Anda di halaman 1dari 53

PENDAHULUAN

Sekolah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi yang


dipersyaratkan untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah harus
memperbaiki proses pembelajaran, termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas.
Sekolah harus menyediakan, mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana
dan prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah juga
harus bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal
tersebut di atas. Untuk itu, semua tindakan Sekolah harus akuntabel dan transparan
agar Sekolah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua pemangku kepentingan yang
diwujudkan dalam sebuah dokumen perencanaan yang disebut Rencana Kerja Sekolah
(RKS). Melalui RKS diharapkan agar dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara
bijaksana.
RKS yang akurat, benar dan terkini juga akan membantu sekolah memenuhi
tuntutan publik akan perlunya partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. 1 Dengan
proses penyusunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan, RKS akan dapat
diakses oleh semua pihak dan dilaporkan pada publik sehingga akan dapat memenuhi
tuntutan publik. Salah satu kebijakan pemerintah sekarang ini adalah mengembangkan
otonomi sekolah. Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan kebijakan tersebut. Perencanaan Sekolah merupakan aspek kunci MBS.
Hanya melalui perencanaan yang efektif, mutu peserta didik akan dapat ditingkatkan
dan kewajiban untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun dapat dipenuhi, terutama untuk
anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, khususnya Bab II, Pasal
2, disebutkan bahwa lingkup standar nasional pendidikan meliputi 8 standar. Salah satu
standar tersebut adalah standar pengelolaan. Lebih lanjut disebutkan dalam Pasal 53,
ayat (1) bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan
1

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 48 (1) : Pengelolaan dana Pendidikan
Berdasarkan pada prinsip keadilan, efisienasi, transparasi, dan akuntabilitas publik

163

yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi 4 (empat) tahun. Dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah wajib membuat: 1).
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan; 2).
Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka
Menengah.
Untuk membantu sekolah menyusun RKS, maka disusunlah panduan ini,
sebagai acuan agar proses penyusunan RKS tersebut menjadi lebih rasional, objektif,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
SISTEMATIKA PANDUAN
Panduan ini terdiri atas:
1. Panduan Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS);
2. Tabel-tabel Profil Sekolah yang digunakan dalam menyusun RKS dan cara
pengisiannya;
3. Tabel-tabel Profil Sekolah kosong dalam CD untuk digunakan oleh sekolah;
4. Panduan Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan RKS (dalam bentuk
suplemen);
5. Panduan Pelaksanaan, Monitoring & Evaluasi Program/Kegiatan, Pelaporan
dan Pemutakhiran RKT (dalam bentuk suplemen).

164

BAGIAN I
RKS SEKILAS PANDANG
Penyusunan RKS merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS
dapat digunakan sebagai :
1. Pedoman kerja (kerangka acuan) untuk mengembangkan sekolah;
2. Dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan
sekolah; serta Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya
pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah.
Tujuan utama penyusunan RKS adalah agar sekolah dapat mengetahui secara
rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar tujuan, kewajiban, dan sasaran
pengembangan sekolah dapat dicapai. RKS juga menjamin bahwa semua program dan
kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sekolah sudah memperhitungkan
harapan-harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah. Oleh sebab itu,
proses penyusunan RKS harus melibatkan semua pemangku kepentingan.
Ciri-ciri Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang baik, adalah:
1. Terpadu,

yakni

mencakup

perencanaan

keseluruhan

program

yang

akan

dilaksanakan oleh Sekolah;


2. Multi-tahun, yaitu mencakup periode empat tahun;
3. Multi-sumber, yaitu mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-masing
program. Misalnya dari BOS, APBD Kabupaten/Kota, sumbangan dari masyarakat
atau sumber lainnya;
4. Disusun secara partisipatif oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Dewan
Pendidik dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya;
5. Pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi oleh Komite Sekolah dan pemangku
kepentingan lainnya;

165

Alur Penyusunan RKS


Proses penyusunan RKS dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: persiapan,
penyusunan RKS, dan pengesahan RKS. Alur proses penyusunan RKS tersebut dapat
dilukiskan sebagai berikut:

PERSIAPAN:
Pembentukan
KKRKS
Pembekalan/
Orientasi
KKRKS

PENYUSUNAN RKS:
Identifikasi Tantangan;
Analisis Pemecahan
Tantangan;
Perumusan Program;
Perumusan Rencana
Anggaran Sekolah;
Perumusan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) dan
RKAS

PENYETUJUAN,
PENGESAHAN, DAN
SOSIALISASI RKS:
Penyetujuan oleh
rapat dewan
pendidik; Pengesahan
oleh
pihak yang
berwenang; Sosialisasi
kepada
pemangku
kepentingan

Uraian singkat tentang alur penyusunan RKS


Penjelasan singkat tentang alur penyusunan RKS adalah sebagai berikut :
I.

Persiapan
Sebelum penyusunan RKS dilakukan, Dewan Pendidik (Kepala Sekolah & Guru)
bersama Komite Sekolah membentuk tim perumus RKS yang disebut kelompok
kerja rencana kerja sekolah( KKRKS). Tugas utama KKRKS adalah merumuskan
RKS. Pembentukan KKRKS dapat dilakukan melalui proses demokratis dengan
mengedepankan musyawarah mufakat. (Untuk lebih jelasnya lihat suplemen
tentang Pembentukan KKRKS).
Setelah KKRKS terbentuk, KKRKS mengikuti pembekalan/orientasi mengenai
kebijakan- kebijakan pengembangan pendidikan dan penyusunan RKS. Kegiatan
166

pembekalan ini bisa dalam bentuk kunjungan ke sekolah referensi, pelatihan,


atau pemberian informasi tambahan lainnya.
II.

Penyusunan RKS
Penyusunan RKS terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu:
Tahap I : Identifikasi Tantangan
Tahap ini terdiri dari 4 langkah, yakni:
1. Menyusun profil sekolah;
2. Mengidentifikasi harapan pemangku kepentingan;
3. Merumuskan tantangan sekolah;
4. Menetapkan tantangan utama (prioritas).
Tahap II : Analisis Pemecahan Tantangan
Tahap ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yakni:
1. Menentukan penyebab utama tantangan, caranya adalah:
Membuat daftar penyebab tantangan;
Memilih penyebab utama tantangan.
2. Menentukan alternatif pemecahan tantangan utama
2.1 Membuat daftar alternatif pemecahan tantangan;
2.2 Menetapkan alternatif alternatif pemecahan tantangan utama.
Tahap III : Perumusan Program
Tahap ini terdiri dari 4 (empat) langkah, yakni:
1. Menentukan sasaran.
2. Merumuskan program dan menetapkan penanggungjawab program.
3. Merumuskan indikator keberhasilan program dan kegiatan.
4. Menentukan kegiatan dan jadwal kegiatan.
167

Tahap IV: Perumusan Rencana Anggaran Sekolah


Tahap ini terdiri dari 3 (tiga) langkah:
1. Membuat rencana biaya
2. Membuat rencana pendanaan program
3. Menyesuaikan rencana biaya dengan sumber pendanaan.
Tahap V: Perumusan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS/M) dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Tahap ini terdiri dari 2 (dua) langkah :
1. Merumuskan Rencana Kerja Tahunan
1.1 Menetapkan program/kegiatan strategis;
1.2 Menetapkan kegiatan operasional;
1.3 Menetapkan jadwal RKTS/M;
2. Membuat Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).

168

Untuk lebih jelasnya, lihat alur penyusunan RKS pada halaman berikut ini:
TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN RKS
Langkah 1 :
Menyusun Profil
Sekolah

Langkah 2 :
Mengidentifikasikan
Harapan Pemangku
Kepentingan

TAHAP 1
Langkah 3 :
Memutuskan Tantangan Sekolah

IDENTIFIKASI
TANTANGAN

Langkah 4 :
Menetapkan Tantangan Utama (Prioritas)

Langkah 1 : Menentukan Penyebab Utama


Tantangan

Langkah 2 : Menentukan Alternatif Pemecahan


Tantangan Utama

TAHAP II

ANALISIS
PEMECAHAN
TANTANGAN

Langkah 1 : Menentukan Sasaran

Langkah 2 : Merumuskan Program dan


Menetapkan Penanggungjawab Program

Langkah 3 : Merumuskan Indikator Keberhasilan


Program dan Kegiatan

Langkah 4 : Menentukan Kegiatan dan Jadwal


Kegiatan

169

TAHAP III

PERUMUSAN
PROGRAM

Langkah 1 :
Membuat Rencana Biaya Program

Langkah 2 :
Membuat Rencana Pendanaan Program

TAHAP IV

PERUMUSAN
RENCANA
ANGGARAN
SEKOLAH

Mempelajari Aturan-Aturan
Penggunaan Dana

Langkah 3 :
Menyesuaian Rencana Biaya dengan
Sumber Pendanaan

Langkah 1 :
Merumuskan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

TAHAP V

PERUMUSAN
RKT dan RKAS
Langkah 2 :
Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS)

170

III.

Penyetujuan, Pengesahan dan Sosialisasi RKS


Terdiri dari 3 (tiga) langkah, yakni:
1. Penyetujuan RKS oleh rapat dewan pendidik
2. Pengesahan

oleh

Dinas

Pendidikan

(untuk

sekolah

penyelenggara satuan pendidikan (bagi sekolah swasta)


3. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan sekolah

171

negeri)

atau

BAGIAN II
PENYUSUNAN RENCANA KERJA SEKOLAH
(RKS)

TAHAP I: IDENTIFIKASI TANTANGAN


Langkah-langkah untuk mengidenfikasi Tantangan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Profil Sekolah;
2. Mengidentifikasi Harapan Pemangku Kepentingan;
3. Merumuskan Tantangan Sekolah;
4. Menetapkan Tantangan Utama Sekolah.
Menyusun Profil Sekolah
Profil Sekolah adalah gambaran yang jelas dan lengkap tentang situasi sekolah saat ini,
serta perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, profil sekolah
harus disusun dengan seksama dan seobjektif mungkin. Akan lebih baik bila profil
sekolah juga memberi gambaran perbandingan dengan sekolah lainnya di wilayah yang
sama. Informasi yang ada di dalam profil sekolah berguna untuk membantu para
pemangku kepentingan dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah. Dengan profil
sekolah, para pemangku kepentingan dapat membuat rencana kerja yang didasarkan
pada kondisi nyata sekolah.
Profil Sekolah akan menunjukkan kinerja sekolah misalnya, bagian yang mengalami
perbaikan atau peningkatan, bagian yang masih tetap, dan bagian yang mengalami
penurunan.
Profil Sekolah perlu dibandingkan dengan profil atau kinerja rata-rata sekolah di
kecamatan atau kabupaten/kota tempat sekolah tersebut berada.
172

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan


Pendidikan, RKS memuat 8 (delapan) komponen sehingga profil sekolah memuat8
(delapan) komponen/kategori, sebagai berikut :
1. Kesiswaan
2. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangannya
4. Sarana dan Prasarana
5. Keuangan dan Pembiayaan
6. Budaya dan Lingkungan Sekolah
7. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan
8. Lain - lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu
Dalam panduan ini akan dipaparkan 7 (tujuh) kategori pertama, sedangkan kategori
kedelapan bersifat pilihan sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
Kategori 1: Kesiswaan
Apakah sekolah telah memberikan layanan secara mencukupi/baik kepada peserta
didik sebagai penerima jasa (service user)?

Profil ini dihadirkan untuk memberikan informasi apakah sekolah telah memenuhi
kewajibannya dalam memberikan layanan pendidikan dasar kepada semua anak usia
sekolah di wilayah tersebut? Dalam konteks ini, kebijakan negara dalam pendidikan
(UUD, Hak Asasi Anak, Sistem Pendidikan Nasional, Program Wajar Dikdas) menjadi
sangat penting untuk diperhatikan. Semua kebijakan tersebut menyatakan bahwa anak
mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dasar.
Pertanyaan kunci yang perlu dijawab adalah:
a. Bagaimanakah kesiapan sekolah untuk menampung anak usia sekolah?
b. Apa yang telah dilakukan sekolah untuk menampung anak usia sekolah?
173

c. Bagaimana sekolah mengelola peserta didik?


d. Apa yang dilakukan sekolah dalam membantu peserta didik yang kurang mampu
secara ekonomi?
e. Apakah sekolah mempunyai program untuk membantu peserta didik yang belum
siap bersekolah (kurang sehat, kurang gizi, dsb.) dengan bantuan kesehatan,
tambahan gizi, misalnya?
f. Apakah sekolah melaksanakan program untuk para peserta didik yang berbakat atau
sangat cerdas?
g. Apa yang dilakukan sekolah dalam membantu peserta didik yang putus sekolah?
h. Adakah bantuan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik yang tinggal
kelas atau tidak lulus?
i. Bagaimana prestasi peserta didik dalam perlombaan-perlombaan?
Profil: Kesiswaan

Besaran Sekolah dan perkembangannya

Tindakan yang dilakukan sekolah/ untuk menampung anak usia sekolah (AUS)

Manajemen peserta didik.

Bantuan kepada peserta didik yang secara ekonomi kurang mampu.

Bantuan kepada peserta didik yang kurang siap.

Perlakuan Sekolah terhadap kecerdasan, bakat, dan minat peserta didik.

Perlakuan untuk menangani peserta didik putus sekolah.

Perlakuan terhadap peserta didik tinggal kelas/tidak lulus.

Prestasi peserta didik dalam lomba mata pelajaran.

Prestasi non akademik peserta didik

Kategori 2: Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran


Profil ini dihadirkan untuk memberikan informasi tentang:
a. Apakah sekolah telah membuat perencanaan pembelajaran dengan baik?
174

b. Apakah sekolah telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik?


c. Bagaimana prestasi akademik peserta didik?
Profil: Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran

Prestasi akademik peserta didik

Kategori 3: Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangannya


Profil ini dihadirkan dalam rangka memberikan informasi, antara lain:
a. Bagaimana kondisi dan kompetensi guru di sekolah kita?
b. Bagaimana kondisi dan kompetensi Kepala Sekolah kita?
Profil: Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangannya
Kondisi guru

Kondisi kepala sekolah

Kategori 4: Sarana dan Prasarana


Profil ini dihadirkan untuk mengetahui apakah sekolah mempunyai sarana dan
prasarana yang mencukupi untuk mendukung pembelajaran? Apakah fasilitas sekolah
memenuhi kebutuhan kondisi minimal untuk pembelajaran?
Pertanyaan kunci yang harus dijawab adalah:
a. Bagaimana kondisi perabot di sekolah?
b. Bagaimana rasio jumlah buku dengan jumlah peserta didik?
c. Bagaimana kondisi peralatan pembelajaran yang dimiliki sekolah?
d. Apakah sarana penunjang yang dimiliki sekolah masih dapat dipergunakan dengan
baik?
e. Bagaimana dengan mutu dan jumlah prasarana sekolah ?
175

f. Bagaimana kondisi sarana sanitasi dan air bersih di sekolah?


Profil: Sarana dan Prasarana

Kondisi perabot di sekolah

Rasio jumlah buku dan jumlah peserta didik;

Kondisi peralatan pembelajaran;

Kondisi sarana penunjang;

Kondisi prasarana sekolah

Kondisi sarana sanitasi dan air bersih.

Kategori 5: Keuangan dan Pembiayaan


Profil ini dihadirkan untuk mengetahui kondisi keuangan sekolah. Pertanyaanpertanyaan yang perlu dijawab adalah:
a. Bagaimana pengalokasian anggaran belanja sekolah.
b. Bagaimana kondisi pendanaan sekolah dalam hal nominal dan sumbernya?
Profil: Pembiayaan dan Pendanaan

Sumber dan jumlah dana;

Alokasi anggaran belanja sekolah

Kategori 6: Budaya dan Lingkungan Sekolah


Profil ini dihadirkan untuk memberikan informasi apakah sekolah telah memberikan
layanan secara mencukupi atau baik kepada peserta didik dalam hal kebersihan,
kenyamanan, keamanan, dan ketertiban sebagai penerima jasa (service user)?
Profil: Lingkungan dan Budaya Sekolah

Program kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban sekolah

Kategori 7: Peranserta Masyarakat dan Kemitraan

176

Profil ini dihadirkan untuk memberikan gambaran tentang peran Komite Sekolah dan
masyarakat serta kemitraan dengan pihak di luar sekolah.
Pertanyaan kunci yang harus dijawab adalah:
a. Bagaimanakah kondisi keorganisasian Komite Sekolah?
b. Bagaimana peran dan fungsi Komite Sekolah?
c. Bagaimana dukungan masyarakat luas terhadap sekolah?
d. Bagaimana kondisi kemitraan sekolah dengan pihak luar?
Profil: Peran serta Masyarakat dan Kemitraan

Bagaimana kondisi keorganisasian Komite Sekolah?

Bagaimana peran dan fungsi Komite Sekolah?

Bagaimana dukungan masyarakat luas terhadap sekolah?

Bagaimana kondisi kemitraan sekolah dengan pihak luar?

Profil Sekolah tentang peranserta masyarakat dapat diwakili oleh komite sekolah dan
diringkas dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. Sebagai contoh,
dalam beberapa tahun terakhir, hasil belajar di sebuah sekolah berada di bawah ratarata hasil belajar tingkat kecamatan. Hubungan dengan komite sekolah kurang
harmonis dan tidak mengalami perkembangan yang menggembirakan. Jumlah fasilitas
sekolah, misalnya, jumlah ruang kelas kurang mencukupi serta kondisinya sangat
menghawatirkan. Tidak ada fasilitas kebersihan sekolah yang memadai. Gambaran
semacam ini akan memberi masukan yang sangat penting bagi langkah selanjutnya
dalam analisis tantangan.
Setelah semua kategori profil sekolah diisi dan disimpulkan, langkah berikutnya adalah
memasukkan kesimpulan masing-masing kategori ke dalam tabel A1 (Kesimpulan Profil
Sekolah).
Identifikasi Harapan Pemangku Kepentingan

177

Mengapa harapan sekolah perlu dirumuskan bersama oleh semua pemangku


kepentingan?2 Keterlibatan secara aktif dari semua pemangku kepentingan adalah
salah satu kunci keberhasilan sebuah sekolah. Keterlibatan mereka harus diupayakan
dari sejak awal. Jika mereka terlibat dalam menganalisis kondisi sekolah, merumuskan
harapan-harapan dan ikut terlibat dalam proses pembuatan rencana kerja sekolah,
maka keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program-program kerja sekolah juga
akan meningkat.
Pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam perumusan harapan pemangku
kepentingan adalah: Seperti apa seharusnya sekolah ini pada waktu empat tahun
mendatang? Atau, dengan kata lain, apa yang dianggap penting oleh pemangku
kepentingan dan yang menjadi perhatian mereka dalam kinerja sekolah.
Harapan hendaknya:
1. Dirumuskan berdasarkan profil (keadaan sekolah), hal mana yang akan ditingkatkan,
diperbaiki atau dicapai dalam 4 (empat) tahun ke depan.
2. Berorientasi pada peningkatan/perbaikan sekolah (school improvement), termasuk
memperkuat kapasitas sekolah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik, serta memperkuat
kapasitas sekolah dalam kolaborasi yang dibangun atas dasar kepercayaan
3. Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan, tetapi juga pengguna layanan;
4. Mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang sudah dimiliki oleh sekolah.

Gunakan tabel A2 berikut ini untuk membantu merumuskan harapan-harapan para


pemangku kepentingan

Pemangku Kepentingan Sekolah adalah: Kepala Sekolah, Dewan Pendidik, Orang tua peserta didik,
Komite Sekolah, Kepala Desa, dan Tokoh Masyarakat lainnya.

178

Tabel A2: Contoh Kategori,


Profil Sekolah dan Harapan Pemangku Kepentingan

Kategori
1
II. Kurikulum dan

Profil Sekolah
2

Harapan Pemangku Kepentingan


3

Kegiatan
Pembelajaran
Rata-rata Nilai Ujian

Rata-rata nilai USBN selama tiga tahun

Nilai rata-rata USBN untuk mata

Sekolah Berstandar

terakhir mengalami penurunan untuk

pelajaran Matematika dan IPA

Nasional (USBN)

Mapel Matematika ( 7.55 : 6.77 : 6.49) dan

menjadi 8.00

IPA (7.02 : 6.80 : 6.74) tetapi masih berada


di atas rata-rata tingkat kabupaten
Persentase

(Matematika 6.30 : IPA 6.71)


Persentase kelulusan USBN tiga tahun

Persentase kelulusan USBN

Kelulusan

terakhir 100%

100%

Merumuskan Tantangan Sekolah


Perbedaan antara apa yang menjadi harapan dengan apa yang ada dalam profil
sekolah pada tabel A, kolom 2 dan 3, merupakan tantangan sekolah. 3 Berkaitan dengan
perumusan tantangan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana tantangan tersebut
dapat diwujudkan berdasarkan harapan yang telah dirumuskan sebelumnya untuk
mencapai prestasi tertentu atau mempertahankan keberhasilan/prestasi sekolah yang
telah dicapainya selama ini.
Tantangan sekolah sebaiknya dirumuskan secara spesifik, artinya Rumusan Tantangan
3

Manual MBE juga menyebutnya Tantangan, Sedangkan Buku Pelaksanaan Manajemen Berbasis
Sekolah yang diterbitkan oleh Direktorat PLP, (untuk selanjutkan disebut buku MBS), menyebutnya
tantangan nyata

179

harus menunjukkan :
1. Apabila berkaitan dengan nilai mata pelajaran, maka perlu dirumuskan besaran
tantangan, dan di kelas mana saja, apakah angka merupakan angka rata-rata atau
angka absolut, kalau angka rata-rata, maka rata-rata yang mana (mean, median dan
seterusnya)
2. Apabila berkaitan dengan guru, maka perlu dirumuskan guru di kelas mana saja;
apakah guru semua kelompok umur atau kelompok umur tertentu, apakah semua
mata pelajaran atau satu mata pelajaran atau saja, dan seterusnya;
3. Apabila berkaitan dengan buku/bahan ajar, maka perlu dirumuskan mata pelajaran
mana saja atau semua mata pelajaran, buku teks, buku referensi; buku pegangan
peserta didik atau guru, untuk kelas mana saja dan seterusnya.

Menetapkan Tantangan Utama (Prioritas)


Banyak tantangan yang harus diwujudkan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Namun karena keterbatasan-keterbatasan sekolah seperti keterbatasan
dalam sumberdaya manusia, pendanaan, fasilitas dan sebagainya; maka sekolah
sebaiknya memfokuskan diri pada beberapa tantangan yang memiliki pengaruh besar
pada kinerja sekolah secara keseluruhan. Tantangan inilah yang disebut Tantangan
Utama (Prioritas). Tantangan Utama dipilih dari urutan prioritas tantangan tertinggi dan
diperkirakan masih dapat ditangani sampai akhir periode RKS. Penetapan tantangan
utama ini juga tergantung kepada kebijakan sekolah dalam menentukan sampai urutan
keberapa tantangan tersebut dianggap sebagai tantangan utama atau prioritas. Hal-hal
di bawah ini dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan tantangan utama:
a. Tingkat kepentingan suatu tantangan terhadap keseluruhan tujuan pengembangan/
peningkatan mutu;
b. Besaran tantangan (besarnya perbedaan antara harapan dengan kondisi nyata
sekolah);
180

c. Sumberdaya manusia yang tersedia untuk menangani tantangan tersebut, baik yang
ada sekarang maupun yang akan datang;
d. Jumlah biaya yang diperkirakan dan perkiraan jumlah dana yang akan diperoleh;
serta
e. Kesiapan sekolah dalam menghadapi tantangan tersebut, dsb

Tabel A3: Contoh Rumusan Identifikasi Tantangan


(Kesimpulan Profil, Harapan dan Tantangan
Harapan
Kategori

Profil Sekolah

Tantangan

Pemangku

Tantangan

Utama

Kepentingan
3

(Prioritas)
5

1
2
II. Kurikulum Kegiatan dan Pembelajaran
Rata-rata Nilai
Rata-rata nilai UN selama

Nilai rata-rata

Menaikkan rata-

Ujian Berstandar

tiga tahun terakhir

USBN untuk

rata nilai USBN

Nasional (USBN

mengalami penurunan

mata pelajaran

Matematika

untuk mata pelajaran

mate

sebesar 1,51

Matematika (7,55 ; 6,77 ;

(dari 6,49

6,49) dan IPA (7,02 ; 6,80 ;

menjadi 8).
Menaikkan rata-

6,74), tetapi masih berada

rata nilai USBN

di atas rata-rata tingkat

IPA 1,26 (dari

kabupaten (Matematika

6,74 menjadi 8).

Persentase

6,30; IPA 6,71).


Persentase kelulusan

Persentase

Mempertahankan

Kelulusan

USBN tiga tahun terakhir

kelulusan USBN

persentase

100%

100%

kelulusan USBN
100%.

181

TAHAP II: ANALISIS PEMECAHAN TANTANGAN


Setelah menentukan tantangan utama (prioritas), yang harus dilakukan kemudian
adalah menganalisis pemecahan tantangan utama tersebut. Untuk itu, ada dua langkah
yang harus dilakukan, yaitu:
(1) menentukan penyebab utama tantangan, dan
(2) menetapkan alternatif pemecahan tantangan.
Menentukan Penyebab Utama Tantangan
Untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan, Sekolah menghadapi dua
masalah yang berbeda. Pertama, bagaimana membenahi kondisi Sekolah yang ada.
Kedua, bagaimana meningkatkan upaya untuk mencapai harapan yang dicita-citakan.
Oleh karena itu, perlu dicari apa yang menyebabkan tantangan tersebut muncul.
Penyebab4 tantangan akan banyak dijumpai, namun KKRKS sebaiknya berkonsentrasi
pada penyebab yang paling berpengaruh, yang disebut Penyebab Utama Tantangan.
Untuk itu, kita perlu mengidentifikasi beberapa penyebab tantangan, dan kemudian
memilihnya yang benar- benar mempunyai pengaruh besar terhadap adanyatantangan
tersebut.
Cara Menentukan Penyebab Utama Tantangan adalah:

Mendaftar penyebab tantangan;

Memilih penyebab utama tantangan

Mendaftar Penyebab Tantangan. Untuk ini, pertama perlu diidentifikasi semua hal yang
mungkin terkait dengan adanya tantangan. Kemudian mendaftarnya satu persatu
apakah hal tersebut berpengaruh cukup kuat terhadap terjadinya tantangan.
4

Dalam Buku MBE, Penyebab Masalah ini dinamakan faktor-faktor yang berpengaruh. Dengan
menggunakan analisis SWOT diketemukan kelemahan dan ancaman yang merupakan fungsi yang tidak
siap, sehingga merupakan problem yang harus diatasi. Problem ini dikaitkan dengan sasaran. Dalam
panduan ini penyebab dirumuskan secara langsung dan tidak perlu dikategorikan terlebih bahulu dan
dikaitkan dengan tantangan. Dalam buku Perumusan RKSBE, op cit halaman 5-6 : juga mempunyai
istilah yang sama: Penyebab Tantangan

182

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendaftar penyebab tantangan antara lain:

Kaitan langsung antara penyebab dengan tantangan (semakin langsung semakin


tinggi prioritasnya),

Kaitan dengan sumberdaya yang perlu disediakan (semakin sedikit tetapi besar
pengaruhnya

pada

penanganan

tantangan,

maka

semakin

tinggi

urutan

prioritasnya).
Memilih Penyebab Utama Tantangan.
Setelah ditentukan urutan besar kecilnya pengaruh, barulah ditentukan penyebab mana
yang merupakan penyebab utama tantangan. Suatu penyebab dianggap sebagai
penyebab utama apabila pengaruhnya terhadap tantangan cukup besar. Penentuan
penyebab utama tantangan tersebut dilakukan oleh KKRKS melalui diskusi.
Tabel B1: Contoh Daftar Penyebab
Tantangan Utama dan Penyebab Utama

No.

Tantangan Utama

2
Menaikkan rata-rata nilai UN

Daftar Penyebab Utama Tantangan


1.

3
Kompetensi guru matematika

Matematika sebesar 1,51 (dari

dalam

6,49 menjadi 8)

masih kurang memadai;


2.

pembelajaran

Dukungan
terhadap

Penyebab
Utama
4

matematika

orangtua

pembelajaran

siswa

anaknya

masih kurang;
3.

Buku Penunjang UN untuk mata

pelajaran matematika kurang


Menaikkan rata-rata nilai UN IPA
1,26 (dari 6,74 menjadi 8).

1. Kompetensi

guru

IPA

dalam

pembelajaran IPA masih kurang


memadai;
2. Media dan sumber belajar untuk
mata

183

pelajaran

IPA

kurang

memadai.

2. Menentukan Alternatif Pemecahan Tantangan 5


Langkah berikutnya adalah memikirkan Alternatif Pemecahan Tantangan Utama.
Alternatif- alternatif pemecahan yang diidentifikasi akan memperkaya Sekolah dalam
memilih program yang akan dipilih untuk mengatasi tantangan.
Setelah penyebab utama diketahui, langkah berikutnya adalah upaya untuk
mengatasinya.

Oleh

karena

itu, Sekolah harus mencari

alternatif-alternatif

pemecahan tantangan tersebut.


Membuat Daftar Alternatif Pemecahan Tantangan
Tidak ada rumus baku bagaimana cara mencari alternatif pemecahan tantangan.
Karena setiap tantangan mempunyai cara pemecahaannya sendiri. Dalam mencari
pemecahan tantangan perlu memperhatikan paling sedikit tiga hal berikut:
a. Harus dirumuskan dalam kaitannya dengan penyebab utama tantangan;
b. Harus dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi tantangan utama;
c. Alternatif pemecahan tersebut harus memiliki kesesuaian dengan kesiapan Sekolah
sebagaimana tampak dalam profil Sekolah.
Menetapkan Alternatif Pemecahan Tantangan Utama
Alternatif

pemecahan

boleh

dirumuskan

sebanyak

mungkin,

namun

karena

keterbatasan sumberdaya & dana Sekolah, maka alternatif pemecahan bisa dibatasi
mungkin hanya 2 - 3 alternatif pemecahan yang menjadi prioritas utama dalam
mengatasi penyebab utama dan membantu Sekolah dalam mencapai sasaran.

