Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik Penyuluhan

: Pencegahan Penyakit Menular

2. Pokok Bahasan

: HIV / AIDS

3. Sub Pokok Bahasan

: Pemahaman tentang penyakit

4. Sasaran

: Keluarga penderita diruang 7B RSUD Dr. Saiful


Anwar, MALANG

5. Waktu Pertemuan :
a.

Hari

: Kamis

b.

Tanggal

: 12 Maret 2015

c.

Pukul

6. Tujuan
6.1 Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang HIV / AIDS diharapkan pasien dan
keluarga mampu mengerti, memahami tanda dan gejala HIV / AIDS
6.2 Tujuan khusus :
a. Klien dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari penyakit HIV /
AIDS.
b. Klien dan keluarga mengetahui penyebab dari penyakit HIV / AIDS.
c. Klien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala dari HIV / AIDS.
d. Klien dan keluarga mengetahui cara penularan HIV / AIDS.
e. Klien dan keluarga mengatahui apa saja yang beresiko tertular HIV /
AIDS.
f. Klien dan keluarga mampu mengetahui pengobatan dan pencegahan
dari HIV / AIDS.

Tahap
Kegiatan
Pembukaan

Salam pembuka

Mendengarkan

Ceramah

(3 menit)

Memperkenalkan diri

keterangan

leaflet

Menjelaskan maksud dan tujuan

penyaji

Membagikan leaflet
Menyampaikan materi :

Memperhatikan

Penyajian
( 15 menit )

Kegiatan Perawat

Kegiatan Klien

Menjelaskan

Ceramah

dan

pengertian HIV / AIDS

mendengarkan

Menjelaskan

keterangan

penyebab HIV / AIDS


Menjelaskan

Media

penyaji
tanda

dan gejala HIV / AIDS


Menjelaskan

cara

penularan HIV / AIDS


Menjelaskan

siapa

saja yang beresiko tertular


HIV / AIDS
Menjelaskan

cara

pengobatan dan pencegahan


Penutup

HIV / AIDS
Melakukan tanya jawab

Mendengarkan

( 5 menit )

Menutup pertemuan

dan bertanya

MATERI

Ceramah

1. Pengertian PMS
Penyakit menular seksual (atau disingkat PMS) adalah infeksi atau
penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Istilah lain
dari PMS yang sebelumnya dikenal dengan istilah PHS (Penyakit Hubungan
Seksual) dan PMS (Penyakit Menular Seksual). AIDS juga merupakan
penyakit yang dapat digolongkan kedalam IMS, karena cara penularannya
terutama melalui hubungan seksaul. IMS termasuk kedalam kelompok Infeksi
saluran Reproduksi (ISR).
2. Jenis PMS yang sering terjadi di masyarakat
IMS yang sering terjadi di masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Sifilis
2. Gonore
3. Herpes genetalis
4. Trikomonas (Trichomoniasis)
5. Klamidia
6. HIV/AIDS
3. Pengertian HIV / AIDS
HIV, Merupakan singkatan dari Human Imunodeficiency Virus.
Human artinya manusia.,
Imuno artinya sistem imun atau sistem kekebalan,
Deficiency artinya kekurangan / kerusakan,
Virus adalah microba yang amat kecil yang dapat menyebabkan
penyakit.
Jadi HIV adalah virus yang menyebar dari satu orang ke orang lainnya
yang merusak sistem imun sampai tidak berfungsi.
AIDS, merupakan singkatan dari Acquired Imunodeficiency Syndrome
Acquired artinya didapat atau diperoleh,
Imunodeficiency artinya sistem imun mengalami kerusakan dan tidak
dapat berfungsi untuk melawan infeksi atau penyakit.
Syndrome artinya gabungan dari tanda-tanda atau gejala fisik.

Jadi AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat seseorang


mengalami kekurangan sistem kekebalan tubuh akibat kerusakan yang
ditimbulkan oleh virus HIV.
4. Penyebab HIV / AIDS
Penyebab

adalah

golongan

virus

retro

yang

disebut

human

immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.
5. Tanda Dan Gejala HIV AIDS
Beberapa hari atau beberapa minggu sesudah terjadi infeksi HIV,
seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala mirip flu, yaitu
adanya demam, rasa lemas dan lesu, sendi-sendi terasa nyeri, batuk, dan nyeri
tenggorokan. Gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau
beberapa minggu saja, kemudian hilang dengan sendirinya.
Selanjutnya memasuki tahap dimana sudah mulai terdapat gejala-gejala yaitu;
1. Demam berkepanjangan
2. Penurunan berat badan (lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan)
3. Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktivitas fisik
4.
5.
6.
7.

sehari-hari
Pembengkakan kelenjar di leher, lipatan paha dan ketiak
Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
Batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara terus menerus
Kuliut gatal dan bercak-bercak merah kebiruan

. Pada tahap ini pengidap HIV telah menjadi penderita AIDS, dengan
gejala yang timbul:
1.
2.
3.
4.

Radang paru
Radang saluran pencernaan
Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
Kanker kulit

5. Tuberculosis (TBC)
6. Gangguan susunan syaraf
Pada Umumnya ODH akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah
gejala AIDS muncul.
6. Penularan HIV / AIDS
Penularan HIV akan terjadi jika ada kontak atau percampuran dengan
cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu:
1. Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV.
Hubungan seksual ini dapat terjadi pada yang berjenis kelamin sama
(homoseksual) maupun yang berjenis kelamin tak sama (heteroseksual).
2. Melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar oleh HIV.
Transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV secara
langsung akan menularkan HIV ke dalam sistem peredaran darah si
penerima.
3. Melalui alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato)
yang tercemar oleh HIV. Oleh karena itu pemakaian jarum suktik secara
bersama oleh para pecandu narkotika akan mudah menularkan HIV
diantara mereka bila salah satu diantaranya seseorang pengidap HIV.
Menurut informasi, pada tahun-tahun terakhir kasus pengidap HIV
meningkat khususnya disebabkan karena penggunaan jarum suntik
bersama pada pecandu obat.
4. Pada ibu pengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya mempunyai
kemungkinan penularan 30%. Bayi yang baru lahir selalu akan memberi
hasil yang positif jika dilakukan tes antibodi. hal ini terjadi karena antibodi
yang di produksi oleh tubuh ibu masuk ke dalam janin melalui placenta.
Apabila bayi tersebut tidak terinfeksi, dia kaan berubah menjadi sero

negatif (pemeriksaan serologis dari serum darah, didapatkan hasilnya


negatif) sebelum berumur 15-18 bulan.
5. Yang beresiko tertular
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
6. Pengobatan HIV AIDS
Pengobatan yang dibutuhkan seorang ODHA diperlukan tidak hanya
untuk menghambat perkembanganbiakan HIV (virus), tetapi juga untuk
melawan infeksi sampingan yang muncul dan untuk memperbaiki fungsi
tubuh penderita akibat sistem kekebalannya yang sudah rusak.
Ada beberapa jenis obat yang telah ditemukan yang berfungsi hanya
menghambat perkembangbiakan HIV.
Pengobatan ODHA dewasa dengan Antiretroviral terbagi dalam dua
kelompok, yaitu:
A. Regimen ARV Lini Pertama
1.

Golongan Nucleoside RTI (NRTI):


a) Abacavir (ABC) 1X400 mg/hari
b) Didanosine (ddl) 1X250 mg/hari
c) Lamivudine (3TC) 1X300 mg/hari
d) Stavudine (d4T) 40 mg/12 jam
e) Zidovudine (ZDV atau AZT) 300 mg/12 jam

2.

Nucleotide RTI

a) Tenovofovir (TDF) 1X300 mg/hari


3.

Non- Nucleotide RTI (NNRTI)


a) Efavirens (EFV) 1X600 mg/hari
b) Nevirapine (NPV) 1X200 mg/hari selama 14 hari, selanjutnya 12 jam.

4. Protease Inhibitor (PI)


a) Indinavir/ritonavir (IDV/r) 800 mg/100 mg setiap 12 jam
b) Lopinavir/ritonafir (LPV/r) 400 mg/100 mg setiap 12 jam
c) Nelfinafir (NFV) 1250 mg setiap 12 jam
d) Saquinafir/ritonafir (SQV/r) 1000 mg/100 m setiap 12 jam
e) Ritonavir (RTV. r) 100 mg
Pilihan pengobatan adalah kombinasi 2 NRTI + 1 NNRTI:
1. AZT + 3DC + NVP
2. AZT + 3TC + EVP
3. d4T + 3TC + NVP
4. d4T + 3TC + EFV
B. Regimen ARV Lini Kedua
Ini merupakan alternatif pengobatan apabila lini pertama gagal:
1. AZT atau d4T diganti dengan TDF atau ABC
2. 3TC diganti dengan ddl
3. NVP atau EFV diganti dengan LPV/r atau AQV/r
Obat ARV (antiretrovirus) masih merupakan terapi pilihan karena:
1. Obat

ini

bisa

memperlambat

memperpanjang daya tahan tubuh.

progresivitas

penyakit

dan

dapat

2. Obat ini aman, mudah, dan tidak mahal. Angka transmisi dapat diturunkan
sampai mendekati nol melalui indentifikasi dini ibu hamil dengan HIV
positif dan pengelolaan klinis yang agresif.
3. Hasil penelitian dalam upaya hal pencegahan dengan imunisasi belum
memuaskan.

Penelitian

tersebut

dilakukan

di

Uganda

dengan

menggunakan vaksin HIV yang disebut ALVAC-HIV dan vektor


Canarypox Recombinant untuk merangsang sel pertahanan tubuh.
4. Beberapa ahli mengusulkan penelitian tentang bagaimana agar CD4 tiruan
diserang oleh virus, sehingga CD4 alami tetap normal. Bagian yang
diserang virus HIV adalah sel darah putih terutama sel limfosit pada
bagian CD4. CD4 adalah bagian dari limfosit yang menunjukkan seberapa
besar fungsi pertahanan tubuh manusia. jumlah CD4 yang rendah
menunjukkan pertahanan tubuh yang lemah dan mudah terkena infeksi
virus, bakteri dan jamur.
Terdapat alasan ilmiah mengapa vaksinasi HIV perlu dikembangkan,
antara lain:
1. Studi pada primata non-manusia tentang vaksin menunjukkan adanya
perlindungan terhadap infeksi.
2. Vaksin terhadap retrovirus lainnya berhasil dikembangkan.
3. Hampir semua manusia membentuk respon imun terhadap HIV.
7. Cara Pencegahan
Ada 3 cara mencegah penularan HIV, yaitu:
a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
Diketahui bahwa infeksi HIV terutama te rjadi melalui hubungan
seksual. Oleh karena itu pencegahan penularan melalui hubungan seksual

memegang peranan penting. Untuk itu setiap orang perlu memiliki perilaku
seksual yang aman dan bertanggung jawab. Konsep pencegahan penularan
HIV melalui hubungan seksual dikenal dengan istilah ABC.
1. A = Abstinence = Puasa, yaitu tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan
yang sah
2. B = Be Faithful = Setia dengan pasangan, yaitu jikapun telah menikah,
mengadakan hubungan seksual hanya dengan pasangan saja, suami atau
istri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seks di luar nikah.
3. C = Using Condom = menggunakan kondom, yaitu bagi orang tertentu
yang mempunyai kebiasaan buruk berganti-ganti pasangan, maka
dianjurkan untuk menggunakan kondom agar tidak menulari orang lain.
b. Pencegahan penularan melalui darah
Penularan HIV melaui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam
berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah maupun produk darah dan
plasma.
1. Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak
tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang mengidap HIV
positif, untuk tidak menjadi donor. Begitu pula mereka yang mempunyai
perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks
dengan berganti-ganti pasangan.
2. Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap
produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar
HIV.
3. Penggunaan alat suntik dan alat yang dapat melukai kulit

Penggunaan alat-alat seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk
tindik, perlu memperhatikan sterilisasinya. Tindakan desinfeksi dengan
pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat
penting dilakukan.
c. Pencegahan penularan dari ibu kepada anak
Kemungkinan atau risiko terinfeksinya bayi atau janin yang dikandung
oleh seorang ibu yang mengidap HIV cukup besar, yaitu kira-kira sebesar 3040%. Risiko tersebut semakin besar apabila ibu telah terinfeksi atau sudah
menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah
terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang
kehamilannnya.
Melihat kondisi seperti telah disebutkan di atas, yang biasa kita lakukan
untuk pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung
jawab baik bagi diri kita sendiri dan orang lain, dan berperilaku sesuai dengan
tuntutan norma agama, adat istiadat dan budaya kita.
8. Hal-hal yang tidak menularkan HIV
HIV mudah mati di luar tubuh manusia, amak HIV tidak dapat
ditularkan melalui kontak sosial sehari-hari seperti:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bersenggolan dengan ODHA


Berjabat tangan dengan ODHA
ODHA bersin atau batuk-batuk di depan kita
Sama-sama berenang di kolam renang
Menggunakan WC/toilet yang sama dengan ODHA
Tinggal serumah dengan ODHA
Menggunakan piring makan bersama dengan ODHA
Gigitan nyamuk atau serangga lainnya.

Anda mungkin juga menyukai