BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rongga mulut manusia tersusun atas berbagai macam organ dan
struktur pendukungnya. Berbagai macam fungsi yang dilakukan oleh
mulut seperti berbicara, menelan, dan mengunyah mengharuskan adanya
cairan dalam mulut sebagai pelumasnya. Cairan tersebutlah yang kita
kenal dengan saliva. Saliva merupakan sekret yang dihasilkan oleh
kelenjar saliva yang dimiliki tubuh. Kelenjar tersebut terbagi menjadi
kelenjar saliva mayor dan minor. Saliva yang dihasilkan oleh kelenjar
tersebut viskositasnya dapat berupa serus dan atau mukus.
Laju aliran saliva yang diproduksi oleh kelenjar saliva sangat tidak
stabil dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara
lain adalah faktor usia, jenis kelamin, dan stimulus mekanik maupun
kimiawi. Selain itu, irama sirkadian juga menjadi salah satu faktor naik
turunnya produksi saliva. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
kandungan hormon di dalam saliva.
Saliva memiliki banyak peranan penting dalam rongga mulut yaitu
untuk membantu seluruh mekanisme yang ada dalam mulut. Adanya saliva
mencegah terjadinya perlukaan atau peradangan dalam rongga mulut. Hal
itu berkaitan dengan fungsi saliva sebagai sarana lubrikasi.
Saliva tersusun atas berbagai macam komponen yang dapat diukur
dengan alat-alat dan metode tertentu. Komponen saliva itu dapat
digolongkan menjadi komponen organik dan anorganik. Zat-zat penyusun
saliva ternyata juga dapat digunakan sebagai biomarker dalam dunia
kedokteran. Banyak
BAB II
ISI
A. Skenario
Saliva is composed of water, organic, inorganic, and macromolecules.
Salivary composition is not constant and related to the circadian cycle. The
a. Saliva
1) Fungsi saliva adalah
a) Saliva dapat membantu dalam proses pengunyahan makanan
b) Memiliki sifat self cleansing
c) Berperan pula sebagai antibodi karena dalam saliva memiliki Ig A
yang dapat membunuh bakteri
d) Membantu dalam proses berbicara
e) Mampu mempertahankan PH menjadi normal
f) Saliva dapat berfungsi untuk menjaga kelembaban di rongga
mulut (Sloane,2004)
2) Sekresi saliva
a) Kelenjar saliva mayor
(1) kelenjar Parotis, memiliki duktus stensen
(2) kelenjar submandibula, memiliki duktus wharton
(3) kelenjar sublingua
b) Kelenjar saliva minor
(1) Kelenjar bucalis
(2) Kelenjar lingualis
3) Faktor pengeluaran saliva
a) Mekanik, yaitu saat proses pengunyahan
b) Kimiawi, yaitu dengan rangsangan perasa seperti asam,
manis dan pahit
c) Psikologi, yaitu stres dapat mempengaruhi sekresi saliva
4) Komposisi saliva
1) Terdiri dari 99,5 % Air
2) Sekitar 0,5 % meruppakan bahan anorganik ( Ca dan Na),
organik (enzim, protein, lipid), dan makromulekul (glukosa)
5) Konsentrasi saliva
Konsentrasi saliva yang dikeluarkan bergantung dari umur, jenis
kelamin, hormon dan kondisi tubuh. umumnya di dapatkan 10001500 ml saliva dalam sehari. Bila konsentasi saliva rendah dapat
menyebabkan
xerostomia
dan
sebaliknya
bila
tinggi
dapat
menyebabkan hipersalivasi.
b. Hormon dan irama sirkardian
1) Hormon
Terdapat hormon kortisol dalam saliva yang bekerja umumnya saat
dalam kondisi stress dan emosional
2) Irama sirkardian
Umumnya saat tidur atau malam hari saliva dalam jumlah yang
sedikit
c. Biomarker
1) Biomarker dapat dikatakan sebagai penanda, bila antibodi meingkat
dapat di perkirakan telah terjadi suatu infeksi
salivarius.
Rangsangan
mekanis
menyebabkan
mengubah
glikogen
menjadi
kesatuan
(6) Musin
membuat
saliva
menjadi
pekat
serta
antibodi
dan
antimikroba
3) Menurut Guyton (2006), sekresi saliva dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Fakrot-faktor tersebut antara lain:
a) Jenis Kelamin
Jenis kelamin seseorang berpengaruh pada komposisi
saliva. Contohnya, kadar progesteron dalam saliva akan
mengalami flukstuasi dalam siklus menstruasi.
b) Usia
Usia mempengaruhi komposisi yang terkandung dalam
saliva. Sebagai contoh, kadar testosteron dalam saliva
akan menurun seiring meningkatnya usia.
c) Variasi diurnal
Variasi ini terjadi secara alami dalam tubuh manusia.
Contohnya, terjadi peningkatan konsentrasi Na dan Cl
pada pagi hari, sedangkan konsentrasi K meningkat pada
siang hari.
d) Stimulus
Stimulus berperan dalam sekresi saliva, baik durasi
maupun
jenis
stimulus.
