib. Artinya
jika membangun badan/fisik yang sehat merupakan perintah wajib, maka melakukan
perbuatan untuk menjaga kesehatan hukumnya wajib pula.
Ketika Islam memandang kesehatan merupakan faktor yang sangat penting, maka Islam
juga memberikan petunjuk bagaimana hidup sehat. Di antara yang sangat ditekankan
dalam Islam adalah faktor makanan. Islam menyuruh kaum muslim tidak memakan
makanan kecuali makanan yang halal dan bergizi seperti dalam firman Allah berikut:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik (bergizi) dari apa yang terdapat di
bumi.. (QS. Al-Baqarah: 168)
Makanan yang halal dan bergizi akan membuat tubuh kuat dan tahan terhadap serangan penyakit.
Dengan tubuh yang sehat dan kuat ini maka kemungkinan tertular penyakit TB menjadi kecil
Islam juga sangat menekankan kebersihan. Bahkan Allah SWT sangat menyintai orang-orang
yang bersih sebagaimana dalam firman-Nya berikut:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222)
Dalam hadis Rasulullah SAW juga dinyatakan:

Islam itu bersih maka peliharalah kebersihan karena sesungguhnya tidak masuk surga kecuali

orang-orang yang bersih. (Al-Hadis)


Dua konsep Islam tentang kesehatan dan kebersihan di atas sangat tepat untuk pencegahan
penyakit TB. Karena pencegahan penyakit TB memang harus dilakukan dengan dua sisi, yaitu
sisi manusianya yang harus memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan sisi kebersihan lingkungan
yang menjadi media penularan penyakit TB.
Dari sisi lingkungan sangat penting diperhatikan karena penularan penyakit TB melaui mediasi
lingkungan yang tidak sehat. Seperti penderita TB yang meludah sembarangan, batuk tidak
menutup mulut, menggunakan gelas minum secara sembarangan, dan lain-lain. Jika dikaitkan
dengan konsep kebersihan dalam Islam, maka di samping orang yang tidak menderita TB harus
menjaga kebersihan lingklungan, bagi penderita juga harus bisa menjaga diri tidak melakukan
perbuatan yang bisa menularkan penyakitnya kepada orang lain, seperti meludah sembarangan,
batuk tidak menutup mulut, dan lain sebagainya
Dari segi agama yang lain lebih ke arah pencegahan dan pengobatan secara umum
Buddha
pengobatan
Pada zaman sang Buddha gotama pengobatan sudah diperkenankan atau dianjurkan bagi para
bhikkhu maupun bhikkhuni. Dalam vinaya pitaka terdapat peraturan-peraturan untuk bhikkhu
yang akan menjalani operasi dan pemakaian obat-obatan yang dianjurkan oleh sang Buddha.
Pengobatan pada zaman sang Buddha menggunakan pengobatan-pengobatan yang bersifat alami
yaitu dari tanaman herbal dan terapi. Akan tetapi sesuai dengan perkembangannya pengobatan
fisik terutama bagian-bagian organ dalam seperti, sakit jantung, ginjal, paru-paru dan lain
sebagainya sudah tidak menggunakan tanaman-tanaman herbal lagi melainkan sudah
menggunakan alat-alat medis yang lebih lengkap dan canggih.

Kristen

Pencegahan
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, dalam kesempurnaan. Allah
menghendaki agar umat-Nya memiliki tubuh yang sehat (1 Tes. 5:23; 3 Yoh.
1:2). Bahkan Allah juga berinisiatif memberikan beberapa cara yang dapat kita gunakan
untuk menjaga dan merawat tubuh kita agar tetap sehat
Alkitab juga mengungkapkan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup, Ul
23:12-13, karantina, Im 12:1-4, makanan haram dan halal, dan lain-lain. Juga mengenai
Kesembuhan Ilahi, yaitu kesembuhan yang dialami bukan karena pengobatan tetapi oleh
penyataan kuasa Tuhan Allah.

Allah juga menetapkan pola olahraga terbukti dengan adanya contoh olahraga (lari
estafet) yang digunakan dalam pengertian rohani oleh Rasul Paulus menunjukkan bahwa
olahraga menjadi bagian yang penting bagi kesehatan kita (2 Tim. 2:5).

Alkitab juga menyebutkan beberapa cara penyembuhan dan pemulihan dari penyakit.
(a) Secara preventif yaitu cara pencegahan dengan mengatur pola kerja, istirahat,
makan, dan olehraga; sebaiknya kontrol kesehatan minimal setahun sekali.
(b) Secara kuratif yaitu cara penyembuhan yang bisa diperoleh
melalui mukjizat (Mrk. 1:34), minum obat(Yer. 30:17), dan pengobatan medis (dulu
tabib, sekarang dokter Mat. 9:12).
SEBAB-SEBAB PENYAKIT
Alkitab menunjukkan istilah yang berbeda untuk penyakit, yaitu:
Perjanjian Lama (Ibrani),

khala, kholi dan makha-a, artinya dalam keadaan sakit akibat dari ketidakseimbangan
tubuh sehingga mendapat infeksi -pasteurella pestis- atau tertular madweh, Ul 7:15,
28:61, dan davar, Maz 41:8, artinya masalah, yaitu masalah buruk itstsavon artinya
kesakitan, Kej 3:16-17, hukuman, Kej 4:13

Perjanjian Baru (Yunani)

astheneia, berasal dari kata a = tidak/negatif; sthenos = kuat, artinya tidak kuat, lemah
secara badani, orang yang dalam kondisi lemah, sakit. Kata kerjanya, astheno atau kakos
ekhein kamno dan arrhostos, Yak 5:15, Mark 6:13, artinya tidak tegap malakia artinya
nasib buruk nosema dan nosos artinya penyakit

pengobatan

Kata tabib yang dipakai dalam Alkitab mengandung pengertian sama dengan dokter pada masa
kini, Ibrani:Rafa/rapha, Kel 15:26; Yer 8:43, Yunani:iatros, Mark 5:26; Luk 4:23, 5:32, 8:43; Kol
4:14, Lukas sebagai tabib yang dikasihi.
Pengertian tabib ini berbeda dengan 2 Taw 16:12, yaitu tabib yang mempunyai roh sihir dan
tidak layak disebut tabib; Ayb 13:4 tabib palsu. Pada masa lalu, selain tabib juga dikenal orangorang yang membantu pekerjaannya dalam menyembuhkan orang sakit.
,

http://vatihin.blogspot.com/2012/05/pandangan-buddhisme-mengenai-pengobatan.html
http://nafisinstitute.blogspot.com/2007/12/penanggulangan-tb-perspektif-islam.html
http://basten-ronald.blogspot.com/
http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/01/perawat-dan-keperawatan-417575.html

Anda mungkin juga menyukai