Anda di halaman 1dari 5

SEL SURYA SEBAGAI PERANGKAT KONVERSI ENERGI CAHAYA

MENJADI ENERGI LISTRIK SECARA LANGSUNG


Luh Ika Dhivtyasari Suryani
1404405046
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana
ABSTRAK
Penerapan sel surya pada kehidupan sehari- hari merupakan tindakan
alternatif dalam upaya mengurangi penggunaan sumber daya fosil. Sel surya
merupakan perangkat konversi energi dari energi cahaya menjadi energi listrik. Untuk
mengubah energi cahaya menjadi energi listrik diperlukan bahan utama yakni
semikonduktor.
Pada jurnal ini bahan semikonduktor yang digunakan adalah silikon dengan
efisiensi 15% , kapasitas 50 Watt, luas 8 m2 , dan dipasang pada ketinggian 70 cm
tepat diatas tanah . Metode yang digunakan adalah metode kajian pustaka yang
mengambil sumber dan analisis dari buku serta internet yang memuat fakta dan
informasi yang terpercaya. Mekanisme konversi energi sel surya menggunakan efek
fotovoltaik dan radiasi cahaya sebagai sumber energi utama. Radiasi cahaya akan
diserap oleh bahan semikonduktor sehingga menimbulkan perbedaan tegangan pada
sambungan semikonduktor. Jika sambungan dihubungkan dengan sebuah beban, akan
diperoleh energi listrik yang memiliki arus searah (DC).
Maka sel surya merupakan perangkat konversi energi cahaya menjadi energi
listrik yang efisien untuk diterapkan di masyarakat. Sel surya menjadi solusi terhadap
permasalahan sumber daya energi alternatif saat ini.
Kata Kunci : sel surya, konversi energi, semikonduktor
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menipisnya cadangan sumber
daya fosil, khususnya minyak bumi,
membuat
manusia
memilih
menggunakan
energi
alternatif
terbarukan, seperti tenaga surya, angin,
biomassa, panas bumi, dan sebagainya.
Penggunaan energi alternatif yang telah
diterapkan oleh manusia sebagian besar
menggunakan energi listrik yang
diperoleh dari konversi sumber energi
alternatif. Permasalahan ini mendorong
timbulnya berbagai inovasi dalam upaya

penyediaan energi listrik dengan


menggunakan sumber energi alternatif.
Salah satu inovasi dalam upaya
penyediaan
energi
listrik
yakni
perangkat konversi energi. Perangkat
konversi energi ini diharapkan menjadi
suatu solusi dari permasalahan upaya
penyediaan energi listrik alternatif .
Perangkat konversi energi yang
efisien untuk diterapkan di masyarakat
adalah sel surya. Sel surya hanya
membutuhkan radiasi dari cahaya
matahari untuk menghasilkan energi
listrik. Sel surya termasuk perangkat
konversi energi alternatif karena dalam
1

penggunaannya memanfaatkan tenaga


cahaya matahari yang jumlahnya tidak
terbatas. Sel surya yang biasa digunakan
berbentuk sebuah Panel Surya dan
memiliki beberapa kelebihan yakni
mudah dipasang dan biaya pemeliharaan
yang sangat rendah, masa pakainya yang
panjang mencapai 25 - 30 tahun
sehingga dapat menghemat biaya energi
dalam jangka panjang dan tidak
mengalami kehilangan efisiensi dalam
masa pakai 20 tahun.
Namun selain kelebihan, pada
penggunaan sel surya terdapat beberapa
kelemahan, yakni efisiensi sel surya
harus ditingkatkan secara signifikan
karena banyak sinar matahari terbuang
sia-sia dan berubah menjadi panas, serta
jika tidak terpasang dengan baik dapat
terjadi over heating pada sel surya.
Dengan
adanya
perangkat
konversi energi seperti sel surya,
diharapkan mampu menjadi solusi atas
permasalahan penyediaan energi listrik
sebagai energi alternatif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang diatas, permasalahan yang
akan dibahas dalam jurnal ini adalah
mekanisme
konversi
sel
surya
mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik secara langsung.
1.3 Manfaat
Adapun
manfaat
dalam
penulisan jurnal ini yaitu pembaca dapat
mengetahui mekanisme kerja sel surya
sebagai perangkat konversi energi
cahaya menjadi energi listrik secara
langsung, dapat mengetahui kelebihan
dan kelemahan dari penerapan sel surya
dalam kehidupan sehari-hari, serta
sebagai referensi dari bahasan bahan

listrik khususnya perangkat konversi


energi secara langsung.
2. MATERI DAN METODE
2.1 Materi
Materi
pada
jurnal
ini
menggunakan silikon (Si) sebagai bahan
semikonduktor sel surya. Silikon (Si)
yang digunakan memiliki kemurnian
atau efisiensi sebesar 15% dan kapasitas
sebesar 50 Watt. Untuk memisahkan
antara
muatan
elektroda
pada
semikonduktor silikon, digunakan atom
tambahan yakni Boron (Br) pada sisi
elektroda positif. Adapun sel surya yang
digunakan, terdapat di halaman kampus
Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Udayana. Memiliki luas 8
m2 dan dipasang pada ketinggian 70
cm tepat diatas tanah.
2.2 Metode
Penulisan
jurnal
ini
menggunakan sumber yang diperoleh
melalui metode kajian pustaka. Yakni
bersumber dari teori-teori pada buku dan
internet yang memuat fakta dan
informasi yang terpercaya.
Metode
penulisan yang penulis gunakan dalam
jurnal ini adalah deskriptif kualitatif dan
kuantitatif, yakni penulisan secara
deskripsi
dan
menggunakan
perhitungan-perhitungan angka. Jenis
data pada jurnal ini merupakan data
sekunder karena didapatkan melalui
metode kajian pustaka.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
2

Berdasarkan
hasil
analisis
penulis, sel surya dapat mengubah
energi radiasi cahaya menjadi energi
listrik. Energi listrik yang diperoleh dari
proses konversi memiliki arus searah
(DC). Pada sel surya, energi cahaya
dikonversi menjadi energi listrik dengan
menggunakan
lapisan-lapisan
tipis
silikon (Si) yang memiliki kemurnian
atau efisiensi sebesar 15%, kapasitas
sebesar 50 Watt, seluas 2,5 m2 , dan
dipasang pada ketinggian 70 cm tepat
diatas tanah. Serta menggunakan atom
tambahan yakni Boron (Br) pada sisi
elektroda positif.
3.2 Pembahasan
Adapun bahasan dari hasil
analisis yang telah diperoleh yakni
konversi energi cahaya matahari menjadi
energi listrik menggunakan bahan
material
berupa
semikonduktor.
Tersusun atas dua jenis semikonduktor
yaitu
tipe
N
dan
tipe
P.
Semikonduktor tipe N merupakan
semikonduktor yang memiliki kelebihan
elektron, sehingga kelebihan muatan
negatif. Sedangkan semikonduktor tipe
P memiliki kelebihan hole, sehingga
disebut dengan P karena kelebihan
muatan positif.
Muatan pada
semikonduktor
dapat
disesuaikan
dengan cara menambahkan unsur lain ke
dalam semikonduktor, sebagaimana
diilustrasikan pada gambar di bawah ini

Gambar
1.1
Muatan
Pada
Semikonduktor Tipe P dan Tipe N.
Di dalam semikonduktor alami,
elektron maupun hole memiliki jumlah
yang sama. Kelebihan elektron atau hole
dapat meningkatkan daya hantar listrik
maupun
panas
dari
sebuah
semikonduktor.
Dua
jenis
semikonduktor N dan P ini jika
disatukan akan membentuk sambungan
P-N atau dioda P-N.
Semikonduktor jenis P dan N
sebelum disambung dapat dilihat pada
gambar 1.2

Gambar 1.2 Semikonduktor Tipe P dan


N.
Sesaat
setelah
dua
jenis
semikonduktor ini disambung, terjadi
perpindahan
elektron-elektron
dari
semikonduktor
N
menuju
semikonduktor P, dan perpindahan hole
dari
semikonduktor
P
menuju
semikonduktor N. Perpindahan elektron
maupun hole ini hanya sampai pada
jarak tertentu dari batas sambungan
awal.

Gambar 1.3 Semikonduktor Tipe P dan


N yang telah disambungkan.
Elektron dari semikonduktor N
bersatu dengan hole pada semikonduktor
P yang mengakibatkan jumlah hole pada
3

semikonduktor P akan berkurang.


Daerah ini akhirnya berubah menjadi
lebih bermuatan positif. Pada saat yang
sama, hole dari semikonduktor P bersatu
dengan elektron yang ada pada
semikonduktor N yang mengakibatkan
jumlah elektron di daerah ini berkurang.
Daerah ini akhirnya lebih bermuatan
positif.
Daerah negatif dan positif ini
disebut dengan daerah deplesi (depletion
region) ditandai dengan huruf W. Baik
elektron maupun hole yang ada pada
daerah deplesi disebut dengan pembawa
muatan minoritas (minority charge
carriers) karena keberadaannya di jenis
semikonduktor
yang
berbeda.
Dikarenakan adanya perbedaan muatan
positif dan negatif di daerah deplesi,
maka timbul dengan sendirinya medan
listrik internal E dari sisi positif ke sisi
negatif, yang mencoba menarik kembali
hole ke semikonduktor P dan elektron ke
semikonduktor N. Medan listrik ini
cenderung
berlawanan
dengan
perpindahan hole maupun elektron pada
awal terjadinya daerah deplesi.

seluruh elektron dan hole berpindah dari


semikonduktor
yang
satu
ke
semikonduktor yang lain.
Pada sambungan P-N inilah
proses konversi cahaya matahari
menjadi listrik terjadi. Untuk keperluan
sel surya, semikonduktor N berada pada
lapisan atas sambungan P yang
menghadap kearah datangnya cahaya
matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari
semikonduktor P, sehingga cahaya
matahari yang jatuh ke permukaan Sel
surya dapat terserap dan masuk ke
daerah deplesi dan semikonduktor P.
Ketika sambungan semikonduktor ini
terkena cahaya matahari, elektron
mendapatkan energi dari cahaya
matahari untuk melepaskan diri dari
semikonduktor N, daerah deplesi,
maupun semikonduktor.
Terlepasnya
elektron
ini
meninggalkan hole pada daerah yang
ditinggalkan oleh elektron yang disebut
dengan fotogenerasi elektron hole
(elekcron hole photogeneration) yakni,
terbentuknya pasangan elektron dan
hole akibat cahaya matahari.

Gambar 1.4 Medan Listrik Yang


Timbul Di Daerah Deplesi Akibat
Adanya Perbedaan Muatan.
Adanya medan listrik mengakibatkan
sambungan P-N berada pada titik
setimbang, yakni saat di mana jumlah
hole yang berpindah dari semikonduktor
P ke N dikompensasi dengan jumlah
hole yang tertarik kembali kearah
semikonduktor P akibat medan listrik E.
Begitu pula dengan jumlah elektron
yang berpindah dari semikonduktor N ke
P, dikompensasi dengan mengalirnya
kembali elektron ke semikonduktor N
akibat tarikan medan listrik E. Dengan
kata lain, medan listrik E mencegah

Gambar 1.5 Fotogenerasi


Pada
Sambungan Semikonduktor P dan N
Cahaya matahari dengan panjang
gelombang yang berbeda, membuat
fotogenerasi pada sambungan P-N
berada pada bagian sambungan P-N
yang berbeda pula. Spektrum merah dari
cahaya matahari yang memiliki panjang
gelombang lebih panjang, mampu
4

menembus daerah deplesi hingga


terserap oleh semikonduktor P yang
akhirnya
menghasilkan
proses
fotogenerasi. Spektrum biru dengan
panjang gelombang yang jauh lebih
pendek hanya terserap di daerah
semikonduktor
N.
Selanjutnya,
dikarenakan pada sambungan P-N
terdapat medan listrik E, elektron hasil
fotogenerasi
tertarik
ke
arah
semikonduktor N, begitu pula dengan
hole
yang
tertarik
ke
arah
semikonduktor P
Apabila
rangkaian
kabel
dihubungkan
ke
dua
bagian
semikonduktor, maka elektron akan
mengalir melalui kabel sebagai arus
listrik. Jika sebuah lampu kecil
dihubungkan pada kabel, lampu tersebut
menyala dikarenakan mendapat arus
listrik, dimana arus listrik ini timbul
akibat pergerakan elektron.

proses konversi energi pada sel surya.


Hal ini menjadikan sel surya sebagai
solusi dalam upaya penyediaan energi
listrik sebagai energi alternatif dan
membantu mengurangi pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh
sumber daya fosil.
Daftar Pustaka
Kadir, A., 1995, ENERGI, Universitas
Indonesia, Jakarta
Martina.G., 1982, Solar cells, University
of New South Wales Australia
Muhaimin, H.A.1991. Bahan-Bahan
Listrik. Jakarta: PT. PRADNYA
PARAMITA
http://tebeindra.blogspot.com/2012/11/c
ara-kerja-sel-surya.html.
Diakses pada tanggal 2 Desember 2014.
http://www.indoenergi.com/2012/04/keu
nggulan-dan-kelemahan-panelsurya.html.
Diakses pada tanggal 2 Desember 2014

Gambar 1.6 Rangkaian Sel Surya


Dengan Sebuah Lampu
4. SIMPULAN
Sel surya merupakan perangkat
konversi energi cahaya menjadi energi
listrik yang efisien untuk diterapkan di
masyarakat. Dalam proses konversi
energi sel surya memanfaatkan efek
fotovoltaik, yakni perbedaan tegangan
antara dua sisi semikonduktor. Sehingga
memungkinkan energi cahaya yang
jumlahnya tidak terbatas menjadi
sumber energi yang digunakan dalam

http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/124980-R040854-Performa
%20sel-Literatur.pdf.
Diakses pada tanggal 2 Desember 2014
http://panelsuryaindonesia.com/konseppanel-surya/24-prinsip-kerja-energisurya.html.
Diakses pada tanggal 2 Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai