Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Penelitian


Berdirinya yayasan sudah dimulai sejak zaman sebelum kemerdekaan.
Ketika itu tujuan pendiriannya lebih banyak untuk ikut mengatasi masalahmasalah sosial dalam masyarakat di suatu daerah. Sektor di tempat yayasan yang
terlibat pada umumnya adalah pendidikan dan kesehatan. Yayasan secara mudah
dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba
semata (nirlaba). Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah
satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa begitu penting sejak era
reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak
keterlibatan lembaga nirlaba.
Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya.
Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya atau dana dari sumbangan para
anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun
dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam
organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah
terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.
Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam
berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis
pada umumnya. Pada awalnya yayasan memang tidak memerlukan pengaturan
keuangan karena hanya sebagai kumpulan orang yang memiliki kerinduan dan
tujuan yang sama untuk saling berbagi apa yang dimiliki dan mengelola
perkumpulannya. Sejalan dengan pertumbuhan yayasan maka persoalan yang
berkembang di dalamnya semakin beragam, baik dari segi kuantitatif maupun
kualitatif dan hal tersebut memerlukan penanganan yang lebih serius termasuk
dalam hal akuntansi dana dalam pelaporan keuangannya. Pelaporan keuangan
1

yayasan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan organisasi yang


berorientasi pada laba (organisasi komersial). Namun juga memerlukan suatu
laporan sebagai dasar pertanggungjawaban. Pelaporan yang dimiliki memiliki
karakteristik yaitu tidak ditujukan oleh saham yang dapat dimiliki secara
perorangan. Pihak yang memberikan sumber keuangan tidak menerima imbalan
secara langsung baik barang maupun jasa.
Yayasan juga mempunyai otonomi dalam bidang keuangan yang berarti
dituntut untuk mengadakan pencatatan yang terpadu yang memungkinkan adanya
pertanggungjawaban bagi para pelaksana keuangannya. Pertanggungjawaban
dipakai untuk tujuan perusahaan dan penganggaran sehingga penilaian efisiensi
dan efektifitas yayasan dapat dilakukan dengan lebih baik. Bagi yayasan yang
sedang bertumbuh, pembiayaan pembelanjaan, dilakukan dengan dana yang
sebagian besar berasal dari sumbangan dan mungkin ada sedikit bantuan baik
dari pemerintah atau donator, misalnya dari hasil usaha yang dimilikinya. Namun
untuk yayasan yang besar dalam arti memiliki program kegiatan yang bersifat
rutin dan non rutin, maka memerlukan suatu sistem pelaporan dana yang baik.
Dalam perkembangan akuntansi dikenal secara luas bahwa sebagian besar
organisasi-organisasi non profit menggunakan fund accounting dalam pelaporan
sumber dana yang dimiliki. Yayasan sebagai organisasi non profit dapat
menerapkan fund accounting tersebut sebagai pelaporan dana terhadap sumber
dan penggunaan dana yang terkumpul. sistem akuntansi dana yang digunakan
oleh organisasi nirlaba lainnya, akan menghasilkan suatu laporan yang bertujuan
untuk menyediakan informasi yang akan digunakan dalam pengambilan
keputusan organisasi yaitu untuk merencanakan penggunaan sumber daya yang
dimiliki, membantu peningkatan kinerja pengurus dan untuk mengetahui
informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban saldo sumber dana dan
perubahannya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa yayasan juga
memerlukan suatu pelaporan keuangan sumber dan penggunaan dana yang
memadai agar dapat menunjang pelaksanaan program kerja yang telah
2

ditetapkan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian


yang berhubungan dengan penerapan akuntansi dana pada pelaporan keuangan
yayasan dengan judul Sistem Penerapan Akuntansi Dana Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelaporan Keuangan Yayasan. (Study Kasus Yayasan Pembinaan
Ummat Nurul Falah Palu).
1.2. Identifikasi Masalah
Masalah pokok yang ingin penulis identifikasikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem penerapan akuntansi dana dalam meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan yayasan?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai
pengetahuan yang telah peneliti terima diperkuliahan dan untuk menambah
pengalaman peneliti mengenai obyek yang diteliti. Dengan demikian, tujuan
penelitiannya yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem penerapan akuntansi dana dalam meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan yayasan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan:
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui penerapan akuntansi dana terhadap pelaporan keuangan
yayasan, antara teori dan praktik yang sesungguhnya terjadi.
2. Bagi Yayasan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran kondisi yayasan khususnya
mengenai masalah yang diteliti sehingga dapat dijadikan umpan balik daan
informasi bagi kemajuan yayasan dan untuk memberikan masukan mengenai

prinsip akuntansi dana terhadap pelaporan keuangan yayasan agar dapat


dilaksanakan secara efektif.
3. Bagi Pihak Lain
Untuk dapat dijadikan sebagai dasar penelitian yang sama pada objek dan
lingkup penelitian yang berbeda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan
bekerjasama digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sifat-sifat dari suatu sistem yaitu sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan, orientasi pencapaian tujuan akan memberikan sifat
dinamis kepada sistem, memberi ciri perubahan yang terus menerus dalam
usaha pencapaian tujuan.
2. Kesatuan usaha, mencerminkan suatu sifat dasar dari sistem dimana hasil
keseluruhan melebihi jumlah bagian-bagiannya.
3. Keterbukaan terhadap lingkungan, lingkungan

merupakan

sumber

kesempatan maupun hambatan pengembangan. Keterbukaan terhadap


lingkungan membuat penilaian terhadap suatu sistem menjadi relatif atau
pencapaian dari suatu sistem tidak mutlak harus dilakukan dengan cara
terbaik. Tetapi pencapaian tujuan suatu sistem dapat dilakukan dengan
berbagai cara suatu dengan tantangan yang dihadapi.
4. Transformasi, merupakan proses perubahan input menjadi output yang
dilakukan oleh sistem.
Berdasarkan paparan tentang sistem di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa sistem adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang saling terkait yang
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.2. Pengertian Akuntansi


Pada awalnya, akuntansi dipakai oleh organisasi bisnis dan ternyata
akuntansi sangat efektif untuk mengendalikan bisnis maka lambat laun akuntansi
merambah bidang lain seperti lembaga pemerintah dan organisasi non profit

lainya. Oleh karena itu, definisi akuntansi juga berlaku umum. Di Amerika
Serikat, definisi akuntansi yang paling banyak dipakai adalah definisi yang
dikeluarkan oleh The Committee on Terminology of The American Institute of
Accounting. Lembaga ini merupakan lembaga formal yang mempunyai legitimasi
resmi dibidang akuntansi. Menurut Komite Teknologi AICPA yang dikutip oleh
Kusnadi (1999, 2) akuntansi didefinisikan:
Accounting is the art of recording, classifying and sumarizing in a
significant manner and in termof money, transaction and events which are, in
part at least, of a financial character and interpreting the result there of.
Dalam definisi di atas hanya menyebutkan bahwa akuntansi hanya sekedar
keterampilan (seni) dan tidak mencantumkan hasil dari pengolahan transaksi atau
kejadian keuangan tersebut.
Menurut Paul Grady yang dikutip oleh Kusnadi (1999, 2) akuntansi
didefinisikan:
Accounting is the body of knowledge and function concerned with
systematic riginating, authenticating, recording, classifying, interpreting, and
supplying of dependable and significant information covering transaction and
events which are, in part at least, of a financial character, required for the
management and operation of an entity and for reports, that have to submitted
there on to meet fiduciary and other responsibility.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi
sebagai berikut:
1. Akuntansi merupakan seni (keterampilan) dan sekaligus ilmu tentang
penyusutan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dalam suatu organisasi non profit, jika diterapkan di dalam
lingkungan organisasi non profit maka pihak yang berkepentingan adalah
pihak-pihak yang memberikan sumber daya dalam organisasi tersebut.

2. Obyek akuntansi adalah transaksi atau kejadian yang setidak-tidaknya dapat


diukur dengan uang dan yang tidak dapat diukur dengan uang bukan
merupakan obyek akuntansi.
3. Akutansi diterapkan dalam entitas, organisasi atau lembaga.
4. Di dalam akuntansi terjadi proses penyusunan dari transaksi dan kejadian
keuangan menjadi laporan keuangan.
5. Proses penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan cara yang tepat dan
dapat dipercaya serta disusun secara sistematis.
6. Hasil akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat dijadikan alat
penawasan dan pertanggungjawaban.
2.3. Akuntansi Organisasi Nirlaba
Dalam sebagian besar kegiatan organisasi nirlaba yang tidak berkaitan
dengan pengukuran profit, walaupun terdapat laporan-laporan yang dibuat untuk
mengungkapkan pendapat, pengeluaran dan laba. Hal ini dimaksudkan bukan
untuk memaksimalkan profit yang dihasilkan. Namun sebagai dasar untuk
menentukan adanya jaminan tentang kelangsungan atau peningkatan jasa yang
dapat diberikan. Lingkungan organisasi nirlaba sendiri terutama berkaitan dengan
perolehan alokasi sumber daya keuangan, arah pengelolaan dan pengendalian
yang berada dalam kerangka yang dibatasi oleh tujuan tertentu.
Akuntansi dalam organisasi nirlaba mengutamakan pada pengendalian dan
tanggungjawab penggunaan sumber dana yang dapat digunakan. Cara yang
paling sering digunakan untuk pengendalian yang mempengaruhi akuntansi
adalah penggunaan dana dan peranan anggaran yang jelas.
2.4. Akuntansi Dana
Akuntansi pada organisasi nirlaba berhubungan dengan pembentukan danadana, maka akuntansi yang digunakannya disebut dengan akuntansi dana (Fund
Accounting). Akuntansi dana ini merupakan hal yang spesifik bagi organisasi
nirlaba. Menurut Gross, Jr. and William (1981, 23) akuntansi dana adalah:

A system of accounting in which separated recordare kept for assets


donated to an organization which are restricted by donor or outside parties to
certain specified purpose or use. The financial statement usually follow this
separate statements are prepared for each fund. Aseets which carry similar
restrictions are usually coming led in a single fund and accounted for together
rather than separately.
Sedangkan menurut Dody Hapsoro (1991, 1-2) mengatakan bahwa:
Kegiatan yang dilakukan oleh berbagai bentuk organisasi yang tidak
bertujuan laba (not-for-profit) pada umumnya dibelanjai (dibiayai) oleh pajak dan
bantuan (donasi). Pajak-pajak dan donasi tersebut biasanya dibebankan atau
ditetapkan untuk tujuan yang khusus, dan harus diikat atau digunakan dalam
ikatannya dengan ketentuan hokum, peraturan-peraturan, maupun kesepakatan
yang telah ditetapkan. Akuntansi untuk lembaga-lembaga non-for-profit biasanya
disebut fund accounting.
Dari pengertian yang diungkapkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa akuntansi dana merupakan suatu sistem pencatatan yang terpisah terhadap
masing-masing asset yang dinamakan dengan dana. Pengertian dana disini
berbeda dengan dana pada perusahaan bisnis. Pada perusahaan bisnis dana
diartikan sebagai kas atau sumber daya keuangan yang disisihkan dan ditetapkan
akan digunakan untuk tujuan tertentu, tetapi bukan merupakan entitas terpisah.
Melainkan masih menjadi bagian dari entitas akuntansi perusahaan yang
merupakan entitas tunggal. Pendapatan dan biaya yang diterima dan dikeluarkan
berhubungan dengan dana tersebut merupakan bagian dari operasi perusahaan
dan dibukukan pada rekening pendapatan dan biaya dalam buku besar bersamasama dengan rekening pendapatan dan biaya lainnya.
Menurut Govermental Accounting Standar Boards yang dikutip oleh
Baldric (2001, 9) definisi dana adalah sebagai berikut:
A funds is a fiscal and accounting entity with a self balancing set of
accounts recording cash and other financial resources, together with all related
8

liabilities and residual equities or balances, and changes there in, which are
segregated for the purpose of carrying on specific activities or attaining certain
objectives in accordance with special regulations, restrictions, or limitations.
Dengan demikian yang diartikan dengan dana berbeda dengan kas atau
dana sumber lainnya yang bersifat sempit, sebab pengertian dana mencakup
sebagai berikut:
1. Kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri.
2. Terdapat sekumpulan rekening (set of accounts) untuk mencatat mutasi kas
atau sumber-sumber lainnya yang bersifat saling berimbang dengan
melakukan pencatatan terhadap semua transaksi, baik harta, hutang, modal,
pendapatan dan pengeluaran.
3. Mempunyai tujuan penggunaan tertentu.
4. Ada ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pembentukan dana dan penggunaannya serta pembatas-pembatasnya.
Jenis-jenis dana yang digunakan dalam organisasi nirlaba selain pemerintah
dan universitas yaitu yang bergerak dalam kesehatan dan kesejahteraan
(Valuntary, Health and Welfare Organization) dan organisasi nirlaba lainnya
menurut Freeman, at al (1988, 849) pada umumnya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Current Unrestricted Fund.


Current Restricted Fund.
Endowment Fund.
Custodian Fund.
Loan and Annuity Fund.
Land, Building and Equipment Fund.

Jenis-jenis dana tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Dana Lancar Umum
Merupakan perkiraan-perkiraan (Accounts) yang berkaitan dengan sumber
daya yang tidak dibatasi (unrestricted) yang digunakan dengan batasan yang

ada, kecuali untuk jalan yang diinvestasikan dengan tanah, bangunan, dan
peralatan.
2. Dana Lancar Terbatas
Merupakan perkiraan-perkiraan (Accounts) yang berkaitan dengan sumber
daya yang dibatasi (Restricted) yang dapat dibelanjakan, tetapi hanya untuk
operasi atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud oleh pemberinya.
3. Dana Endowment
Merupakan perkiraan-perkiraan (Accounts) yang berkaitan dengan hadiah
(gift) dan warisan(bequest) yang diterima dari donor dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jumlah pelaku yang dipertahankan tetap selama periode tertentu sampai
peristiwa yang khusus terjadi.
b. Semua pendapatan dari investasi dana yang dapat dibelanjakan sesuai
dengan maksud pemberi.
4. Dana Pemeliharaan
Merupakan harta (Assets) yang diterima dan dipegang serta dibelanjakan
sesuai dengan perintah dari orang atau organisasi yang memberi asset tertentu.
5. Dana Pinjaman
Merupakan perkiraan-perkiraan yang (Account) yang berhubungan dengan
pinjaman dan rencana pembayarannya.
6. Dana Aktiva Tetap
Merupakan perkiraan-perkiraan yang berhubungan dengan yaitu:
1. Sumber daya yang dibatasi (Restricted) yang direncanakan untuk
memperoleh atau mengganti aktiva tetap yang dipakai untuk operasi
organisasi.
2. Aktiva tetap yang dipakai untuk operasi organisasi.
3. Hutang yang berhubungan dengan aktiva tetap.
4. Investasi bersih (net invesment) dalam aktiva tetap.
2.4.1. Karakteristik Dana
Dana (fund) dalam organisasi nirlaba bukan merupakan kesatuan
jumlah aktiva yang disisihkan untuk member laba, melainkan merupakan
kesatuan akuntansi dan fiscal yang memiliki seperangkat akun (Account)
yang berimbang sendiri untuk mencatat kas dan sumber keuangan lain,

10

bersama-sama dengan utang dan saldo ekuitas, serta perubahan-perubahan


yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian account adalah
judul suatu catatan akuntansi yang umumnya berbentuk T, yang dibagi
menjadi 2 yaitu debet dan kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan
dan mencatat transaksi berdasarkan prinsip tata buku berpasangan, yang
sering disebut dengan rekening.
Dana merupakan kesatuan fiskal (fiscal entity) kesatuan akuntansi
(accounting entity), yang terpisah antara satu sama lain. Dana disebut
sebagai kesatuan fiskal karena dana memiliki sumber keuangan dan
penggunaannya yang telah ditentukan dalam anggaran, dan dana tersebut
sebagai kesatuan akuntansi karena dana memiliki persamaan akuntansi.
Kesatuan akuntansi dana merupakan kesatuan akuntansi ganda (multiple
accounting entity) yang dikemukakan oleh Gross, Jr and Wiliam (1981;22)
yaitu:

MULTIPLE ACCOUNTING ENTITY ORGANISASI NON PROFIT

11

Dana 1

Dana 2

A=U + SD

A= U + SD

Dana 3

Dana 4

A= U+SD

A= U + SD

Aktiva Tetap

Utang Jangka
Panjang

Keterangan:
A = Aktiva

M = Modal

U = Utang

SD=Sumber Dana

2.4.2. Ruang Lingkup Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba dalam beberapa hal mempunyai kesamaan bila
dibandingkan dengan organisasi komersial yang bermotifkan mencari laba.
Menurut Arifin Sabeni dan Imam Gozali (1988, 5-6) beberapa
kesamaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kedua jenis organisasi tersebut, merupakan bagian dari suatu sistem
ekonomi yang sama dengan menggunakan sumber daya yang sama pula
untuk memahami tujuannya.
2. Kedua jenis organisasi tersebut, harus menggunakan sumber daya yang
langka untuk menciptakan barang dan jasa.

12

3. Kedua jenis organisasi tersebut, masing-masing memiliki proses


manajemen keuangan yang sama.
4. Kedua jenis organisasi tersebut, memerlukan analisis biaya dan
pengendalian biaya guna menetapkan bahwa sumber daya yang langka
tersebut telah digunakan secara efisien dan efektif.
5. Dalam beberapa hal, kedua jenis organisasi tersebut, menghasilkan
produk yang sama, seperti pemerintah maupun perusahaan komersial
yang keduanya dapat mengelola sistem transportasi, sanitasi, listrik dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui secara umum bahwa
persamaan kedua jenis organisasi tersebut yaitu berbeda dalam suatu sistem
ekonomi dan memerlukan sumber daya untuk menjalankan segala
aktivitasnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
masing-masing organisasi, serta memerlukan analisis dan pengendalian
biaya guna menetapkan bahwa sumber daya yang langka tesebut telah
digunakan secara efisien dan efektif.
Walaupun keduanya memiliki beberapa kesamaan, namun ada
beberapa hal pokok yang membedakan kedua jenis organisasi ini, yaitu
dalam hal tujuan organisasi, sumber dana, dan peraturan atau pengendalian
barang dan jasa.
Menurut

Gross,

Jr

and

William

(1981;23)

secara

ringkas

membedakan antara organisasi komersial dan organisasi nirlaba dapat


dipandang dari beberapa hal sebagai berikut:

Hal Perbedaan
Tujuan Organisasi

Organisasi Komersial
Organisasi Nirlaba
Menentukan laba bersih Menghimpun dana dan

13

(net

income)

untuk menggunakannya

menetapkan

untuk

laba masyarakat

perlembar saham (earning

secara

keseluruhan.

per share) yang setinggiSumber Dana

tingginya
Perseorangan

atau Berbagai

sumber

dana

sekelompok orang yang digunakan untuk berbagai


berbentuk sejumlah modal macam tujuan tanpa adanya
yang

disetor

(invested

penekanan pada penentuan

capital) untuk memperoleh laba.


Pengaturan

pendapatan.
dan Barang dan

jasa

Pengendalian Barang dan ditawarkan


Jasa

perusahaan

yang Menyediakan barang dan


oleh jasa yang tidak ada harga

komersial pasarnya dan ini dapat

kepada konsumen umum, digunakan

sebagai

akan ditarik dari pasaran pengukur

kepuasan

apabila barang dan jasa konsumen karena barang


tersebut

tidak dan jasa tersebut bersifat

menguntungkan lagi.

unik.

2.4.3. Karakteristik Organisasi Nirlaba


Pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba mempunyai perbedaan
dengan organisasi-organisasi lain yang bertujuan untuk mencari laba
sehingga organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan
organisasi komersial.
Menurut Kusnadi, dkk (1999, 19) beberapa karakteristik organisasi
nirlaba adalah sebagai berikut:
1. Organisasi milik umum yang tidak dapat diidentifikasikan secara jelas
melalui tanda kepemilikan khusus seperti surat saham.

14

2. Organisasi dimiliki secara umum menurut anggaran dasar dan anggaran


rumah tangga yang secara normal tidak dinyatakan sebagai pemilik
organisasi akan tetapi secara tidak langsung merupakan pemilik
organisasi.
3. Organisasi tidak bertujuan mencari laba finansial akan tetapi bertujan
mencari laba social (non financial) sehingga jika jangkauan layanan luas
dan yang dilayani memperoleh kesejahteraan maka organisasi dapat
dikatakan telah berfungsi dengan baik.
4. Dana yang diperoleh dari anggota atau pihak simpatisan atau dari
Negara yang tidak berkaitan langsung dengan transaksi.Umumnya dana
yang diperoleh oleh organisasi ini bersifat sukarela atau ikhlas yang
didorong oleh motivasi holistik.
5. Para anggota organisasi akan melakukan pekerjaan bukan semata-mata
karena pertimbangan ekonomi akan tetapi lebih didasarkan kepada
tuntutan holistik yang sangat diimani akan diperoleh balasan yang layak
disisi Tuhannya,
6. Ukuran keberhasilan organisasi tidak semata-mata pada pertumbuhan
aktiva atau pertumbuhan dana
Akuntansi organisasi nirlaba juga memisahkan aset menjadi beberapa
kategori bedasarkan pembatasnya, yaitu aset dengan pemabatasan temporer
dan aset yang tidak dibatasi. Pemisahan ini sama sekali tidak dikenal di
entitas bisnis, yang didasarkan pada pemahaman atas jenis karakteristik
sumbangan

yang

diterima

oleh

organisasi

nirlaba,

serta

menyebabkan organisasi nirlaba harus menyajikan laporan aktivitas


keuangan. Sedangkan pada aspek pelaporan keuangan, salah satu pengguna
utama laporan keuangan organisasi nirlaba adalah para pembeli sumbangan
itu sendiri.
Para penyumbang membutuhkan informasi keuangan yang mampu
mereka gunakan untuk memeriksa kembali berapa dana yang organisasi

15

nirlaba terima dari penyumbang, berapa yang telah digunakan dan


kesesuaian peruntukan atas penggunaan dana tersebut. Walaupun secara
umum informasi keuangan yang dibutuhkan oleh masing-masing
penyumbang adalah sama, namun pada praktiknya para penyumbang juga
mensyaratkan format laporan tertentu yang bisa mereka gunakan untuk
mengkonsolidasikan laporan keuangan penyumbang masing-masing.
Para penyumbang tidak hanya mensyaratkan fo rmat pelaporan keuangan

tertentu, yang tentu saja persyaratan ini akan mempersulit kerja


pembukuan organisasi nirlaba penerima hibah. Akuntanbilitas keuangan
merupakan bentuk pertanggungjawaban yang harus dimaknai lebih dari
sekadar proses pelaporan keuangan belaka. Akuntanbilitas Keuangan
organisasi

nirlaba

akan

sangat

bersandar

pada

kekuatan

sistem

pengendalian internal dan kinerja pengelolaan keuangan organisasi, yang


seharusnya dikembangkan secara spesifikasi sesuai dengan karakteristik
khusus masing-masing organisasi nirlaba.
2.5.

Pengertian Kualitas
Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat
luas, relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas
memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika
dilihat dari sisi penilaian akhir yayasan dan definisi yang diberikan oleh
berbagai ahli serta dari sudut pandang yayasan sebagai pihak yang
menciptakan kualitas. Yayasan dan pemerintahan itu berbeda dan akan
merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang
dimiliki masing-masing.
Begitu pula para ahli dalam memberikan definisi dari kualitas juga akan
berbeda satu sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang
berbeda. Oleh karena itu definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif,
yaitu dari sisi yayasan dan sisi pemerintahan. Namun pada dasarnya konsep
dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri atau
16

karakteristik suatu pelaporan keuangan yang diharapkan oleh yayasan.


Adapun pengertian kualitas menurut American Society For Quality yang
dikutip oleh Heizer & Render (2006:253):
Quality is the totality of features and characteristic of a product or
service that bears on its ability to satisfy stated or implied need.
Artinya kualitas atau mutu adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari
produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak
jelas maupun yang tersembunyi.
Meskipun

tidak

ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara

universal, namun dari beberapa definisi kualitas.


Menurut para ahli di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam
elemen-elemen sebagai berikut (M. N. Nasution, 2005:3):
a.
Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b.
Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
c.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya kualitas saat ini
mungkin saja dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
Tinggi rendahnya kualitas informasi yang disampaikan didalam laporan
keuangan dapat dinilai dari tiga hal berikut yaitu:
1.

Relevansi informasi, informasi yang diungkapkan di laporan keuangan


seharusnya dapat digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi

2.

penggunanya.
Informasi yang bersifat tambahan, penambahan informasi mengenai kinerja
dan keadaan perusahaan dimana informasi tersebut sulit untuk disajikan di

3.

dalam laporan keuangan.


Kredibilitas informasi, informasi yang dilaporkan dijamin oleh pihak
independen yang dapat diandalkan, seperti auditor.

2. 6. Teori Entitas
Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),
dinyatakan bahwa organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha

17

ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam organisasi
dan kesatuan ekonomi tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang
akuntansi. Dari perspektif ini, akuntansi berkepentingan dengan pelaporan
keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha
menjadi kesatuan pelapor (reporting entity) yang bertanggungjawab kepada
pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjawaban dan laporan
keuangan merupakan medium pertanggungjawabannya.
Dalam mekanisme keuangan negara di Indonesia, teori ataupun konsep
entitas telah diaplikasikan. Maka dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
peraturan pemerintah no 71. Tahun 2010 dibakukan dan dipertegas eksistensi Entitas
Pelaporan dan Entitas Akuntansi, yang masing-masing menurut alur pikir proses
dan dari sudut pandang profesi diberi batasan sebagai berikut:
1. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib

menyampaikan

laporan

pertanggungjawaban

berupa

laporan

keuangan.
2. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
Pencegahan kecurangan pada umumnya berupa aktivitas yang dilaksanakan
oleh pihak manajemen dalam hal penerapan kebijakan, sistem dan prosedur
yang membantu menyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan,
manajemen dan personil lain perusahaan atau organisasi nirlaba untuk dapat
memberikan kenyakinan memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu:
1. Sistem penerapan dana yang baik agar laporan keuangan memadai.
2. Kualitas dan efisiensi operasional.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2.7. Pelaporan Keuangan
18

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis


Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang
diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan
dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan
gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Sofyan S. Harahap mendefinisikan dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan
Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu.
Sedangkan Menurut Soemarsono (2004: 34) Laporan keuangan adalah
laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar
perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Menurut

Zaki

Baridwan

(1995:4)

mengemukakan

bahwa Laporan

Keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan
suatu rangkaian dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah :
1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk
membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan.
2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan
maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau
tidak.
3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan,
pada periode tertentu.
4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama periode yang bersangkutan.
Menurut Budi Raharjo (2005 : 1) yaitu sebagai berikut:

19

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer /


pimpinan perusahaan atas yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan (stockholders) diluar perusahaan, pemilik perusahaan,
pemerintah, kreditur dan pihak lainnya.
Menurut Miswanto dan Eko Widodo (1998 : 80) yaitu sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi
keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak
kreditur, investor, dan pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yaitu sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus dana,
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keungan. Di samping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi
keuangan

segmen industri dan geografis serta

pengungkapan

pengaruh

perubahan harga.
Mengadakan peningkatan kualitas terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan

akan

sangat

bermanfaat

untuk

mengetahui

keadaan

perkembangan financial perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan


peningkatan

kualitas

laporan

keuangan

suatu

perusahaan

dapat segera

mengetahui kelemahan dan kelebihan dari perusahaan tersebut.


2.7.1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 6 (Revisi 2010), tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi yang relevan untuk mengetahui
kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

20

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2010), pihak pengguna


laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama dalam
rangka menilai yaitu:
(a) Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut.
(b) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari
kinerja mereka.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 8 (Revisi 2010), secara rinci, tujuan
laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk
menyajikan informasi mengenai:
(a) Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba.
(b) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah
nilai dan sifat aset neto.
(c) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu
periode dan hubungan antara keduanya.
(d) Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh
pada likuiditasnya.
(e) Usaha jasa entitas nirlaba.
Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan
informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam
laporan keuangan yang lain.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan

21

pemakai

dalam

pengambilan

keputusan

ekonomi

karena

secara

umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan


tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai
apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini
mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen.
Berikut adalah karakteristik kualitas pelaporan keuangan menurut
PSAK. Karakteristik kualitatif (kualitas) merupakan suatu ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya.
Berikut adalah karakteristik laporan keuangan dilihat dari segi kualitas
(PSAK) yaitu:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya. Pemakai
diasumsikan

memiliki

pengetahuan

yang

memadai

tentang

aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari


informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi
kompleks yang seharusnya dimasukkan di dalam laporan keuangan tidak
dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus
relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan
22

jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu


mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Informasi
posisi keuangamn dan kinerja dimasa lalu sering kali digunakan sebagai
dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan halhal lain yag langsung menarik perhatian pemakai, seperti: pembayaran
dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas, dan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai
pridiktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit.
Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi
dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan
peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat di
tingkatkan apabila pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa,
abnormal, dan jarang terjadi di ungkapkan secara terpisah.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas
laporan keuangan. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar
laporan keungan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan
yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam
mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).
Oleh karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batasan titik
pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki
agar informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Supaya laporan keuangan bermanfaat, informasi juga harus handal
(reliable). Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan
23

pemakainya

sebagai

penyajian

yang

tulus

atau

jujur

(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan secara wajar


diharapkan dapat di sajikan.
5. Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput
dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang
seharusnya

digambarkan.

Hal

tersebut

bukan

disebabkan

karena

kesenjangan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang


melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa lainnya yang
dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik
penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan pristiwa tersebut.
6. Subtansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi
serta pristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukum. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak
selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak
pastian suatu peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang
yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dengan
tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Namun demikian,
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya:
24

pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan, berlebihan, dan


sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi sehingga laporan
keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu tidak memilki kualitas yang
handal.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersi dari informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang anggota organisasi, kreditur, dan pihak-pihak
lain untuk menilai: kemampuan organisasi untuk memberika jasa secara
berkelanjutan

dan liquiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk

memahami kewajiban,dan kebutuhan pendanaan eksternal.


Organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva dalam
kelompok yang homogen, seperti:
1.
2.
3.
4.
5.

Kas dan setara kas


Persediaan
Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar dimuka.
Surat berharga dan infestasi jangka panjang.
Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyajikan aktiva berdasarkan

urutan likuiditas dan kewajiban

berdasarkan tanggal jatuh tempo.


2. Mengelompokan aktiva kedalam lancar atau tidak lancar, dan
kewajiban kedalam jangka pendek dan jangka panjang.
25

Menurut baldric dan bonni siregar (2001) laporan keuagan yang di


hasilkan dengan sistem dana adalah:
1.
2.
3.
4.

Laporan posisi keuagan (neraca).


Laporan aktivitas ( perubahan saldo dana).
Laporan arus kas.
Laporan perbandingan antara anggaran dan realisasi.
Di terbitkannya laporan keuagan tersebut di harapkan dana

memberikan informasi mengenai sumberdaya ekonomi, kewajiban dan


sumberdaya bersih serta pengaruh transaksi atau kejadian yang berkaitan
dengan sumberdaya tersebut. Dengan demikian diharapkan bahwa pemakai
laporan keuangan organisasi nirlaba dapat membuat keputusan yang
rasional mengenai pengalokasian sumberdaya dan memperkirakan jasa dan
kemampuan organisasi dalam menyediakan jasa serta pengelola memberi
pertanggungjawaban dengan memperhatikan aspek-aspek kinerja lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa dengan
mengadakan sistem penerapan akuntansi dana dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan organisasi nirlaba pada yayasan.

26

BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan alat yang penting dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan penelitian yang telah dirumuskan sangat berkaitan dengan
metode yang digunakan secara tepat dan sesuai dengan maksud tujuan yang
dikehendaki. Ratna (2010:84), menguraikan bahwa metode berasal dari kata
methodos, bahasa latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari kata meta dan
hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti
jalan, cara, arah sehingga metode adalah cara-cara, strategi untuk memahami realitas,
langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.
Metode berfugsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah dipecahkan
dan dipahami.
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang disajikan sebagai objek dalam
penelitian. Penelitian ini dilakukan pada yayasan pembinaan ummat nurul falah
Palu. Yang berlokasi di jalan suprapto no. 79 Palu. Dalam pemilihan penetapan
lokasi ini berdasarkan permasalahan yang terjadi disana, yaitu sistem penerapan
akuntansi dana dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yayasan.
3.2. Sumber data

27

Menurut Amirin (1995:130), data adalah segala keterangan (informasi)


mengenai segala yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian
tidak segala informasi atau keterangan merupakan data. Data hanyalah sebagian
saja dari informasi, yakni yang berkaitan dengan penelitian. Data penelitian
diperoleh dari dua sumber yakni data primer dan data sekunder.
3.2.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian serta data yang
diperoleh dari sumber-sumber primer yakni sumber asli yang memuat
informasi atau data tersebut, atau data yang diperoleh langsung dari
obyek yang diteliti.
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari terbitan/laporan
suatu lembaga. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nasir (1988:211), pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematika dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada
hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang
ingin

dipecahkan.

Masalah

memberi

arahan,

mempengaruhi

metode

pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang sesuai kebutuhan dalam


penelitian ini dipergunakan metode-metode sebagai berikut :
3.3.1. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang paling banyak
dilakukan dalam penelitian. Menurut Ahmadi dan Sholeh (2005:31),
metode observasi adalah metode yang paling dasar dilakukan dari semua
metode yang ada. Yakni mengadakan pengamatan secara cermat dan
sistematis serta membutuhkan adanya keluwesan tertentu.

28

Menurut Mohammad dan Djaali (2005:31), pengertian observasi


adalah cara penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap

fenomena-fenomena

yang

dijadikan

objek

pengamatan.

Observasi sebagai metode pengumpulan data banyak digunakan untuk


mengamati tingkah laku individu atas proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati.
3.3.2. Metode Wawancara
Muhammad dan Djaali (2005:29), secara umum yang dimaksud
dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
dilaksanakan dengan tanya secara lisan, sepihak, berhadapan maka dan
dengan arah tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Ratna (2010:222), wawancara merupakan cara-cara
memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik
antara individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok.
Gulo (2002:119), menguraikan bahwa, wawancara adalah bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan sebuah informasi yang
dilakukan dengan bertatap muka atau berhadapan langsung dengan
mengajukan sebuah pernyataan secara lisan serta sistematis kepada
narasumber.
3.4. Instrumen Penelitian
Kegiatan penelitian dalam memperoleh data yang berasal dari lapangan,
seorang peneliti biasanya menggunakan instrumen yang baik dan mampu
mengambil informasi dari objek yang diteliti, instrumen yang dimaksud dalam
peneliti ini adalah orang-orang yang mengetahui dan sanggup memberikan
informasi tentang sistem penerapan akuntansi dana dalam meningkatkan kualitas

29

pelaporan keuangan yayasan. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen


berupa yaitu:
1. Pedoman observasi, melakukan pengamatan langsung dan secara seksama,
serta

menyimak

tentang

sistem

penerapan

akuntansi

dana

dalam

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada yayasan.


2. Pedoman wawancara, berupa pertanyaan-pertanyaan dasar untuk
mengarahkan/memfokuskan pada saat wawancara dilaksanakan.
3.5. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam
dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data
kuantitatif (yang berbentuk angka).
3.5.1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui

berbagai

macam

teknik

pengumpulan

data

misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,


atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
data berupa uraian.
3.5.2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan statistika.
Dapat disimpulkan bahwa dalam data berdasarkan sifatnya, penulis hanya
menggunakan data kualitatif. Karena penulis tidak menggunakan teknik
perhitungan statistika.

30

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa penelitian ini dilakukan
pada yayasan pembinaan ummat nurul falah di palu. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sistem penerapan akuntansi dana dalam meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada yayasan.
4.2. Visi dan Misi Yayasan Pembinaan Ummat Nurul Falah
4.2.1. Visi
Mewujudkan

generasi

islami

yang

berintelektual,

beriman,

bertaqwa, dan berakhlaqul karimah.


4.2.2. Misi
1. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan mampu
untuk menerapkan kemasyarakat.
2. Meningkatkan pembelajaran akademik dalam bentuk islami.
3. Melaksanakan pendidikan keagamaan secara rutin melalui
pengkajian Al-quran dan dakwah.
4. Meningkatkan kedisiplinan dalam pembinaan.

31

5. Meningkatkan kemampuan berkarya dalam bidang seni islami.


6. Meningkatkan kewirausahaan dalam pengembangan usaha ekonomi
produktif.

4.3. Struktur Yayasan Pembinaan Ummat Nurul Falah Palu


Struktur Yayasan Pembinaan Ummat Nurul Falah adalah sebagai berikut:

(Dalam kertas lain).

32

4.4.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (PSAK No. 45 Tahun 2010)


Dalam entitas nirlaba dianjurkan untuk menyediakan informasi yang paling
relevan dan paling mudah dipahami dari sudut pandang penyumbang, kreditur,
dan pemakai lain laporan keuangan diluar entitas. Penyusunan laporan keuangan
komparatif juga dianjurkan. Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas
dan Basis Akrual, yang secara luas digunakan yaitu:

a. Basis Kas (Cash Basis)


Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada
aliran uang yang diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau
bank apabila ada aliran uang ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai
pendapatan dan pengeluaran kas atau bank apabila ada aliran uang ke luar dari
kas atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya. Kelamahan akuntansi
berbasis kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis laporan keuangan.
Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena alasan
kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis kas.
Dengan pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi
belum dikeluarkan/diterima uangnya yang tidak dicatat dan rawan terhadap
kesalahan.
b. Basis Akrual (Acrual Basis)
33

Akuntansi basis akrual, pencatatan suatu transaksi tanpa memperhatikan


apakah terdapat aliran uang masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi,
pengaruh dari suatu kejadian transaksi langsung diamati pada saat terjadinya.
Contohnya Pengiriman invoice atau tagihan akan dicatat pengakuan pendapatan
dan pembelian barang secara kredit akan dicatat pengakuan biayanya. Menurut
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi diasumsikan akan
hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang panjang, sehingga
pencatatan yang dilakukan harus menggunakan basis akrual. Perubahan
kebiasaan pencatatan dari basis kas ke basis akrual murni bisa disiasati dengan
cara mencatat transaksi rutin dengan basis kas, dan kemudian lakukan
penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan informasi
keuangan.
4.5. Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba
Dalam akuntansi, sistem pencatatan dan pengklasifikasian transaksi
disebut sistem pembukuan berganda (double entry accounting system).
Dinamakan berganda sebab setiap transaksi dianalisis lalu dicatat pada dua sisi
yaitu sisi sebelah kiri (debit) dan sisi sebelah kanan (kredit). Model pencatatan
ini dikenal dengan istilah persamaan akuntansi.
Sedangkan untuk mengklasifikasikan pos atau transaksi digunakan suatu
bagan yang berisi rekening atau perkiraan atau disebut daftar nomor kode akun
(Chart of Account). Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba
yaitu PSAK no. 45 perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan
Laporan Posisi Keuangan, dan perkiraan Laporan Aktivitas.
Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva, Kewajiban, dan
Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari Penerimaan
dan Biaya. Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut :
kedua sisi kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu
sama. Hal tersebut karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga

34

Donatur. Kita perlu menggaris bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap
sisi kiri dan kanan harus seimbang, demikian juga hasil akhir/saldonya harus
seimbang.
AKTIVA = KEWAJIBAN + AKTIVA BERSIH
Ilustrasi

berikut

memperlihatkan

hubungan

dalam

persamaan

akuntansi secara lebih jelas.

AKTIVA
Debit

KEWAJIBAN

+ AKTIVA BERSIH

Kredit

Debit

Kredit

Debit

Kredit

Penambaha

Penguran

Penguran

Penambaha

Penguran

Penambaha

Aktiva

Aktiva

Kewajiba

Kewajiban

Karena

Karena

adanya

adanya

biaya

penerimaan

Posisi normal perkiraan dapat diilustrasikan sebagai berikut :


Perkiraan

Penambahan

Pengurangan

Saldo
Normal

Aktiva

Debit

Kredit

Debit

Kewajiban

Kredit

Debit

Kredit

Aktiva bersih

Kredit

Debit

Kredit

Penerimaan

Kredit

Debit

Kredit

Biaya

Debit

Kredit

Debit

35

4.6. Chat of Account (CoA)


CoA adalah alat bantu akuntansi berupa kode yang unik yang
dilambangkan dengan deret karakter (digit) bisa angka atau huruf, yang
digunakan untuk mempermudah akunting dalam mengolah (mengklasifikasikan,
mengelompokkan, mengikhtisarkan, dan menjumlahkan) dokumen atau data
ekonomi menjadi laporan atau informasi ekonomi. Ada beberapa prinsip CoA
yaitu sebagai berikut:
a. Yang lazim terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu sederet angka dan nama
yang mengiterpretasikan suatu transaksi.
b. Didesain menggunakan klasifikasi yang seragam untuk menginterpretasikan
transaksi keuangan.
c. Walaupun setiap organisasi memiliki CoA yang unik sesuai dengan sifat
operasi, struktur organisasi, dan aliran kegiatan organisasi, namun ada yang
harus diseragamkan yaitu untuk kebutuhan pelaporan dan identifikasi
keunikan organisasi tersebut.
d. Memungkinkan adanya perluasan akun tanpa harus mengadakan perubahan
struktur kode.
e. Mudah diingat.
f. Mudah bagi pengguna.
Sedangkan komponen-komponen yang di-kode-kan dalam chart of account
(CoA) yaitu sevagai berikut:
a. Klasifikasi pelaporan menurut PSAK 45 yaitu:
1. Aktiva (lancar dan tidak lancar), kewajiban (lancar dan jangka panjang),
aktiva bersih, penerimaan (pendapatan, penghasilan, ab berakhir
batasannya) dan pengeluaran (administrasi & umum, program, pencarian
dana).
2. Sifat sumber dana : tidak terikat, terikat sementara, dan terikat permanen.
3. Golongan transaksi masing-masing aktiva, kewajiban, aktiva bersih,
penerimaan dan pengeluaran jenis transaksi masing-masing golongan
transaksi.
36

4. Rincian transaksi
Klasifikasi tambahan :
a. klasifikasi nama lembaga donor atau sumber dana,
b. klasifikasi kegiatan atau program,
c. klasifikasi divisi dalam organisasi dan/atau wilayah operasi
5. Pertimbangan-pertimbangan pembuatan CoA yaitu:
a. Model laporan yang ingin dihasilkan seberapa rinci, sehingga akan
menentukan seditil mungkin CoA yang dibuat dan jumlah digit yang
diperlukan.
b. Jenis batasan CoA sesuai batasan dari sumber dana apakah tidak
terikat, terikat sementara, atau terikat permanent.
c. Mudah
untuk
menginterpretasikan
transaksi,

sehingga

penjurnalannya tepat.
4.7. Laporan Posisi Keuangan
Klasifikasi aktiva dan kewajiban, informasi likuiditas diberikan dengan
cara sebagai berikut :
a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal
jatuh tempo.
b. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas
laporan keuangan.
Klasifikasi aktiva bersih terikat atau tidak terikat, laporan posisi keuangan
manyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau
tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu :
a. Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara
permanent dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh
organisasi, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau
semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber
daya tersebut.
b. Aktiva Bersih Terikat Temporer, pembatasan penggunaan sumber daya oleh
37

penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan


sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan
tertentu.
c. Aktiva Bersih Tidak Terikat, sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
d. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanent atau
temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

38

4.8. Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih


Tujuan dan fokus laporan aktivitas, laporan aktivitas difokuskan pada
organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih
selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin
pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan. Perubahan kelompok aktiva
bersih, laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat
permanen, aktiva bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat dalam
suatu periode.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian, laporan aktivitas
menyajikan pendapatan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali
jika penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambahan
aktiva bersih tidak terikat, terikat permanent, atau terikat temporer, tergantung
pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan
keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lainnya (atau
kewajiban) sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Informasi pendapatan dan beban, laporan aktivitas menyajikan jumlah
pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi,
dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban
penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. Informasi pemberian jasa, laporan aktivitas atau catatan atas laporan
keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi
fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas

39

pendukung.

40

4.9. Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi
penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama
dengan yang ada pada organisasi bisnis, yaitu: arus kas dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode penyusunan laporan arus kas
pun bisa menggunakan metode langsung (direct method) maupun metode tidak
langsung (indirect method).
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan jasa,
sumbangan, dan dari perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang
berdampak pada kas. Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi biasanya
mencatat dampak perubahan aset tetap terhadap kas, misal karena pembelian
peralatan, penjualan tanah, dsb. Lebih lanjut, arus kas dari aktivitas pendanaan
berasal dari penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi
yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari hasil investasi
yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
Semetara itu, ada kalanya organisasi nirlaba melakukan transaksi yang
mengakibatkan perubahan pada komponen posisi keuangan, namun perubahan
tersebut tidak mengakibatkan kas. Misalnya, adanya pembelian kendaraan
operasional dengan utang, sumbangan berupa bangunan atau aset investasi
lainnya. Transaksi sejenis ini (yang tidak mengakibatkan adanya perubahan kas)
harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

41

42

43

44

45

46

4.10. Penerimaan Sumber Dana


Penerimaan (revenue) organisasi nirlaba pada yayasan nurul falah bisa
berasal dari berbagai sumber, berbeda dengan organisasi bisnis dimana
penerimaan berasal dari usaha organisasi dengan terlebih dahulu menghasilkan
suatu jasa atau barang kepada para konsumen. Penerimaan Organisasi nirlaba
terdapat batasan-batasan penggunaanya, sesuai dengan batasan dari sumber
dana untuk digunakan pada aktivitas tertentu dalam Organisasi nirlaba
penerima.
Penerimaan organisasi nirlaba menurut PSAK no.45 dibagi menjadi 2
(dua) golongan besar yaitu Sumbangan dan non Sumbangan. Penerimaan yang
berupa sumbangan/hibah/donasi yaitu berbagai jenis penerimaan organisasi
dimana organisasi tidak perlu menghasilkan jasa atau barang kepada pemberi
namun berupa program-program yang telah direncanakan oleh organisasi.
Penerimaan yang tergolong non sumbangan organisasi nirlaba yaitu berbagai
macam penerimaan dan berasal dari sumber manapun dimana organisasi
melakukan suatu kegiatan jasa atau memproduksi suatu barang kepada
pemberi untuk memperolehnya.
Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong sumbangan:
a. Pemerintah (bantuan sosial, bantuan dana program, dan lain-lain);
b. Organisasi bisnis (program Coorporate Social Responsibility);
c.

Donor local atau organisasi nirlaba lokal penyalur sumbangan;

d. Donor internasional;
e. Masyarakat (dompet peduli, donasi tetap, dan lain-lain).
Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong non sumbangan:
a.

Hasil usaha komersial di bawah Yayasan (dividen dari penyertaan

b.

modal, SHU koperasi yang didirikan oleh yayasan);


Hasil Investasi (bunga bank, bunga deposito, penjualan aktiva tetap

c.

yayasan, dan lain-lain);


Kegiatan fundrising (hasil dari penyelenggaraan pameran, penjualan

47

buku, penyewaan aktiva tetap, kegiatan fasilitasi diluar program.


Perbedaan yang signifikan berdasar batasan dari sumber penerimaan,
menurut PSAK no.45 dibagi dalam 3 (tiga) golongan batasan :
a. Penerimaan Tidak Terikat
Merupakan jenis penerimaan organisasi nirlaba dimana tidak terdapat
batasan peruntukan atau penggunaan dana tersebut dari pemberi, dengan
demikian peruntukan atau penggunaan dana tersebut oleh pemberi
diberikan kebebasan kepada manajemen organisasi untuk kegiatan yang
telah direncanakan sesuai kebijakan manajemen organisasi.
b. Penerimaan Terikat Sementara
Sumber dana yang diterima dari pemberi/penyumbang dengan adanya
syarat-syarat untuk penggunaan dana tersebut berupa batasan waktu
dan/atau untuk pembiayaan suatu program kegiatan tertentu saja yang
telah direncanakan organisasi, biasanya berdasar kesepakatan yang
ditandatangi kedua belah pihak.
c. Penerimaan Terikat Permanen
Sumber dana/sumber daya yang masuk ke dalam organisasi dari
pemberi/penyumbang dimana terdapat batasan yang mutlak atas sumber
dana/sumber daya tersebut bahwa nilainya tidak boleh berkurang, dan
biasanya yang boleh dipergunakan hanyalah nilai lebih atau hasil dari
penggunaan sumber dana/sumber daya tersebut.
4.11.Pencatatan Pendapatan Yayasan Nurul Falah.
Bulan Mei 2014 Yayasan menerima sumbangan/donasi dari yayasan
Dharmais untuk periode bulan April sampai dengan juni 2014 sebesar Rp
5.250.000 (Cash Basis).

48

Maka Jurnalnya yaitu:


Keterangan
Yayasan Dharmais
Pendapatan Sumbangan

Debet
Rp 5.250.000
-

Kredit
Rp 5.250.000

4.12. Pencatatan Pendapatan jasa giro.


Yayasan nurul falah menerima jasa giro sampai dengan tanggal 31 maret 2013
sebesar Rp 924.722,01 dan untuk bulan april 2014 sebesar Rp 146. Maka total
penerimaan jasa giro bulan april sebesar Rp 924.868,01. Maka jurnalnya sebagai
berikut:

Keterangan
Kas
Pendapatan jasa giro

Debet
Rp 924.868,01

Kredit
-

Rp 924.868,01

4.13. Pencatatan Biaya Belanja Sehari-hari dari tgl 6 s/d 30 april 2014
Yayasan nurul falah mempunyai rincian belanja sehari-hari dari tgl 6 s/d
30 april 2014 sebesar Rp 362.000. maka jurnalnya sebagai berikut:
Keterangan
Anggaran/Dana Belanja
Kas

Debet
Rp 362.000

Kredit
-

Rp 362.000

49

50

51

BAB V

52

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil dari pembahasan di atas diperoleh kesimpulan bahwa, akuntansi dana
merupakan suatu sistem pencatatan yang terpisah terhadap masing-masing asset
yang dinamakan dengan dana. Pengertian dana disini berbeda dengan dana pada
perusahaan bisnis. Pada perusahaan bisnis dana diartikan sebagai kas atau
sumber daya keuangan yang disisihkan dan ditetapkan akan digunakan untuk
tujuan tertentu, tetapi bukan merupakan entitas terpisah. Melainkan masih
menjadi bagian dari entitas akuntansi perusahaan yang merupakan entitas
tunggal. Pendapatan dan biaya yang diterima dan dikeluarkan berhubungan
dengan dana tersebut merupakan bagian dari operasi perusahaan dan dibukukan
pada rekening pendapatan dan biaya dalam buku besar bersama-sama dengan
rekening pendapatan dan biaya lainnya. Sedangkan dana (fund) dalam organisasi
nirlaba bukan merupakan kesatuan jumlah aktiva yang disisihkan untuk member
laba, melainkan merupakan kesatuan akuntansi dan fiscal yang memiliki
seperangkat akun (Account) yang berimbang sendiri untuk mencatat kas dan
sumber keuangan lain, bersama-sama dengan utang dan saldo ekuitas, serta
perubahan-perubahan yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada yayasan pembinaan ummat nurul
falah masih belum menggunakan laporan keuangan jenis organisasi nirlaba yang
terdapat dalam PSAK no. 45 revisi tahun 2010, dimana seharusnya organisasi
pemerintah maupun organisasi nirlaba dalam menyusun laporan keuangan
mengacu pada dasar atau standar yang berlaku. Misalnya untuk pemerintah
mengacu pada SAP yang terbaru sekarang SAP PP no. 71 tahun 2010 dimana
laporan keuangan pemerintah harus menggunakan accrual basis.

5.2. Saran-Saran
Dalam karya tulis ilmiah ini kami berkeinginan memberikan saran yaitu:

53

1. Untuk yayasan pembinaan ummat nurul falah palu dapat dikembangkan lagi
menjadi yayasan yang berkualitas baik dari pelayanan dalam pemberian
nasehat atau dalam pengajian serta kualitas yang baik dalam pelaporan
keuangan. Mengingat untuk kualitas pembangunan mesjid dalam yayasan
tersebut masih belum memadai sehingga perlu direvisi atau diperbaiki
bangunan yang lebih baik.
2. Pemerintah dan pejabat yang berwenang sekiranya memberikan perhatian
dalam pelayanan yang baik kepada yayasan panti asuhan nurul falah, agar
panti tersebut memperoleh layanan yang lebih baik.
3. Sekiranya pemerintah kota Palu bias berperan dalam memberikan
sumbangan/donator, agar yayasan pembinaan ummat nurul falah mendapatkan
kesejahteraan.

DAFTAR PUSTAKA
Arkady, Stephane, 1976. Sumber Pembiayaan. Bandung. Yayasan Kalam Hidup.
54

Amirin, Tatang M. (1995). Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.
Abdul Halim, dan Mamduh M. Hanafi (2002:63). Analisis Laporan Keuangan,
Jakarta; Salemba Empat.
Champion, Dean J., 1990, Basic Statistic for Social Research. 2nd Edition, New York;
MeMillan Publishing.
C.Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-Prinsip
Akuntansi (terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, jilid 1, Edisi 16, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Dody Hapsoro, (1991, 1-2). Not For Profit. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Eldon S. Hendriksen dan Michael F.Van Brenda, (2000), teori acounting,
(terjemahan), Buku 1, Edisi kelima, Penerbit Interaksara, Jakarta.
Eldon S. Hendriksen, (1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa Wimliyono,
Edisi 4. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Eko Widodo, dan Miswanto, (1998 : 80). Akuntansi Keuangan. Jakarta: Selemba
Empat.
Gulo.W.(2002). Metodologi Penelitian. Jakarta:Grasindo.
Gross, Jr. and William. (1981, 23). Akuntansi Dana. Jakarta: Salemba Empat.
Granof, Michael H. 2001; Government and Non-for-Profit Accounting-Concepts and
Practices. Edisi Kedua John Wiley and Sons, Inc.
Financial Accounting Standard Board, 1980, Statement of Financial and Accounting
Concept No, 4: objective of Financial Report by Non Business Organization;
Stamford.
Freeman, Robert J. dan Craig D. Shoulders. 2003. Governmental and Nonprofit
Accounting Theory and Practise. Edisi ketujuh pearson. Education, Inc.

55

Ikatan akuntansi Indonesia, 1999. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Jakarta;


Salemba Empat.
Muhamad, Farouk dan Djaali, H. (2005). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:PTIK
Press & Restu Agung.
Nazir, Moh, (1988). Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ratna Kutha, Nyoman. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya. Denpasar : Pustaka Pelajar.
., 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta; Salemba
Empat.
Raharjo, Budi (2005 : 1). Dasar-Dasasr Akuntansi. Penerbit Erlangga; Jakarta.
Soemarsono, (2004: 34). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1. Revisi Edisi 5. Penerbit
Erlangga; Jakarta.
Sofyan S. Harahap. (2006:105), Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Penerbit
Erlangga:Jakarta.

Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta


Sugiono, (2004), Metode Penelitian Bisnis, IKAPI. Bandung.
Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2010 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba.
Zaki Baridwan, (1995:4). Intermedite Accounting. Jakarta; Penerbit Erlangga.

56

LAMPIRAN 1
(Dokumentasi)

Gambar Halaman Depan Yayasan.

57

Gambar Sebagian Ummat Nurul Falah Palu, Mengisi Waktu Kekosongan


Dengan Menonton Televisi.
58

Gambar Penghargaan Yayasan Nurul Falah Palu.

Gambar Struktur Organisasi Yayasan Nurul Falah Palu.

Gambar Daftar Nama Anak Panti Asuhan Nurul Falah.

59

Gambar Visi Dan Misi Yayasan Nurul Falah Palu.

60

LAMPIRAN 2
(Laporan Keuangan Yayasan Nurul Falah)

61

Anda mungkin juga menyukai