Anda di halaman 1dari 35

Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat

terdiri dari :
1.Skandium (Sc)
2.Titanium (Ti)
3.Vanadium (V)
4.Kromium (Cr)
5.Mangan (Mn)
6.Besi (Fe)
7.Kobalt (Co)
8.Nikel (Ni)
9.Tembaga (Cu)
10.Seng (Zn)

KEBERADAAN UNSUR UNSUR LOGAM TRANSISI


DI ALAM

Unsur

Keberadaan di Alam

Mangan Mn terutama terdapat pada pirolusit (MnO),


psilomelan[(Ba,H0)2MnO], dan rodokrosit
(MnCO). Logam Mn diekstraksi dari pirolusit.
Besi
Fe merupakan unsur kedua terbanyak di
alam. Besi ditemukan dalam mineral hematit
(FeO), magnetit (FeO ) ,
siderit (FeCO), limonit (2FeO3HO), dan
pirit (FeS)
Kobalt
Co berada sebagai senyawa kobaltin (CoAsS)
dan lineit (COS). Co murni dihasilkan dari
produk samping pemurnian Ni,Cu, dan Fe.

Nikel

Temba
ga

Seng

Ni ditemukan dalam mineral pentlandit


[(NiFe)S] . Logam Ni diperoleh dengan
memanaskan bijih besi dalam tungku
pembakaran.
Cu ditemukan dalam bentuk unsur
maupun senyawa sulfida dalam mineral
kalkopirit (CuFeS) ,kovelin (CuS),
kalkosit (CuS) atau seperti kuprit
(CuO)
Zn ditemukan di dalam mineral
zinkblende/spalerit (ZnS), kalamin,
franklinit, smitsonit, (ZnCO3), wilemit,
dan zincite (Zn0).

Warna Senyawa

Kereaktifan unsur-unsur transisi periode


keempat juga ditunjukkan dari nilai Potensial
reduksi standar (E) pada tabel berikut :

Sifat magnetik suatu unsur disebabkan


keberadaan elektron yang tidak berpasangan di
dalam orbital atomnya.
Kemungkinan
adanya
elektron
tidak
berpasangan cenderung ditemui pada atom dari
unsur dengan subkulit yang terdiri dari banyak
orbital, yakni subkulit d dan f.
Seperti diketahui, sebagian besar unsurunsur
transisi
periode
keempat
memiliki
elektron-elektron yang tidak berpasangan dalam
orbital-orbital di subkulit d nya,
Hal ini menyebabkan unsur-unsur ini
menjadi mudah tertarik ke medan magnet luar.

Elektron yang Tidak


Berpasangan

Berdasarkan sifatnya dalam medan magnet


luar, sifat magnetik zat dapat dibedakan
menjadi :
a.Diamagnetik
Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua
elektronnya sudah berpasangan () dimana momen
magnetiknya saling meniadakan. Sewaktu diletakkan
dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit
oleh medan magnet.

b.Paramagnetik
Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai
setidaknya 1 elektron tidak berpasangan (). Dalam
medan magnet luar, momen-momen magnetik atom
yang terdistribusi acak akan tersusun berjajar. Zat
akan tertarik ke medan magnet luar tersebut.

Tingkat Oksidasi UnsurUnsur Transisi Periode


Keempat

Cara Pembuatan Unsur-Unsur


Transisi Periode Ke Empat
1. Cara Pembuatan Skandium
Kebanyakan
skandium
sekarang
ini
diambil
darithrotvititeatau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali
diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan
Grienelaus
yang
mengelektrolisis
cairaneutectickalium, litium dan skandium klorida
pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius.
2. Cara Pembuatan Titanium
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan
karena kebutuhan dalam bidang militer dan industry
pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan
karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan
baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada
temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai
kerapatan yang tinggi).

Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan


mengubah
bijih
rutil
yang
mengandung
TiO2menjadi TiCl4, kemudian TiCl4dureduksi
dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas
oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s)+ C(s)+ 2Cl2(g)=>TiCl4(g)+ CO2(g)
TiCl4(g)+ 2Mg(s)=>Ti(s)+ 2MgCl2(g)
Reaksi
dilakukan
pada
tabung
baja.
MgCl2dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg
dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti
didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon.
Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam
lain sebelum digunakan.

3. Cara Pembuatan Vanadium


Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk
pembuatan
baja.
Dalam
penggunaannya
vanadium dibentuk sebagai logam campuran
besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95%
vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan
mereduksi V205dengan pereduksi campuran
silicon dan besi. SiO2yang dihasilkan direaksikan
dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l).
reaksinya sebagai berikut.
2 V205(s)+ 5Si(s)=> { 4V(s)+ Fe(s)} + 5
SiO2(s)
SiO2(s)+ CaO(s)=> CaSiO3
Kemudian
CaSiO3.

ferrovanadium

dipisahkan

dengan

4. Cara Pembuatan Kromium


Krom merupakan salah satu logam yang terpenting
dalam industri logam dari bijih krom utama yaitu
kromit, Fe(CrO2)2yang direduksi dapat dihasilkan
campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reaksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s)+4C(s)=>Fe(s)+2Cr(s)+ 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.
5. Cara Pembuatan Mangan
Logam mangan diperoleh dengan
Mereduksi oksida mangan dengan natrium,
magnesium, aluminium atau dengan proses
elektrolisis
Proses aluminothermy dari senyawa MnO 2.

6. Cara Pembuatan Besi


Ada 2 tahap untuk pembuatanjenis- jenis besi, yaitu
peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi
sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang
berguna dalam pembuatanjenis - jenis baja. Peleburan
besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance).
Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya
sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8 meter
yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi
dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan
adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO 3+ 3C 4Fe +
3CO2.
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon
terjadi gas CO2dan panas. Gas CO2yang naik C
menjadi gas CO.
C + O2CO2
CO2 + C 2CO

2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3+ 3CO 2 Fe + 3 CO2
Fe3O4+ 4CO 3 Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh
karena suhu tinggi (1.5000C)
Reaksi pembentukan kerak
CaCO3CaO + CO2
CaO + SiO2CaSiO3kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak


mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian
dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar
dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C
mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang
diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi
untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C
: 0,05 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 0,7 %
baja keras kadar C
: 0,7 1,6 %

Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi
kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara :
1.Proses Bessemer
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari
lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga
C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah
beberapa waktu kira-kira jam dihentikan lalu dituang
dan dicetak.
2.Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat openhearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan
C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksidaoksida SiO2, P2O5, MnO2dan CO2. dengan demikian kadar C
berkurang.
3.Dengan dapur listrik
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan
dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat
dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang
tertentu.

7. Cara Pembuatan Kobalt


Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs 2) dan
kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan
Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut
:
Pemanggangan :
CoAs(s)Co2O3(s)+ As2O3(s)
Co2O3(s)+ 6HCl 2 CoCl3(aq)+ 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s)+ 3 H2S(g)Bi2S3 (aq)+ 3 H2O(l)
PbO(s)+ H2S(g)PbS(s)+H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s)dengan pemanasan akan
diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan
penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci
mengubah
CoCl3menjadi
Co2O3.Selanjutnya
CoCO3direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s)+ H2(g) =>2 CO(s)+ 3 H2O(g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico,
yaitu campuran Al, Ni, dan Co.

8. Cara Pembuatan Nikel


Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan
nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
persen.Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah
sebagai berikut:
Pengeringandi
Tanur
Pengering
bertujuan
untuk
menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian
Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
Kalsinasidan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan
kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
Peleburandi Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil
kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan
terak
Pengkayaandi Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di
dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75
persen.
Granulasidan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte
dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas.

9. Cara Pembuatan Tembaga


Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu,
karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi
proses pengolahannya adalah :
2 CuFeS2(s)+ 4 O28000C Cu2S(l)+ 2 FeO(s)+ 3 SO2 (g)
FeO(s)+ SiO2 (s)14000C FeSiO3 (l)

Cu2S dan kerak FeSiO3 (l)dioksidasi dengan udara panas,


dengan reaksi sebagai berikut:
2 Cu2S(l)+ 3 O2 (g)2 Cu2O(l)+ 2 SO2(g)
2 Cu2O(l)+ Cu2S(s)6 Cu(l)+ SO2 (g)
3 Cu2S(l)+ 3 O26 Cu(l)+ 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga
tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebuttembaga
blisteratau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah
tembaga yang mengandung gelembung gas SO 2bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi,
tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO 4(aq).
Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah
tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode)
adalah tembaga blister.

10.Cara Pembuatan Zink


Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di
Indina
dengan
mereduksicalaminedengan
bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini
ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di
tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini
dapat
dibuat
dengan
cara
mereduksi
calaminedengan arang.
Bijih-bijih seng yang utama adalahsphalerita
(sulfida),smithsonite(karbonat),calamine(silika
t) danfranklinite(zine, manganese, besi oksida).
Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari
bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih
seng untuk membentuk oksida dan mereduksi
oksidanya dengan arang atau karbon yang
dilanjutkan dengan proses distilasi.

1. Kegunaan skandium
- sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.
2. Kegunaan Titanium
- Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
- Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
- Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik,
dan
kosmetik
3. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri, yaitu:
- Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin
berkecepatan tinggi
- Untuk membuat logam campuran
4. Kegunaan Mangan
- Untuk produksi baja
- Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh
pengotor
besi
- Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang
penting
untuk penggunaan vitamin B1.

5. Kegunaan Kromium
- Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
- Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja
yang bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap.
- Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan
tidak kusam
- Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator
kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
6. Kegunaan Besi
- Membuat baja
- Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari
seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
7. Kegunaan kobalt
- Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan
dan juga
dalam system peramalan cuaca
8. Kegunaan Nikel
- Pembuatan electrode baterai, dan keramik
- Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan
karat
- Pelapis besi (pernekel)
- Sebagai katalis

9. Kegunaan Tembaga
- Bahan kabel listrik
- Bahan uang logam
- Untuk bahan mesin tenaga uap
10. Kegunaan Zink
- Bahan cat putih
- Pelapis lampu TL
- Layar TV dan monitor computer
- Campuran logam dengan metal lain

Sebagai
Magnet

Sebagai
Katalis
Penggunaan

unsur-unsur
transisi
periode
keempat sebagai katalis
terkait dengan sifat
karakteristiknya, yakni memiliki berbagai tingkat
oksidasi.
Hal ini memberikan alternatif bagi jalur reaksi
dengan energi aktivasi yang lebih rendah,
sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

Sebagai Bahan
Struktur
Logam transisi mempunyai ikatan logam
yang lebih kuat dibandingkan logam utama
(non-transisi), dan struktur kristal yang
rapat. Hal ini menyebabkan logam transisi
memiliki kekuatan mekanik
yang tinggi
sehingga
digunakan
sebagai
bahan
struktur.

Sebagai
Pewarna

Sebagai mineral penting dalam


tubuh

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai