Disusun oleh:
Nama
NIM
: 10.01.13.0005
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara
epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya
adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi
pada kasus yang tidak terdeteksi (Soegondo, et al., 2005).
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar
glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun
tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan
cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al., 2005).
Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang
bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya rendah. Dan penelitian
terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara
yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak
dianjurkan.(Endang Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk 2004).
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi pengukuran
prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi 10,4 % pada tahun
2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003 menyatakan bahwa prevalensi diabetes
mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan.
Berdasarkan data rawat jalan di Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi Tenggara
(Poli Interna) tahun 2009 penderita diabetes melitus sebanyak 779 orang atau 16,1 % dari
jumlah pasien sebanyak 4837 pasien, tahun 2010 penderita diabetes mellitus sebanyak 1124
orang atau 25,8 % dari jumlah pasien sebanyak 4345 pasien, sedangkan pada tahun 2011 dari
Januari sampai dengan Juni 2011 jumlah penderita diabetes mellitus 793 orang atau 38,7 %
dari jumlah pasien sebanyak 2044 orang. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
tentang bagaiman cara menghindari atau mencegang penyakit DM ini dengan cara diet.
2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah diet pada penderita diabetes
mellitus dan askep pada penderita DM.
3. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah mengetahui tinjauan mengenai penyakit Diabetes Melitus
baik darisegi pengertian, juga mengetahui prinsip-prinsip diet yang benar pada penderita DM
atau mengetahui makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dan prinsip diet pada penderita diabetes
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes
mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, Lilis,
2011)
Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi
karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi
diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula
menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula
darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan
Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir
sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting
ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah
makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin,
tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya,
yaitu berkisar 60 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung
gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c. Protein berkisar 12 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai
cernanya tinggi).
d. Lemak berkisar antara 20 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
b) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari
dengan mengutamakan serat larut air.
c) Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat
badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa
dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
d) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh <7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10%
e) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama
dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan
soda.
f) Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat
umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan
alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat
meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau
sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan
diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau
neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori
dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar
lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
5.
kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya
bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan
terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang
tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem tersebut.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita
diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh
lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh
1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.
Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat
dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan
kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan.
Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus
dari empedu.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Diabetes Mellitus adalah Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif (Subekti, et al.., 1999). Klasifikasi Etiologis Diabetes Melitus
Menurut ADA 2003 terdriri atas Diabetes Melitus Tipe 1, Diabetes Melitus Tipe 2 dan
Diabetes Melitus Tipe Lain.