Jenis-jenis
stimulus
yang
dan
iritasi,
dan
trauma
radiologi
aliran
juga
saliva
dapat
dan
i) Konsentrasi plasma
Konsentrasi plasma berhubungan dengan konsentrasi asam
amino, kalsium, glukosa, kalium, urea, dan asam urik
dalam saliva.
j) Hormon
Hormon yang mempengaruhi saliva antara lain aldosteron,
testosteron, bradikinin, dan tiroksin.
k) Penyakit tertentu dan iritasi rongga mulut
Beberapa penyakit mempengaruhi kadar sekresi saliva
seperti penyakit diabetes melitus, penyakit cushing, dan
penyait Addison.
l) Konsumsi obat-obatan
Konsumsi obat-obatan mempengaruhi laju sekresi saliva.
Obat-obatan sedatif dalam menyebabkan hipersalivasi,
tetapi beberapa obat dapat memberi dampak xerostomia.
c. Hormon dalam saliva dan sirkus sirkardian
1) Estrogen, terdiri dari 3 jenis :
a) Estradiol, yaitu hormon yang paling kuat.
b) Estron, yaitu hormon yang keseimbangannya antara estradiol
dan estriol. Pada masa menopause terjadi peningkatan estron.
c) Estriol, yaitu hormon yang paling lemah. Kadarnya meningkat
selama masa kehamilan atau dengan mengkonsumsi suplemen.
2) Progesteron
Kadar berfluktuasi selama siklus menstruasi dengan puncaknya
pada fase luteal antara hari ke 20-23. Kadar normalnya adalah 0,10,5 mg/ml saliva.
3) Testosteron
Mengalami
variasi
diurnal dan
kadarnya
menurun sesuai
10
30
No
sleep
20
10
slee
p
12am
6am
12pm
6pm
12am
6am 12pm
6pm
12am
11
b) Splinting
Saliva dibiarkan terakumulasi di dasar mulut, kemudian
diludahkan kedalam suatu wadah atau gelas.
c) Suction
Saliva terakumulasi di dasar mulut kemudian diambil dengan
menggunakan alat yang disebut saliva ejector
d) Adsorben (swab)
Saliva diakumulasi kemuduian diswab dengan menggunakan
cotton wall swab untuk kemudian disentrifugasi.
12
digunakan
dalam
bidang
imunologi
untuk
estradiol
dan
kortisol
dalam
saliva.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saliva merupakan cairan yang sangat penting di rongga mulut
untuk memfasilitasi proses pengunyahan, formasi bolus makanan, menelan
dan berbicara, juga melindungi permukaan mukosa yang lunak dari
makanan yang keras. Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor dan
minor. Saliva terdiri atas 99,5% air dan 0,5% substansi lainnya. Komposisi
13
saliva terdiri dari komponen organik dan anorganik. Nilai normal untuk
laju aliran saliva yang distimulasia adalah 1,0-3,0 ml/menit. Nilai dibawah
0,7 ml/menit disebut hiposalivasi dan nilai 0,7-1,0 ml/menit dikatakan
rendah.
Kegunaan saliva untuk bidang kedokteran gigi sebagai biomarker
adalah untuk mendiagnosis penyakit yang terjadi pada kelenjar saliva,
xerostomia, kankermulut, penyakit periodontitis dan resiko karies.
Penyakit sistemik yang dapat dideteksi melalui saliva adalah penyakits
indroma Sjgren, diabetes mellitus, penyakit korteks adrenal, kanker
payudara, HIV, kadaro bat-obatan dan penyakit kardiovaskular.
B. Saran
Saliva merupakan cairan yang sangat penting di dalam mulut, oleh
karena itu diharapakan dari hasil laporan yang ada pembaca dapat
memahami fungsi utama saliva, kelainan pada saliva, dan dapat
mengetahui penyakit sistemik dari dalam saliva tanpa harus melukai
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
15 Ludah: Arti Bagi Kesehatan Gigi,
Amirongen, N., 1988, Ludah dan Kelenjar
14
Haussman, M.F. Vleck, C.M., dan Farrar, E.S., 2007, A Laboratory Exercise
Toilustrate Increased Salivary Cortisol in Response to Three Stressful
Conditionsusing Competitive ELISA, Advance Physiology Education
31:110-115.
Kidd, E.A.M., Beachel, S. J., 1991, Dasar-dasar karies penyakit dan
penanggulangannya, EGC, Jakarta.
Liana,L.,2010,Pemeriksaan hormone saliva,ABC Laboratorium Amerind Bioclinic,Jakarta Barat,http://www.abclab.co.id/?p=881., diakses 28 April
2013.
Sloane, E., 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, EGC, Jakarta
Sumawinata, N., 2004, Serenai Istilah Kedokteran Gigi Inggris-Indonesia, EGC,
Jakarta.
Unita, Lisna, 2009, Cairan Rongga Mulut, Departemen Biologi Oral, FKG USU,
Medan
16