Anda di halaman 1dari 17

1.

PANTANG BERKALA (RITMIK)


o pantang seks selama dan sekitar waktu ovulasi dapat mencegah kehamilan
o prinsipnya ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri
o dilarang melakukan hubungan selama 6 hari selama 1 bulan untuk mencegah
konsepsi.
a. metode kalender
Tidak melakukan hubungan pada hari ke 1216 (142 hari) sebelum haid selanjutnya.
b. metode irama suhu
Metode ini mengandalkan perubahan suhu tubuh basal yaitu peningkatan menetap 0,4F
(0,2C) pada pagi hari yang biasanya terjadi tepat sebelum ovulasi. Sejak hari ke 1-3
kenaikan suhu tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas seksual.
c. metode irama mukus serviks.
Metode ini bergantung pada kemampuan mengetahui perubahan pada jumlah dan
konsistensi mukus serviks dalam siklus haid. Aktivitas seksual tidak diperbolehkan
selama 4 hari setelahnya, hal ini disebut sebagai peak mucus day.
d. metode simpotermal.
Metode ini mengombinasikan ketiga metode diatas. Karena banyak hal yang harus
diawasi, metode ini lebih sulit jika dibandingkan dengan metode sebelumnya, sehingga
aplikasinya masih sulit.
Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan
minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian metode kalender
akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan
penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita pertahun.
2. COITUS INTERUPTUS
Coitus interuptus atau pengeluaran penis dari vagina sebelum ejakulasi sehingga akan
mencegah terjadinya fertilisasi. Akan tetapi tingkat kegagalan coitus interuptus cukup
tinggi dibandingkan dengan bentuk-bentuk kontrasepsi lainnya, hal ini dapat dikaitkan
dengan pengendapan semen (pra-ejakulasi) ke dalam vagina sebelum orgasme atau
pengendapan semen di dekat introitus setelah hubungan seksual. Penyebab utama
tingginya tingkat kegagalan coitus interuptus adalah sulitnya mengontrol diri untuk
menarik penis sebelum ejakulasi.
3. METODE SAWAR (BARRIER METHODS)
Metode ini aman dipakai, cukup mudah didapatkan, dan cukup efektif bila digunakan
dengan benar, serta dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis
B HIV/AIDS. Akan tetapi angka kegagalan tinggi yaitu 5-20 dari 100 wanita per tahun.
Metode ini terbagi atas beberapa jenis, kondom pria, kondom wanita, diafragma, dan
sumbat serviks (cervical cap)

3.1 Kondom Pria


Dalam penggunaannya kondom sebaiknya tidak terlalu ketat, ujungx harus lebih besar dari ujung
penis sekitar setengah inci untuk mengumpulkan cairan ajaculat dan juga harus diperhatikan
pada saat penarikan agar tidak menumpahkan cairan ejakulat.
3.2 Kondom Wanita
Kondom ini lembut, longgar dan memiliki dua cincin polyurethan fleksibel. Satu cincin terletak
di dalam vagina pada ujung luar serviks dan berfungsi sebagai pelindung dan juga penahan.
Cincin lainnya luar berada di luar vagina, sehingga memberikan perlindungan terhadap labia dan
pangkal penis selama hubungan seksual. Kondom ini adalah alat yang penggunaannya satu kali
saja. Pemasangan oleh seorang profesional kesehatan tidak diperlukan, karena dapat dilakukan
sendiri.
3.3 Diafragma
Diafragma vagina, yang berupa kubah karet sirkular dengan garis tengah bervariasi dan
diperkuat dengan cincin logam melingkar. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina sehingga
serviks, forniks lateral, dan dinding vagina anterior dipisahkan secara efektif dari bagian vagina
lainnya dan penis. Diafragma jangan dikeluarkan selama paling sedikit 6 jam setelah hubungan
seksual.
3.4 Sumbat Serviks
Sumbat serviks (cervical cap) berupa rongga bercincin, fleksibel berbentuk mangkuk yang
terbuat dari karet alami. Alat ini dipasang melingkari pangkal serviks. Alat ini dapat dipasang
sendiri dan dibiarkan di tempatnya selama tidak lebih dari 48 jam. Sumbat serviks harus
digunakan bersama dengan spermatisida.
4. KONTRASEPSI HORMONAL
4.1. Hormon yang Terdapat dalam Kontrasepsi
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Kebanyakan jenis hormon yang terkandung
dalam kontrasepsi hormonal adalah jenis hormon sintetik, kecuali yang terkandung dalam depo
medroksiprogesteron asetat (depo MPA), yang jenis hormonnya adalah jenis progesteron
alamiah. Kebanyakan kontrasepsi hormonal diberikan secara oral (kontrasepsi oral). Sediaan
yang mengandung progesteron saja dapat berupa pil, depo dalam bentuk injeksi, AKDR, atau
implan. Kontrasepsi oral yang mengandung progesteron saja adalah minipil.
4.2. Kontrasepsi Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan gestagen sintetik, tetapi ada juga
kontrasepsi hormonal yang mengandung gestagen saja. Pemberiannya dapat berbentuk tablet dan
berupa depo injeksi. Kontrasepsi oral biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi 21 atau 22
tablet, dan sebagian kecil ada yang berisi 28 tablet dengan 6 atau 7 tablet terakhir berupa plasebo
sehingga tidak perlu lagi masa istirahat 6 atau 7 hari. Minipil digunakan tanpa masa istirahat
yang terdiri dari 35 tablet. Sediaan estrogen-gestagen dibagi menjadi kombinasi monofasik, yang
bertingkat, dan sekuensial. (2,22)
Kontrasepsi hormonal yang mengandung komponen gestagen saja adalah minipil, suspensi
mikrokristal medroksiprogesteron asetat yang disuntikkan intramuskular dengan lama kerja 3

bulan-depoestrogen-progesteron, noretisteron enantat yang disuntik intramuskular dengan lama


kerja 2-3 bulan, dan implan dibawah kulit dengan lama kerja bertahun-tahun.
Minipil:
Pengertian dan jenis kontrasepsi mini pil :
Pil kontrasepsi yang hanya mengandung progestin yang terdiri dari dua jenis yaitu kemasan yang
terdiri dari 35 pil (dengan kandungan 300 mg levonorgestrol atau 350 mg noretrindon) dan
kemasan dengan isi 28 pil (75 mg nosgetrel)

