Kel.1 Pergaulan Muda Mudi
Kel.1 Pergaulan Muda Mudi
MASA KINI
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Azmi Indah Permatasa
(145070300111001)
Feni Sulistiani
(145070300111005)
(145070300111027)
(145070300111031)
(145070301111037)
(145070301111045)
(145070301111052)
(145070307111002)
(145070307111024)
BAB I
PENDAHULUAN
Terkait dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin canggih
saat ini, negara dimanapun semakin gempar untuk membangun proyek raksasa
guna memantapkan ledakan industrialisasi dan informasi. Hal tersebut diiringi
juga dengan merosotnya akhlak muda-mudi masa kini. Semakin maju suatu
negara, semakin luntur nilai moral dan akhlak di kalangan pemuda. Banyak
kekhawatiran yang muncul di masyarakat. Dimana mereka yang seharusnya
menjadi tombak pergerakan bangsa justru menghancurkan bangsanya sendiri.
Muda-mudi masa kini banyak yang menyimpang dari aturan yang telah
diajarkan. Hal ini menjadi wabah yang membuat orang tua kewalahan. Mengapa
bisa para pemuda menjadi seperti sekarang ini? Orang tua selama ini memiliki
putra putri yang penurut dan selalu mendengarkan mereka. Akan tetapi kini
mereka bukan lagi anak-anak yang bisa selalu diperintah. Mereka sedang bergerak
menuju kedewasaan dan berusaha menemukan jati diri. Di saat itulah mereka
menganggap diri mereka sudah dewasa dan tidak ingin diperlakukan seperti anakanak lagi. Setiap informasi yang mereka dapat serta tingkah laku yang mereka
terima
akan
mereka
ikuti
dan
menjadi
kebiasaan.
Lingkungan
yang
begitu saja, namun perlu pembentukan akhlak sejak dini. Untuk itulah makalah ini
disajikan agar pembaca sadar akan pentingnya mengukuhkan akhlak muda-mudi
masa kini. Sudah seharusnya proyek-proyek raksasa untuk membangun moral
insani turut ditegakkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak dan Pergaulan
2.1.1
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
(QS. al-Qalam (68): 4). Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia
yang membedakan baik dan buruk, lalu dipilih yang baik untuk
dipraktikkan dalam perbuatan, sedang yang buruk dibenci dan
dihilangkan.
2.1.2
Pengertian Pergaulan
Pergaulan sendiri memiliki makna interaksi antara sesama
manusia,baik
individu
dengan
individu,atau
individu
dengan
2.2.2
Artinya :
Seorang mukmin
2.2.3
)
Artinya: Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan,
dan harta kekayaanmu, tetapi Allah melihat apa yang ada dalam
hatimu dan amal perbuatanmu. (HR. Thabrani)
2.2.4
()
Artinya:
Aku diutus (ke dunia) hanya untuk menyempurnakan akhlak terpuji.
(HR. Bukhari Muslim)
Hal pertama yang semestinya dilakukan setiap muslim dalam
pergaulan sehari-hari adalah memahami dan menerapkan etika atau
tata cara bergaul dengan orang tuanya. Adapun yang dimaksud dengan
orang tua, dapat dipahami dalam tiga bagian, yaitu:
Orang tua yang telah mengajarkan suatu ilmu, sehingga kita
mengerti, dan memahami pengetahuan, mengenal Allah, dan
memahami arti hidup, dialah guru kita. Kewajiban berbuat baik
kepada kedua orangtua juga diungkapkan di dalam bentuk kata ihsan,
maruf, dan rahmah.
"
Artinya :
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
saying dan ucapkanlah,Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan
aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan. Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh
ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh
transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman:
Artinya :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anakanak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
menghentakkan
kakinya
agar
diketahui
perhiasan
yang
mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orangorang yang beriman, agar kamu beruntung. (QS. 24: 31).
Artinya :
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu
dan juga kepada istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan
jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama
yang harus diperhatikan, beliau bersabda: Tidak dibolehkan laki-laki
melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh
melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumul
dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak
boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain. (HR.
Muslim)
b. Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan
hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang
milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu
c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati
yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu,
remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya,
dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan
kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.
2.4 Pacaran
Pacaran yang mengarah pada pergaulan bebas, perkelahian antar teman,
dan kerusakan-kerusakan moral lainnya, tentunya dilarang oleh agama.
Dewasa ini, harus diakui bentuk-bentuk pacaran telah dirasa telah melewati
batas. Banyak sekali gaya berpacaran yang telah melenceng dari budaya asli
Indonesia, juga ajaran Islam.Gaya berpacaran muda-mudi sekarang layaknya
suami-isteri.
Seringkali kita melihat sepasang remaja berseragam sekolah dengan
asiknya berpelukan dan berciuman mesra di salah satu sudut mall. Mereka
tidak peduli dengan hilir mudiknya orang dipusat perbelanjaan itu. Di bus-bus
kota, juga sering menyaksikan dua remaja sedang berpacaran, saling meremas
jari-jemari dengan nafsu. Tanpa rasa malu mereka berdekap-dekapan layaknya
suami-isteri.
A. Berpacaran Menurut Islam
Menurut islam bercinta atau tepatnya pacaran, itu tidak boleh
apabila belum menjadi mahrom. Dalam Islam, Khulwah (berduaan
ditempat sepi) hanya diperbolehkan ketika ada hajat (kebutuhan) serta
harus disertai mahram. Nabi Muhammad bersabda:Barang siapa yang
beriman pada Allah dan hari akhir maka janganlah sendirian di suatu
tempat dengan seorang wanita yang tidak disertai dengan seorang
mahramnya (salah satu keluarga). Karena sesungguhnya setan menjadi
yang ketiga (HR Ahmad). Pernyataan Nabi SAW tentang larangan
berduaan dengan lain jenis yang bukan mahramnya tersebut adalah ramburambu yang diajarkan dalam konteks pergaulan dan berhubungan sesame
manusia. Hal yang juga dilarang dalam pergaulan adalah melakukan
cumburayu yang bisa membangkitkan syahwat. Dan itu tidak dibenarkan
dalam islam dan diharamkan.
Berpacaran tidak boleh dilakukan karena merupakan perbuatanperbuatan yang dapat menjerumuskan kepada perzinaan. Allah SWT
berfirman QS Al-Isra:32 :
merusak system
syaraf
motorik
dan jaringan
pertahanan
dua
ayat
diatas
dijelaskan
bahwa
merusak
dan
2. Mengonsumsi khmar
Yang disebut khmar adalah segala sesuatu minuman dan makanan
yang bisa menyebabkan mabuk, seperti dijelaskan dalam hadist berikut:
Setiap yang memabukkan berarti khmar hukumnya haram (HR.
Bukharydan Muslim). Definisi khamar juga dapat ditemukan dari
penjelasan Umar R.A. Setiap yang bisa menutupi akal fikiran disebut
khamar (HR. Bukharydan Muslim).
Bentuk hukuman dari mengonsumsi khamar adalah mahdhah,
artinya bentuknya sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT. Dari Ibnu
Umar berkata, Siapa yang meminum khamar meski tidak sampai mabuk,
tidak ditermia shalatnya selagi masih ada tersisa di mulutnya atau
tenggorokannya. Apabila diamati maka diamati dalam keadaan kafir. Bila
sampai mabuk, maka tidak diterima shalatnya 40 malam. Dan bila dia mati
maka matinya kafir.
3. Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan
pernikahan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko
yang besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah
yang memicu terjadinya aborsi. Dari Maqil bin Yasar RA berkata :
Rasulullah SAW bersabda: Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan
jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak
halal baginya. (HR Thabrani dalam Mujam Kabir).
Artinya: Bukanlah orang kuat itu dengan menang bergulat, tetapi orang
yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.
(Muttafaq alayh: Bukhari-Muslim)
C. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
perilaku seseorang. Dari lingkungan seorang remaja, harus bisa
menciptakan lingkungan yang baik dengan memilih teman-teman yang
sholeh, mau diajak berbuat kebaikan dan sebagainya. Sehingga terjauh
dari perbuatan-perbuatan yang cenderung negatif.
D. Keluarga
Keluarga juga merupakan salah satu faktor terpenting terhadap
pergaulan anak. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Melakukan
hal-hal positif dimulai dari keluarga, seperti berdoa dalam melakukan halhal sekecil apapun, jangansampai melakukan kebohongan.Dan selalu ada
dukungan dari keluarga, sehingga anak jauh dari hal-hal negatif.
minggunya. Sehingga, waktu luang yang ada tidak digunakan dalam halhal negatif. Karena, jika kita terlalu banyak waktu luang akan melakukan
hal-hal yang cenderung negatif.
Selain itu terdapat juga upaya mengubah kebiasaan yang buruk, menurut
Ahmad Amin sebagaimana dikutip Ishak Soleh adalah dengan hal-hal sebagai
berikut:
a. Menyadari perbuatan buruk, bertekad untuk meninggalkannya
BAB III
KESIMPULAN
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Dalam islam, ahklak dibagi menjadi 2 yaitu Akhlaaqul Mahmudah (akhlak yang
terpuji) dan Akhlaaqul Madzmuumah (akhlak tercela).
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya
maka dari itu manusia di sebut mahkluk sosial.Seorang mukmin dalam
menjalankan kehidupannya tidak hanya menjalin hubungan dengan Allah semata
(habluuminallah), akan tetapi menjalin hubungan juga dengan manusia
(habluuminannas). Ada tiga hal yang perlu diperhtikan dalam bergaul menurut
islam , yaituTaaruf , tafahum, dantaawun.
Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada
nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang
agama. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang sangat jelas dala
pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.Islam mengajarkan agar dalam
pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling menjaga diri, menghormati
dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah, bukan karena
derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena Allah.
Kecenderungan untuk saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan
yang lainnya merupakan suatu hal yang diatur dengan lengkap dalam ajaran
Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk hidup menyendiri, termasuk
melakukan ibadah ritual sendirian di tempat tersembunyi sepi, terpencil, dnn jauh
dari peradaban manusia.Manusiahendaknya bergaul dengan sesamanya sebaik
mungkin, dilandasi ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan hanya mencari keridaan
Allah Swt.
Dalam pergaulan sosial, kita dituntut untuk menjunjung tinggi hak dan
kewajiban masing-masing, termasuk dalam pergaulan dengan orang yang lebih
tinggi atau lebih tua dari kita.Dalam pergaulan sosial dengan mereka, hendaklah
kita bersikap wajar dan menghormatinya, mendengarkan pembicaraannya, serta
wajib mengingatkan jika mereka keliru dan berbuat kejahatan, dengan cara-cara
yang lebih baik. Kita juga dilarang memperlakukan mereka secara berlebihan,
misalnya terlalu hormat dan tunduk melebihi apa pun, sekalipun mereka salah.
Hal ini sungguh tidak dibenarkan, sebab yang paling mulia di antara kita bukan
umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya, akan tetapi karena kualitas
takwanya kepada Allah SWT.
Islam telah mengatur etika pergaulan. Perilaku tersebut merupakan
batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut
harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para pelakunya. Perilaku
yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah menutup aurat dan menjauhi
perbuatan zina.
Semua agama dan tradesi telah mengatur tata cara pergaulan remaja.
Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara
pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi
mengucapkan salam, meminta izin, menghormati orang yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda, juga serta bersikap santun dan tidak sombong dan
serta berbicara dengan perkataan yang sopan, tidak boleh saling menghina, tidak
boleh saling membenci dan iri hati, mengisi waktu luang dengan kegiatan yang
bermanfaat, serta mengajak untuk berbuat kebaikan.
Salah satu yang hal yang merupakan penyimpangan yang dilakukan
pemuda adalah pacaan. Pacaran yang mengarah pada pergaulan bebas,
perkelahian antar teman, dan kerusakan-kerusakan moral lainnya, tentunya
dilarang oleh agama. Dewasa ini, harus diakui bentuk-bentuk pacaran dirasa telah
melewati batas. Banyak sekali gaya berpacaran yang telah melenceng dari budaya
asli Indonesia, juga ajaran Islam. Menurut islam, bercinta, tepatnya berpacaran, itu
tidak boleh apabila belum menjadi mahram. Berpacaran tidak diperbolehkan
karena merupakan perkara yang mendekati zina. Selain berpacaran, banyak
penyimpangan yang dilakukan pemuda, yakni seperti
memakai narkoba,
Daftar Pustaka
Asror, Mohammad. 2004. BercintaKarena Allah. Jakarta: Kawan Pustaka
Faridl, Miftah. 2013. Etika Islam. Bandung: Pustaka Bandung
Kurniasih Imas. 2010. Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad Saw.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Marwa
Madon Zainal. 2004. Panduan Mengurus Remaja Moden. Sumatra Barat: PTS
Professional Publishing
Samadi Farzaneh. 2004. Bersahabat Dengan Putri Anda: Panduan Islami Dalam
Memahami Remaja Putri Masa Kini. Jakarta: Pustaka Zahra
Tim dosen PAI. 2005. Buku Daras Pendidikan Agama Islam di universitas
Brawijaya. Malang: Penerbit Pusat Pembinaan Agama
Putri, Safira. 2013. Makalah Agama.
http://www.academia.edu/4799073/Makalah_agama. diakses pada 14
Oktober 2014