Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRAKTIKUM

Nutrisi
BLOK 12

Nama : Annisa Nanda Putri


NIM : 04101401029

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
Kasus
Tn. B, 50 tahun, TB: 165cm, BB: 45kg, RR: 30x/min, keluhan nyeri dada dan sesak nafas

disertai pucat dan lesu. Didiagnosis menderita PPOK dan sedang dirawat di rumah sakit
dengan bedrest total.
Tindakan terhadap Tn. B
1. Tentukan status gizi
2. Tentukan status metabolik
3. Tentukan kebutuhan kalori
4. Tentukan makronutrien dan mikronutrien yang dianjurkan
5. Beri edukasi kepada os (aspek nutrisi dan non-nutrisi)
Jawab :
1. Status Gizi
Status gizi seseorang dapat diketahui menggunakan menghitung IMT (Indeks Massa
Tubuh) atau rumus broca.
IMT (Indeks Massa Tubuh)

IMT

= 45 / (1,65)2
= 45 / 2,72 = 16,53 kg/m2

Berdasarkan Depkes RI :
Kekurangan BB tingkat berat : <17
Kekurangan BB tingkat ringan : 17 - 18,4
Normal : 18,5 - 25
Kelebihan BB tingkat ringan : 25,1 27
Kelebihan BB tingkat berat : >27
Jadi, IMT Tn. B sebesar 16,53 kg/m 2 termasuk dalam kategori underweight
tingkat berat, secara sederhana dapat dikatakan sebagai malnutrisi atau status

nutrisi buruk.
Rumus Broca = (Tinggi Badan (TB) 100) - 10%(TB - 100)
= (165 100) 10%(165-100)
= 65 6,5
= 58, 5 kg
Jadi, berat badan ideal untuk Tn. B seharusnya adalah sebesar 58,5 kg.

2. Status Metabolik
Diduga mengalami asidosis respiratorik, namun untuk pemeriksaan pasti dapat dilakukan
analisa gas darah.

3. Kebutuhan Kalori
Salah satu aspek terapi nutrisi yang wajib diperhitungkan adalah angka pemberian energi
total yang diukur sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan Energi Total (KET) menggunakan

beberapa parameter, yaitu Kebutuhan Energi Basal (KEB), serta faktor stress dan faktor
aktivitas.
Pertama, untuk mengukur besaran KEB dapat digunakan Formula Harris-Bennedict yang
paling akurat mendekati nilai sebenarnya.
Formula KEB Harris-Bennedict
KEB (laki-laki) = 66,5 + (13,7 BB) + (5 TB) (6,8 U)
KEB (wanita)
= 655,1 + (9,5 BB) + (1,85 TB)
(4,6 U)
Keterangan: - KEB
: Kebutuhan energi basal (Kkal)
- BB
: Berat badan (Kg)
- TB
: Tinggi Badan (m)
- U
: Usia (dalam tahun)
KEB = 66,5 + 13,7.BB + 5,00.TB - 6,8.U
KEB = 66,5 + (13,7x45) + (5,00x165) - (6,8x50)
KEB = 66,5 + 616,5 + 825 - 340 = 1168 Kkal
KET = KEB x FS x AF
KET = 1168 x 1,1 x 1,2 = 1541,76 = 1550 Kkal
Jadi, Kebutuhan energi total yang dibutuhkan pada Tn. B adalah sebesar 1550 Kkal.

4. Makronutrien & Mikronutrien


Makronutrien
Makronutrient utama yang dibutuhkan tubuh ada tiga jenis, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak.

Rasio pemberian makronutrient adalah :


-

Karbohidrat

= 35 50 % 4
= 40% x 1550 = 620 / 4 = 155 gram
- Lemak
= 30 40 % 9
= 40% x 1550 = 620 / 9 = 70 gram
- Protein
= 15 20 % 4
= 20% x 1550 = 310 / 4 = 78 gram
Dengan mempertimbangkan sifat metabolisme dari masing-masing makronutrient, pada
terapi nutrisi PPOK diambil rasio karbohidrat seminimal mungkin dan lemak setinggi
mungkin.

Mikronutrien
- Vit. C dan vit. A berperan sebagai antioksidan FEV/FEV1 meningkat
- Vit. E, vit. C, beta karoten, dan Sa untuk perokok
- Vit. B1, B6, B12 berperan pada siklus Krebs O2 meningkat energi meningkat
membantu gerak otot-otot pernafasan
- Fosfat untuk tenaga
- Omega 3
- Fosfor ayam, ikan, telur, kacang, susu, teri, tempe, tahu
- Kalium pisang, sayur, kacang merah, kacang ijo

5. Edukasi
Agar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala
prioritas bahan edukasi sebagai berikut :
-

Makanan dalam bentuk oral, lunak, porsi kecil dan sering


Mengonsumsi obat dengan teratur, cara dan waktu penggunaan, dosis
Mengonsumsi suplemen dan buah-buahan yang dianjurkan
Berhenti merokok
Olah raga latihan untuk meningkatkan kemapuan otot pernapasan dan Endurance

exercise
Penggunaan oksigen ; kapan oksigen harus digunakan, dosis, efek samping
Memberitahu tanda eksaserbasi akut ; Batuk atau sesak bertambah, Sputum

bertambah, Sputum berubah warna


Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi
Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas

Edukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima, langsung ke
pokok permasalahan yang ditemukan pada waktu itu. Pemberian edukasi sebaiknya
diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu banyak pada setiap kali
pertemuan. Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada
PPOK stabil, karena PPOK merupakan penyakit kronik progresif yang ireversibel
Pemberian edukasi berdasar derajat penyakit :
Ringan
Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel
Mencegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain
berhenti merokok
Segera berobat bila timbul gejala
Sedang
Menggunakan obat dengan tepat
Mengenal dan mengatasi eksaserbasi dini
Program latihan fisik dan pernapasan
Berat
Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan
Penggunaan oksigen di rumah

Anda mungkin juga menyukai