Anda di halaman 1dari 2

Presentase proteksi analgesik:

% proteksi aspirin = 100 ( 27/47 x 100 ) = 100 57,45 = 42,55%


% proteksi piroksikam = 100 ( 4/47 x 100 ) = 100 8,5 = 91,5%
Efektifitas analgetik piroksikam dibandingkan dengan aspirin :
%E = [ ( 91,5 / 42,55 ) x 100 ] = 215%
PEMBAHASAN
Analgetika adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk
mengurangi atau menghalau rasa sakit atau nyeri. Tujuan dari percobaan kali ini
adalah mengenal, mempraktekkan, dan membandingkan daya analgetika dari
obat piroksikam menggunakan metode refleks geliat dan membandingkan
efektifitasnya dengan aspirin. Percobaan ini dilakukan terhadap hewan
percobaan, yaitu mencit (Mus muscullus).
Percobaan ini menggunakan metode Witkins yang ditujukan untuk melihat
respon mencit terhadap asam asetat yang dapat menimbulkan respon
menggeliat dari mencit ketika menahan nyeri pada perut. Langkah pertama yang
dilakukan adalah memberikan obat obatan analgetik yaitu aspirin dan piroksikam
secara peroral melalui sonde pada mencit-mencit uji dan memberikan akuades
secara peroral melalui sonde pada mencit kontrol. Setelah kemudian ditunggu
hingga tigapuluh menit agar obat-obatan yang melewati fase absorbsi. Setelah
tigapuluh menit ketiga mencit diberi rangsang nyeri dengan diberikan asam
asetat. Pemberian dilakukan secara intraperitoneal untuk mencegah penguraian
asam asetat saat melewati jaringan fisiologik pada organ lain. Setelah lima menit
dilakukan penghitungan respon geliat mencit terhadap asam asetat untuk
kemudian digunakan untuk menghitung presentase proteksi dari masing masing
obat analgetik.
Setelah dilakukan penghitungan presentase proteksi analgetik pada
mencit coba dibandingkan dengan mencit kontrol didapatkan bahwa piroksikam
memiliki daya proteksi tertinggi yaitu 91,5% dibandingkan dengan aspirin yang
hanya 42,55%. Dalam perbandingannya dengan aspirin, efektifitas piroksikam
sebagai analgesik adalah 215% sehingga dari percobaan ini didapatkan bahwa
sebagai analgetik piroksikam memberikan hasil yang lebih baik daripada aspirin,
namun hasil ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil percobaan ini adalah adanya
perbedaan onset of action dari masing masing obat. Onset of action atau mula
kerja obat adalah rentang waktu antara pemberian obat sampai timbulnya efek.
Onset of action aspirin peroral adalah 5-30 menit dengan durasi kerja 4-6 jam
sedangkan onset of action piroksikam peroral adalah 15-30 menit dengan durasi
kerja 48-72 jam. Dalam percobaan ini rentang waktu antara pemberian obat dan
penyuntikan asam asetat sebagai perangsang nyeri adalah 30 menit sehingga
dapat diperkirakan bahwa baik aspirin maupun piroksikam sudah mencapai
onset of action dan pada hasilnya didapatkan bahwa mencit coba yang diberi
analgetik berespon lebih baik terhadap rangsangan dibandingkan dengan mencit
kontrol yang hanya diberi akuades.
Faktor lain yang mempengaruhi percobaan ini adalah adanya perbedaan
dosis analgetik dari tiap tiap obat. Dalam percobaan ini pada masing masing

mencit coba diberikan obat analgesik aspirin dan piroksikam dengan dosis yang
sama. Padahal dalam penggunaan klinis aspirin sebagai analgesik dan
piroksikam dosis yang dibutuhkan untuk mencapai efek terapi berbeda. Dosis
aspirin sebagai pereda nyeri untuk dewasa adalah 325-650 mg setiap 4-6 jam
sedangkan dosis piroksikam adalah 20mg per hari. Dibutuhkan dosis yang lebih
kecil dari piroksikam untuk memberikan efek analgesik daripada aspirin sehingga
dalam percobaan ini dengan pemberian dosis yang sama piroksikam tentu
memberikan efek yang lebih baik daripada aspirin.
Sumber:
Dosis :
Goodman et al. 2011. Goodman & Gilman the Pharmacological Basic &
Therapeutic 12th ed. USA:Mc. Grawhill Medical Publishing Division

Onset of action:
http://reference.medscape.com/drug/zorprin-bayer-buffered-aspirin-343279#10
http://reference.medscape.com/drug/feldene-piroxicam-343300#10

Anda mungkin juga menyukai