030.10.271
PEMBIMBING
dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT
Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Suku
Status Pernikahan
Alamat
Agama
Nomor Rekam Medis
: Ny. RE
: 40 tahun
: Perempuan
: Guru BK
: S1
: Jawa
: Menikah,
1 anak berumur 5 tahun
: Cawang 3 RT 005/011 No. 7
: Islam
: 07 61 41
Keluhan Tambahan : -
Pada saat jatuh pasien tidak mendengar suara patahan tetapi hanya
nyeri yang hebat terjadi di daerah bahu kanan,
Keadaan Umum
Kesan Sakit
: Tampak Sakit Sedang, kooperatif
Kesadaran
: Compos Mentis
Status Gizi
: Gizi Cukup, BB 50, TB 157, BMI 20.28
Tanda Vital dan Antropometri
PEMERIKSA
AN
Suhu
Nadi
Tekanan
darah
Nafas
Berat badan
Tinggi
badan
BMI
NILAI
NORMAL
36,5o
o
37,2 C
60-100
x/mnt
120/80
mmHg
14-18
x/mnt
18,5-22,9
HASIL PASIEN
36,7oC
80x/mnt, reguler, isi cukup
110/70 mmHg
20x/mnt
50kg
Sekitar 157 cm
normoweight (BMI: 20.28)
Status Generalis
Kepala
: Ukuran normosefali, bentuk bulat oval, tidak tampak deformitas,
pada perabaan tidak ada nyeri, rambut berwarna hitam sedikit beruban, tipis,
tidak kering, tidak mudah dicabut.
Wajah
: pipi tampak sedikit cekung, tidak tampak sesak, tampak
kesakitan, tidak pucat, tidak sianosis, ekspresi wajah simetris, dan tidak tampak
facies yang menandai suatu penyakit seperti facies hipocrates, tidak tampak
moon face.
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
kering (-),
Leher
teraba
Paru-paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
:
:
:
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
: pulsasi Ictus cordis tampak
: pulsasi ictus cordis teraba kuat setinggi ICS V axillaris anterior kiri
: Batas jantung tidak dinilai
: S1 S2 normal regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
:
: datar, insersi tali pusat di tengah tanpa tanda peradangan.
: Bising usus (+) normal
: Supel
: Timpani
Genitalia/ Anorektal
: tidak dinilai
Ekstremit
as:
Ekstremitas
Superior
Inferior
Deformitas
-/-
-/-
Akral dingin
+/-
-/-
Akral sianosis
-/-
-/-
Ikterik
-/-
-/-
CRT
< 2 detik
< 2 detik
Tonus
baik
baik
Look
: Porposi kedua tangan seimbang, Nyeri (+)
VAS 6-7, Ekstremitas pucat (-), Luka terbuka (-), Deformitas (-),
kemerahan (-), Lebam (+), Tanda radang (-).
Feel
: Suhu teraba dingin, Nyeri (+) VAS 8,
Krepitasi tidak dilakukan, CRT <2 detik.
Move
: Terbatas nyeri
nyeri yang hebat terjadi di daerah bahu kanan (+) ketika bergerak,
Lemas (+), Hematom (+).
Pasien berobat ke tukang patah tulang 2 jam post KLL dan dilakukan
tindakan angkat tangan dan di usap minyak lalu di balut keras tipis
dengan 3 potong kayu di lengan atasnya, tetapi balut tidak melewati
2 sendi dari tulang yang fraktur, pasien tidak diberikan obat apapun
oleh tukang patah tulang tersebut.
11 jam post KLL pasien berobat ke UGD RSUD Budhi Asih dan di
foto rontgen, hasilnya dinyatakan oleh dokter UGD patah tulang
lengan atas, lalu di resepkan obat Asam Mefenamat 3 X 500 mg.
Prinsip Pengobatan :
Reduksi
Pertahankan reduksi
Fisiotherapy
Medikamentosa (Simptomatik)
Analgetik / Asam Mefenamat 3 X 500
Non medikamentosa
Bed Rest
Balut
Kurangi pergerakan aktif
Ad Vitam
Ad Fungtionam
Ad Sanationam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Topik Pembahasan
Anatomi Fisiologi
Fraktur
Fraktur humerus
Penanggulangan trauma
Anatomi Tulang
Anatomi Tulang
Anatomi Tulang
Definisi Fraktur
Klasifikasi Fraktur
Klasifikasi Fraktur
Klasifikasi Fraktur
Menurut bentuk
Fraktur Komplet :Garis fraktur membagi tulang menjadi 2 fragmen atau
lebih. Garis fraktur bisa transversal, oblique, spiral.
Kelainan ini menentukan arah trauma, fraktur stabil atau tidak
Fraktur Inkomplet : sifat stabil, misal greenstik fraktur
Fraktur Kominutif : lebih dari 2 segmen
Fraktur Kompresi / Crush fracture : umumnya pada tulang kanselus
Klasifikasi Fraktur
Menurut radiologis
Lokalisasi
Konfigurasi
Ekstensi
Hubungan antar fragmen
Klasifikasi Fraktur
Menurut radiologis
Lokalisasi
Klasifikasi Fraktur
Menurut radiologis
Konfigurasi
Klasifikasi Fraktur
Menurut radiologis
Ekstensi
Klasifikasi Fraktur
Menurut radiologis
Hubungan antar fragmen
Fraktur terbuka
Fraktur tertutup
a. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak
sekitarnya.
b. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
c. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam danpembengkakan.
d. Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartement.
TERAPI KONSERVATIF
Proteksi saja
Immobilisasi saja tanpa reposisi
Reposisi tertutup dan fiksasi gips
Traksi
Terapi Operatif
Keuntungan :
Reposisi anatomis
Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar
Indikasi :
Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avaskular nekrosisnya tinggi.
Misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur
Fraktur yang tidak bisa direposisi tetutup, misalnya fraktur avulse dan fraktur
dislokasi
Fraktur yang dapat direposisi tetapi sullit dipertahankan
Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan
operasi, misalnya fraktur femur
Excisional Arthroplasty
Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi
Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
Dilakukan excise caput femur dan pemasangan endoprosthesis
Prinsip 4R :
1. Recognition
2. Reduction
3. Retention
4.Rehabilitation
Lokalisasi
3-6
Kosta
Distal radius
Diafisis ulna dan radius
6
12
Humerus
10 12
Klavikula
Panggul
10 12
Femur
12 16
8 10
12 16
12