Anda di halaman 1dari 23

AKHLAK MUDA-MUDI ISLAM

MASA KINI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Azmi Indah Permatasa

(145070300111001)

Feni Sulistiani

(145070300111005)

Ade Salma Yunia R

(145070300111027)

Risqi Setyo Wati

(145070300111031)

Elfira Isba Puspasari

(145070301111037)

Septian Riski Hidayah

(145070301111045)

Adelia Pradya Zetta

(145070301111052)

Farah Herlina Firdaus

(145070307111002)

Elisa Aulia Rahmi

(145070307111024)

Program Studi Gizi Kesehatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Terkait dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin canggih
saat ini, negara dimanapun semakin gempar untuk membangun proyek raksasa
guna memantapkan ledakan industrialisasi dan informasi. Hal tersebut diiringi
juga dengan merosotnya akhlak muda-mudi masa kini. Semakin maju suatu
negara, semakin luntur nilai moral dan akhlak di kalangan pemuda. Banyak
kekhawatiran yang muncul di masyarakat. Dimana mereka yang seharusnya
menjadi tombak pergerakan bangsa justru menghancurkan bangsanya sendiri.
Muda-mudi masa kini banyak yang menyimpang dari aturan yang telah
diajarkan. Hal ini menjadi wabah yang membuat orang tua kewalahan. Mengapa
bisa para pemuda menjadi seperti sekarang ini? Orang tua selama ini memiliki
putra putri yang penurut dan selalu mendengarkan mereka. Akan tetapi kini
mereka bukan lagi anak-anak yang bisa selalu diperintah. Mereka sedang bergerak
menuju kedewasaan dan berusaha menemukan jati diri. Di saat itulah mereka
menganggap diri mereka sudah dewasa dan tidak ingin diperlakukan seperti anakanak lagi. Setiap informasi yang mereka dapat serta tingkah laku yang mereka
terima

akan

mereka

ikuti

dan

menjadi

kebiasaan.

Lingkungan

yang

mempengaruhi perkembangan mereka. Kini makin anak bangsa semakin banyak


yang mengalami kemerosotan akhlak, terbukti dengan semakin banyaknya berita
pecandu narkoba, seks bebas, dan tawuran yang dilakukan oleh remaja. Jika hal
ini dibiarkan terus menerus, akan banyak kekacauan yang kita temukan di masa
depan. Generasi-generasi yang keropos akhlak serta moralnya.
Saat ini sangat sulit menemukan anak muda yang berakhlak mulia seperti
pada masa pemerintahan Umar Bin Khatab. Ketika itu ia menemukan seorang
pemuda yang sedang menggembala kambing-kambing. Umar hendak membeli
salah satu dari kambing itu. Ternyata kambing-kambing disana bukan milik
pemuda itu namun milik majikannya. Dan umar terus mendesak untuk membeli
kambing itu dengan alasan sang majikan tak akan melihatnya. Tapi apa yang
terlontar dari mulut pemuda itu? Ia mengatakan, lalu dimana Allah? Jawaban
yang seketika menggetarkan hati Umar. Pemuda yang seperti itu tidaklah muncul

begitu saja, namun perlu pembentukan akhlak sejak dini. Untuk itulah makalah ini
disajikan agar pembaca sadar akan pentingnya mengukuhkan akhlak muda-mudi
masa kini. Sudah seharusnya proyek-proyek raksasa untuk membangun moral
insani turut ditegakkan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak dan Pergaulan
2.1.1

Ahklak Pergaulan dalam Islam


Ahklak , diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam
Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai,
kebiasaan, bahkan agama. Akhlak secara terminologi berarti tingkah
laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan yang baik. Kata yang setara maknanya
dengan akhlak adalah moral dan etika. Kata-kata ini sering
disejajarkan dengan budi pekerti, tata susila, tata krama atau sopan.
Kata tersebut banyak ditemukan dalam hadits Nabi Saw. Dalam
salah satu haditsnyaRasulullah Saw. bersabda, Sesungguhnya aku
hanya diutus untuk menyempurnakanakhlak yang mulia. (HR.
Ahmad). Sedangkan dalam al-Quran hanya ditemukan bentuk tunggal
dari akhlaq yaitu khuluq. Allah menegaskan,


Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
(QS. al-Qalam (68): 4). Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia
yang membedakan baik dan buruk, lalu dipilih yang baik untuk
dipraktikkan dalam perbuatan, sedang yang buruk dibenci dan
dihilangkan.

Dalam islam,ahklak dibagi menjadi 2;


Akhlaaqul mahmudah (akhlak yang terpuji )
Yang termasuk Akhlaaqul mahmudah : ikhlas, sabar, syukur,
khauf (takut kemurkaan Allah),Roja (mengharapkan keridhaan
Allah), jujur adil, amanah, tawadhu (merendahkan diri sesama
muslim), bersyukur.

Akhlaaqul madzmuumah (akhlak tercela )


Yang termasuk Akhlaaqul madzmuumah adalah : tergesa-gesa,
riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada
orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub
(kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan
pemarah.

2.1.2

Pengertian Pergaulan
Pergaulan sendiri memiliki makna interaksi antara sesama
manusia,baik

individu

dengan

individu,atau

individu

dengan

kelompok,contoh disekitar kita bisa jadi masyarakat, teman sekolah,


teman bermain dan lain sebagainya.
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam
kehidupannya maka dari itu manusia di sebut mahkluk sosial. Seorang
mukmin dalam menjalankan kehidupannya tidak hanya menjalin
hubungan dengan Allah semata (habluuminallah), akan tetapi menjalin
hubungan juga dengan manusia (habluuminannas).
Ada tiga hal yang perlu diperhtikan dalam bergaul menurut islam
Taaruf.
Taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib
ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan
orang lain. Dengan taaruf kita dapat membedakan sifat, kesukaan,
agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri
seseorang.
Tafahum.
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita
lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita
mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai
dan yang ia benci. Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul

bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa


kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya,
Taawun.
Saling tolong-menolong Karena inilah sesungguhnya yang
akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita.
Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk
saling menolong dalam kebaikan dan takwa.

2.2 Aturan Pergaulan Pemuda-Pemudi dalam Islam


2.2.1

Ahklak pergaulan dalam muda-mudi


Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak
didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada
pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah yang tidak dikehendaki
dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang sangat
jelas dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.
Seorang laki-laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan di
tempat-tempat yang memungkinkan melakukan perbuatan yang
dilarang. Kalau pun bersama-sama sebaiknya disertai oleh muhrimnya
atau minimal ditemani tiga orang, yaitu: dua laki-laki dan satu
perempuan. atau Juga pergaulan untuk belajar atau bergaul jika ada
dua orang perempuan dan seorang laki-laki. Hal ini memungkinkan
untuk lebih menjaga diri.
Salah satu hadis mengemukakan bahwa jika seseorang pergi
dengan orang lain yang bukan muhrimnya serta berlinan jenis kelamin,
maka yang ketiganya pasti syetan yang selalu berusaha untuk
menjerumuskan dan menghinakan. ltulah yang disinyalir dalam ayat
A!-Quran, agar jangan mendekati zina. Mendekatinya sudah dilarang
dan haram, apalagi melakukannya. Allah Swt. berfirman dalam surat
Al-Isra ayat 32:

Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk


senantiasa saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas
dasar kasih sayang yang tulus karena Allah, bukan karena derajat,
pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena Allah

2.2.2

Ahklak pergaulan kepada sejenis


Islam adalah agama yang dilandasi persatuan dan kasih saying.
Kecenderungan untuk saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan
yang lainnya merupakan suatu hal yang diatur dengan lengkap dalam
ajaran Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk hidup
menyendiri, termasuk melakukan ibadah ritual sendirian di tempat
tersembunyi sepi, terpencil, dnn jauh dari peradaban manusia.
Merupakan suatu hal yang wajar dan diajarkan oleh Islam, jika
manusia bergaul dengan sesamanya sebaik mungkin, dilandasi
ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan hanya mencari keridaan Allah
Swt. Rasulullah saw bersabda:

Artinya :
Seorang mukmin

yang bergaul dengan sesama manusia serta

bersabar (tahan uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik


daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang lainnya
serta tidak tahan uji atas gangguan mereka. (HR. Tirmidi)

Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur,


pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu
berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan
seperti terjadi salah pengertian (mis understanding) atau bahkan ada
teman yang zaim terhadap kita serta suka membuat gara-gara dan
masalah. Hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya sekalipun
orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Kewajiban kita adalah
segera meminta maaf dan memaafkan.

2.2.3

Ahklak pergaulan kepada orang tua


Dalam pergaulan sosial, kita dituntut untuk menjunjung tinggi
hak dan kewajiban masing-masing, termasuk dalam pergaulan dengan
orang yang lebih tinggi atau lebih tua dari kita. orang yang lebih tinggi
dari kita, dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian. yaitu:
1. Orang yang umurnya lebih tua atau sudah tua,
2. Orang yang ilmu, wawasan, dan pemikirannya lebih tinggi, sekali
pun bisa jadi umurnya lebih muda, dan
3. Orang yang harta dan kedudukannya lebih tinggi dan lebih banyak.

Dalam pergaulan sosial dengan mereka, hendaklah kita bersikap


wajar dan menghormatinya, mendengarkan pembicaraannya, serta
wajib mengingatkan jika mereka keliru dan berbuat kejahatan, dengan
cara-cara yang lebih baik. Kita juga dilarang memperlakukan mereka
secara berlebihan, misalnya terlalu hormat dan tunduk melebihi apa
pun, sekalipun mereka salah. Hal ini sungguh tidak dibenarkan, sebab
yang paling mulia di antara kita bukan umur, ilmu, pangkat, harta, dan
kedudukannya, akan tetapi karena kualitas takwanya kepada Allah
Swt. Hal ini sesuai dengan salah satu hadis Rasulullah saw dalam
riwayat Thabrani:

)
Artinya: Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan,
dan harta kekayaanmu, tetapi Allah melihat apa yang ada dalam
hatimu dan amal perbuatanmu. (HR. Thabrani)

2.2.4

Ahklak pergaulan kepada dosen/guru


Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan keluhuran
budi pekerti dan akhlak mulia. Segala sesuatu yang semestinya
diiakukan dan segala sesuatu yang semestinya ditinggalkan diatur
dengan sangat rinci dalam ajaran Islam, sehingga semakin banyak
orang mengakui (termasuk non-muslim) bahwa Islam merupakan
ajaran agama yang sangat lengkap dan sempurna serta tidak ada yang
terlewatkan sedikit pun. Rasulullah saw pernah bersabda:


()

Artinya:
Aku diutus (ke dunia) hanya untuk menyempurnakan akhlak terpuji.
(HR. Bukhari Muslim)
Hal pertama yang semestinya dilakukan setiap muslim dalam
pergaulan sehari-hari adalah memahami dan menerapkan etika atau
tata cara bergaul dengan orang tuanya. Adapun yang dimaksud dengan
orang tua, dapat dipahami dalam tiga bagian, yaitu:
Orang tua yang telah mengajarkan suatu ilmu, sehingga kita
mengerti, dan memahami pengetahuan, mengenal Allah, dan
memahami arti hidup, dialah guru kita. Kewajiban berbuat baik
kepada kedua orangtua juga diungkapkan di dalam bentuk kata ihsan,
maruf, dan rahmah.

Islam memperingatkan setiap anak, bahwa menyakiti perasaan


orangtua merupakan suatu dosa besar dan waib atasnya untuk selalu
menjaga perasaan kedua orangtuanya. Hak orang tua dan anaknya
tidak akan pernah sama dengan hak siapa pun di dunia. Jadi, segala
bentuk ucapan, perbuatan, dan isyarat yang dapat menyakiti kedua
orangtuanya atau salah satunya merupakan perbuatan dosa, sekalipun
hanya berupa perkataan ah, cis, atau uff, apalagi jika sampai
membentaknya.
Sesungguhnya Allah tidak akan penah meridai seseorang kecuali
kita merendahkan diri kepada keduanya disentai kelembutan dan kasih
sayang. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Isra ayat 24:


"


Artinya :
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
saying dan ucapkanlah,Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.

2.3 Etika Pergaulan


Islam telah mengatur etika pergaulan. Perilaku tersebut merupakan
batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku
tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para pelakunya.
Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup
aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot
merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada
lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu
birahi serta menimbulkan fitnah.

Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan
aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan. Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh
ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh
transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman:

Artinya :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anakanak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
menghentakkan

kakinya

agar

diketahui

perhiasan

yang

mereka

sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orangorang yang beriman, agar kamu beruntung. (QS. 24: 31).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman,





Artinya :
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu
dan juga kepada istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan
jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama
yang harus diperhatikan, beliau bersabda: Tidak dibolehkan laki-laki
melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh
melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumul
dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak
boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain. (HR.
Muslim)

2. Menjauhi perbuatan zina


Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan
sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa.
Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam
adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam
pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada
kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan
merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Quran
Allah berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 32:
Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk

Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar


dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :
Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan
mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga
adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan
akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.
Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh
bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam
adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi
bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah
dilarang.
Nabi bersabda, Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai
mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR.
Ahmad). Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian bersunyi-sunyi dengan
perempuan, kecuali disertai muhrimnya.(HR. Bukhari Muslim dikutip
Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin).
Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan
remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah
mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata
cara itu meliputi :
a. Mengucapkan Salam
Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama
muslim, ucapan salam adalah doa. Berarti dengan ucapan salam kita
telah mendoakan teman tersebut.

b. Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan
hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang
milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu

c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati
yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu,
remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya,
dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan
kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.

d. Bersikap santun dan tidak sombong


Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan
agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian
sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya
sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan
sifat tercela yang dibenci Allah.

e. Berbicara dengan perkataan yang sopan


Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan
yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar.

f. Tidak boleh saling menghina


Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga
dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.

g. Tak boleh saling membenci dan iri hati


Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian
yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara
teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat
merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan
Allah dan manusia.

h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat


Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan
yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien

mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu :


sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan
sepertiga lagi untuk orang lain.

i. Mengajak untuk berbuat kebaikan


Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar
akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu,
dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih
sayang terhadap teman.

2.4 Pacaran
Pacaran yang mengarah pada pergaulan bebas, perkelahian antar teman,
dan kerusakan-kerusakan moral lainnya, tentunya dilarang oleh agama.
Dewasa ini, harus diakui bentuk-bentuk pacaran telah dirasa telah melewati
batas. Banyak sekali gaya berpacaran yang telah melenceng dari budaya asli
Indonesia, juga ajaran Islam.Gaya berpacaran muda-mudi sekarang layaknya
suami-isteri.
Seringkali kita melihat sepasang remaja berseragam sekolah dengan
asiknya berpelukan dan berciuman mesra di salah satu sudut mall. Mereka
tidak peduli dengan hilir mudiknya orang dipusat perbelanjaan itu. Di bus-bus
kota, juga sering menyaksikan dua remaja sedang berpacaran, saling meremas
jari-jemari dengan nafsu. Tanpa rasa malu mereka berdekap-dekapan layaknya
suami-isteri.
A. Berpacaran Menurut Islam
Menurut islam bercinta atau tepatnya pacaran, itu tidak boleh
apabila belum menjadi mahrom. Dalam Islam, Khulwah (berduaan
ditempat sepi) hanya diperbolehkan ketika ada hajat (kebutuhan) serta
harus disertai mahram. Nabi Muhammad bersabda:Barang siapa yang
beriman pada Allah dan hari akhir maka janganlah sendirian di suatu
tempat dengan seorang wanita yang tidak disertai dengan seorang
mahramnya (salah satu keluarga). Karena sesungguhnya setan menjadi
yang ketiga (HR Ahmad). Pernyataan Nabi SAW tentang larangan

berduaan dengan lain jenis yang bukan mahramnya tersebut adalah ramburambu yang diajarkan dalam konteks pergaulan dan berhubungan sesame
manusia. Hal yang juga dilarang dalam pergaulan adalah melakukan
cumburayu yang bisa membangkitkan syahwat. Dan itu tidak dibenarkan
dalam islam dan diharamkan.
Berpacaran tidak boleh dilakukan karena merupakan perbuatanperbuatan yang dapat menjerumuskan kepada perzinaan. Allah SWT
berfirman QS Al-Isra:32 :

Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu


adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk
Hal-hal yang termasuk zina adalah bergandengan tangan, berduaduan ditempat sepi, berpelukan, berciuman, rabaan, dapat mengarahkan
seseorang untuk berbuat zina. Karena itu dilarang. Dalam islam ada kaidah
: sesuatu yang bisa menjerumuskan seseorang kepada perbuatan haram,
hukumnya haram juga. Kalau mendekati zina saja tidak boleh, tentu saja
zina (persetubuhan di luar nikah) dilarang oleh islam.

2.5 Penyimpangan Pergaulan Muda-Mudi dalam Islam


1. Penggunaan Narkoba
Penggunaan dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas, tidak
hanya dari kalangan dewasa saja tetapi dari anak-anak dan juga remaja.
Kenyataannya menunjukkan bahwa saat ini banyak sekali siswa-siswi usia
sekolah menggunakan narkoba dari SMA, mahasiswa, bahkan siswa-siswi
Sekolah Dasar. Pada dasarnya narkoba sendiri ialah zat yang bersifat
adiktif yaitu zat yang dapat mempengaruhi atau membuat ketagihan yang
dapat

merusak system

syaraf

motorik

dan jaringan

pertahanan

tubuh.Banyak dampak dari mengonsumsi narkoba salah satunya adalah


kematian. Maka dari itu narkoba sangat diharamkan bagi Islam, Allah
Taala berfirman :

Artinya : Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah. Dan


janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri kedalam kebinasaan. Dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik. QS.Al-Baqarah:195

Artinya : Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah


adalah Maha Penyayang kepadamu QS. An-Nisa:29
Dalam

dua

ayat

diatas

dijelaskan

bahwa

merusak

dan

membinasakan diri sendiri adalah haram hukumnya. Haramnya jelas


karena Allah memberikan perintah dengan kata Jangan. Padahal kita
tahu efek narkoba adalah tidak baik bagi badan dan akal sehat.

2. Mengonsumsi khmar
Yang disebut khmar adalah segala sesuatu minuman dan makanan
yang bisa menyebabkan mabuk, seperti dijelaskan dalam hadist berikut:
Setiap yang memabukkan berarti khmar hukumnya haram (HR.
Bukharydan Muslim). Definisi khamar juga dapat ditemukan dari
penjelasan Umar R.A. Setiap yang bisa menutupi akal fikiran disebut
khamar (HR. Bukharydan Muslim).
Bentuk hukuman dari mengonsumsi khamar adalah mahdhah,
artinya bentuknya sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT. Dari Ibnu
Umar berkata, Siapa yang meminum khamar meski tidak sampai mabuk,
tidak ditermia shalatnya selagi masih ada tersisa di mulutnya atau
tenggorokannya. Apabila diamati maka diamati dalam keadaan kafir. Bila
sampai mabuk, maka tidak diterima shalatnya 40 malam. Dan bila dia mati
maka matinya kafir.

3. Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan
pernikahan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko
yang besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah
yang memicu terjadinya aborsi. Dari Maqil bin Yasar RA berkata :
Rasulullah SAW bersabda: Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan
jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak
halal baginya. (HR Thabrani dalam Mujam Kabir).

4. Perkelahian Antar Kelompok atau Tawuran.


Tawuran atau tubir adalah istilah yang sering digunakan
masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai tindak
perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau
suatu rumpun masyarakat.

Artinya: Bukanlah orang kuat itu dengan menang bergulat, tetapi orang
yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.
(Muttafaq alayh: Bukhari-Muslim)

2.6 Solusi Penyimpangan Pergaulan Muda-Mudi dalam Islam


Beberapa faktor yang dapat membantu mengatasi pergaulan muda-mudi saat
ini, yakni :
A. Agama
Agama merupakan tiang utama atau pedoman utama bagi
seseorang untuk melakukan suatu hal. Agama merupakan perisai, sehingga
dengan memperkuat iman dan taqwa, seseorang akan terhindar dari
perbuatan yang menyimpang.

B. Kesadaran Diri Sendiri


Hati nurani inilah sesuatu yang bisa merubah seseorang berbuat
kebaikan. Kesadaran bahwa kita selalu diawasi oleh Allah juga membuat
kita ragu untuk melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintahNya.

C. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
perilaku seseorang. Dari lingkungan seorang remaja, harus bisa
menciptakan lingkungan yang baik dengan memilih teman-teman yang
sholeh, mau diajak berbuat kebaikan dan sebagainya. Sehingga terjauh
dari perbuatan-perbuatan yang cenderung negatif.

D. Keluarga
Keluarga juga merupakan salah satu faktor terpenting terhadap
pergaulan anak. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Melakukan
hal-hal positif dimulai dari keluarga, seperti berdoa dalam melakukan halhal sekecil apapun, jangansampai melakukan kebohongan.Dan selalu ada
dukungan dari keluarga, sehingga anak jauh dari hal-hal negatif.

E. Sekolah atau Kampus


Sekolah atau kampus merupakan pendidikan formal yang juga bisa
membantu dalam pergaulan remaja. Pada saat dikampus bisa mengikuti
acara-acara

yang bermanfaat seperti mengikuti mentoring setiap

minggunya. Sehingga, waktu luang yang ada tidak digunakan dalam halhal negatif. Karena, jika kita terlalu banyak waktu luang akan melakukan
hal-hal yang cenderung negatif.

Selain itu terdapat juga upaya mengubah kebiasaan yang buruk, menurut
Ahmad Amin sebagaimana dikutip Ishak Soleh adalah dengan hal-hal sebagai
berikut:
a. Menyadari perbuatan buruk, bertekad untuk meninggalkannya

b. Mencari waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk


mewujudkan niat atau tekad semula
c. Menghindarkan diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk
itu berulang
d. Berusaha untuk tetap berada dalam keadaan yang baik
e. Menghindari dari kebiasaan yang buruk dan meninggalkannya sekaligus
f. Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolakan dalam jiwa, yaitu
kekuatan penolakan terhadap perbuatan yang buruk. Perbuatan baik
dipelihara dengan istiqomah, ikhlas dan jiwa tenang.
g. Memilih teman bergaul yang baik, sebab pengaruh kawan itu besar sekali
terhadap pembentukan watak pribadi
h. Menyibukkan diri dengan pekerjaan yang bermanfaat.

BAB III
KESIMPULAN
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Dalam islam, ahklak dibagi menjadi 2 yaitu Akhlaaqul Mahmudah (akhlak yang
terpuji) dan Akhlaaqul Madzmuumah (akhlak tercela).
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya
maka dari itu manusia di sebut mahkluk sosial.Seorang mukmin dalam
menjalankan kehidupannya tidak hanya menjalin hubungan dengan Allah semata
(habluuminallah), akan tetapi menjalin hubungan juga dengan manusia
(habluuminannas). Ada tiga hal yang perlu diperhtikan dalam bergaul menurut
islam , yaituTaaruf , tafahum, dantaawun.
Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada
nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang
agama. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang sangat jelas dala
pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.Islam mengajarkan agar dalam
pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling menjaga diri, menghormati
dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah, bukan karena
derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena Allah.
Kecenderungan untuk saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan
yang lainnya merupakan suatu hal yang diatur dengan lengkap dalam ajaran
Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk hidup menyendiri, termasuk
melakukan ibadah ritual sendirian di tempat tersembunyi sepi, terpencil, dnn jauh
dari peradaban manusia.Manusiahendaknya bergaul dengan sesamanya sebaik
mungkin, dilandasi ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan hanya mencari keridaan
Allah Swt.
Dalam pergaulan sosial, kita dituntut untuk menjunjung tinggi hak dan
kewajiban masing-masing, termasuk dalam pergaulan dengan orang yang lebih
tinggi atau lebih tua dari kita.Dalam pergaulan sosial dengan mereka, hendaklah
kita bersikap wajar dan menghormatinya, mendengarkan pembicaraannya, serta

wajib mengingatkan jika mereka keliru dan berbuat kejahatan, dengan cara-cara
yang lebih baik. Kita juga dilarang memperlakukan mereka secara berlebihan,
misalnya terlalu hormat dan tunduk melebihi apa pun, sekalipun mereka salah.
Hal ini sungguh tidak dibenarkan, sebab yang paling mulia di antara kita bukan
umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya, akan tetapi karena kualitas
takwanya kepada Allah SWT.
Islam telah mengatur etika pergaulan. Perilaku tersebut merupakan
batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut
harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para pelakunya. Perilaku
yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah menutup aurat dan menjauhi
perbuatan zina.
Semua agama dan tradesi telah mengatur tata cara pergaulan remaja.
Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara
pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi
mengucapkan salam, meminta izin, menghormati orang yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda, juga serta bersikap santun dan tidak sombong dan
serta berbicara dengan perkataan yang sopan, tidak boleh saling menghina, tidak
boleh saling membenci dan iri hati, mengisi waktu luang dengan kegiatan yang
bermanfaat, serta mengajak untuk berbuat kebaikan.
Salah satu yang hal yang merupakan penyimpangan yang dilakukan
pemuda adalah pacaan. Pacaran yang mengarah pada pergaulan bebas,
perkelahian antar teman, dan kerusakan-kerusakan moral lainnya, tentunya
dilarang oleh agama. Dewasa ini, harus diakui bentuk-bentuk pacaran dirasa telah
melewati batas. Banyak sekali gaya berpacaran yang telah melenceng dari budaya
asli Indonesia, juga ajaran Islam. Menurut islam, bercinta, tepatnya berpacaran, itu
tidak boleh apabila belum menjadi mahram. Berpacaran tidak diperbolehkan
karena merupakan perkara yang mendekati zina. Selain berpacaran, banyak
penyimpangan yang dilakukan pemuda, yakni seperti

memakai narkoba,

meminum minuman keras, seks bebas, serta aksi perkelahian.


Penyimpangan penyimpangan tersebut bisa dihindari dengan adanya
pondasi agama yang kuat, kesadaran diri sendiri, keluarga yang baik, lingkungan
yang baik, serta tempat pendidikan yang baik.

Daftar Pustaka
Asror, Mohammad. 2004. BercintaKarena Allah. Jakarta: Kawan Pustaka
Faridl, Miftah. 2013. Etika Islam. Bandung: Pustaka Bandung
Kurniasih Imas. 2010. Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad Saw.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Marwa
Madon Zainal. 2004. Panduan Mengurus Remaja Moden. Sumatra Barat: PTS
Professional Publishing
Samadi Farzaneh. 2004. Bersahabat Dengan Putri Anda: Panduan Islami Dalam
Memahami Remaja Putri Masa Kini. Jakarta: Pustaka Zahra
Tim dosen PAI. 2005. Buku Daras Pendidikan Agama Islam di universitas
Brawijaya. Malang: Penerbit Pusat Pembinaan Agama
Putri, Safira. 2013. Makalah Agama.
http://www.academia.edu/4799073/Makalah_agama. diakses pada 14
Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai