Pendahuluan
“Bhinneka Tunggal Ika” semboyan ini telah menjadi saksi akan keberagaman
kelompok etnis di Indonesia. Keberagaman etnis dan suku dari Sabang sampai Merauke
melahirkan ratusan perwujudan kebudayaan yang unik, apik, dan acap kali mengandung
unsur mistik. Ragam perwujudan kebudayaan daerah yang seringkali menjadi perhatian
masyarakat salah satunya yaitu kuliner khas daerah. Tak jarang, kuliner khas daerah
menjadi ikon atau daya tarik tersendiri bagi turis domestik maupun mancanegara untuk
datang langsung ke daerah tersebut. Salah satu contoh kuliner lokal yang cukup populer
di Indonesia yaitu minuman dawet khas Kabupaten Banjarnegara. Meskipun berasal dari
Banjarnegara, popularitas minuman ini sudah cukup luas, terutama di kota-kota besar di
Indonesia1. Hampir semua masyarakat mengenal dawet sebagai minuman bersantan
dengan campuran manis gula jawa dan padatan berupa dawet hijau yang terbuat dari
tepung hunkwe atau tepung beras.
1
Andriyanto, Nova. 2011. Tugas Akhir : Bisnis Dawet Ayu Banjarnegara. Yogyakarta : STMIK
AMIKOM
2
Bappenas. 2003. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan. Dokumen Nasional.
Bappenas.
3
Badan Litbang Pertanian. 2014. Umbi Garut sebagai Alternatif Pengganti Terigu untuk
Individual Autistik. Artikel dalam www.litbang.pertanian.go.id pada 18 November 2014.
Keistimewaannya yang mirip dengan tepung terigu, membuat banyak pihak terus
mengembangkan produk makanan yang menggunakan tepung atau pati garut sebagai
bahan dasar atau campuran dari suatu makanan. Mulai dari bubur, puding, biskuit, kue
basah, kukis, mi, dan campuran bolu. Tidak ketinggalan pula organisasi Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta turut mengembangkan resep
minuman tradisional dawet berbahan dasar pati garut pada tahun 2012. Hasil
pengembangan tersebut dikemas dalam bentuk artikel resep online yang bisa dilihat di
situs resmi BKPP DIY. Pemilihan bahan dasar pati garut ini didasarkan pada kadar
amilosa (21,78%) dan amilopektin (59,1%) yang tinggi sehingga bisa menciptakan
tekstur yang mirip dengan dawet yang menggunakan bahan dasar tepung beras.
Setelah beberapa tahun berjalan, BKPP DIY ternyata belum bermitra dengan
produsen untuk memproduksi dawet pati garut untuk diperkenalkan kepada masyarakat
luas. Sejauh ini, BKPP DIY hanya sebatas membagikan resep kepada masyarakat untuk
dipraktikkan di tempat masing-masing melalui situs resmi BKPP DIY. Padahal minuman
dawet pati garut merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan konsumsi masyarakat
akan bahan pangan lokal. Maka dari itu, dibutuhkan kembali inovasi lebih lanjut untuk
penyempurnaan resep dan pengemasan minuman dawet pati garut ini menjadi produk
yang enak, dapat diterima masyarakat, berdaya jual tinggi, dan memiliki daya saing di
pasar nasional maupun global.
Dawet Sebagai Kuliner Lokal Asli Indonesia dan Pati Garut yang Kaya Manfaat
4
Immaningsih, Nelis. 2012. Profil Gelatinisasi Beberapa Tepung-Tepungan Untuk Pendugaan
Sifat Pemasakan. Penel Gizi Makan 2012, 35(1):13-22
juga memiliki cita rasa yang berbeda dari makanan lokal yang lain. Kearifan lokal dawet
membuat minuman ini menjadi lebih sering dikenal oleh masyarakat sebagai jajanan
pinggir jalan yang bisa dijangkau oleh semua kelompok masyarakat, ciri khas ini yang
menjadikan dawet selalu melekat di hati masyarakat. Eksistensinya dari jaman dahulu
hingga sekarang tidak pernah pudar.
Bahan pangan lokal tidak hanya tersedia dalam jumlah yang banyak, tetapi juga
produktivitas yang tinggi serta kandungan gizi yang baik. Garut merupakan bahan pangan
sumber karbohidrat, namun yang dominan pada garut adalah pati garut dengan
kandungan indeks glikemiknya yang rendah dibanding dengan umbi-umbian lainnya5.
Selain itu, garut mudah ditemukan dan pembuatan pati garut dapat dilakukan di industri
rumah. Dengan menggunakan pati garut sebagai bahan utamanya maka kita telah
mengembangkan upaya diversifikasi pangan non beras dengan memaksimalkan
pemberdayaan dan pengembangan produk berbahan dasar non beras.
Dawet CINTA : Minuman Kemasan Dawet Pati Garut Cincau Siap Minum Sebagai
Produk Minuman Lokal
5
Djaafar, Titiek F, dkk, 2010. Pengembangan Budi Daya Tanaman Garut Dan Teknologi
Pengolahannya Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Yogyakarta
diperoleh di supermarket maupun di pasar tradisional. Berikut bagan mengenai penjelasan
singkat prosedur pengolahan minuman Dawet CINTA :
Timbang dan aduk rata pati garut, tepung beras, dan bubuk cincau dalam satu
wadah.
Peras daun suji dan daun pandan yang sudah dicuci. Pisahkan antara sari dengan
ampasnya.
Rebus air hingga mendidih, lalu masukkan campuran tepung dan ekstrak daun
pandan dan daun suji dalam satu wadah. Aduk terus hingga adonan kalis.
Larutkan gula kelapa dalam air mendidih hingga terbentuk larutan juruh.
Bahan Ukuran
Pati garut 250 gr
Gula kelapa 350 gr
Daun pandan 3 lembar
Daun suji 4 lembar
Garam Secukupnya
Es batu Secukupnya
Santan cair 800 ml
6
Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan. Dawet Pati Garut. Diakses dari bkkp.jogjaprov.go.id
pada 28 Maret 2017
Air matang 1 liter
Tabel 1. Bahan Pembuatan Dawet Pati Garut berdasarkan BKPP DIY
Bahan Ukuran
Pati garut 30 gr
Tepung beras 15 gr
Bubuk cincau 5 gr
Gula kelapa 25 gr
Daun pandan ½ lembar
Daun suji (pewarna 1 lembar
alami)
Santan cair 30 ml
Air matang 170 ml
Tabel 2. Bahan Pembuatan Dawet CINTA per porsi
Apabila dikomparasi, perbedaan yang mencolok pada kedua tabel tersebut yaitu
pada penyusunan bahan menurut porsinya. Tabel bahan Dawet CINTA tersebut
digunakan untuk membuat satu botol produk 250 ml, sedangkan tabel bahan dawet pati
garut dari BKPP DIY tidak menyertakan berapa porsi yang dapat disajikan. Perubahan
lainnya yaitu dilihat dari komposisi penyusun Dawet CINTA. Dawet CINTA diolah
dengan campuran pati garut (60%), tepung beras (30%), dan bubuk cincau (10%).
Penambahan campuran tepung beras dan bubuk cincau ini berfungsi untuk menambah
rasa dan palatabilitas.
Dalam meningkatkan daya simpan agar tahan lama, sebelum dikemas Dawet
CINTA diberikan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Sodium Benzoat untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Sodium Benzoat dipilih karena telah dinyatakan aman menurut
PERMENKES No.33 Tahun 2012 dan EFSA (European Food Safety Authority) (2013)
apabila digunakan sebagai Bahan Tambahan Makanan Preservative. Bukti-bukti
menunjukkan, pengawet ini mempunyai toksisitas sangat rendah terhadap hewan maupun
manusia, hingga saat ini benzoat dipandang tidak memiliki efek teratogenik
(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi dan tidak mempunyai efek karsinogenik7.
Sodium Benzoat yang ditambahkan dalam produk sebanyak 0,1 gram per 250 ml Dawet
7
Khurniyati M., Estiasih T. 2015. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Kondisi
Paseurisasi (Suhu Dan Waktu) Terhadap Karakteristik Minuman Sari Apel Berbagai
Varietas : Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.523-529
CINTA. Kadar ini aman karena berada di bawah batas aman penggunaan sodium benzoat
yang telah ditetapkan BPOM No.36 tahun 2013 yaitu 0-600 mg/kg, sehingga memiliki
potensi aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Dawet CINTA dirancang untuk dikemas dalam botol PET yang tidak mudah
tumpah dan praktis, sehingga mudah untuk dibawa kemana-kemana. Botol PET atau
polyethylene terephthalate dipilih karena disamping beratnya yang cukup ringan juga
sangat ekonomis, sehingga bisa lebih menekan biaya produksi. Botol PET yang
transparan juga bisa membuat konsumen bisa melihat langsung minuman Dawet CINTA
dari dalam yang menarik perhatian konsumen untuk membeli.
Pada bagian kulit luar botol, dilapisi dengan label transparan nan cantik yang
menyertakan logo, brand produk Dawet CINTA, informasi komposisi, produsen, tanggal
kadaluarsa, manfaat, instruksi penyimpanan, dan informasi nilai gizi. Disamping nama
produk, juga bisa dilihat jajaran aksara jawa yang membentuk tulisan Dawet CINTA.
Penulisan brand produk menggunakan aksara jawa ini juga sebagai sarana perkenalan
kepada konsumen mengenai kebudayaan asli dari tanah Jawa sejak zaman dahulu kala.
Selain itu, konsumen yang akan membeli produk Dawet CINTA diajak untuk lebih
mencintai produk olahan pangan lokal melalui kampanye untuk berfoto bersama dengan
produk yang kemudian bisa diunggah di sosial media. Kampanye yang bertajuk
#akucintapanganlokal ini diharapkan bisa lebih memperkenalkan masyarakat terhadap
potensi pangan lokal bangsanya sendiri.
Kemasan 250 ml dipilih karena cocok dan porsinya yang cukup untuk minuman
selingan. Pembatasan porsi Dawet CINTA ini dilakukan juga karena apabila dilihat nilai
kalori sebanyak 308,2 kkal di setiap botolnya, merupakan porsi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan makanan atau minuman selingan kita per setengah hari. Selain
mencantumkan kalori, dalam label informasi nilai gizi juga dicantumkan total lemak, total
karbohidrat, serat pangan, protein, dan gula.
Dawet CINTA sebagai Jajanan Lokal yang Kaya Akan Manfaat Kesehatan
Inovasi pembuatan Dawet CINTA memiliki komposisi yang terbuat dari pati
garut memberikan ciri khas sendiri dibandingkan dengan dawet yang lainnya. Pembaruan
dari dawet yang dibuat berupa minuman yang sifatnya ready to drink dalam kemasan
botol yang anti tumpah. Dawet CINTA tetap mempertahankan bahan pangan lokal
sebagai sumber bahan utama namun mensubstitusi tepung beras dengan pati garut yang
memiliki kandungan karbohidrat yang tidak kalah tinggi pula.
Analisis Kelayakan Usaha Dawet CINTA di Pasar Lokal, Nasional, maupun Global
Sebelum produk memasuki pasar, Dawet CINTA perlu untuk ditetapkan harga
jual dan siklus produksinya, agar bisa memperoleh keuntungan. Untuk mengetahui
8
Wijayanti, Atik dan Harijono. 2015. Pemanfaatan Tepung Garut (Marantha arundinaceae L.)
Sebagai Bahan Pembuatan Edible Paper Dengan Penambahan Sorbitol. Jurnal
Pangan dan Agroindustri Vol 3 No. 4
komponen tersebut dilakukanlah analisis kelayakan usaha, yang meliputi peninjauan dari
sisi kebijakan harga, investasi, break even point, dan analisis kelayakan ekonomi. Dengan
pertimbangan produksi Dawet CINTA dilakukan dalam skala industri rumah tangga,
ditetapkan target satu siklus (1 bulan) produksi ialah 200 unit. Berikut penjabarannya :
Dapat disimpulkan, bahwa usaha produksi Dawet CINTA mengalami titik tidak
untung maupun tidak rugi pada penjualan botol ke 912, atau pada produksi bulan kelima.
Investasi : Rp1.550.200
Profit : Rp340.000/bln
Revenue : Rp14.400.000
Rp695.000
912 2.400
b. B/C Ratio
Untuk analisis apakah usaha Dawet CINTA menguntungkan atau tidak, dapat
dihitung menggunakan analisis B/C Ratio. Analisis B/C Ratio selama setahun yaitu :
Andriyanto, Nova. 2011. Tugas Akhir : Bisnis Dawet Ayu Banjarnegara. Yogyakarta :
STMIK AMIKOM
Bappenas. 2003. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan. Dokumen Nasional.
Bappenas.
Badan Litbang Pertanian. 2014. Umbi Garut sebagai Alternatif Pengganti Terigu untuk
Individual Autistik. Artikel dalam www.litbang.pertanian.go.id diakses pada 29
Maret 2017.
Djaafar, Titiek F, dkk, 2010. Pengembangan Budi Daya Tanaman Garut Dan Teknologi
Pengolahannya Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Yogyakarta
Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan. Dawet Pati Garut. Diakses dari
bkkp.jogjaprov.go.id pada 28 Maret 2017
Khurniyati M., Estiasih T. 2015. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Kondisi
Paseurisasi (Suhu Dan Waktu) Terhadap Karakteristik Minuman Sari Apel
Berbagai Varietas : Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No
2 p.523-529