Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI OBAT HERBAL II

Praformulasi sabun transparan Aloe vera


Kelompok A
Septi W (1100050 ), Niar R (1100089), Aida Zakiyah (1100132), Andreas H A (1100137)
Ajeng I P (1100144), Alief S B (1100880), Erlina T M (1110277), Mardatilla AP (1110320)
1. KAJIAN PUSTAKA
A. Identifikasi Kebenaran dan Kualitas Bahan
1. Identifikasi Makroskopik Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera)
Daun
Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang, berdaging
tebal, tidak bertulang, bewarna hijau keabu-abuan, mempunyai lapisan lilin di
permukaan, dan bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang
mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat
(cembung) (Furnawanthi, 2002).
Batang
Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat
pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa spesies yang berbentuk
pohon dengan ketinggian mencapai 3-5m, spesies ini dapat dijumpai di gurun
Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan
menjadi anakan (Furnawanthi, 2002).
Eksudat
Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan.
Eksudat berbentuk kental, berwarna kuning, dan rasanya pahit. Zat- zat yang
terkandung di dalam eksudat adalah: 8- dihidroxianthraquinone (Aloe Emoedin)
dan glikosida (Aloins) (Furnawanthi, 2002).
Gel
Gel adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian
dalam daun setelah eksudat dikeluarkan, bersifat mendinginkan dan
menyamankan. Gel sangat mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan
enzim yang sangat sensitif terhadap suhu, udara, dan cahaya. Sifat gel lidah buaya
sangat mudah teroksidasi karena adanya enzim oksidase. Akibatnya, kontak bahan
dengan udara (oksigen) akan mempercepat proses oksidasi, sehingga gel akan
berubah menjadi kuning hingga coklat (browning) (Fumawanthi, 2002).

Kulit daun
Daging
(mengandung
gel)

Gambar 1. Bagian-bagian tanaman Lidah Buaya


1

Getah lidah buaya bersifat koloidal seperti lendir, terutama jika pH-nya mendekati
basa (saat daun masih segar), bentuknya berupa gel (mirip agar-agar) yang lekat.
Namun, jika pH-nya mendekati asam (saat daun mulai layu), akan berubah wujud
menjadi sol yang bersifat lebih encer seperti sirup (Fumawanthi, 2002).
Jenis dan Varietas Aloe sp
Species Aloinae yang terdiri dari + 300 macam. Dari semua macam tersebut,
mungkin hanya 4 atau 5 yang mempunyai manfaat medis yang diketahui yaitu :
1.
2.
3.
4.

Aloe Vera meian


Aloe barbadensis yang juga disebut Aloe linne atau Aloe vulgaris
Aloe perry Baker
Aloe ferrox sering disebut Cape aloe

No

Karakteristik

1.

Batang

2.

Bentuk daun

3.
4.

Lebar daun
Lapisan lilin
Pada daun
Duri

5.
6.
7.

Tinggi bunga
(mm)
Warna bunga

Aloe barbadensis
Miller
Tidak terlihat jelas

Aloe ferox
Miller
Terlihat jelas
(tinggi 3-5 m
atau lebih)
Lebar dibagian bawah, Lebar di
dengan pelepah
bagian bawah
bagian atas cembung
6-13 cm
10-15 cm
Tebal
Tebal

Aloe perry
Baker
Tidak terlihat
jelas (lebih
kurang 0,5 m)
Lebar di bagian
bawah

Di bagian pinggir
daun

Di bagian
pinggir daun

25-30 (tinggi tangkai


bunga 60-100 cm)
Kuning

Di bagian
pinggir dan
bawah daun
35-40

5-8 cm
Tipis

25-30

Merah tua
Merah terang
hingga jingga
8. Warna daun
Hijau
Ujungnya
Hijau
berwarna hijau
9. Secara Kimia
Kandungan barbaloin Kandungan
Kandungan
28%
barbaloin 18 % barbaloin 18%
Aloe arborescens dan Aloe saponaria yang sering digunakan di Jepang
Sedangkan karakterist
Sedangkan karakteristik tanaman lidah buaya komersial menurut Furnawanthi
(2002), sebagai berikut

Gambar 2. Tanaman Aloe vera barbadensis, Aloe ferox, dan Aloe perry
Dari tiga jenis di atas yang banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloe
barbadensis Miller (sering dikenal dengan sebutan Aloe Vera) karena jenis ini
mempunyai banyak keunggulan yaitu: tahan hama, ukurannya dapat mencapai 121
cm, berat per batangnya bisa mencapai 4 kg, mengandung 75 nutrisi
(Furnawanthi, 2002).
2. Identifikasi Makroskopik Aloe vera Gel
Karakteristik makroskopis gel Aloe vera antara lain:
- Gel aloe vera merupakan bagian berlendir, berwarna transparan, tidak berbau dan
sedikit pahit yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun setelah
eksudat berwarna kuning pahit dikeluarkan
- Mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan enzim yang sensitif terhadap
suhu, udara, dan cahaya sehingga gel akan berubah menjadi kuning hingga cokelat
(Furnawanthi, 2002).
- Konsistensi bersifat koloidal seperti lendir, terutama jika pH-nya mendekati basa
dan jika pH mendekati asam, akan berubah wujud menjadi sol yang bersifat lebih
encer seperti sirup (Furnawanthi, 2002).
- Gel Aloe vera memiliki pH 6,0 dan bersifat asam lemah. Hal ini menguntungkan
karena mendekati pH kulit yang berkisar 5,5
3. Identifikasi Mikroskopik Aloe vera
Bagian daun, tidak bisa dibedakan antara epidermis atas atau bawah, lapisan
spons parenkim tersusun atas sel yang tidak rapat. Epidermis berdinding tebal dan
terdapat kutikula. Dibawah epidermis terdapat lapisan palisade terdiri dari parenkim
dengan pigmen kloroplas didalamnya. Dibawah lapisan palisade terdapat berkas
pembuluh darah yang terdistribusi ke daerah parenkim spons. Berkas pembuluh darah
terdiri dari floem yang dikelilingi oleh pembuluh xylem. Pada parenkim spons
terdapat kristal Ca-oxalat dan amilum

4. Identifikasi Kualitas Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera)


Metode Kromatografi Lapis Tipis
Sampel dalam ekstrak methanol 5 l, dengan fase gerak etil asetat-metanol-air
(100:13,5:10). Gunakan penampak noda KOH 10% dalam etanol. Amati dengan
Sinar UV 365 nm dan VIS. Sampel dikatakan mengandung aloe vera bila
memberikan flouresensi kuning (aloin) dan biru (aloesins) pada sinar UV 365 nm.
Pada UV VIS memberikan warna merah violet
Logam Berat
Dianjurkan bahwa tingkat kandungan logam Pb dan Cd tidak lebih dari 10 dan
0,3 mg/kg, terutama dalam bentuk sediaan akhir. Untuk pengujian digunakan
Atomic absorption spectrophotometry (AAS)
Kadar Pestisida
Kadar aldrin dan dieldrin tidak lebih dari 0,05 mg/kg
Kelembaban
Mengandung 99,5 % air.
Cemaran
Tes untuk gel Aloe vera terhadap bakteri Salmonella sp. Seharusnya negatif.
Untuk penggunaan eksternal : bakteri aerobi tidak lebih dari 102/ml, enterobakteria
dan bakteri gram negatif tertentu tidak lebih dari 101/ml, Staphylococcus spp.
0/ml.
Test lain
Tes kimia untuk gel Aloe vera dan tes untuk kadar abu total yaitu 0.135%,
kadar abu yang tidak larut asam, residu yang larut alkohol, senyawa organik asing
dan ekstrak yang larut air dengan kadar tidak kurang dari 50%.
B. Kandungan dan Kegunaan Aloe vera Gel
Kandungan kimia
Manfaat
Lignin
Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi
sehingga memudahkan peresapan gel ke dalam
kulit atau mukosa
Saponin
Mempunyai kemampuan membersihkan dan
bersifat antiseptik, serta bahan pencuci yang baik.
4

Kompleks Antrakuinon Sebagai bahan laksatif, penghilang rasa sakit,


(aloin, barbaloin, iso- mengurangi racun, sebagai anti bakteri. Antibiotik.
barbaloin,
anthranol,
aloe emodin, antrasena,
asam aloetik, ester asam
sinamat,
asam
krisophanat dll)
Acemannan
Sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur, dan
dapat
menghancurkan
sel
tumor,
serta
meningkatkan daya tahan tubuh.
Enzim bradykinase,
Mengurangi inflamasi, anti alergi dan dapat
Karbiksipeptidase
mengurangi rasa sakit.
Glukomannan,
Memberikan efek imonomodulasi.
Mukopolysakarida
Tennin, aloctin A
Sebagai anti inflamasi.
Salisilat
Menghilangkan rasa sakit, dan anti inflamasi.
Asam amino
Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta
sebagai sumber energi. Aloe vera menyediakan 20
asam amino dari 22 asam amino yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Mineral
Memberikan ketahanan tubuh terhadap penyakit,
dan berinteraksi dengan Vitamin
Pustaka : (Fumawanthi, 2002)
C. Dosis, Efek Samping, Kontraindikasi, Interaksi Obat

Dosis
Konsentrasi gel aloe vera dalam sabun transparan berkisar 3%

Efek samping
Dilaporkan pada pengunaan Aloe Vera gel pada kulit luka dapat menyebabkan
kontak dermatitis, sensasi kulit terbakar dan reaksi alergi akut serta kontak urtikaria

Kontraindikasi
Penderita alergi terhadap suku Liliaceae dan perlu perhatian jika digunakan
oleh wanita hamil atau menyusui, penderita gangguan saluran pencernaan dan
penderita gangguan ginjal

Interaksi obat
Dapat menurunkan absorpsi obat yang dikonsumsi secara oral. Induksi
hipokalamia dari obat-obatan seperti thiazide, adrenokortikosteroid dan akar manis
dapat meningkat, dan dapat memperparah ketidakseimbangan elektrolit
Dapat menunda absorpsi vitamin C dan vitamin E
Aloe
vera
meningkatkan
absorbsi
hidrokortison
dengan
menghidrasi/melembabkan stratum korneum dan meningkatkan kontak dengan kulit
(memungkinkan interaksi yang menguntungkan)

2. FORMULA
Adapun bebarapa permasalahan yang mungkin ditemui dalam proses pembuatan
sabun cair Lidah Buaya diantaranya :
No
Masalah
Solusi
Gel Aloe vera sensitif terhadap
Disimpan di tempat sejuk.
1. degradasi termal

2.

3.
4.

5.

6.

7.

Gel Aloe vera sensitif terhadap


degradasi microbial, serta
mengandung banyak air sehingga
mudah ditumbuhi jamur

Ditambahkan pengawet yang dapat berfungsi


sebagai antimikroba dan antifungi.

Gel Aloe vera mudah teroksidasi

Ditambahkan bahan anti oksidan

Viskosistas dipengaruhi oleh pH

pH sebisa mungkin disesuaikan dengan pH kulit

Untuk membuat sediaan sabun cair,


dibutuhkan komponen utama
pembuat busa (foaming
detergent/agent)
Dalam pembuatan sabun digunakan
komponen minyak, sementara
untuk membentuk busa sabun harus
diencerkan dengan air dan gel Aloe
vera sendiri memiliki kadar air
tinggi (98,5%). Dengan demikian
terdapat masalah pada
ketercampuran sediaan

Dipilih pembentukan busa dengan reaksi


saponifikasi yang melibatkan Na Lauryl Eter
Sulfat dan Kokamidopropil betain

Digunakan lidah buaya yang


memiliki bau khas

Ditambahkan parfum untuk menutupi bau dan


meningkatkan aseptabilitas.

a. Komposisi
R/
Asam Stearat

Sediaan dibuat berupa emulsi dengan


penambahan surfaktan

7,3%

Minyak Kelapa

20,9 %

Larutan NaOH 30%

21,2%

Gliserin

9,4%

Ethanol

15,7%

Gula

11,5%

Cocoamide DEA

1,1%
6

NaCl

0,2%

Air

7,7%

Ekstrak Aloe vera

5%

(Hambali E,dkk.Kajian Pengaruh Penambahan Lidah Buaya terhadap Mutu


Sabun Transparan)
R/

Ekstrak Aloe vera

3%

Stearic Acid

6,4%

Coconut Oil

19,4%

Castor Oil

6,0%

Natrium Hydroxide 30%

19,7%

Glycerine

9,4%

Ethanol

15,0%

Sugar

13,4%

Diethanolamide

1,0%

Natrium Chloride

0,2%

Aquadest

6,5%

(Hernani,dkk.2010.Formula sabun transparan antijamur dengan bahan ekstrak


lengkuas)
b. Modifikasi Komposisi
R/

Ekstrak Aloe vera

3%

Stearic Acid

6,4%

Coconut Oil

19,4%

Castor Oil

6,0%

Natrium Hydroxide 30%

19,7%

Glycerine

9,4%

Ethanol

15,0%

Sugar

13,4%
7

Diethanolamide

1,0%

Natrium Chloride

0,2%

Aquadest

6,5%

m.f sabun transparan

250 ml

Alasan pemilihan formula


a. Aloe vera
Aloe vera gel sebagai bahan aktif memerlukan bahan tambahan atau excipient
agar dapat membentuk hasil akhir berupa sabun transparan yang berkualitas (aman,
efektif, stabil dan aseptabilitas). Selain itu, sifat alam aloe vera yang tidak stabil,
dapat terjadi perubahan warna, kerusakan akibat kontaminasi mikroorganisme
diperlukan formulasi yang tepat.
b. minyak kelapa
Pembentukan sabun dan pembusaan
c. minyak jarak
Dalam formulasi sediaan topikal, minyak jarak digunakan sebagai stiffening
agent dan dalam kadar 5-20% juga berfungsi sebagai coating agent.(HPE, ed 3 hal
94)
d. NaOH
alkalizing agent, buffering agent (HPE ed 5 hal 683)
e. Gliserin
Dalam formulasi sediaan topikal, gliserin digunakan sebagai pembasah dan
emollient serta dalam kadar <20% juga berfungsi sebagai pengawet (HPE, ed 5 hal
301)
f. etanol
Pengawet, pelarut, membuat sabun menjadi lebih transparan (HPE ed 5 hal 18)
g. Gula
Coating agent , foaming agent (HPE ed 5 hal 744)
h. Dietanolamide
Alkalizing agent, mencegah oksidasi (HPE ed 5 hal 238)
i. NaCl
Control micelle size,adjust viscosity (HPE ed 5 hal 671)
j. Asam stearat
Solubilizing agent (HPE ed 5 hal 737)
k. Air
Air digunakan sebagai pelarut sediaan. Tetapi, adanya air dapat menjadi sumber
kontaminasi mikroba. Karena itu perlu ditambahkan pengawet ( HPE ed 5 hal 802)
Spesifikasi sediaan yang diinginkan :

Bentuk sediaan
: Sabun transparan padat

pH
:6

Viskositas
: mendekati viskositas gliserin (sebelum didinginkan)

Sifat alir
: pseudoplastik
8

Oganoleptis :
- Aroma
: Harum
- Warna
: Hijau transparan
- Bentuk
: padat

Tipe emulsi sebelum didinginkan : o/w

c. Alat dan Bahan


Alat:
Alat

Ukuran

Jumlah

Pengaduk kaca

1000 ml
400 ml
250 ml
100 ml
50 ml
Standard

2
1
2
1
1
4

Pipet tetes

Panjang

Mortir dan stamper

Kecil

Gelas ukur

50 ml
25 ml

2
2

Stirrer

Magnetic bar

Thermometer

Timbangan analitik

Pisau

Penyaring

Beaker glass

d. Perhitungan Bahan
Nama Bahan

% (ad 250ml)

g (ad 250ml)

7,5

Stearic Acid / asam stearat

6,4

16

Coconut Oil / minyak kelapa

19,4

48,5

Bahan segar
Aloe vera extract / ekstrak lidah buaya
Bahan tambahan

Castor Oil / minyak jarak

6,0

15

Natrium Hydroxide / NaOH 30%

19,7

49,25

Glycerine / gliserin

9,4

23,5

Ethanol / etanol

15,0

37,5

Sugar / gula

13,4

33,5

Diethanolamide / DEA

1,0

2,5

Natrium Chloride / NaCl

0,2

0,5

Aquadest

6,5

16,25

e. Cara preparasi bahan


1. Pengumpulan daun lidah buaya (Ahor vera Linn) berupa daun yang sehat dan cukup
umur
2. Daun-daun lidah buaya dibersihkan, bila perlu dilakukan dengan pemberian
desinfektan nontoksis dan penyikatan kemudian dibilas dengan aquades dan
permukaannya dikeringkan.
3. Daun lidah buaya dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai dengan posisi
tegaklurus terhadap alas wadah, dan eksudatnya dibiarkan keluar selama tigapuluh
menit
4. Pangkal daun lidah buaya dipotong sekitar satu cm, kemudian dikuliti hingga
melampaui bagian sel parenkim luar.
5. Daging daun (gel) lidah buaya kemudian dibilas dengan air yang mengalir beberapa
kali
6. Gel lidah buaya dipanaskan (blanching) dengan perendaman pada air suling bersuhu
antara 45 - 70C selama lima belas menit, kemudian ditiriskan.
7. Gel lidah buaya segera di blender dan hasilnya yang berupa ekstrak kasar berbuih
banvak segera dimasukkan ke dalam lemari es.
8. Ekstrak kasar gel lidah buaya disaring sehingga hanya didapat cairannya saja.
f. Prosedur pembuatan
1. Membersihkan dan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Menyiapkan dan menimbang bahan yang digunakan
3. Mencairkan asam stearat dengan cara memanaskan diatas hotplate
4. Mencampur minyak kelapa dan olive oil ke dalam asam stearat yang sudah mencair
pada suhu 70-80 C sambil diaduk
5. Setelah homogen, ditambahkan dengan NaOH 30%
10

6. Ditambahkan dengan sukrosa, Na EDTA(yang dilarutkan dalam air), kemudian


ditambahkan dengan gliserin diaduk ad homogen
7. Ditambahkan dengan ekstrak lidah buaya
8. Ditambahkan dengan air dan diaduk ad homogen
9. Ditambahkan ethanol (diangkat dari penangas)
10. Diaduk ad homogen
11. Larutan dituang ke dalam cetakan
12. Didinginkan
13. Dikemas
3. Rancangan kemasan
4. Perhitungan harga
5. Daftar Pustaka
Soebagio, Boesro, Sriwidodo, Irni Anggraini. 2004. Formulasi Sabun Mandi Cair dengan
Lendir Daun Lidah Buaya (Aloe vera Linn.). Sumedang: Jurusan Farmasi FMIPA
UNPAD.
Syahputra, Ary. 2008.Studi Pembuatan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera L.). Sumatra Utara:
Jurusan Tekhnologi Pertanian Universitas Surabaya.
Ahmad, Shafeeg, Ade Nurisman, Wahyu Fitrianto, et al. 2008. Edible Coating dari Gel
Lidah Buaya sebagai Alternatif Bahan untuk Mempertahankan Mutu Produk dengan
Aplikasi Spray. Bogor: Intstitut Pertanian Bogor.
Furnawanthi, Irni. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta : AgroMedia Pustaka
Rowe R C, et all. 2000. Handbook of Pharmaceutical Excipients third edition. America :
The Pharmaceutical Press.
Rowe R C, et all. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients fifth edition. America :
The Pharmaceutical Press.
Hernani, dkk. 2010. Formula Sabun Transparan Antijamur dengan Bahan Aktif Ekstrak
Lengkuas (Alpinia galanga L.Swart).Bogor.
Hambali E, dkk.Kajian Pengaruh Penambahan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap Mutu
Sabun.
6. Lampiran

11

Anda mungkin juga menyukai