Anda di halaman 1dari 7

PRE PLANNING CALMING TECHNIQUE UNTUK MENURUNKAN

STRESS PADA Ny. S DENGAN DIABETES MELITUS DI RW IV


KELURAHAN PUDAK PAYUNG
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Rita Hadi W, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Oleh:
TAAT PAMUJI
22020114210010

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
1

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
PRE PLANNING CALMING TECHNIQUE UNTUK MENURUNKAN
STRESS PADA Ny. S DENGAN DIABETES MELITUS DI RW IV
KELURAHAN PUDAK PAYUNG
A. Latar Belakang
Tingkat stress yang tinggi merupakan faktor pemicu terhadap adanya
kenaikan kandungan gula dalam darah terutama pada penderita Diabetes
Mellitus (DM). DM itu sendiri merupakan salah satu penyakit kronis yang
disebabkan jumlah atau konsentrasi glukosa atau gula dalam darah melebihi
keadaan normal. DM terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe I dan II.
Tipe pertama disebut Diabetes Tipe I (Insulin Dependent Diabetes
Melitus/IDDM) merupakan diabetes yang tergantung insulin yang ditandai
oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebabkan oleh faktor genetik,
faktor imunologi, dan faktor lingkungan. Sedangkan Diabetes Tipe II (Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM) menyebabkan resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui.
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan yaitu usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia
diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga, dan kelompok etnik.
Prevalensi angka kejadian DM tipe I sebesar 0,5%, sedangkan tipe II
mendekati 2 %. Berdasarkan laporan WHO yang dikutip oleh Perkeni (2008)
bahwa prevalensi DM sebesar 1,5% - 2,3% akan menjadi 5,7% pada
penduduk usia lebih dari 15 tahun dan berdasarkan laju pertambahan
penduduk, pada tahun 2020 diperkirakan akan ada sejumlah 178 juta
penduduk yang menderita diabetes mellitus. Berdasarkan pengklasifikasian
DM, jumlah penderita DM tipe 2 pada th 2000 diperkirakan mencapai 12,3

juta orang dan akan meningkat menjadi 19,4 juta pada tahun 2010.
Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup,
asupan makanan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, kegemukan
serta gaya hidup yang modern. Di wilayah Jawa Tengah, angka prevalensi
DM saat ini diperkirakan 2,3%.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan di RW IV Kelurahan Pudak
Payung diperoleh hasil bahwa dari 97 warga yang diwawancarai dan
diperiksa gula darahnya diperoleh hasil bahwa 17 warga menderita diabetes
mellitus dengan keseluruhan tipe diabetes melitus II. Proporsi penderita DM
di RW IV Pudak payung yang mudah merasa stres sebanyak 12 orang
(70,60%) sedangkan Ny. S termasuk didalamnya. Hal tersebut ditunjukkan
dengan perilaku Ny. S yang mudah sekali marah dan stress apabila ada
sesuatu yang mengganggu, meskipun hal itu sangat sepele. Hal tersebut
terutama terjadi jika ada orang yang membicarakannya, Ny. S menjadi
semakin sensitif mengingat kondisi penyakitnya yang sudah menahun, warga
sekitar menganggap Ny. S seorang yang sakit-sakitan dan sering keluar
masuk rumah sakit. Berbagai hal tersebut memperparah kondisi sakit Ny. S,
apalagi ditambah dengan mekanisme koping Ny. S yang kurang baik (maladaptif). Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan sebanyak 3 kali yaitu tgl
08, 15, dan 29 Oktober adalah 389mg/dL, 284mg/dL, dan 208mg/dL.
WHO merekomendasikan bahwa strategi efektif perlu dilakukan
secara terintegrasi terhadap pengendalian faktor resiko untuk menurunkan
jumlah mortalitas akibat DM. Pengendalian DM lebih diprioritaskan pada
pencegahan dini melalui upaya promotif, preventif, dan kuratif &
rehabilitatif. Pada tahap kuratif dan rehabilitatif, terapi komplementer perlu
dilakukan selain hanya mengandalkan terapi farmakologi, dengan tujuan
untuk mengembalikan metabolisme gula dalam darah hingga menjadi normal
kembali, mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi, mendidik
penderita dalam pengetahuan dan memotivasi agar dapat merawat
penyakitnya secara mandiri. Terapi aktivitas fisik merupakan salah satu
bentuk terapi primer yang dapat dilakukan bagi penderita diabetes mellitus,

termasuk bagi Ny. S sebagai objek sekaligus subjek terapi. Terapi fisik yang
dipilih memiliki imbas pada kemampuan psikologis klien yakni peningkatan
koping Ny. S dalam menghadapi masalah. Adapun terapi yang dipilih adalah
calming technique, hal tersebut berkaitan erat dengan keluhan kini yang
dialami oleh Ny. S, yakni sesak nafas akibat terlalu stress.
Teknik menenangkan diri atau calming technique termasuk
didalamnya meliputi nafas (breathing), dan tingkah laku (behavior).
Sedangkan untuk kesempatan ini, teknik yang akan diajarkan adalah cara
bernafas untuk mengurangi tekanan yang sedang dialami. Teknik ini berada
pada tahap 1 mindfulness, yaitu dengan menyadari apa yang sedang terjadi
pada diri sendiri kemudian menerimanya dengan sepenuh hati.
Berdasarkan uraian di atas, hal yang diharapkan adalah menurunnya
tingkat stress yang dialami oleh Ny. S, sehingga tidak memicu terjadinya
sesak napas atau berbagai macam tanda gejala ansietas. Dan pada akhirnya
mekanisme pemeliharaan diabetes mellitus pada Ny. S menjadi efektif
berhubungan dengan adaptifnya koping individu yang dimiliki Ny. S.

B. Rencana Pelaksanaan
Hari/
Tanggal

Sasara Tema
n

Selasa, 02 Ny. S
November
2014

Calming
technique
pada
Ny.S
dengan
DM tipe
II

Metode
Pelaksan
a-an
Diskusi
Ceramah
Latihan

Waktu
dan Alat
dan
Tempat
Bahan
Pelaksanaan
Jam: 14.30 WIB 1. Leaflet
2. Kertas
Tempat: Rumah
monitoring
saudara Ny. S di
frekuensi
RT 05 RW IV
pelaksanaa
Kelurahan
n calming
Pudak Payung
technique

Setting Tempat
Keterangan:

2
3
1

1 : Mahasiswa

3 : Supervisor

2 : Klien (Ny. S)

Tujuan

Prosedur Intervensi

Mahasiswa
1. Pra interaksi : 10 menit
dapat
a. Menyampaikan salam
mengevaluasi
b. Melakukan kontrak waktu selama 30 men
tingkat tekanan
c. Menjelaskan tujuan
yang
dialami 2. Interaksi : 20 menit
Ny.S,
a. Mengajarkan calming technique pada Ny
diharapkan
b. Evaluasi tingkat tekanan yang dialami kl
tingkat tekanan
dalam skala 1 10 Evaluasi perasaan kl
menurun
setelah calming technique
dibandingkan
c. Evaluasi gula darah klien
sebelum
3. Terminasi : 10 menit
dilakukan
a. Motivasi klien untuk melakukan calmi
intervensi
technique
b. Pembuatan
kontrak
bertemu
un
melakukan intervensi calming technique
c. Salam penutup

C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa memahami prosedur calming technique sebelum
mendemonstrasikan pada klien dan keluarga
b. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan dengan Ny. S dan
keluarga
c. Menyiapkan pre planning sebelum proses evaluasi
d. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan; leaflet dan lembar
evaluasi
e. Menyiapkan tempat/posisi yang nyaman bagi klien, mahasiswa, dan
supervisor
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan alur rencana dan waktu
yang telah ditetapkan
b. Ny. S dapat melakukan setiap intruksi dengan benar
c. Ny. S mengikuti kegiatan dengan antusias
3. Evaluasi hasil
a. Ny. S mengalami penurunan tingkat tekanan minimal 2 dibandingkan
sebelum intervensi dalam skala 1 - 10
b. Ny. S tampak merasa senang
c. Kegiatan latihan calming technique dapat berlangsung hingga akhir
sesuai dengan rencana
d. Mahasiswa dan Ny. S menentukkan rencana tindak lanjut
D. Lampiran media intervensi
Media intervensi dan evaluasi menggunakan leaflet calming technique
sebagai pegangan klien, lembar observasi dan monitoring frekuensi calming
technique yang telah disimpan oleh klien..
E. Referensi jurnal
1. NICOLA ABBA, PAUL CHADWICK, & CHRIS STEVENSON. 2008.
Responding Mindfully to Distressing Psychosis: A Grounded Theory
Analysis. Routledege: Psychotherapy Research.
F. Daftar Pustaka

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan


RI.2013.

Riset

Kesehatan

Dasar

2013.

https://www.google.com/#q=RIKESDAS+2013+TENTANG+DIABETES
+MELITUS diunduh pada 27 Oktober 2014 jam 01.30 WIB.
2. Centre for Clinical Interventions. 2004. Panic Stations! Module 11: The
Calming Technique. Perth: Centre for Clinical Interventions.
3. Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal
Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi Ed1.Jakarta: Pustaka
Populer Obor.
4. Jonathan Gleadle. 2007. At a Glance Anamnesis.Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai