Anda di halaman 1dari 7

1.

Ekspansi Termal
Pengertian Arus Ekman
Arus ekman adalah arus yang terjadi pada lapisan permukaan air
laut yang ditimbulkan oleh pergerakan angin. Arus ekman diambil dari
nama seorang ilmuan yang bernama Ekman. Ekman mendapatkan
bahwa arah arus permukaan laut tidak searah dengan angin yang
bergerak dipermukaan laut itu sendiri.
Pergerakan arus ekman dirumuskan sebagai berikut :
fv+ Az/ 2v/z = 0
-fv + Az/ 2v/z = 0
Dimana : f = Parameter Coriolis
= densitas air laur
A = koefisien viskositas Eddy
u dan v =kecepatan arus dalam arah sumbu X (timur) dan Y (utara)
dengan catatan arah Z positif ke atas.
Solusi kecepatan terhadap persamaan ini membentuk spiral
logarithmic yang besarnya berkurang terhadap kedalam. Dipermukaan,
stress angin sama dengan gaya geser fluida sehingga :
x = Av du/dz z= 0
y = Av dv/dz z= 0
dimana : x dan y adalah stress angin dalam arah X (timur) dan Y
(utara) .
integrasi vertical dari persamaan gerak memberikan total transport
massa yang dikenal dengan Ekman Transport, dimana transport
menunjukan arah aliran arus, yang diberikan dengan :
Mx =_~^0udz = y/f
My =_~^0vdz = y/f
Kedalaman lapisan ekman dapat di definisikan sebagai kedalaman
dimana arah arus berlawanan arah terhadap di permukaan dan bervariasi
terhadap lintang dan kecepatan angin di permukaan laut. Kedalaman
Ekman ini merupakan kedalaman dimana masih dipengaruhi gesekan.
Dv = ((2 Av)/f)

Angin yang bertiup permukaan laut kurang lebih sejajar dengan


pantai dapat menimbulkan transport massa/volume yang dikenal dengan
transport Ekman yang arahnya tegak lurus ke kanan dari arah angin di
BBU(bagian bumi utara) dan ke kiri di BBS (bagian bumi selatan).

Ekman Transport adalah gerakan bersih fluida sebagai hasil dari


keseimbangan antara Coriolis dan pasukan tarik bergejolak. Pada gambar
di atas, angin bertiup Utara menciptakan stres permukaan dan spiral
Ekman dihasilkan ditemukan di bawah dalam kolom air.
Ekman transportasi, bagian dari teori gerak Ekman pertama kali
diselidiki pada tahun 1902 oleh Vagn Walfrid Ekman (untuk siapa itu
bernama), adalah istilah yang diberikan untuk transportasi bersih 90
derajat lapisan permukaan (kedalaman yang menembus angin) karena
pendorong angin. Fenomena ini pertama kali dicatat oleh Fridtjof Nansen,
yang mencatat bahwa transportasi es tampaknya terjadi pada sudut ke
arah angin selama ekspedisi Kutub Utara selama tahun 1890-an. arah
transportasi tergantung pada belahan bumi. Di belahan bumi utara
transportasi ini adalah pada sudut 90 derajat ke kanan dari arah angin,
dan di belahan bumi selatan itu terjadi pada sudut 90 derajat ke kiri dari
arah angin.
Teori Ekman menjelaskan keadaan teoritis sirkulasi jika arus air yang
didorong hanya dengan transfer momentum dari angin. Dalam dunia fisik
ini sulit untuk mengamati karena banyak kekuatan pendorong lain (yaitu
tekanan dan gradien densitas). Meskipun teori berikut ini berlaku untuk
situasi yang ideal di mana drive hanya angin sirkulasi, gerak Ekman

