Anda di halaman 1dari 7

SINUSITIS

REVERSIBEL

FOTO SPN
(PLAIN)

CT- SCAN

SINUSKOPI

Gambaran foto polos sinusitis


dapat dinilai dari ketiga posisi
foto polos waters, caldwell
maupun lateral antara lain
terlihat penebalan mukosa,
air fluid level (kadangkadang), perselubungan
homogen atau tidak
homogen, penebalan dinding
sinus dengan sklerotik (pada
kasus-kasus kronik).

Pemeriksaan CTSCAN gambaran radiologi


sinusitis dapat berupa lesi
hyperdens, gambaran air
fluid level, analisis tulangtulang secara rinci, bentukbentuk jaringan lunak yang
rinci.
Potongan aksial merupakan
standar pemeriksaan paling
baik yang dilakukan untuk
mengevaluasi sinus
paranasalis.
CT-Scan pada sinusitis akan
tampak :
Penebalan mukosa
Air fluid level
Perselubungan homogen
atau tidak homogen pada
satu atau lebih sinus
paranasal
Penebalan dinding sinus
dengan sklerotik (pada
kasus kronik)

Pemeriksaan sinuskopi
dilakukan dengan cara
melakukan pungsi menembus
dinding medial sinus
maksilaris melalui meatus
inferior. Dengan alat
endoskopi kemudian dapat
dinilai kondisi sinus maksilaris
yang sesungguhnya. Lebih
lanjut dapat dilakukan irigasi
sinus sebagai
metode penatalaksanaan.

Sinusitis akan menunjukkan


gambaran berupa :
1. Penebalan mukosa
2. Opasifikasi sinus ( berkura
ngnya pneumatisasi)
3. Gambaran air fluid level
yang khas akibat
akumulasi pus yang dapat
dilihat pada foto waters

Foto head CT-SCAN potongan


coronal, simetris pada

Dapat dilihat perubahan


mukosa sinus, jumlah sekret
yang ada di dalam sinus,dan
letak dan keadaan dari
ostium sinus.

Foto polos tak dapat


membedakan antara
penebalan mukosa dan
gambaran fibrotik beserta
pembentukan jaringan parut,
dimana hanya tampak
sebagai penebalan dinding
sinus.

penderita dengan diagnosa


klinis suspect sinusitis,
interval 7mm, tanpa kontras
hasilnya berupa tampak lesi
Hyperdens di sinus maksilaris
bilateral terutama sinistra
(slice 9-17, HU 42), frontalis
bilateral (slice 13-15) dan
ethmoidalis sinistra (slice 1113) terdapat air fluid level ,
tidak terdapat osteodetruksi,
tidak tampak deviasi septum
nasi , cavum orbita tampak
baik dan simetris, bulbus
oculi tampak baik dan
simetris , tidak tampak
kelainan pada retrobulbair
bilateral dan choanae dan
nasofaring tampak baik.

SINUSITIS
IRREVERSIBEL

Akan tampak perselubungan


atau penebalan mukosa atau
batas cairan udara (air fluid
level) pada sinus yang sakit.
Posisi Waters adalah
untuk memproyeksikan
tulang petrosus supaya
terletak di bawah antrum
maksila, yakni dengan
cara menengadahkan
kepala pasien sedemikian
rupa sehingga dagu
menyentuh permukaan
meja. Posisi ini terutama
untuk melihat adanya
kelainan di sinus maksila,
frontal dan etmoid.
Posisi Posteroanterior
untuk menilai sinus frontal
dan Posisi Lateral untuk
menilai sinus frontal,
sphenoid dan etmoid

Gambar CT scan sinus


paranasal diperlukan untuk
mengidentifikasi penyakit
dan perluasannya serta
mengetahui landmark dan
variasi anatomi organ sinus
paranasal dan hubungannya
dengan dasar otak dan orbita
serta mempelajari daerahdaerah rawan tembus ke
dalam orbita dan intra
kranial.

Untuk mengetahui perubahan


mukosa masih reversible atau
tidak, dapat juga dilakukan
dengan pemeriksaan
sinuskopi, yaitu melihat
antrum (sinus maksila)
secara langsung dengan
menggunakan endoskop.

TEKNIK
PEMBEDAHAN
SINUSITIS
SIMPLE

NON-RADIKAL

RADIKAL

Tindakan untuk membantu


memperbaiki drainase dan
pembersihan secret dari sinus
yang sakit.

Untuk sinusitis maksila :


dilakukan pungsi dan irigasi
sinus
untuk sinusitis ethmoid,
frontal atau sfenoid dilakukan
tindakan pencucian Proetz.

Irigasi dan pencucian sinus ini


dilakukan 2 kali dalam seminggu.
Bila setelah 5 atau 6 kali tidak
ada perbaikan dan klinis masih
tetap banyak sekret purulen,
berarti mukoasa sinus sudah
tidak dapat kembali normal
(perubahan irreversible), maka
perlu dilakukan operasi radikal.

