Anda di halaman 1dari 13

Pengamatan morfologi tanah merupakan kegiatan mengamati sifat-sifat tanah yang dapat

diamati dan dipelajari di lapangan. Sebagian sifat-sifat yang dapat dipelajari tersebut adalah
sifat-sifat fisik tanah. Yang akan diamati antara lain penggolongan horizon tanah, kedalaman
horizon, batas horizon, warna tanah tiap horizon, struktur tanah tiap horizon, konsistensi
tanah tiap horizon, perakaran, kedalaman top soil dan kedalaman efektif. Sebenarnya terdapat
hal lain yang dapat diamati yaitu kandungan bahan kasar/konkresi/hablur/fragmen, karatan
tanah, pH tanah, dan penetrasi, namun hal tersebut tidak diamati karena peralatan dan waktu
yang

terbatas.

Hal lain yang diamati selain sifat fisik adalah keadaan lingkunagn sekitar penampang profil
tanah. Informasi tersebut antara lain tentang fisiografi yang menunjukkan bentuk permukaan
wilayah dilihat dari sisi faktor dan proses pembentukannya, relief, kelerengan, dan keadaan
batu. Lokasi pengamatan morfologi tanah dilakukan di dua tempat, yaitu daerah Darmaga
yang terdiri dari dua blok penampang profil yaitu di Cikabayan dan Kampus IPB Darmaga
(belakang sekret Menwa). Lokasi yang kedua yaitu di daerah Sukamantri yang etrdiri dari
tiga

blok

pengamatan.

Di sekitar tempat pengamatan Darmaga, memiliki fisiografi menengah, dengan relief makro
berombak dan kemiringan landai. Di sekitar lokasi pengamatan juga tidak ditemukan adanya
batu-batu sedang/ kecil. Penampang tanah di daerah Cikabayan berada di tengah-tengah
perkebunan karet dan kelapa sawit yang ditumbuhi semak, sedangkan penampang tanah di
kampus berada di sekitar semak belukar yang diselingi oleh pohon sengon dengan kondisi
yang kurang terawat dan jarang dilewati. Untuk daerah Sukamantri sendiri berada pada
fisiografi yang tinggi dengan relief makro bergelombang dan kelerengan curam. Desa
Sukamantri berdekatan dengan Gunung Salak sehingga merupakan dataran alluvial.
Setelah pengamatan morfologi tanah seharusnya dilakukan pengklasifikasian tanah
berdasarkan sifat-sifat fisik yang diamati. Namun dalam praktikum ini pengamatan morfologi
tidak dilakukan hingga pengklasifikasian. Telah diketahui bahwa lokasi pengamatan di
Darmaga berjenis tanah latosol, sedangkan Sukamantri berjenis andosol.
Tahapan pengamatan yang pertama adalah mengidentifikasi penampang tanah dengan
membaginya menjadi beberapa horizon, pembatasan horison dilakukan dengan melihat
warna secara umum dan menusuk-nusuk atau mencukil-cukil dinding penampang yang akan
dideskripsi, untuk mengetahui perbedaan kekerasan atau kepadatan dari keseluruhan
penampang. Sementara itu dengan tangan kiri untuk merasakan perbedaan tekstur dengan
meremas-remas tanahnya. Kemudian dilakukan pengukuran kedalaman tiap horizon. Tanah di
Darmaga rata-rata memiliki solum yang dalam dengan horizon B yang tebal. Batas antar

horizongradual atau berangsur dimanalebar peralihan antara 6,5-12,5 cm. Bentuk topografi
batas horizon berombak dan tidak teratur. Sedangkan horizon di Sukamantri rata-rata dapat
dibedakan menjadi 4 horizon yang tipis dengan batas yang nyata hingga jelas dan benttuk
horizon tidak teratur.
Tahapan selanjutnya adalah menentukan warna masing-masing horizon tanah dengan
buku Munsell Soil Color Chart. Rata-rata horizon tanah Sukamantri berwarna hitam dan lebih
gelap dimana semakin kebawah semakin terang. Hue sama yaitu 7,5 YR dan beberapa ada
yang 10 YR (pada horizon paling bawah) dan value antara 2-4. Hal ini menunjukkan
kandungan bahan organik pada tanah Sukamantri sangat tinggi. Sedangkan tanah Darmaga
rata-rata tiap horizon berwarna coklat kemerahan, dimana di Cikabayan berwarna lebih gelap
daripada tanah di kampus yang lebih kemerahan. Hue antara 5 YR 7,5 YR dan value antara
3-4. Hal ini menunjukkan secara umum tanah daerah Sukamantri berwarna lebih gelap dan
semakin ke bawah semakin mendekati coklat kekuningan. Sedangkan tanah Darmaga lebih
cenderung ke coklat kemerahan. Artinya, tanah Sukamantri memiliki kandungan bahan
organik yang melimpah dibanding Darmaga yang telah mengalami pelapukan dan pencucian
lanjut.
Selanjutnya diamati tekstur dan struktur tanah. Tanah Darmaga horizon A rata-rata
bertekstur lempung berdebu hingga liat berdebu, dan horizon B bertekstur liat atau debu.
Sedangkan pada tanah Sukamantri semua horizon bertekstur lempung berdebu. Hal ini
menunjukkan tingkat kekasaran pada tanah Darmaga yang lebih rendah karena merupakan
tanah tua yang telah mengalami pelapukan lanjut. Untuk strukturnya, tanah Darmaga
berbentuk granular dan semakin ke bawah berbentuk subangular blocky, sedangkan tanah
Sukamntri cenderung berbentuk remah atau granular. Tingkat perkembangan tanah Darmaga
juga lebih kuat daripada tanah Sukamantri.
Untuk konsistensinya, tanah Sukamantri bersifat lebih gembur dan agak melekat,
sedangkan Darmaga lebih teguh dan melekat. Hal ini menunkukkan porositas dan drainase
pada tanah Sukamantri yang lebih baik. Untuk hal perakaran, kedua lokasi sama-sama
memiliki perakaran yang semakin kebawah semakin sedikit ditemukan akar.
Pada beberapa blok pengamatan di Sukamantri memiliki ketebalan top soil yang
berbeda dimana terdalam adalah 0-43 cm. Hal ini disebabkan oleh proses pembentukan tanah
yang berbeda dan dimungkinkan pada beberapa blok telah terjadi pencucian oleh hujan.
Sedangkan pada Darmaga top soil antara 0-30 cm yang berarti tanah Sukamantri meiliki
kandunagn top soil lebih banyak.

Secara umum, perbedaan yang paling mencolok antara kedua lokasi adalah warna,
tekstur, dan adanya batuan. Tanah latosol Darmaga berwarna lebih cerah (coklat kemerahan)
dibandingkan tanah andosol Sukamantri yang berwarna hitam/lebih gelap yang berarti tanah
andosol lebih kaya bahan organik. Tanah latosol didominasi oleh liat sedangkan Andosol
Sukamantri cenderung lempung berdebu sehingga porositas pada andosol lebih baik, akan
tetapi tanah latosol lebih teguh dan mudah terjadi pemadatan. Selain hal tersebut, pada tanah
andosol Sukamantri masih ditemukan adanya bebatuan di lapisan terbawah, sedangkan di
latosol Darmaga tidak. Hal ini berarti latosol Darmaga telah mengalami proses pedogenesis
yang lebih lama sehingga tidak ada batuan yang tersisa kecuali jika kita gali lebih dalam lagi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tanah latosol Darmaga lebih tua daripada tanah
andosol Sukamantri.

Sifat morfologi tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang yang
menunjukan profil tanah kearah dalam. Sebagian sifat morfologi tanah merupakan sifat- sifat
fisik dari tanah tersebut. Hal ini penting untuk diamati karena akar tanaman berjangkar
ditempat tersebut. Semakin baik akar berjangkar pada umumnya pertumbuhan tanaman
semakin

baik

dan

sebaliknya.

Pengamatan profil tanah perlu dilakukan mengingat sifat morfologi tanah bisa sangat
menentukan pertumbuhan tanaman. Contoh sifat morfologi tersebut antara lain ketebalan top
soil,kedalaman efektif, batas horizon tanah, warna tanah, tekstur, struktur tanah serta tingkat
perkembangan struktur tanah, perakaran, relief, lereng, fisiografi tanah. Dari sifat- sifat
morfologi tersebut tergambar potensi tanah untuk digunakan sebagai media tumbuh tanaman.
Tingkat perkembangan tanah dinilai dari tingkat perkembangan horizon yang terjadi.
Berdasarkan perkembangan profil tanah, terbentuk beberapa kelompok tanah menjadi tanah
muda, tanah dewasa, dan tanah muda. Tanah-tanah ini akan menggambarkan potensi untuk

digunakan

sebagai

lahan

pertanian.

Oleh karena pentingnya hal diatas maka mahasiswa perlu dibekali pengalaman pengamatan
sifat morfologi tanah, sehingga mempunyai gambaran umum tentang potensi tanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman.
TUJUAN
Tujuan

dari

praktikum

ini

adalah

1. Mahasiswa dapat mengetahui ciri- ciri morfologi tanah andosol dan latosol.
2. Mahasiswa mempunyai gambaran umum tentang potensi tanah untuk mendukung
pertumbuhan

tanaman.

3. Dapat menyebutkan berbagai klasifikasi tanah dan menjelaskan sifat- sifat tanah secara
umum.

METODOLOGI
Bahan

dan

Alat

Pisau

Buku

Munsell,

untuk

identifikasi

warna

tanah

- Meteran yang berguna untuk mengukur kedalaman tanahdan kedalaman top soil
-

Air

yang

berguna

untuk

mengetahui

tekstur

tanah

dan

konsistensi

Metode
Pengamatan dilakukan pada tiga lokasi yaitu di KP Sukamantri, KP Cikabayan dan kebun
salak. Setiap kelompok besar praktikum didampingi dosen dan asisten praktikum yang
membantu mahasiswa dalam mengamati profil tanah. Pengamatan dilakukan pada tujuh titik
lokasi berbeda. Mengamati sifat morfologi tanah antara lain: kedalaman lapisan tiap horizon
(menggunakan meteran), batas horizon, warna tanah (menggunakan buku warna tanah),
tekstur tanah (menggunakan air), struktur tanah, konsistensi, kondisi akar, kedalaman efektif
dan
Waktu

vegetasi

di

sekitar
dan

daerah

tersebut.
tempat

Praktikum dilaksanakan dua kali pada waktu dan tempat yang berbeda. Di Kebun Percobaan

Sukamantri pada tanggal 14 Nopember 2009 dan di Kebun Percobaan Cikabayan serta kebun
salak

pada

tanggal

Desember

2009.

TINJAUAN PUSTAKA
Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah
mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit
(lapisan partikel halus). Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan Pedologi)
Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral maupun organik) yang terletak
dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi
oleh

faktor-faktor:

bahan

induk,

iklim,

organisme,

topografi,

dan

waktu.

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K,
Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu

tumbuh,

proteksi)

bagi

tanaman.

Tanah andosol adalah tanah yang berbahan induk abu volkan, merupakan tanah yang relatif
muda dibandingkan latosol, yang sifat- sifatnya sangat ditentukan oleh mineral liat yang
dikandungnya yaitu alofan yang bersifat amorf. Tanah ini mempunyai horizon A1 tebal
bewarna hitam yang kaya bahan organik, tetapi tidak mempunyai horizon A2, dengan horizon
B berwarna kuning pucat, coklat kekuningan atau coklat keabu- abuan volkan terlapuk
sampai ke horizon C. Umumnya mempunyai kejenuhan basa relatif rendah tetapi mempunyai
AL dapat ditukar relatif tinggi. Terbawa oleh sifat mineral liat dominan yang dimilikinya
maka andosol mempunyai sifat tiksotrofik, mempunyai kemampuan mengikat air besar,
porositas tinggi, bobot isi rendah, gembur, tidak plastis dan tidak lengket serta kemampuan
fiksasi

fosfat

yang

tinggi.

Tanah latosol adalah tanah yang bersolum dalam, mengalami pencucian dan pelapukan lanjut,
berbatas horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, konsistensi gembur
dengan stabilitas agregat kuat dan terjadi penumpukan relatif seskwioksida didalam tanah
sebagai akibat pencucian silikat. Warna tanah merah, coklat kemerahan, coklat, coklat, coklat
kekuningan atau kuning tergantung bahan induk, warna batuan,iklim dan letak ketinggian. Di

Indonesia ditemukan terutama di daerah volkanik baik berasal dari tufa maupun batuan beku.
Horizon tanah merupakan lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses
pembentukan tanah (pedogenesis). Batas horizon tanah dengan horizon lainnya bdalam profil
yanah dapat diamati dengan mudah, namun dapat pula sukar. Di lapang, ketajaman peralihan
horizon di bedakan menjadi empat tingkat yaitu nyata (lebar peralihan <>12.5 cm). bentuk
horizon topografi tanah juga dibedakan dalam empat tingkat yaitu rata, berombak, tidak
teratur

dan

putus.

Penamaan horizon tanah dan cirinya yaitu pada horizon O, merupakan horizon organic yang
terbentuk di atas lapisan tanah mineral, ditemukan pada tanah yang belum terganggu. Untuk
O1, bentuk asli sisa tumbuhan masih terlihat jelas, O2 bentuk asli sisa tumbuhan tidak
tampak lagi. Horizon A, horizon di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan
mineral dan organic, merupakan horizon eluviasi yang telah mengalami pencucian. Dapat di
kelompokkan, A1 bahan mineral bercampur humus dengan warna gelap; A2 tempat
terjadinya pencucian maksimum terhadap liat, Fe, Al dan bahan organic; AB horizon
peralihan ke B lebih menyerupai A. Horizon B, horizon penimbunan (illuviasi) dari berbagai
bahan liat, Fe dan bahan organik. Dikelompokkan dalam, B1 peralihan dari A ke B lebih
menyerupai B, B2 horizon penimbunan maksimum liat, Fe dan bahan organic, BC horizon
peralihan ke horizon C lebih menyerupai horizon B. Horizon C, bahan induk yang sedikit
terlapuk. Horizon D atau R, batuan keras yang belum terlapuk. Namun semua tanah tidak
selalu memiliki susunan horizon sesuai dengan susunan horizon yang telah dijelaskan.
Hanafiah (2005) mengungkapkan bahwa warna tanah merupakan: (1) sebagai indikator dari
bahan induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah yang
sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas
lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi
produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan sebagai berikut:
putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklat-kemerahan, coklat, dan hitam.
Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna
gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna
makin gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian
bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan
menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3)
kandungan

kuarsa

yang

tinggi

menyebabkan

tanah

berwarna

lebih

terang.

Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna
tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan

organik

tanah,

dan

(3)

kadar

air

tanah

dan

tingkat

hidratasi..

Pencatatan warna tanah dapat menggunakan buku Munsell Soil Color Chart, sebagai contoh
Tanah berwarna 7,5 YR 5/4 (coklat), yang berarti bahwa warna tanah mempunyai nilai hue =
7,5 YR, value = 5, chroma = 4, yang secara keseluruhan disebut berwarna coklat.
Selanjutnya, jika ditemukan tanah dengan beberapa warna, maka semua warna harus
disebutkan

dengan

menyebutkan

juga

warna

tanah

yang

dominannya.

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
(Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai
ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan
liat

dengan

Batas

horizon

Warna

4/6

4/6

ukuran
Rata

<>54

Rata

Rata

YR

4/4

YR

Rata
5

4/6

YR

YR

Tekstur Liat berdebu Lempung liat berdebu Lempung liat berdebu Lempung liat berdebu
Struktur

Tingkat

Kelas
Bentuk

perkembangan

ukuran
Gumpal

Lemah

Sedang

membulat

Sedang

Sedang

Gumpal

Lemah
Halus

membulat

Remah

Kuat
Sedang

Gumpal

bersudut

konsistensi Basah Agak lekat dan agak plastis Lekat dan agak plastis Lekat dan plastis Agak
lekat

dan

Lembab

Lepas

agak

Sangat

teguh

plastis

Teguh

Ekstrim

Akar

Halus

banyak

Sedang

Sedikit

Sedang

Sedikit

soil

>54

teguh

sedang
Sedikit

Kasar
Top
Kedalaman
Hasil
Tabel

efektif
pengamatan

6.

Hasil

di
pengamatan

Nomor

lapisan

Simbol

Horizon

A1

Kedalaman
Batas
Warna

lapisan
horizon

0
Jelas
3/4

87

Kebun
pada

-10

cm

Salak
profil

A
II

cm

sebagai
(

kebun
III

A2
10-18

B
18-30/40

Berombak

Berombak
2.5

berikut:
salak

1)
IV
C

30/40-113
Jelas
YR

(dark reddish brown) 3/4 7.5 YR (dark reddish brown) 5.6 7.5 YR (red) 4/8 7.5 YR (red)
Tekstur Lempung liat berdebu Lempung berdebu Lempung berpasir Lempung berdebu
Struktur

Tingkat

Perkembangan

Kelas

ukuran

Sedang

Bentuk

Gumpal

bersudut

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Remah

Halus

Prismstik

Prismatik

Konsistensi Basah Lekat dan Plastis Lekat agak plastis Sangat lekat dan plastis Sangat lekat
dan

plastis

Lembab

Teguk

Sangat

Akar

teguk

Sangat

teguk

Halus

Sedang

Sangat

teguk

Banyak

Banyak

Banyak

Banyak

Kasar
Top

soil

Kedalaman
Tabel

:
efektif

7.

Hasil

pengamatan

pada

Nomor

lapisan

Symbol

Horizon

A1

Kedalaman

lapisan

Batas
Warna
Tekstur

40

horizon
4/4

Lempung

Struktur

Tingkat

Kelas

ukuran

YR

4/4

berpasir

Liat

113

profil

A2

berpasir

perkembangan
Halus

Lempung
Lemah

Halus

24-60

YR

liat

berpasir

Sedang
Sedang

)
IV

Berombak

4/6

AB

10-24

YR

salak

III

Berombak
5

cm

Kebun

II
-10

Berombak

cm

>60
Berombak

4/6

YR

Lempung

liat

Sedang

Sedang

Sangat

halus

Bentuk Gumpal bersudut Gumpal bersudut Gumpal membulat Gumpal membulat


konsistensi Basah Lekat dan agak Plastis Lekat dan Plastis lekat dan Plastis lekat dan agak
plastis
Lembab
akar
Sedang

Teguh
Halus

Gembur
Banyak

Banyak

Teguh

Banyak
Banyak

Sedikit
Banyak

Lepas
Sedikit
Banyak

Kasar
Top
Kedalaman

soil

:
efektif

24
:

118

cm
cm

PEMBAHASAN
Tanah yang terletak di KP Sukamantri merupakan tanah andosol yang terbentuk dari bahan
induk volkan yang terdapat dikaki gunung salak dengan formasi geologi QVA ( Quartery
volcanic aluvial ). Ciri ciri dari tanah andosol adalah terletak di daerah yang memiliki curah
hujan antara 2500- 7500 mm/tahun, peka terhadap erosi, dan produktifitas tanah ini sedang
hingga

tinggi.

Pada profil tanah A, lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,A3,B11,B12, memiliki


kedalaman 0-15/18,15/18-27/33,27/33-41,41-63,63-80 cm. Batas horizonnya berangsur dan
bentuk topografi batas horizon ini adalah bergelombang,bergelombang,jelas,jelas. Sesuai
dengan Munsell Color Chart, warnanya adalah 2.5/1 2.5YR,2.5/1 7.5YR,2.5/1 7.5 YR,3/1
7.5YR, 3/3 7.5YR. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value
2.5/1,2.5/1,3/1,3/3, dan nilai Chroma 2.5,7.5,7.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah Lempung
berdebu,lempung berdebu,lempung berpasir,lempung berdebu,lempung berpasir. Struktur
horizon ini memiliki tingkat perkembangan lemah,lemah,lemah,sedang,sedang sehingga butir
tanah agak sukar hancur. Bentuk strukturnya adalah semuanya Gumpal membulat
(subangular blocky). Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah semuanya agak
lekat (slightly sticky) dan agak plastis(slightly plastic). Pada horizon ini jumlah akar sedang
banyak,sedang sedikit,halus sedikit, halus sedikit, halus sedikit. Pada profil tanah A ini
kedalaman

top

soil

adalah

cm

dan

kedalaman

efektif

sedalam

75.5cm.

Pada profil tanah B, lapisan I disebut dengan lapisan A1,A12,B,BC, memiliki kedalaman 016,16-24/33,24/33-48/63,48/63-89 cm. Batas horizonnya berangsur dan bentuk topografi
batas horizon ini adalah jelas,bergelombang,bergelombang,bergelombang. Sesuai dengan
Munsell Color Chart, warnanya adalah 3/1 7.5YR,4/4 10YR,4/4 7.5YR, 2.5/3 7.5YR. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 3/1,4/4,4/4,2.5/3, dan nilai Chroma
7.5,10,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah Lempung liat,lempung berpasir,lempung
berpasir,lempung

berpasir.

Struktur

horizon

ini

memiliki

tingkat

perkembangan

sedang,lemah,lemah,lemah, sehingga butir tanah agak sukar hancur. Bentuk strukturnya


adalah semuanya Gumpal membulat (subangular blocky). Konsistensi horizon ini dalam
keadaan basah adalah semuanya agak lekat (slightly sticky). Pada horizon ini jumlah akar
sedang sedang,sedang sedikit,sedang sedikit, sedang sedikit. Pada profil tanah B ini
kedalaman

top

soil

adalah

cm

dan

kedalaman

efektif

sedalam

89cm.

Pada profil tanah C, lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,B1,B2,R, memiliki kedalaman 020,20-30,33-53/56,53/56-66/79,66/79-89 cm. Batas horizonnya berangsur dan bentuk

topografi batas horizon ini adalah jelas,jelas,bergelombang,bergelombang. Sesuai dengan


Munsell Color Chart, warnanya adalah 2.5/1 2.5YR,2.5/1 7.5YR,2.5/1 7.5 YR,3/1 7.5YR. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 2.5/1,2.5/1,3/1, dan nilai Chroma
2.5,7.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah Lempung berdebu,lempung berdebu,lempung
berpasir,lempung

berdebu.

Struktur

horizon

ini

memiliki

tingkat

perkembangan

lemah,sedang,sedang,sedang sehingga butir tanah agak sukar hancur. Bentuk strukturnya


adalah semuanya Gumpal membulat (subangular blocky). Konsistensi horizon ini dalam
keadaan basah adalah semuanya agak lekat (slightly sticky). Pada horizon ini jumlah akar
sedang banyak,sedang sedang,halus sedang, halus sedang, halus sedikit. Pada profil tanah C
ini kedalaman top soil adalah 36 cm dan kedalaman efektif sedalam 79cm.
Tanah yang terletak di KP Cikabayan dan di Kebun salak daerah kampus IPB Darmaga
merupakan tanah latosol dengan ciri- ciri terbebtuk dari pelapukan induk batuan tufa volkan,
biasanya berada di wilayah beriklim basah dengan curah hujan antara 2000- 7000 mm/tahun,
tahan

terhadap

erosi,

dan

memiliki

produktifitas

sedang

hingga

tinggi.

Pada profil tanah A (Cikabayan 1), lapisan I disebut dengan lapisan A1,B1,B2 memiliki
kedalaman 0-19,19-26/30,26/30-58/62 cm. Batas horizonnya berangsur dan bentuk topografi
batas horizon ini adalah jelas,bergelombang,bergelombang. Sesuai dengan Munsell Color
Chart, warnanya adalah 3/4 2.5YR,3/4 7.5YR,4/4 7.5 YR. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
Hue 10 YR, nilai Value 3/4,3/4,4/4, dan nilai Chroma 2.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah
semuanya lempung berpasir. Struktur horizon ini memiliki tingkat perkembangan
sedang,sedang,sedang sehingga butir tanah agak sukar hancur. Bentuk strukturnya adalah
gumpal bersudut, remah, prismstik. Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah agak
lekat (slightly sticky), agak lekat dan plastis, lekat. Pada horizon ini jumlah akar halus sedikit,
halus sedang. Pada profil tanah A ini kedalaman top soil adalah 88 cm dan kedalaman efektif
sedalam

88cm.

Pada profil tanah B ( Cikabayan 2), lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,A3,A4, memiliki
kedalaman 0-19,19-39,39-54,>54cm. Batas horizonnya berangsur dan bentuk topografi batas
horizon ini adalah rata,rata,rata,rata. Sesuai dengan Munsell Color Chart, warnanya adalah
4/6 5YR,4/4 5YR,4/6 5YR,4/6 5YR. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai
Value 4/6,4/4,4/6,4/6, dan nilai Chroma 5,5,5,5. Tekstur horizon ini adalah Liat
berdebu,lempung liat berdebu,lempung liat berdebu,lempung liat berdebu. Struktur horizon
ini memiliki tingkat perkembangan lemah,sedang,lemah,kuat sehingga butir tanah agak sukar
hancur. Bentuk strukturnya adalah Gumpal membulat (subangular blocky),gumpal

membulat,remah,gumpal bersudut. Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah agak
lekat (slightly sticky) dan agak plastis(slightly plastic),lekat dan agak plastis,lekat dan
plastis,agak lekat dan agak plastis. Pada horizon ini jumlah akar sedang sedikit,halus sedang,
sedang sedikit,sedang sedikit. Pada profil tanah B ini kedalaman top soil adalah >54 cm dan
kedalaman

efektif

sedalam

87cm.

Pada profil tanah A ( Kebun salak 1), lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,B,C, memiliki
kedalaman 0-10,10-18,18-5430/40,30/40-113cm. Batas horizonnya berangsur dan bentuk
topografi batas horizon ini adalah jelas,berombak,berombak,jelas. Sesuai dengan Munsell
Color Chart, warnanya adalah 3/4 -2.5YR,3/4 7.5YR,5.6 7.5YR,4/8 7.5YR. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 3/4,3/4,5.6,4/8, dan nilai Chroma
2.5,7.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah lempung Liat berdebu,lempung berdebu,lempung
berdebu,lempung

berdebu.

Struktur

horizon

ini

memiliki

tingkat

perkembangan

sedang,sedang. Bentuk strukturnya adalah Gumpal bersudut,remah,prismstik,prismstik.


Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah agak lekat (slightly sticky) dan
plastis(slightly plastic),lekat agak plastis,sangat lekat dan plastis,sangat lekat dan plastis.
Pada horizon ini jumlah akar halus banyak,sedang banyak, sedang banyak,sedang banyak.
Pada profil tanah A ini kedalaman top soil adalah 40cm dan kedalaman efektif sedalam
113cm.
Pada profil tanah B ( Kebun salak 2), lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,AB,B, memiliki
kedalaman 0-10,10-24,24-60,>60cm. Batas horizonnya berangsur dan bentuk topografi batas
horizon ini adalah semuanya berombak. Sesuai dengan Munsell Color Chart, warnanya
adalah 4/4 5YR,4/4 5YR,4/6 .5YR,4/6 5YR. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR,
nilai Value 4/4,4/4,4/6,4/6, dan nilai Chroma 5,5,5,5. Tekstur horizon ini adalah lempung
berpasir,liat berpasir,lempung liat berpasir,lempung liat. Struktur horizon ini memiliki tingkat
perkembangan

lemah,sedang,sedang,sedang.

Bentuk

strukturnya

adalah

Gumpal

bersudut,gumpal bersudut,gumpal membulat,gumpal membulat. Konsistensi horizon ini


dalam keadaan basah adalah lekat agak plastis,lekat dan plastis,lekat dan plastis, lekat dan
agak plastis. Pada horizon ini jumlah akar halus banyak dan sedang banyak, halus banyak dan
sedang banyak,halus sedikit dan sedang banyak, halus sedikit dan sedang banyak. Pada profil
tanah B ini kedalaman top soil adalah 24cm dan kedalaman efektif sedalam 118cm.

KESIMPULAN

Morfologi tanah yang terdapat di KP Sukamantri dan di KP Cikabayan memiliki karakteristik


yang sangat berbeda ditinjau dari segi ketebalan top soil,kedalaman efektif, batas horizon
tanah, warna tanah, tekstur, struktur tanah serta tingkat perkembangan struktur tanah,
perakaran, relief, lereng, fisiografi tanah. Tentunya jenis tanah ini berbeda karena pengaruh
dari batuan induk yang membentuk tanah. Batuan induk berasal dari sekitar lingkungan
tempat tanah yang diamati. Ada yang berasal dari batuan alluvial hasil pelapukan dan
pencucian. Kedua jenis tanah ini bisa dikatakan subur walau ada jenis tanah tertentu yang
sudah lama mengalami pelapukan sehingga kandungan bahan organiknya lebih rendah. Akan
tetapi tanah ini sangat potensial untuk lahan produksi pertanian di indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1979. Konservasi Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga.
PT.

Mediyatama

Sarana

Perkasa.

Jakarta.

233

halaman.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo.


Jakarta.274Halaman.
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah. Fakultas
Pertanian.

Universitas

Sriwijaya.

Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com

Nugroho, Budi dan Yayat Hidayat. 2009. Penuntun Praktikum Ilmu Tanah. Institut Pertanian
Bogor

Bogor

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta.
Yogyakarta.

298

halaman

Wirjodihardjo, M. W. dan K. H. Tan. 1964. Ilmu Tanah. Jilid II. Pradnyaparamita. Jakarta

LAMPIRAN

Gambar 1: Tanah Andosol Gambar 2: Tanah Latosol

Diposkan oleh ARIA DIRA di 00.14

Anda mungkin juga menyukai