menggambarkan bagian angin didorong sirkulasi permukaan terlihat pada


lapisan permukaan.
Permukaan arus aliran pada sudut 45 derajat ke angin karena
keseimbangan antara kekuatan Coriolis dan menyeret dihasilkan oleh
angin dan air. Jika laut dibagi secara vertikal ke lapisan tipis, besarnya
kecepatan berkurang dari maksimum pada permukaan sampai
menghilang. Arahnya juga sedikit bergeser di setiap lapisan berikutnya
(tepat di belahan bumi utara dan kiri di belahan bumi selatan). Ini disebut
spiral Ekman. Lapisan air dari permukaan ke titik disipasi spiral ini dikenal
sebagai lapisan Ekman. Jika semua mengalir di atas lapisan Ekman
terintegrasi, transportasi bersih pada sudut 90 derajat ke kanan (kiri) dari
angin permukaan di belahan bumi (selatan) utara
Ekman transportasi merupakan faktor dalam rezim upwelling pesisir
yang memberikan pasokan gizi untuk beberapa pasar ikan terbesar di
planet ini. Angin dalam pukulan rezim sejajar dengan pantai (seperti di
sepanjang pantai Peru, di mana angin bertiup utara). Dari Ekman
transportasi, air permukaan memiliki gerakan bersih 90 derajat ke kiri di
lokasi tersebut. Karena air permukaan mengalir jauh dari pantai, air harus
diganti dengan air dari bawah. Penting untuk diingat bahwa di perairan
pantai yang dangkal, spiral Ekman biasanya tidak sepenuhnya terbentuk
dan peristiwa angin yang menyebabkan upwelling episode biasanya agak
pendek. Hal ini menyebabkan banyak variasi dalam tingkat upwelling,
Ekman transportasi sama bekerja di upwelling khatulistiwa, di mana,
di kedua belahan otak, angin perdagangan komponen arah barat
menyebabkan transportasi bersih air ke arah tiang, dan angin komponen
perdagangan ke arah timur menyebabkan transportasi bersih air dari
tiang
Pada skala yang lebih kecil, angin siklon menginduksi transportasi
Ekman yang menyebabkan divergensi bersih dan upwelling, atau
memompa Ekman, sementara anti-siklon angin menyebabkan konvergensi
bersih dan downwelling, atau hisap Ekman.
Ekman transportasi juga merupakan faktor dalam sirkulasi gyres
laut. Ekman transportasi menyebabkan air mengalir menuju pusat pilin di
semua lokasi, membuat miring permukaan laut, dan memulai aliran
geostropik (Colling p 65). Harald Sverdrup diterapkan Ekman transportasi
sementara termasuk pasukan gradien tekanan untuk mengembangkan
teori untuk ini (melihat saldo Sverdrup)

2. Upwelling

2.1 Pengertian Upwelling


Upwelling adalah fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan
gerakan naikanya masa air laut. Gerakan vertical ini adalah bagian
intergrasi dari sirkulasi laut, tetapi ribuan bakan jutaan kali lebih kecil dari
arus horizontal. Gerakan vertical ini terjadi akibat adanya stratafikasi
densitas air laut karena dengan penambahan kedalam mengakibatkan
suhu menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energy untuk
gerakan massa air secara vertical. Laut juga terstratafikasi oleh factor lain
seperti
kandungan
nutrient
yang
semakin
meningkat
seiring
pertambahnya kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air
vertical akan menimbulkan efek yang sefnifikan terhadap kandungan
nutrient pada lapisan kedalam tertentu (Anonim,2009).
Pengangkatan massa air dari lapisan bawah yang mengandung
banyak hara atau nutrien kebagian atas. Mekanisme ini dapat mencampur
rata antara nutrien di dasar dan permukaan. Nutrien, cahaya dan
fitoplankton dapat bertemu dilapisan yang sama (Sunarto:2008).
Menurut Dahuri et al. (1996) Upwelling dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Jenis tetap (stationary type), yang terjadi sepanjang tahun meskipun
intensitasnya dapat berubah-ubah. Tipe ini terjadi merupakan tipe
upwelling yang terjadi di lepas pantai Peru.
2. Jenis berkala (periodic type) yang terjadi hanya selama satu musim
saja. Selama air naik, massa air lapisan permukaan meninggalkan lokasi
air naik, dan massa air yang lebih berat
dari lapisan bawah bergerak ke atas mencapai permukaan, seperti yang
terjadi di Selatan Jawa.
3. Jenis silih berganti (alternating type) yang terjadi secara bergantian
dengan penenggelaman massa air (sinking). Dalam satu musim, air yang
ringan di lapisan permukaan bergerak keluar dari lokasi terjadinya air naik
dan air lebih berat di lapisan bawah bergerak ke atas kemudian
tenggelam, seperti yang terjadi di laut Banda dan Arafura.
2.2 Proses Upwelling
Upwelling menggerakkan massa air dari kedalaman menuju ke
permukaan. Menurut Cushing (1975) air jarang naik dari kedalaman lebih
dari 200 m dan pada beberapa upwelling lebih rendah dan berasal dari

perairan yang cukup dangkal antara 20-40 m. Menurut Pond dan Pickard,
(1983) upwelling datang dari kedalaman tidak lebih dari 200 300 m.
Selama musim upwelling arus balik turun di bawah 200m yang bergerak
menuju kutub dan kadang-kadang arus balik permukaan yang terlihat
sangat dekat dengan pantai juga bergerak ke arah kutub.
Pada daerah upwelling yang terjadi karena adanya Ekman pump
atau ekman transport, angin betiup sejajar atau membentuk sudut yang
kecil dengan garis pantai dan karena gaya coriolis ,sebagai akibat
pengaruh rotasi bumi, massa air bergerak menajuhi pantai. Dibelahan
bumi utara pembelokan mengarah kekanan dari arah arus sedangkan
pada belahan bumi selatan pembelokan mengarah ke kiri dari arah arus.
Karena air pada permukaan bergerak menjauhi pantai maka air dingin
yang ada dibawahnya bergerak naik mengisi kekosongan pada daerah
permukaan (arahnya dipengaruhi oleh gesekan dasar) maka terjadilah
upwelling (Bowden, 1983; Stewart, 2002; Pond dan Pichard, 1983; Mann
dan Lazier, 1993)
Secara teoritis terjadinya upwelling karena adanya pengaruh angin
dan adanya proses divergensi Ekman. Angin menyebabkan pergerakan
angin secara vertical disamping arus permukaan yang horizontal.
Transport netto lapisan permukaan (dikenal dengan transport Ekman)
adalah 90 kea rah kanan di belahan bumu utara. Normalnya, air
permukaan menanggapi gaya tersebut dengan bergerak seperti irisan
( Muhammad:2006).
Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan
kekosongan dibagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah
menggantikan kekosongan yang ada di atas. Oleh karena air yang dari
kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka
kandungan oksigennya lemah dan suhu lebih dingin dari pada permukaan
lainnya.
Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien
seperti nitrat dan fosfat, sehingga cenderung banyak mengandung
fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan
jadi,secara tidak langsung maupun langsung ikan akan banyak di wilayah
tersebut. Selain fitoplankton diwilayah upwelling juga banyak terdapat
nutrien, yang mendukung pertumbuhan. Daerah upwelling ini mendukung
pertumbuhan organisme laut yang menyediakan sekitar setengan
perikanan dunia. Rendahnya temperature permukaan laut menyebabkan
hilangnya panas dan menyebabakan iklim lokal.

Adanya proses taikan air (upwelling) akan mempengaruhi kondisi


kehidupan fitoplankton, hidrologi dan pengayakan nutrisi di perairan
tersebut [5-11]. Kondisi fitoplankton, seperti keanekaragaman dan
distribusi fitoplankton di suatu perairan sangat memberikan dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain factor atmosfer, faktor lokasi dan factor
kondisi lingkungan di pengetahuan baru akan kondisi plankton, khususnya
fitoplankton di perairan
2.3 Pengaruh Upwelling
Biasanya perairan dengan produktivitas yang tinggi dikenal sebagai
lokasi upwelling (tarikan masa air). Salah satu indicator lokasi kaya
sumberdaya lautnya adalah kesuburan perairan, yang dapat ditentukan
oleh kandungan produktifitas prifernya. Pengaruh dari upwelling ini dapat
member dampak positif terhadap kesuburan perairan, terutama
terkonsentrasinya senyawa hara lapisan permukaan yang terbawa oleh
penaikan massa air dari kedalaman tertentu. Penimbunan senyawa hara
ini dapat menyebabkan meningkatnya produktivitas perairan pada daerah
tertesebut. Dengan sendirinya pada saat upwelling terjadi, daerah
perairan tersebut kaya akan jenis-jenis ikan terutama jenis ikan pelagis
(Hamzah:1987).
Pergerakan air dari bawah ke permukaan mengakibatkan
terangkatnya unsur-unsur potensial seperti bahan organik dan anorganik
yang terjebak pada lapisan bawah. Bahan-bahan organik yang terjebak
pada daerah anaerob pada lapisan bawah terangkat ke atas memasuki
daerah aerob sehingga proses dekomposisi dapat berjalan dengan
sempurna. Bahan organic ini dilapisan permukaan akan menjadi bahan
anorganik (nutrien) yang dapat langsung dimanfaatkan oleh organisme
autotrop seperti fitoplankton. Bahan anorganik yang terjebak tidak dapat
dimanfaatkan oleh fitoplankton karena pada lapisan bawah intensitas
cahaya terlalu kecil untuk terjadinya proses fotosintesisi yang efektif.
Melalui proses upwelling maka unsur-unsur potensial yang berada
dibawah dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton. Upwelling meningkatkan
produktivitas biologi yang merupakan rantai makanan penting dalam
proses produksi di laut. Nutrien makro yang penting dilaut adalah
ammonia, nitrat, nitrit, silicon terlarut, dan posfor (Odum, 1971; Codispoti,
1983). Silikat jumlahnya berlimpah di laut dangat dibuhtuhkkan oleh
fitoplankton terutama dari kelas diatom.
Sebagai konsumer tingkat tinggi, produksi ikan sangat bergantung
pada keberadaan konsumer pertama maupun produser. Pada wilayah
upwelling memiliki produksi ikan lebih tinggi dibandingkan dengan
ingkungan aut yang lain. Parsons dkk. (1987) membuat perbandingan

produksi ikan antara wiayah oseanik, continenta shelf dan daerah


upwelling, dan terihat bahwa daerah upwelling memiliki produksi terbesar.
Perairan laut dengan tingkat produktifitas primer yang tinggi, dapat
dengan mudah diduga sebagai lokasi penangkapan ikan. Secara singkat
prosesnya, tingkat produktifitas tinggi, akan meningkatkan pertumbuhan
fitoplankton yang akan diikuti dengan kepadatan zooplankton. Ikan-ikan
kecil akan berkumpul diperairaan dengan kepadatan zooplankton tinggi
dan selanjutnya ikan-ikan yang lebih besar akan kelokasi tersebut, karena
ketersediaan ikan-ikan kecil sebagai makanan ( anonym:2009 ).

Anda mungkin juga menyukai