Anda di halaman 1dari 2

Pengenalan Minyak dan Gas Bumi

Februari 22, 2008 in Natural Science | Tags: minyak bumi, Natural Science
.Pembentukan Minyak bumi
Berjuta-juta tahun yang lalu, pada cekungan atau basin yang
berupa laut yang diisi oleh kehidupan organisme laut baik hewan
maupun tumbuhan mikro, seperti plankton. Plankton-plakton
yang mati akan tenggelam dan terakumulasi di dasar basin.
Seiring berjalanya waktu maka organisme yang telah mati dan
tenggelam di dasar basin akan terkubur oleh pengendapan lapisan
pasir dan shale. Selama jutaan tahun organisme mati tersebut
akan terkubur semakin dalam. Karen pengaruh suhu dan tekanan
maka organisme mati tersebut akan terurai membentuk senyawa
kimia yang disebut kerogen. Proses pematangan ini terus
berlanjut dan kerogen tersebut akan termaturasi membentuk
hidrokarbon. Proses pematangan yang sempurna akan
membentuk kerogen menjadi minyak serdangkan jika proses
pematangan ini terlalu lama maka yang terbentuk adalah gas.
Dari proses pematangan minyak bumi didalam batuan sumber (source rock) minyak akan bermigrasi naik ke
atas karena adanya tekanan buoyancy. Proses migrasi ini akan mengisi batuan reservoar yaitu batuan yang
porus. Kemudian akan terjebak dan terakumulasi karena diatas batuan resevoar tersebut redapat batuan
penyekat atau sealing. Ada beberapa tipe perangkap atau jebakan minyak bumi, antara lain jebakan struktur
(anticline) dan jebakan stratigrafi.
Dari minyak dan gas yang terjebak pada reservoar, kita dapat mengambil dengan cara mengebor tepat pada
posisi jebakan terebut. Karena pengaruh tekanan dari dalam bumi yang besar maka minyak dan gas yang
berbentuk liquit akan mengalir keluar melewati lubang bor tersebut. Minyak bumi yang keluar tersebut masih
mengandung bermacam-material seperti air dan lempung, maka harus dipisahkan dahulu sebelum dikirim ke
kilang-kilang minyak. Proses pemindahan minyak dan gas dari daerah ditemukan sampai ke kilang-minyak
dapat dilakukan dengan cara mengalirkan lewat pipa-pipa, selain itu dapat pula dipindahkan dengan cara
diangkut menggunakan kapal, truck, kereta api dan kendaraaan lainnya.

Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini
adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam
kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi).
Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan
bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya
terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa
cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom
fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified
Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan
aspal.
Residu-residu
ini
memiliki
rantai
karbon
sejumlah
lebih
dari
20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut:
1. Gas : Rentang rantai karbon C1 sampai C5, Trayek didih : 0 sampai 50C
2. Gasolin (Bensin): Rentang rantai karbon C6 sampai C11, Trayek didih : 50 sampai 85C
3. Kerosin (Minyak Tanah): Rentang rantai karbon C12 sampai C20, Trayek didih : 85 sampai 105C
4. Solar: Rentang rantai karbon C21 sampai C30, Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat: Rentang ranai karbon C31 sampai C40, Trayek didih : 135 sampai 300C
6. Residu: Rentang rantai karbon di atas C40, Trayek didih : di atas 300C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending
Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:50
Bensin
Bensin sebagai bahan bakar transportasi yang penting bagi manusia. Bensin mengandung 500 jenis
hidrokarbon yang memiliki rantai C5- C10 kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan
kualitas yang diinginkan
Bensin tersusun oleh alkana rantai lurus seperti n-heptana, n-oktana, dan n- nonana yang sangat mudah
terbakar selain itu ada juga rantai bercabang /alisiklik/aromatic seperti isooktana yang tidak terlalu mudah
terbakar.
Kualitas bensin dinyatakan oleh bilangan oktan. Bilangan oktan merupakan ukuran kemampuan bahan
bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin.
Peningkatan kualitas bensin
Persentase iso-oktan dalam suatu bensin disebut bilangan oktan. Makin tinggi harga bilangan oktan suatu
bensin makin efisien bensin tersebut menghasilkan energi. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98
berarti mengandung 98% isooktan dan 2% nheptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran
dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 8088), pertamax (bilangan oktan 9192) dan pertamax
plus (bilangan oktan 95)
Untuk meningkatkan bilangan oktan, kedalam bensin ditambahkan tetra etil timbal (TEL), namun
pemakaian TEL tersebut memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Sebagai pengganti TEL,
pada bensin ditambahkan metil tersier butil eter (MTBE) yang mempunyai fungsi sama dan lebih ramah
lingkungan.
Dampak pembakaran bahan bakar fosil terhadap lingkungan
Bahan bakar fosil salah satunya adalah bensin. Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan
pelepasan berbagai zat yang dapat mengakibatkan pencemaran udara. Beberapa zat pencemar akibat
pembakaran bensin pada kendaraan bermotor:
Zat pencemar

Sumber

Dampak terhadap lingkungan

CO2

Pembakaran bahan bakar

Pemanasan global/efek rumah kaca

CO

Pembakaran bahan bakar yang tidakBersifat racun dan dapat menyebabkan


sempurna
kematian jika konsentrasi CO di udara
mencapai 0,1%

NO dan NO2

Pembakaran bahan bakar pada suhuHujan asam


tinggi dimana nitrogen dalam udara
ikut teroksidasi

Pb

Penggunaan bensin yang mengandungTimbal bersifat racun dapat menyebabkan


aditif senyawa timbal
iritasi saluran pernapasan

Langkah-langkah mengatasi dampak dari pembakaran bensin:

Produksi bensin yang yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb

Penggunaan EFI (Electronic Fuel Injection) pada sistem bahan bakar

Penggunaan converter katalitik pada sistem buangan kendaraaan

Penghijauan atau pembuatan taman dalam kota

Penggunaan bahan bakar alternative yang dapat diperbarui dan yang lebih ramah lingkungan seperti
tenaga surya dan sel bahan bakar (fuel cell)

Anda mungkin juga menyukai