Anda di halaman 1dari 8

Jalan lahir terdiri dari atas panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan

introitus ( tulang luar vagina ). Meskipuan jaringan lunak khususnya lapisan otot dasar panggul,
juga menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan.
Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh karena
itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan di mulai. Jalan lahir di bagi
atas:
1. Bagian tulang Terdiri atas tulang-tulang panggul ( artikulasio ).
2. Bagian lunak terdiri atas otot- otot, jaringan, dan ligament.
Anatomi panggul
1. Tulang panggul
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang : sacrum, koksigis, dan dua tulang
inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis. Panggul dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Panggul palsu
Terletak di atas bidang, berfungsi untuk menyokong intestinum.
b. Panggul sejati
Terletak di bawah bidang, memiliki dua bukaan yaitu: arpertura pelvis superior
(pintu atas panggul) dan arpetura pelvis inferior (pintu bawah panggul).
Selama proses kelahiran pervaginam, bayi harus dapat melewati kedua pembukaan
panggul sejati ini (Amatsu Therapy Association and Amatsu Association of Ireland,
2006).

Gambaran anteroposterior panggul normal wanita dewasa. Digambarkan diameter


anteroposterior (AP) dan Transversal (T) pintu atas panggul. (Cunningham, et al.
Williams Obstetrics, 23rd ed)
2. Diameter tulang panggul
Panggul memiliki empat bidang imajiner:
a. Bidang pintu atas panggul (apertura pelvis superior)
Bentuk pintu atas panggul wanita, dibandingkan dengan pria, cenderung lebih
bulat daripada lonjong. Terdapat empat diameter pintu atas panggul yang biasa
digunakan: diameter anteroposterior, diameter transversal, dan diameter oblik.
b. Bidang panggul tengah (dimensi panggul kecil)
Panggul tengah diukur setinggi spina iskiadika, atau bidang dimensi panggul
terkecil. Diameter interspinosus, berukuran 10 cm atau sedikit lebih besar,
biasanya merupakan diameter pelvis terkecil. Diameter anteroposterior setinggi
spina iskiadika normal berukuran paling kecil 11, 5cm.

Panggul wanita dewasa yang memperlihatkan diameter anteroposterior dan


transversal pintu atas panggul serta diameter transversal (interspinosus) panggul
tengah. Konjugata obstetris normalnya lebih dari 10 cm. (Cunningham, et al.
Williams Obstetrics, 23rd ed)
c. Bidang pintu bawah panggul (apertura pelvis inferior)
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai segitiga. Area-area
ini memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik antara dua tuberositas
iskium. Apeks dari segitiga posteriornya berada di ujung sakrum dan batas
lateralnya adalah ligamentum sakroiskiadika dan tuberositas iskium. Segitiga
anterior dibentuk oleh area di bawah arkus pubis. Tiga diameter pintu bawah
panggul yang biasa digunakan yaitu: anteroposterior, transversal, dan sagital
posterior.

Pintu bawah panggul dengan diameter-diameter yang penting. Perhatikan bahwa


diameter anteroposterior dapat dibagi menjadi diameter sagital anterior dan
posterior. Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
d. Bidang dengan dimensi panggul terbesar
3. Bentuk-bentuk panggul
Caldwell dan Moloy mengembangkan suatu klasifikasi panggul yang didasarkan
pada pengukuran diameter transversal terbesar di pintu atas panggul dan pembagiannya
menjadi segmen anterior dan posterior. Bentuk segmensegmen ini menentukan klasifikasi
panggul menjadi: panggul ginekoid, anthropoid, android, ataupun platipeloid. Karakter
segmen posterior menentukan tipe panggulnya, dan karakter segmen anterior menetukan
kecenderungannya. Kedua hal ini ditentukan karena kebanyakan panggul bukan
merupakan tipe murni, melainkan campuran, misalnya,

panggul ginekoid dengan

kecenderungan android berarti panggul posteriornya berbentuk ginekoid dan panggul


anteriornya berbentuk android (Cunningham, et al., 2010).

Empat tipe panggul dengan klasifikasi Caldwell-Moloy. Garis yang melintasi


diameter transversal terlebar membagi pintu atas menjadi segmen posterior dan anterior.
Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
Panggul ginekoid dianggap sebagai panggul normal wanita, sementara panggul
android merupakan varian dari panggul pria. Panggul android lebih sering ditemukan
pada wanita dengan akitvitas fisik yang berat selama masa remaja. Panggul android juga

ditemukan pada wanita yang mengalami keterlambatan dalam posisi tegak, yaitu setelah
usia 14 bulan, sementara panggul platipeloid lebih sering ditemukan pada wanita yang
memiliki kemampuan posisi tegak sebelum umur 14 bulan (Leong, 2006).
Perineum
Merupakan daerah yang menutupi pintu bawah panggul, terdiri dari :
a. Regio analis, sebelah belakang. Spinter ani eksterna yaitu muskulus yang
mengelilingi anus.
b. Regio urugogenitalis terdiri dari atas muskulus bolbo cavernosus,
ischiocavernosus dan trasversus perinei superficialis
Jaringan lunak sebelum persalinan dimulai dari uterus terdiri dari korpus uteri dan serviks
uteri. Saat persalinan dimulai kontraksi uterus menyebabkan korpus uteri berubah menjadi dua
bagian, yakni bagian atas yang tebal dan berotot dan bagian bawah yang berotot pasif dan
berdinding tipis. Suatu cincin retraksi fisiologis memisahkan kedua segmen ini. Segmen bawah
uterus secara bertahap membesar karena mengakomodasi isi dalam rahim, sedangkan bagian atas
menebal dan kapasitas akomodasinya menurun. Kontraksi korpus uteri menyebabkan janin
tertekan kebawah, terdorong kearah serviks. Serviks kemudian menipis dan berditalasi (terbuka)
secukupnya sehingga memungkinkan bagian pertama janin turun memasuki vagina. Dasar
panggul adalah lapisan otot yang memisahkan rongga panggul dibagian atas dari ruang perineum
dibawahnya. Struktur ini membantu janin berotasi kearah anterior saat menuruni jalan lahir.
Vagina kemudian mengembang, berditalasi untuk mengakomodasi sehingga memungkinkan
janin kedunia luar.
Kala dalam persalinan
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10cm). proses ini
berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2 fase :
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase :
a) Fase akselerasi : dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4 cm

b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat


cepat dari 4cm menjadi 9cm
c) Fase deselarisasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam
pembukaan 9cm menjadi lengkap.
Mekanisme pembukaan serviks antara primigravida dan multigravida berbeda. Pada
yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga serviks
akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada
multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendatarn serviks terjadi pada saat yang sama.
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hamper atau sudah lengkap. Bila
ketuban pecah sebelum pembukaan 5cm disebut dengan ketuban pecah dini.
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri sudah lengkap. Pada primigravida
pembukaan kira-kira sekitar 13 jam sedangkan pada multigravida sekitar 7 jam.

2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya janin sudah masuk ke ruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflek menimbulkan rasa mengedan.
Selain itu, juga merasakan tekanan pada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai
membuka dan kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah
relaksasi, kepala tidak masuk lagi, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala
janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisi. Lalu dahi, muka dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan
anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multipara ratarata 0,5 jam.

3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam setelah post partum. Rata-rata pendarahan
normal 250cc.

Anda mungkin juga menyukai