TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan
oksigen
untuk
pertumbuhan
dan
metabolisme
tetapi
Actinomyces spp. merupakan spesies bakteri yang ditemukan dalam jumlah yang
lebih besar setelah Lactobacillus.10
Tabel 2.1
Bakteri-bakteri yang ditemukan di dalam saluran akar
Studi
Moller
Jumlah
spesies
bakteri tiap
saluran akar
1.6
Enterococcus
Streptococcus
Candida
Actinomyces
sp.*
sp.*
sp.*
sp.*
29
16
TT
Molander et al.
1.7
47
20
Sundqvist et al.
1.3
38
25
13
Hancock et al.
1.7
32
21
27
Peciuliene et al.
1.6
64
18
Cheung & Ho
2.6 (1.8)
TT
50
17
TT
Pinheiro et al.
2.6 (1.8)
55
33
20
4.1
77
23
Siquiera &
Rocas +
*persentasi bakteri
2.2.1 Rockles
Rockles merupakan agen antimikroba yang digunakan untuk merawat saluran
akar yang telah terinfeksi. Komposisi kimianya adalah Dexamethasone asetat 0,138g,
Fenol 45,285g, Gaiacol 6,790g.8
Fenol (C6H5OH) merupakan senyawa yang dapat mengganggu dinding sel dan
membran, mengendapkan protein dan menonaktifkan enzim-enzim. Senyawa ini
bersifat bakterisid (termasuk mikrobakteri), fungisid, dan mampu menonaktifkan
virus-virus lipofilik. Senyawa ini tidak bersifat sporasid.14 Fenol adalah racun
protoplasma nonspesifik yang efek antibakteri optimalnya pada 1-2%. Sediaan untuk
kepentingan dokter gigi berkisar 30%.7
2.2.2 Kalsium Hidroksida
2. Denaturasi Protein
Protein terdapat dalam bentuk tiga dimensi dan berlipat-lipat, yang ditentukan
dengan ikatan disulfida kovalen intramolekul dan sejumlah ikatan kovalen seperti
ikatan ionik, hidrofobik, dan hidrogen. Bentuk ini disebut struktur tersier protein;
yang mudah terganggu oleh sejumlah agen kimia atau fisik, menyebabkan protein
menjadi tidak berfungsi. Kerusakan struktur tersier protein disebut denaturasi
protein. 9
3. Kerusakan Membran atau Dinding Sel
Membran sel bekerja sebagai pembatas yang selektif, memungkinkan
beberapa zat terlarut untuk melewatinya dan menahan zat lainnya. Banyak
senyawa yang ditranspor secara aktif melalui membran, menjadi terkonsentrasi
dalam sel. Membran juga merupakan tempat enzim yang terlibat dalam
biosintesis komponen selubung sel. Zat yang berkumpul pada permukaan sel
dapat mengubah sifat fisika dan kimia membran berfungsi dengan normal
sehingga akan membunuh atau menghambat sel. 9
Dinding sel bekerja sebagai struktur pemberi bentuk sel, melindungi sel
terhadap lisis osmotik. Oleh karena itu, berbagai agen yang menghancurkan
dinding (misal: lisozim) atau mencegah sintesis normalnya (misal: penisilin)
dapat menimbulkan lisis sel. 9
4. Pembuangan Gugus Sulfihidril Bebas
10
Dengan
demikian,
berbagai
agen
pengoksidasi
mengganggu
5. Antagonisme Kimia
Gangguan suatu agen kimia terhadap reaksi normal antara enzim spesifik dan
substratnya dikenal sebagai antagonisme kimia. Antagonis bekerja dengan
beberapa bagian dari holoenzim (apoenzim protein, aktivator mineral, atau
koenzim), sehingga mencegah perlekatan substrat normal. 9
Antagonis bergabung dengan enzim karena daya tarik menarik kimianya
terhadap tempat penting pada enzim tersebut. Enzim melakukan fungsi
katalitiknya karena sifat tarik menariknya terhadap substrat alaminya; oleh
karena itu, setiap senyawa yang secara struktual menyerupai substrat pada aspek
penting ini juga mempunyai daya tarik-menarik terhadap enzim tersebut. Jika
daya tarik-menarik ini cukup besar, analog akan menggantikan substrat normal
dan menghalangi reaksi yang biasa terjadi. 9
Banyak holoenzim yang mengandung ion mineral berlaku sebagai suatu
jembatan antara enzim dan koenzim atau antara enzim dan substrat. Zat kimia
11
atau
fungsi
komponen-komponen
makromolekul
sel,
seperti
2. Komponen-komponen Medium
Garam-garam sangat menghambat streptomisin. Para-Amino Benzoic Acid
(PABA) dalam ekstrak jaringan adalah antagonis dengan sulfonamida. Protein
12
serum pengikat penisilin dalam jumlah yang berbeda-beda, dari 40% untuk
metisilin sampai 96% untuk eksasilin. Metasilin adalah penisilin semisintetik
yang diberikan melalui suntikan. 17
3. Stabilitas Obat
Pada suhu inkubator, beberapa zat antimikroba kehilangan aktivitasnya.
Klortetrasiklin cepat menjadi nonaktif dan penisilin lebih lambat, sedangkan
streptomisin, kloramfenikol dan polimiksin B stabil untuk waktu yang lama.17
4. Takaran Inokolum
Pada umumnya semakin besar inokulum bakteri, maka kesensitifan
organisme akan semakin rendah. Populasi bakteri yang besar dapat menghambat
tumbuhnya bakteri lebih kurang cepat dan kurang sempurna dari pada populasi
yang lebih kecil. Di samping itu, kemungkinan terjadinya mutan resisten adalah
lebih besar.17
Semakin besar inokulum, daerah hambat akan semakin kecil. Oleh karena
itu, densitas dari inokulum harus disesuaikan sedemikian rupa, sehingga
pertumbuhan koloni tampak bersatu dan tidak sebagai suatu filum yang
bersinambungan. 17
Oleh karena hasil pengujian cara difusi berbeda berdasarkan pada jumlah dan
kondisi lingkungan bakteri yang ditanam dan sukar dibakukan, maka perlu
dievaluasi dengan cara membandingkan dengan pengujian kontrol yang
menggunakan organism baku yang telah diketahui sensitivitasnya. 17
13
5. Lamanya Inkubasi
Dalam banyak hal mikroorganisme tidak terbunuh dalam waktu kontak yang
pendek tetapi hanya terhambat. Semakin lama berlanjutnya inkubasi semakin
besar kemungkinan timbulnya mutan yang resisten, atau anggota populasi
bermultiplikasi, karena obat itu terurai. 17
6. Aktivitas Metabolisme Mikroorganisme
Pada umumnya organisme yang sedang aktif dan cepat tumbuh lebih sensitif
terhadap aktivitas obat daripada yang sedang berada dalam fase istirahat.
Mikroorganisme yang sedang mempertahankan diri untuk tetap hidup (persister)
dari segi metabolisme adalah nonaktif dan dapat bertahan dalam waktu lama
dalam kontak dengan obat, meskipun organisme ini pada awalnya sangat sensitif
terhadap obat tersebut. 17
14