Bedah Sinus Endoskopik Fungsional


(BSEF) atau Functional Endoscopic
Sinus Surgery (FESS) adalah teknik
operasi pada sinus paranasal dengan
menggunakan endoskop yang bertujuan
memulihkan mucociliary clearance
dalam sinus. Prinsipnya ialah membuka
dan membersihkan daerah kompleks
osteomeatal yang menjadi sumber
penyumbatan dan infeksi sehingga
ventilasi dan drenase sinus dapat lancar
kembali melalui ostium alami.
Teknik bedah BSEF sampai saat ini
dianggap sebagai terapi terkini untuk
sinusitis kronis dan bervariasi dari
yang ringan yaitu hanya membuka
drenase dan ventilasi kearah sinus
maksilaris (BSEF mini) sampai kepada
pembedahan lebih luas membuka
seluruh sinus (fronto-sfenoetmoidektomi).
Indikasi umumnya adalah :
1. Rinosinusitis kronik
2. Rinosinusitis akut berulang dan polip
hidung yang telah diberi terapi
medikamentosa yang optimal.
3. Rinosinusitis dengan komplikasi dan
perluasannya

SINUS MAKSILA
Antrostomy : membuat saluran
antara rongga hidung dengan
sinus maksila dibagian lateral
konka inferior.
Gunanya untuk mengalirkan
nanah/ pus yang terkumpul di
meatus media
Operasi Caldwell-Luc : membuka
sinus maksila dengan menembus
tulang pipi.
SINUS ETMOID
Etmoidektomi intranasal
Etmoidektomi ekstranasal
Insisi dibuat disudut mata, pada batas
hidung dan mata. Di daerah itu sinus
etmoid dibuka, lalu dibersihkan.
SINUS FRONTAL & SPHENOID
Killian
Insisi dibuat seperti pada
etmoidektomi ekstranasal, tetapi
kemudian diteruskan ke atas alis.
Seringkali pembedahan untuk
membuka sinus frontal dilakukan
bersama dengan sinus etmoid yang
dinamakan fronto-etmoidektomi.

4.
5.
6.
7.

Mukokel
Sinusitis alergi yang berkomplikasi
Sinusitis jamur yang invasif
Neoplasia

Bedah sinus endoskopi sudah meluas


indikasinya antara lain untuk
mengangkat tumor hidung dan sinus
paranasal, menambal kebocoran liquor
serebrospinal, tumor hipofisa, tumor
dasar otak sebelah anterior, media
bahkan posterior, dakriosistorinostomi,
dekompresi orbita, dekompresi nervus
optikus, kelainan kogenital (atresia
koana) dan lainnya.
Kontraindikasi antara lain :
1. Osteitis atau osteomielitis tulang
frontal yang disertai pembentukan
sekuester.
2. Pasca operasi radikal dengan rongga
sinus yang mengecil (hipoplasi).
3. Penderita yang disertai hipertensi
maligna, diabetes mellitus, kelainan
hemostasis yang tidak terkontrol
oleh dokter spesialis yang sesuai.

KLASIFIKASI SINUSITIS
(BERDASARKAN GEJALA KLINIS)

SINUSITIS REVERSIBEL (SINUSITIS AKUT &


SUBAKUT)

SINUSITIS IRREVERSIBEL (SINUSITIS KRONIS)

Sinusitis Akut : terjadi kurang dari 4 minggu2


Sinusitis Sub-Akut : terjadi antara 4 minggu sampai dengan 3
bulan

Keluhan utama sinusitis akut :


Hidung tersumbat dengan sekretpurulen disertai dengan
nyeri/tekanan pada daerah wajah.
Sekret yang timbul seringkali turun ke tenggorok yang
dikenal dengan post-nasal drip.
Keluhan nyeri atau tekanan di daerah sinus yang terkena.
- Nyeri pada pipi, gigi dan telinga menandakan sinusitis
maksilaris
- Nyeri diantara kedua mata atau di belakang bola mata
menandakan sinusitis etmoidalis
- Nyeri pada dahi atau seluruh kepala menandakan
sinusitis etmoidalis. nyeri di vertex, oksipital, belakang
bola mata, dan pada daerah mastoid menandakan
sinusitis sphenoidalis .
Gejala lain adalah sakit kepala, hiposmia sampai dengan
anosmia,halitosis, dan post-nasal drip yang dapat
menyebabkan batuk dan sesak terutamapada anak
Keluhan sistemik : berupa demam dan malaise.

Sinusitis Kronik : terjadi lebih dari 3 bulan


Sinusitis kronik, keluhan umumnya tidak khas sehingga sulit
didiagnosis. Keluhan umumnya hanya 1-2 dari gejala berupa :
Sakit kepala kronik
Post-nasal drip
Batuk kronik
Gangguan tenggorok
Gangguan telinga akibat gangguan muara Tuba
Eustachius
Gangguan ke paru seperti bronkitis, broniektasis, dan
peningkatan serangan asma yang sulit diobati.
Pada anak, secretmukopus yang tertelan juga
dapat menyebabkan terjadinya gastroenteritis.

Anda mungkin juga menyukai