Anda di halaman 1dari 2

Dampak Panambangan Pasir Laut Ditinjau Dari Fungsi Ekologi

ditinjau dari Fungsi Ekologi Keberadaan sumber daya alam baik hayati maupun non hayati
bersama dengan komponen lingkungan lainnya membentuk suatu ekosistem. Aliran materi
dan energi dari setiap sumberdaya dalam ekosistem saling berhubungan dan membentuk
kesatuan. Dalam ekosistem yang masih alami, komponen-komponen sumberdaya alam yang
ada selalu berupaya mencapai tingkat keseimbangan (equilibrium). Keseimbangan
diperlukan untuk menjamin keberiangsungan aktivitas makhluk hidup dan lingkungannya di
alam ini secara wajar. Adanya degradasi dalam suatu sumberdaya alam akan mempengaruhi
keseimbangan ekosistem tersebut. Salah satu contoh eksploitasi sumber daya alam yang
dapat menyebabkan degradasi lingkungan adalah penambangan pasir laut.
Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan penambangan pasir laut merupakan kerusakan yang tidak dapat diperbaharui.
Penambangan pasir laut tersebut menyebabkan hancurnya sejumlah terumbu karang dan
hilangnya ratusan biota laut. Bahkan akibat kerusakan ini telah menenggelamkan 10 buah
pulau kecil dan menurunnya hasil tangkapan ikan nelayan.Ekosistem terumbu karang banyak
terdapat pada perairan yang dangkal, dimana untuk mencapai petumbuhan maksimum,
terumbu karang memerlukan perairan yang jernih dengan suhu normal, gerakan gelombang
yang relatif besar, sirkulasi air yang lancar serta terhindar dari proses sedimentasi.Beberapa
kegiatan yang dapat merusak ekosistem terumbu karang antara lain, pemboman karang, baik
yang menggunakan bahan peledak atau bukan, penggundulan hutan di daratan, pengerukan
di sekitar terumbu karang termasuk juga penambangan pasir laut, serta penangkapan ikan
menggunakan kalsium sianida (KCn) Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas
organik yang sangat tinggi dibandingkan ekosistem lainnya, demikian pula keanekaragaman
hayatinya. Di samping mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota
perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, dan Iain-Iain. Terumbu karang juga menghasiikan
berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang,
udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara.Di beberapa tempat di Indonesia, karang
batu (hard coral) digunakan untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi jalan dan
bangunan, bahan baku industri dan perhiasan. Dari segi estetika, terumbu karang yang
masih utuh menampilkan pemandangan yang sangat indah. Indonesia memilki kurang lebih
50 ribu km2ekosistem terumbu karang yang tersebar di seluruh wilayah pesisir dan lautan di
seluruh nusantara dan di antaranya terdapat di Kepulauan Riau.Dampak yang terjadi pada
terumbu karang salah satunya merupakan dampak dari penurunan kualitas air dalam bentuk
peningkatan kekeruhan dan padatan tersuspensi. Partikel penyebab kekeruhan dan padatan
tersuspensi pada suatu saat akan mengendap. Dampak langsung pada terumbu karang dapat
terjadi dalam dua hal, yaitu: (1) kematian polip dan (2) penurunan fotosintesa zooxantelae.
Partikel padat akan menutup mulut polip sehingga mengganggu proses pemakanan dan
pemafasan yang pada akhirnya menimbulkan kematian pada biota karang. Kekeruhan juga
dapat menghambat daya tembus sinar matahari yang diperlukan oleh alga zooxantelae yang
bersimbiosis dengan karang. Akibatnya sintesa menurun dan produktivitas karang akan
berkurang. Menurut pakar terumbu karang, bahwa untuk memulihkan kerusakan terumbu
karang, dibutuhkan puluhan bahkan bisa mencapai ratusan tahun untuk jenis tertentu.
Rusaknya terumbu karang tersebutlah yang menyebabkan populasi ikan dan biota lainnya
menghilang karena pada habitat tersebutlah berbagai jenis ikan menggantungkan hidupnya.

Penambangan pasir laut menghancurkan terumbu karang dan menyebabkan air laut menjadi
keruh, seperti yang terjadi di sepanjang perairan Tanjung Balai Karimun. Kondisi tersebut
menyebabkan nelayan harus menangkap ikan jauh ketengah lautan karena ikan akan sulit
diperoleh di bawah jarak 4 mil.Hasil penelitian internasional seabed authority (salah satu
badan PBB) menunjukkan bahwa debu-debu halus yang dihasilkan dlam penambangan pasir
laut akan mengikuti arus laut, menutupi terumbu karang dan mengganggu kehidupan biota
laut. Percobaan tersebut membuktikan, bahwa pengerukan dasar laut bisa menimbulkan debu
halus yang disebut debri. Debu yang naik ke keatas dan dibawa oleh arus menjadi tailing dan
dapat berpidah hingga mencapai 20 - 30 mil jauhnya. Oleh karena itu debri akan
berdampak terhadap kelangsungan hidup terumbu karang yang berpengaruh terhadap populasi
ikan dan pada akhirnya pendapatan nelayan menjadi berkurang.

Anda mungkin juga menyukai