Keuntungan alkon mini pil:


Sangat efektif bila digunakan secara benar
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidak mengandung Estrogen, sehingga tidak mempengaruhi ASI
Kesuburan cepat kembali
Nyaman dan mudah digunakan
Sedikit efek samping
Dapat dihentikan setiap saat

Cara kerja :
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovariun (tidak begitu kuat)
Endomertium mengalami transformasi lebih awal sehingga inplantasi lebih sulit
Mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi sperma
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu

Efek samping alkon mini pil :


Amenorea (tidak menstruasi)
Perdarahan tidak teratur atau spoting
Indikasi pemakaian mini pil :

Usia reproduksi
Telah atau belum memiliki anak
Menginginkan kontrasepsi efektif selama menyusui
Pasca persalinan tidak menyusui
Pasca keguguran perokok segala usia
Hipertensi (<180/110 mm Hg atau dengan masalah pembuluh darah)
Tidak boleh / lebih senang dengan tanpa estrogen
Kontra indikasi pemakaian alkon mini pil :
Hamil atau diduga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum bisa diketahui penyebabnya
Tidak menerima terjadinya gangguan haid
CA payudara / Riwayat CA payudara
Sering lupa mini pil
Mioma uteri
Riwayat stroke

Cara:
Minum pil setiap hari pada saat yang sama minum pil yang pertama pada hari pertama haid
Bila lupa minum pil : Minumlah segera pil yang terlupa tersebut segera begitu ingat dan gunakan
metode pelindung sampai dengan akhir bulan, bila lupa menggunakan pil terlambat sampai
dengan 3 jam minumlah pil tersebut begitu ingat. Dan gunakan metode pelindung selama 48 jam.
Waktu kontrol : Kontrol pada waktu satu minggu sebelum pil habis
5. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan metode unik untuk mengendalikan
kehamilan. Saat ini tersedia tiga macam AKDR yang sering digunakan, berikut ini adalah jenisjenis AKDR :(2, 11, 14, 15, 17, 23)
4.6.1 Progestasert
Progestasert. Ko-polimer etilen vinil asetat berbentuk T ini memiliki batang vertikal yang
mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat dalam dasar silikon. Alat ini mengeluarkan
progesteron sekitar 65 g/hari ke dalam rongga uterus selama 1 tahun. Jumlah ini tidak
memengaruhi kadar progesteron plasma. Alat ini memiliki panjang 36 mm dan lebar 32 mm, dan
terdapat benang hitam atau biru tua yang melekat ke pangkal batang. (2, 14, 15, 17, 23)
4.6.2 AKDR Levonorgestrel
AKDR Levonergestrel. Alat ini serupa dengan progestasert, tatapi mengandung levonergestrel.
Alat ini berisi 52 mg levonergestrel dalam bentuk polietillen T dengan ukuran 32 mm x 32 mm
dan yang memiliki benang monopilament vertikal di ujungnya. (2, 14, 15, 17, 23)
Gambar 9. AKDR Levonoegestrel (25)
4.6.3 Copper T 380A
Copper T 380A. Alat ini terdiri dari polietilen dan barium sulfat. Batangnya dibalut oleh 314
mm2 kawat tembaga halus, dan kedua lengan masing-masing mengandung 33 mm2 gelang
tembaga, sehingga total tembaga adalah 380 mm 2. Dari pangkal batang menjulur 2 helai benang
berwarna putih kekuningan. (2, 14, 15, 17, 23)
Gambar 10. Coppert T 380A (26)
Ketiga alat ini yang kerjanya memberikan respon peradangan lokal intens, terutama alat yang
mengandung tembaga memicu aktifasi lisosom dan peradangan yang bersifat spermisidal.
Endometrium juga menjadi sangat tidak rama bagi inflatasi sekalipun pembuahan dan transfor
tuba sudah berhasil. (2, 15, 23)
Efek Samping Minor
Gabungan kontrasepsi hormonal mempengaruhi hampir setiap sistem dalam tubuh. Kontrasepsi
steroid dimetabolisme oleh hati dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lipid, plasma
protein, asam amino, vitamin dan faktor pembekuan.(2, 15, 23)
Banyak efek samping yang dilaporkan, khususnya sakit kepala, penambahan berat badan dan
kehilangan libido, adalah umum di kalangan wanita tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.
Mereka mungkin berkaitan langsung dengan kontrasepsi steroid termasuk retensi cairan, mual
dan muntah, chloasma, mastalgia dan pembesaran payudara. Semua kecuali chloasma (yang

semakin buruk dengan bertambahnya waktu) meningkat dalam waktu 3 sampai 6 bulan. Dosis
estrogen yang berbeda atau jenis progestogen atau cara pemberian yang berbeda dapat membantu
jika waktu saja tidak dapat memecahkan masalah. Untuk wanita penggunan pil dengan keluhan
mual yang persisten, menjadi indikasi pemberian patch. Efek samping (nyata atau dirasakan)
sering mengakibatkan penghentian penggunaan; 73% wanita Inggris pada semua umur
mengeluhkan terjadinya penambahan berat badan sebagai suatu kelemahan dari penggunaan pil.
(2, 15, 23)

Penyakit Kardiovaskuler
Telah lama diketahui bahwa risiko terjadinya emboli deep-venous thrombosisandpulmonary
meningkat pada wanita yang menggunakan pil oral kombinasi. Ini berhubungan dengan dosis
estrogen, dan jumlahnya secara substansial telah diturunkan dengan formulasi yang mengandung
dosis rendah estradiol ethinyl yaitu 20-35 g. Bahkan dengan risiko yang meningkat, kejadian
dengan menggunakan pil oral kombinasi hanya 3-4 per 10.000 perempuan per tahun. Selain itu,
risikonya lebih rendah dari taksiran kehamilan 5-6 per 10.000 wanita per tahun. Risiko terjadinya
tromboemboli berkurang dengan cepat ketika pil oral kombinasi dihentikan. (2, 15, 23)
Mereka yang paling berisiko untuk terjadinya trombosis vena dan emboli ialah wanita dengan
defisiensi protein C atau S. Faktor klinis lain yang meningkatkan risiko trombosis vena dan
emboli dengan menggunakan pil oral kombinasi adalah hipertensi, obesitas, diabetes, merokok,
dan gaya hidup kurang gerak. Penggunaan kontrasepsi selama sebulan sebelum dilakukannya
operasi besar meningkatkan dua kali lipat risiko tromboemboli pasca operasi. The American
College of Obstetricians and Gynecologists (2007c) merekomendasikan menyeimbangkan risiko
tromboemboli dengan wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan selama 4 sampai 6
minggu diperlukan untuk membalikkan efek trombogenik dari pil oral kombinasi sebelum
operasi. (2, 15, 23)
Penggunaan pil oral kombinasi meningkatkan resiko dari stroke iskemik yang berlipat ganda,
namun terjadinya risiko stroke perdarahan tetap tidak berubah. Merokok dan hipertensi
meningkatkan risiko stroke tiga sampai sepuluh kali. Namun, stroke juga jarang terjadi pada
wanita usia reproduksi. (2, 15, 23)
Neoplasia Ganas
Pil oral kombinasi dapat mengurangi risiko beberapa kanker dan dapat juga meningkatkan risiko
beberapa kanker lainnya pula. Sebagian besar data yang didapat berhubungan dengan
penggunaan pil oral kombinasi dengan dosis tinggi estrogen dan progestin yang tinggi, namun
penelitian menunjukkan bahwa sediaan dosis yang lebih rendah juga cenderung memiliki efek
yang sama pada risiko kanker. (2, 15, 23)
Kanker Payudara
Analisis dari 54 studi menemukan terjadinya peningkatan risiko kanker payudara yang kecil
(resiko relatif = 1,24). Risiko kelebihan tersebut terjadi pada wanita dengan penyakit lokal, dan
terdapat penurunan nilai pada penyakit metastatik. (2, 15, 23)
Pengamatan bahwa durasi penggunaan pil oral kombinasi tidak meningkatkan risiko kanker
payudara menyangkal berpendapat sebelumnya. Risiko kanker payudara menghilang setelah 10
tahun penghentian penggunaan pil. Dengan demikian, wanita yang menggunakan pil dari usia 15
sampai usia 35 tahun memiliki risiko kanker payudara yang sama pada usia 50 sebagai wanita
sebanding dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil oral kombinasi. Karena insiden
kanker payudara masih rendah pada usia saat menggunakan pil oral kombinasi adalah hal yang

umum, sehingga efek yang kecil akan mempengaruhi jumlah wanita yang relatif kecil. Misalnya,
di antara wanita yang berhenti menggunakan pil oral kombinasi pada usia 25 tahun, risiko
kumulatif dari usia 25 sampai 34 tahun diperkirakan didiagnosis kanker yaitu 1 per 10.000
wanita. Pada wanita yang menghentikan penggunaan pil oral kombinasi pada usia 40, ketika
tingkat insidensi lebih tinggi, diperkirakan akan terjadi 19 kasus kanker yang didiagnosis pada
usia 40 sampai 49 tahun. (2, 15, 23)
Kanker Serviks
Data risiko kanker serviks pada pengguna pil juga sulit diinterpretasikan karena metode
penghalang memberikan perlindungan dan setiap hubungan yang diidentifikasi dalam studi
epidemiologi berhubungan juga dengan hasil penyesuaian perilaku seksual yang buruk. 10 studi
kasus meta-analisis baru-baru ini, wanita infeksi yang persisten dari infeksi virus papiloma
manusia (HPV) yang menggunakan kontrasepsi hormonal (terutama kombinasi) lebih dari 5
tahun memiliki risiko relatif kanker serviks yang meningkat dari 2.8. Penggunaan kontrasepsi
hormonal selama lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko relatif sampai 4.0. Jadi, meskipun
adanya kekhawatiran bahwa perilaku seksual yang buruk di kalangan wanita yang
menggunakan metode kontrasepsi berbeda mungkin menjadi pengganggu, bukti yang terjadi
dijumlahkan dan didapatkan adanya asosiasi yang berarti antara penggunaan pil oral kontrasepsi
dengan kanker serviks. (2, 15, 23)
Bukti saat ini menunjukkan peningkatan risiko adenokarsinoma antara pengguna jangka panjang
tetapi ini adalah tumor yang langka. (2, 15, 23)
Kanker Ovarium, Endometrium Dan Colon
Terdapat bukti yang substansial menggunakan pil oral kombinasi dapat melindungi terhadap
kanker ovarium dan kanker endometrium. Terdapat juga pengurangan 50% risiko kanker
ovarium epitelial setelah 5 tahun penggunaan pil oral kombinasi. Efek perlindungan berlangsung
selama setidaknya 10 tahun setelah penggunaan pil dihentikan. Efeknya mungkin berhubungan
dengan pengurangan jumlah ovulasi, dan oleh karena itu terdapat kasus ruptur kapsul ovarium.
Penggunaan pil oral kombinasi juga mengurangi risiko kanker endometrium. Efeknya sangat
berhubungan dengan lamanya penggunaan (pengurangan resiko 20% setelah 1 tahun, 50%
setelah 4 tahun) dan tetap berlanjut selama 15 tahun setelah berhenti minum pil KB. Terdapat
juga beberapa bukti yang menyatakan bahwa pil oral kombinasi mungkin juga memberi
perlindungan terhadap kanker colon. (2, 15, 23)
Infeksi
Ada data yang bertentangan mengenai peran pil oral kombinasi dengan kandidiasis vulvovaginal
yang episodik, walaupun laporannya menyatakan jumlahnya lebih rendah dari vaginosis bakteri.
Sebagian besar tetapi tidak semua studi menunjukkan peningkatan laju infeksi Chlamydia
trachomatis pada pengguna pil oral kombinasi, tetapi tidak dengan Neisseria gonorrhoeae,
ditemukan bahwa pil oral kombinasi tidak menurunkan kejadian penyakit radang panggul (PID)
tetapi memodifikasi keparahan klinis. Beberapa tetapi tidak semua studi menunjukkan bahwa pil
oral kombinasi meningkatkan kerentanan terhadap infeksi virus human immunodeficiency (HIV)
dan perjalanan penyakitnya
4.7 AMENORRHEA LAKTASI
Peningkatan kadar prolaktin dan penurunan GnRH dari hipotalamus selama menyusui dapat
menekan proses ovulasi. Hal ini menyebabkan pelepasan dan penghambatan pematangan folikel.

Durasi penekanan ini bervariasi dan dipengaruhi oleh frekuensi dan lamanya menyusui dan
lamanya waktu sejak lahir, yaitu 6 bulan setelah persalinan. Ibu tidak bisa menggunakan metode
ini bila bayinya hanya disusui selama 3 4 jam siang hari dan mendapat makanan tambahan
sebagai pendamping ASI.(2, 14, 15, 17)
Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama
klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya
dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi
mendapat cukup asupan per laktasi. (2, 14, 15, 17)
Pada wanita pospartum konsentrasi esterogen, progesteron, dan prolaktin (PRL) yang tinggi
selama kehamilan turun secara drastis. Tanpa menyusui, kadar gonadotropin meningkat pesat,
konsentrasi PRL kembali ke normal dalam waktu sekitar 4 minggu dan pada minggu ke-8
pascapartum, sebagian besar wanita yang memberi susu formula pada bayinya memperlihatkan
tanda-tanda perkembangan folikel dan akan berevolusi tidak lama kemudian.
Sebaliknya, pada wanita yang menyususi, konsentrasi PRL tetap meninggi selama pengisapan
sering terjadi dan pada setiap kali menyusui terjadi peningkatan sekresi PRL secara akut.
Walaupun konsentrasi Follicle Stimulating Hormone (FSH) kembali ke normal dalam beberapa
minggu pascapartum, namun konsentrasi Luteinizing Hormone (LH) dalam darah tetap tertekan
sepanjang periode menyusui. Yang penting, pola pulsasi normal pelepasan LH mengalami
gangguan dan inilah yang diperkirakan merupakan penyebab mendasar terjadinya penekanan
fungsi normal ovarium. Wanita yang menyusui bayinya secara penuh atau hampir penuh dan
tetap amenore memiliki kemungkinan kurang dari 2 % untuk hamil selama 6 bulan pertama
setelah melahirkan. (2, 14, 15, 17)
Keuntungan
Untuk Bayi :
1.
Mendapat kekebalan pasif (mendapat antibody perlindungan lewat ASI).
2.
Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tubuh kembang bayi yang optimal.
3.
Terhindar dari keterpurukan terhadap kontaminasi dari air susu lain atau formula atau alat
minum yang dipakai.
Untuk Ibu :
1.
Mengurangi resiko anemia
2.
Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi
3.
Menghemat pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula.
Kekurangan:
1.
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan
2.
Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3.
Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid sampai dengan 6 bulan
4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
Kontraindikasi :
1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
4.8 STERILISASI PERMANEN

Sterilisasi secara bedah adalah bentuk kontrasepsi yang populer pada pasangan usia reproduksi.
Prosedur untuk melakukan sterilisasi telah terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Jutaan
pasangan telah memilih sterilisasi untuk mengontrol kesuburan mereka, sehingga menjadi
metode kontrasepsi yang paling sering digunakan. Permintaan untuk sterilisasi wanita secara
dramatis meningkat, dan sekarang prosedur pembedahan ketiga yang paling umum dilakukan
pada perempuan. Sterilisasi tuba merupakan prosedur yang relatif sederhana dan merupakan
metode aman dan efektif. Prosedur ini dapat dilakukan secara rawat jalan atau rawat inap, baik
menggunakan pendekatan perut, vagina, histeroskopi, atau laparoskopi dan dapat dilakukan baik
sebagai postpartum atau operasi interval. pilihan prosedur tergantung pada fasilitas yang tersedia,
waktu, dan pengalaman ahli bedah. Namun sterilisasi bisa dilakukan tidak hanya pada wanita
saja, pada pria pun bisa dilakukan sterilisasi.(2, 13, 14, 15, 16, 27)
4.8.1 Sterilisasi Pria
Metode ini dilakukan melalui insisi kecil di skrotum, lumen vas deferens dirusak untuk
menghambat perjalanan sperma dari testis dengan cara melakukan ligasi atau pengikatan pada
vas deferens. Prosedur ini biasanya dilakukan dalam 20 menit dengan menggunakan anastesi
lokal. Teknik yang di lakukan adalah teknik tanpa pisau (no-scalpel vasectomy). Pilihan
kontrasepsi ini diindikasikan pada pria yang tidak mau memiliki anak lagi. Kontraindikasi pada
pria dengan kelainan anatomi, hydroceles dan varicoceles, paska trauma yang menyebabkan
jaringan parut pada skrotum, atau infeksi akut pada kulit skrotum.(2, 13, 14, 15, 29)
Keuntungan :
o Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon.
o Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi. Dapat digunakan seumur hidup.
o Tidak menggangugu kehidupan seksual suami istri.
o Tidak mengganggu produksi ASI (untuk kontap wanita).
o Lebih aman (keluhan lebih sedikit)
o Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan)
o Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil)
o Lebih ekonomis (hanya memerlukan biaya untuk sekali tindakan)
o Tidak ada mortalitas/kematian.
o Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
o Tidak ada resiko kesehatan.
o Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan.
o Sifatnya permanen.
Kerugian
o Memerlukan operasi bedah
o Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan punya anak
lagi.
o Harus dengan tindakan pembedahan.
o Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel
mani menjadi negatif.
o Tidak dapat dilakukan dengan orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Efek Samping dan Komplikasi :
1. Efek Samping :
o Timbul rasa nyeri.
o Abses pada bekas luka.

o Hematoma atau membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan.


2. Komplikasi :
o Pendarahan
o Peradangan bila sterilisasi/ alat proses kurang
4.8.2 Sterilisasi Wanita
Teknik-teknik yang sedang populer atau digunakan dalam sterilisasi wanita ada beberapa macam
yang akan diuraikan di bawah ini: (2,27, 28)
4.8.2.1 Teknik Irving
Teknik ini merupakan prosedur yang paling kecil kemungkinan kegagalannya. Prosedurnya
berupa pemutusan tuba fallopi dan pemisahan tuba bagian medial dari mesosalping secukupnya
sehingga membentuk suatu segmen medial tuba. Puntung distal dari medial tuba ditanam di
dalam suatu terowongan di miometrium di belakang uterus, dan ujung proksimal segmen tuba
distal ditanam dalam mesosalping.
4.7.2.2 Teknik Pomeroy
Ini adalah metode pemisahan tuba yang paling sederhana dan cukup efektif. Untuk mengikat
lengkung tuba harus digunakan catgut polos, karena dasar ilmiah prosedur ini adalah absorpsi
cepat ligasi dan kemudian pemisahan ujung-ujung tuba yang terpotong.
4.7.2.3 Teknik Parkland
Teknik ini dirancang untuk menghindari aproksimasi ujung-ujung tuba fallopi yang dipotong
seperti pada teknik Pomeroy. Dibuat sebuah insisi kecil di dinding abdomen infraumbilikus.
Tuba fallopi diindentifikasi dengan menjepit bagian tengah dengan sebuah klem Babcock dan
memastikannya melalui identifikasi langsung fimbria di bagian distal. Hal ini mencegah
kesalahan identifikasi ligamentum rotundum sebagai bagian tengah tuba fallopi. Apabila secara
tidak sengaja tuba fallopi terjatuh, prosedur identifikasi harus diulang kembali dari awal.
Kemudian dilakukan perforasi di tempat avaskular di mesosalping dekat tuba fallopi dengan
sebuah hemostat kecil, dan rahang hemostat dibuka untuk memisahkan tuba fallopi dan
mesosalping di dekatnya sepanjang sekitr 2,5 cm. Tuba fallopi yang sudah dibebaskan diikat di
bagian proksimal dan distal dengan benang kromik 0, dan segmen ditengah sekitar 2 cm dieksisi
dan diperiksa untuk melihat ada tidaknya perdarahan.
4.8.2.4 Teknik Madlener
Teknik ini serupa dengan teknik Pomeroy, tetapi lengkung tuba dihancurkan dan diligasi dengan
benang yang tidak dapat diserap dan tidak dilakukan reseksi.
Gambar 15. Teknik Madlener (34)
Keuntungan
1. Tekniknya mudah sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum di rumah sakit kabupaten atau
puskesmas
dengan
perlengkapan
dan
peralatan
bedah
sederhana.
2. Dapat dilakukan pasca persalinan, pasca keguguran, dan masa interval; indikasi kontra yang
mutlak tidak banyak; dilakukan dengan anestesi local atau kombinasi dengan analgesia
neuroleptik;
prosedur
dilakukan
tanpa
tinggal
dirumahsakit.
3. Luka pembedahan hanya kecil sehingga ketakutan akan pembedahan kurang, parutnya kecil
sehingga
dapat
diterima
dari
segi
kosmetik.
4. Waktu
pembedahan
singkat,
kegagalan
teknik
rendah.
5. Angka kegagalan pembedahan tubektomi rendah.

Kerugian
1. Pemberian
anestesi
yang
kurang
memadai;
2. Obesitas berlebihan sehingga irisan atau luka pembedahan tidak kecil lagi;
3. Adanya perlengketan yang tidak diduga sebelum melakukan pembedahan.
Komplikasi
Komplikasi pembedahan tubektomi minilap jarang terjadi, walaupun demikian tindakan ini
haruslah dilakukan dengan hati-hati karena merupakan pembedahan intraperitoneal maka haris
siap
sedia
untuk
mengatasi
komplikasi
yang
mungkin
terjadi.
1. Komplikasi pada waktu pembedahan: Perforasi rahim karena pemasangan atau sewaktu
memutar elevator rahim; perlukaan kandung kemih jika irisan supra pubik terlalu rendah;
perlukaan usus (sangat jarang); perdarahan biasanya akibat robeknya mesosalping; komplikasi
anestesi;
dan
syok;
2. Komplikasi pasca pembedahan tubektomi; rasa nyeri, hematoma subkutan, infeksi pada luka
irisan atau abses, luka pembedahan terbuka, dan perdarahan intra abdominal.

DIALOG KONSELING TENTANG IUD


Ny. Pia

Bidan Yanti :

assalamualaikum bidan
waalaikumsalam .
Eh Ny. Pia. Mari Bu silahkan masuk mempersilahkan Ny. Pia masuk yang

pada saat itu masih berada di pojok ruangan samping pintu). Silahkan duduk ibu.
( Keterampilan membina hubungan baik)
Ny. Pia

iya bidan terima kasih.

dan Yanti

oh ya Bu, apa kabar ? makin cantik saja ibu ini .( humor ,membina

hubungan baik)
Ny. Pia

alhamdulillah baik bidan. Bidan sendiri bagaimana ?

dan Yanti

alhamdulillah baik juga Bu. Ibu bagaimana keadaanbayinya? Saya

kemarin dapat kabar kalau ibu sudah melahirkan putra pertama. ( membina hubungan
baik)
Ny. Kamil

baik bidan. Bayi saya alhamdulillah sehat.

dan Yanti

alhamdulillah. Usia bayi ibu sekarang berapa ? Dan nama si jagoan kecil

siapa ,Bu? ( membina hubungan baik)


Ny. Kamil

Dia sekarang sudah berusia 6,5 minggu, bidan. Namanya


Rahman.

dan Yanti

oh, Rahman ternyata. Nama yang baik sekali ibu. Salah satu asmaul

husna,kan ? Ibu dan suami pandai sekali memberikan nama.( kalimat pujian)
Ny. Pia

Bidan Yanti :

y. Pia

makasih Bu ( sambil tersenyum)


baik ibu, ada yang bisa saya bantu ?
begini Bu. Saya ingin menunda kehamilan karena saya berencana untuk

tidak menambah momongan untuk 7 tahun yang akan datang.


Bidan Yanti :

Jadi ibu ingin menunda kehamilan untuk 7 tahun yang


Boleh saya tau alasan yang mendasari ibu untuk hal itu ?
(bertanya efektif)

y. Pia

Saya kebetulan adalah dosen di Universitas Dayanuiksanudin. Saya

punya kesibukan yang begitu padat. Selain itu, saya

akan fokus merawat dan

membesarkan putra saya dulu.

dan Yanti

oh. Iya,Bu.Ibu, kan seorang dosen jadi wajarlah kalau ibu ingin fokus

merawat putra ibu dulu di tengah kesibukan ibu yang begitu padat ( refkeksi isi).
Keputusan yang baik sekali ( pujian). Apa sudah dibicarakan dengan suami?
(bertanya efektif)

y. Pia

iya bidan. Saya juga sudah bicarakan dengan suami dan dia setuju jikalau

saya harus ber-kb.

dan Yanti

maaf Bu. Tapi kenapa suami ibu tidak datang mendampingi ibu sekarang ?

agar keputusan dapat diambil oleh ibu dan suami nantinya.( anamnesa)
Ny. Pia

: suami saya lagi ke luar kota. Ada sedikit kerjaan.

dan Yanti

oh baik. Bu. Kalau boleh tau sekarang ibu usianya berapa? ( anamnesa)

Ny. Pia

saya sekarang 28 tahun, bidan.

dan Yanti

28 tahun ( menyebutkan usia ibu sambil menulisnya ). Okey. Apakah ibu

sudah punya gambaran tentang jenis kontrasepsi yang akan digunakan oleh ibu nanti?
( anamnesa)

y.Pia

Sudah bidan. Saya ingin menggunakan IUD. Setelah melahirkan saya

sudah membaca berbagai sumber tentang alat kontrasepsi dan IUD lah yang saya pikir
paling cocok untuk saya di antara yang lainnya.

dan Yanti

Ibu luar biasa sekali. Untuk memilih alat kontrasepsi ibu berusaha mencari

informasi sendiri dari berbagai sumber. Memang seperti itulah seharusnya yang
dilakukan oleh ibu yang ingin ber-kb.( pujian)
Ny. Pia

terima kasih bidan

dan Yanti

Nah, kalau dari suami ibu, apakah beliau punya pendapat yang sama

y. Pia

dengan Ibu ? bisa ibu ceritakan tentang pertimbangan suami ibu mengenai alat
kontrasepsi apa yang akan ibu gunakan ? ( indirect leading)
:

tentu boleh bidan. Suami saya bilang kalau dia ingin saya menggunakan

IUD karena dia sudah membaca di berbagai sumber bahwa IUD itu efektif. Suami saya
juga sempat menyebutkan 2 jenis IUD yang katanya banyak digunakan oleh istri dari

rekan kerjanya. Tapi saya lupa bidan nama jenis IUD yang suami saya sebut tempo
hari.

dan Yanti

ibu tidak ingat ya ?( refleksi isi ) Ummm tidak apa-apa. Mungkin dalam

penjelasan saya mengenai IUD ini nanti ibu akan ingat 2 jenis IUD yang suami ibu
maksud. Bukan begitu ibu ? ( pertanyaan tertutup)

y Pia

iya bidan. Saya juga ingin dapat penjelasan yang lebih tentang IUD dari

bidan.

dan Yanti

ohh ,baiklah kalau begitu. Maaf, sebelumnya saya ingin tanya. Apa ada

luka persalinan yang sampai sekarang belum sembuh total ,Bu ? ini akan jadi bahan
(pertimbangan jika ibu ingin menggunakan IUD.
( anamnesa)

y. Pia

alhamdulilllah luka persalinan saya kemarin sudah pulih. Tidak ada

masalah ,Bidan.
Bidan Yanti :

alhamdulillah kalau begitu. Saya langsung saja jelaskan


ya,Bu mengenai IUD ini.

Begini .........IUD merupakan suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim
yang sangat efektif mencegah kehamilan dan berjangka panjang. Dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktif. Tingkat keefektifannya juga tinggi yaitu 99%.
Mekanisme kerja IUD sendiri yaitu:
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falop
2. Mempengaruhi fertilisasi atau proses peleburan sel sperma dan sel telur sebelum ovum
mencapai kavum uteri
3. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus atau proses tertanamnya
hasil konsepsi di dinding endometrium.
Sampai disini apakah ibu mengerti dengan penjelsanan saya ?(pertanyaan tertutup)

dan Yanti

Ny. Pia

: iya bidan

tolong ingatkan saya ya bu jika saya menjelaskan terlalu cepat karena

saya akan lanjtukan kembali pembahasan kita mengenai IUD.


Ny. Pia

iya tentu, bidan.

san Yanti

IUD sendiri memiliki banyak jenis , Bu. Ada Lippes-Loop, Saf-T-Coil, Dana-

Super, Copper-T (Gyne-T), Copper 7 (Gravigard), Multiload, dan Progesterone IUD(

menggunakan alat bantu). Dan yang umum digunakan di Indonesia adalah Copper T
dan Lippes Loop.

dan Yanti

Ny. Pia

: Lippes loop? Copper T, Bidan ?

iya Bu. Ada apa dengan Lippes loop dan Copper t ? kok nampaknya ibu

agak sedikit kaget ? ( senyum)

y. Pia

begini bidan. Lipes loop dan copper t ini bidan yang suami saya sebut

tempo hari. Beliau ingin saya tau banyak tentang keduanya.


Bidan Yanti :

ohh begitu ya Bu.


Wah ibu ini benar-benar menyimak penjelsan saya ya bu. Sampai-sampai

ibu langsung ingat nama dari 2 jenis IUD yang suami ibu maksud. Alhamdulillah.(
pujian)
Nahh ibu, begini ....Copper t adalah iud yang terbuat dari bahan polythelene yang
berbentuk huruf T. IUD sebenarnya mencegah pembuahan dengan mengurangi jumlah
dan viabilitas sperma mencapai sel telur, dan menghambat jumlah dan pergerakan telur
ke dalam rahim. Diyakin bahwa tembaga pada gulungan dan lengan dari Copper T
meningkatkan efek kontrasepsi IUD.

y. Pia

oh begitu ya ,bidan. Tapi apa sih kelebihan copper t ini bidan ?

dan Yanti

copper T efektif mencegah kehamilan hingga 99% apabila dipasang

sesuai dengan prosedur oleh bidan atau dokter terlatih. Keuntungan :


Sangat efisien karena cukup sekali pemakaian yang
dibantu oleh tenaga terlatih.
1.
2.
3.
4.
5.

dan Yanti

Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang minim efek samping
Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun
Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat segera hamil jika diinginkan
Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
Efektif mencegah kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan.
Ny. Pia

: tapi , apakah ada efek sampingnya bidan ?

Secara umum, efek samping yang timbul memang ada ibu. tapi tidak akan

bersifat permanen. Efek samping hanya akan bersifat sementara tergantung dari
penerimaan tubuh terhadap IUD. Efek samping yang bersifat sementara tersebut antara
lain:
1.
2.

Kram terjadi beberapa hari setelah pemasangan.


Terdapat flek dalam beberapa minggu.

3.
4.

Haid lebih lama dan lebih banyak pada 3 bulan pertama


Kram dan nyeri pada saat haid.
Kerugiannya, Cooper t dan semua jenis IUD itu tidak memberikan perlindungan
terhadap IMS atau infeksi menular seksual yaitu infeksi yang bisa menular dari
seseorang ke orang lain dengan perantaraan hubungan seksual.
Bagaimana bu ? apakah ibu bisa memahami apa yang telah saya jelaskan ? (
pertanyaan tertutup)

Ny. Pia

iya bidan ,sejauh ini saya paham.

dan Yanti

apakah istilah IMS sudah familiar buat ibu ?(perception checking)

Ny. Pia

iya bidan. IMS itu contohnya HIV/AIDS, siphilis, gonorhoea,

mioma,dan

polip.
Bidan Yanti :

y. Pia

dan Yanti

iya betul sekali Bu. Ibu memang pintar.( pujian)


terima kasih bidan. Tapi saya kan baru saja melahirkan anak pertama.

Apakah tidak apa-apa jikalau saya langsung memasang IUD ? saya takut tidak bisa
ber-kb dengan IUD ini karena usia pasca persalinan yang masih sangat muda. Saya
akan merasa sangat............( diam)
:

saya paham maksud dan perasaan ibu ( menyentuh tangan ibu / non

verbal touching behaviour. IUD merupakan satu-satunya pilihan bu karena jangka


waktu pemakaiannya yang panjang. Sangat cocok untuk ibu yang ingin menunda
kehamilan dalam 7 tahun yang akan datang. Apalagi ibu juga seorang yang sangat
sibuk. Pantaslah kalau ibu ingin yang efisien dan efektif. (refleksi perasaan)
Ibu tidak perlu khawatir. Ibu sadah melakukan keputusan yang tepat untuk
mengkonsultasikan hal ini ( dukungan). Begini

ibu, tidak masalah jika ibu

menggunakan IUD dengan 6,5 minggu pasca persalinan karena pada dasarnya, IUD
bisa digunakan sebelum 48 jam dan setalah 4 minggu pasca persalinan. Dan pada
umumnya yang tidak bisa menggunakan IUD adalah wanita yang kemungkinan
hamil,infeksi setelah melahirkan dan keguguran, memiliki resiko IMS dan wanita yang
memiliki infeksi organ kewanitaan.( menggunakan alat bantu)
Maaf ibu kalau boleh tau tentang riwayat kesehatan ibu ?apa ibu pernah
punya masalah kesehatan organ kewanitaan? Hal ini akan jadi bahan perrtimbangan
dalam pemasangan IUD.

y. Pia

alhamdulillah dari hasil pemeriksaan yang pernah saya lakukan sebelum

menikah dan yang terakhir sebelum melahirkan ,saya tidak punya resiko IMS ataupun
infeksi karena melahirkan bidan. Miss. V saya juga alhamdulillah baik. Suami saya juga
pernah diperiksa dan alhamdulillah negatif IMS. Tidak ada masalah dengan hal itu
bidan. saya dalam waktu dekat juga berenana untuk memeriksakan diri kembali
sebelum menggunakan IUD.
Bidan yanti

alhamdulillah ya Bu. Ibu dan suami ibu itu bagaimana ya ?


ummm.... adalah orang-orang yang sadar betul tentang pentingnya

memeriksakan kesehatan organ reproduksi mengingat sekarang sudah marak sekali


kasus IMS. Saya salut sama ibu dan suami ( pujian). Saya juga sangat setuju dengan
rencana ibu untuk memeriksakan diri kembali. Kita sama-sama berharap agar hasilnya
negatif agar pemasangan IUD bisa segera dilakukan.(dukungan)
Ny. Pia

terima kasih bidan.

idan yanti

sama-sama . Baik ibu kembali ke pembahasan kita (focusing skill). Ibu

sudah paham tentang copper T, maka saya akan menjelaskan tentang lippes loop. Jadi,
Lippes Loop adalah IUD yang terdiri dari plastik tipis (atau polietilen) dengan kawat
membungkuk dengan bentuk S bersambung. Efektifitasnya sama dengan copper t yaitu
98-99 % jikalau dipasang dengan benar oleh tenaga ahli. Keuntungan,efek samping
dan kerugian dari lippes loop sama dengan coppet t. Seperti apa bu keuntungan,
kerugian, dan efek sampingnya ? ( bertanya untuk memastikan pemahaman Ny. Pia )
( perception checking)

y. Pia

( menyebutkan keuntungan, kerugian, dan efek samping Copper T )

dan yanti

iya tepat sekali ibu( setelah mendengarkan Ny. Pia menyebutkan

y. Pia

dan Yanti

y. Pia

keuntungan dan kerugian coppper t ).


:

wah .. copper t dan lippes loop sepertinya sama bagusnya ya ,Bu. Saya

jadi bingung bidan.


:

jangan bingung ,Bu. Saya yakin ibu pasti bisa memutuskannya. Karena

berbagai hal sudah ibu pertimbangkan. (membantu klien mengambil keputusan)


:

iya, bidan. saya sudah punya gambaran tentang jenis IUD yang akan saya

akan gunakan antara keduanya.( diam dan berpikir sejenak)

dan Yanti

Maaf bu. Jadi kira-kira jenis IUD apa yang akan ibu gunakan ? lipees loop

atau copper t ibu ?


(membantu klien mengambil keputusan)

y. Pia

dari penjelasan ibu nampaknya saya akan menggunakan copper T ,bu.

Lippes loop memang bagus tapi saya lebih tertarik dengan Copper T. Aman, efektif,
efisien, digunaka
dalam jangka panjang, tidak mempengaruhi kualitas ASI dan bentuk nya
itu loh bu yang saya suka huruf T dengan benang diujungnya.
Bidan yanti

baiklah ibu . ibu mantap menggunakan Copper T, ya ?

Ny. Pia

iya bidan

dan Yanti

Ok . Ibu sudah membuat keputusan bahwa ibu akan menggunakan

y. Pia

dab yanti

Copper T. Nah, sebaiknya ibu dan suami segera datang kembali kesini ya bu (
menindaklanjuti pertemuan). Nanti saya akan kembali menjelaskan lebih dalam
kepada suami dan ibu tentang Copper T ini.. Saya juga akan menjelaskan mengenai
prosedur pemasangannya, kemudian saya minta persetujuan dari ibu dan suami untuk
dilakukan pemasangan Copper T. Sebelumnya, saya minta hasil pemeriksaan
kesehatan organ reproduksi dari dokter yang akan ibu jalani nanti. Bagaimana, bu ?
Apakah ibu setuju?
:

iya bidan. Saya setuju. Terima kasih atas penjelasannya. Insya Allah saya

dan suami secepatnya akan datang kembali kesini. Dan saya juga akan membawa
surat hasil pemeriksaan saya.
:

baiklah ibu. Ini ada kartu nama saya. Di situ ada nomor Handphone ,

alamat blog dan alamat email saya . Kalau ada pertanyan ibu bisa kirimi email atau sms
saja .

y. Pia

iya bidan terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu ya bidan.

dan Yanti

sama-sama ibu. Hati-hati ya. Titip salam buat keluarga.(sambil berjabat

tangan) ( membina hubungan baik)


Ny. Pia

: assalamualaikum

Bidan yanti : waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai