Oleh:
TYAS UTAMI ERNAWATI
22020114210026
tidak diobati dan menjadi penyakit menahun, gejala sakit kepala sewaktu
tidur, mata kabur, depresi, dan nokturia ternyata akan meningkat, serta
kemungkinan menjadi stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan ensefalopati
lebih besar.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan di RW IV Kelurahan Pudak
Payung diperoleh hasil bahwa dari 97 warga yang dilakukan pemeriksaan
tekanan darah diperoleh hasil bahwa 47 warga menderita hipertensi dengan
pembagian yaitu 12 warga menderita hipertensi tingkat I, 22 warga menderita
hipertensi tingkat II dan 9 orang menderita hipertensi tingkat III. Hasil
pengkajian juga didapatkan bahwa dari 47 warga yang menderita hipertensi
terdapat 38 orang yang mudah mengalami stress dan terdapat 39 orang yang
sering marah-marah saat stress.
Terapi non farmakologis atau komplementer sebagai upaya pelengkap
dari terapi farmakologis yang bisa mempercepat proses penyembuhan
hipertensi sangat dianjurkan yaitu seperti pengaturan diet, olahraga, teknik
relaksasi fisik berupa pernafasan diafragma, relaksasi otot progresif, pelatihan
otogenik dan teknik relaksasi mental berupa meditasi dan imajinasi mental
(National Savety Council, 2003).
Berdasarkan penelitian oleh Aryunani dkk (2009) mengenai pengaruh
teknik relaksasi pernapasan diafragma terhadp penurunan tekanan darah
menunjukkan adanya hasil positif dimana relaksasi dengan berpedoman 4
fase pernapasan yaitu fase inspirasi, fase jeda sebelum ekshalasi, fase
ekshalasi, dan fase jeda sebelum mulai menghirup nafas lagi dapat
menurunkan tekanan darah 5-10 mmHg pada masing-masing pasien.
Penelitian yang dilkakukan oleh Suhartini dkk (2012) mengenai
hubungan musik gamelan terhadap respon psikologis pasien dengan
ventilator support menunjukkan secara signifikan musik gamelan dapat
menurunkan tekanan darah sistole pada kelompok eksperimen.
Intervensi kombinasi relaksasi nafas dalam dan lambat dan musik dapat
diterapkan juga sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan
darah. Penelitian yang dilakukan oleh E Grossman dkk (2001) mengenai
B. Rencana Pelaksanaan
Hari/
Tanggal
Target dan
Sasaran
Tema
Metode
Pelaksanaan
Selasa,
28
Oktober
2014
Kader dan
warga yang
menderita
hipertensi
Latihan
relaksasi
pernapasa
n
diafragma
diiringi
musik
gamelan
laras
pelog dan
slendro
Ceramah
Diskusi
Demonstrasi
Waktu dan
Tempat
Pelaksanaan
Jam :
09.30-10.00 WIB
Tempat: PAUD
Amanah
Leaflet
Laptop
Speaker
Musik
gamelan
laras pelog
dan slendro
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1X30 menit
klien dapat:
Mendemonstrasikan
kembali
latihan
relaksasi pernapasan
diafragma
dengan
diiringi
musik
gamelan
- Mengetahui 2 dari 4
manfaat terapi musik
- Terjadi
penurunan
tekanan darah pada
klien antara 5-10
mmHg pada sistole
dan/ atau diastole.
Prosedur Intervensi
1.
2.
3.
Setting Tempat
4
4
1
2
4
Keterangan:
1 : Penyaji
2 : Audience
3 : Supervisor
4: Fasilitator
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Memahami teknik
relaksasi
pernapasan
diafragma
sebelum
melakukan demonstrasi.
b. Meminta ijin waktu dan tempat dari Ketua RW IV untuk
c.
d.
e.
f.
melaksanakan demonstrasi
Menyiapkan pre planning
Menyiapkan materi dan media yang akan didemonstrasikan
Menyiapkan peserta demonstrasi
Mahasiswa melaksanakan demonstrasi relaksasi pernapasan
diafragma dan diiringi oleh musik gamelan
2. Evaluasi proses
a. Warga RW IV yang menderita hipertensi dapat menghadiri kegiatan
latihan relaksasi pernapasan diafragma dan musik gamelan sesuai
dengan tempat dan waktu yang telah ditentukan.
b. Mahasiswa mendemonstrasikan diafragma dan musik gamelan sesuai
dengan prosedur.
c. Mahasiswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan pre planning yang
telah dibuat
d. Warga dapat mengikuti demonstrasi latihan diafragma dan musik
gamelan
e. Warga dapat mengikuti dengan tenang
3. Evaluasi hasil
a. Diharapkan pertisipan dapat melakukan demonstrasi kembali relaksasi
pernapasan diafragma secara mandiri
b. Diharapkan partisipan dapat menyebutkan 2 dari 4 manfaat terapi
musik
c. Diharapkan 75% pertisipan yang datang mengalami penurunan
tekanan darah minimal 5-10 mmHg pada sistole dan/ atau diastole.
Kesehatan
Dasar
2013.http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas%202013.pdf.Diunduh pada 24 Oktober 2014 jam 07.01
WIB.
2. Tamboyang, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:EGC
3. Baradero, Mary, Mary Wilfrid D, Yakobus S. 2008. Seri Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta: EGC
4. Widyastuti, P. 2004. Buku alih bahasa: Manajemen Stress. Jakarta: EGC