Dalam buku Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, op cit hal 22:
alternatif pemecahan ini disebut Alternatif Langkah-langkah Pemecahan. Sedangkan dalam Manual
MBE disebut Alternatif Pemecahan

184

Tabel B2: Contoh Analisis


Pemecahan Tantangan

Tantangan Utama
Menaikkan rata-

Penyebab Utama
1.

Kompetensi guru

Alternatif Pemecahan
1.1 Memotivasi semua guru

rata nilai USBN

matematika dalam

matematika kelas 6 untuk

Matematika

pembelajaran

mengikuti pendidikan ke jenjang

sebesar 1,51 (dari

matematika masih

pendidikan S1.

6,49 menjadi 8)

kurang memadai.
1.2 Meningkatkan partisipasi guru

Alternatif
Pemecahan
-

matematika kelas 6 dalam


kegiatan
KKG.
1.3 Meningkatkan kompetensi 3

guru matematika kelas 6 dalam


strategi pembelajaran
2.

Dukungan

2.1

PAKEM/CTL.
Sosialisasi kepada orangtua

orangtua siswa

kelas 6 mengenai pentingnya

terhadap

memberikan dukungan belajar

pembelajaran

kepada anak.

anaknya
masih kurang.

2.2

Menjalin kerjasama antara

orangtua siswa kelas 6 dengan


pihak sekolah dalam bimbingan
2.3

belajar anak.
Orangtua siswa kelas 6

membantu belajar siswa di


rumah dengan menyediakan

3.

Buku Penunjang

2.4

sumber belajar yang diperlukan.


Mengaktifkan kegiatan

3.1

paguyuban kelas 6
Menyediakan modul

USBN untuk

pembelajaran matematika

pelajaran matematika

kelas 6.

kurang
3.2

185

Melengkapi buku sumber

mata pelajaran matematika


3.3

kelas
Bekerjasama dengan

penerbit buku untuk pengadaan


buku sumber matematika kelas
Menaikkan rata-

Kompetensi guru IPA

6.
1.1 Memotivasi semua guru IPA kelas

ratanilai USBN IPA

dalam bidang

6 untuk mengikuti pendidikan ke

1,26 (dari 6,74

pembelajaran

jenjang pendidikan yang lebih

menjadi 8).

IPA masih kurang

tinggi.

memadai.
1.2 Mengirimkan 3 guru IPA kelas 6

mengikuti pelatihan mata


pelajaran IPA

1.3 Meningkatkan partisipasi guru

IPA kelas 6 dalam kegiatan


KKG.
1.4 Meningkatkan kompetensi 3

orang guru
kelas 6 dalam strategi
pembelajaran
PAKEM/CTL.
1.5 Meningkatkan kompetensi 3 guru

IPA
kelas 6 dalam pemilihan dan
penggunaan media/ sumber
belajar IPA

Media dan sumber

yang tepat.
2.1 Memanfaatkan berbagai sumber/

belajar kurang

media

memadai.

belajar IPA kelas 6 (lingkungan,


buku,nara sumber, dll.).
2.2 Pemanfaatan barang bekas,

murah, mudah terjangkau siswa,


dan aman sebagai sumber

2.3

belajar.
Menyediakan alat peraga
sederhana dan murah buatan
guru maupun siswa atau
orangtua.

186

TAHAP III:
PERUMUSAN PROGRAM

Dalam merumuskan program sekolah, ada 4 (empat) langkah yang perlu dilakukan,
yaitu:

1)

Menentukan

Sasaran,

2)

Merumuskan

Program

dan

Menetapkan

Penanggungjawab Program, 3) Merumuskan Indikator Keberhasilan Program dan


Kegiatan, dan 4) Menentukan Kegiatan dan Jadwal Kegiatan.
Menentukan Sasaran
Sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai sekolah dalam waktu 4 (empat)
tahun ke depan. Penetapan sasaran sekolah bertujuan untuk dijadikan panduan dalam
menyusun program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu tertentu guna
merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan.
Penentuan sasaran yang baik, harus memperhatikan 3 (tiga) hal, yaitu: 1) realistis, 2)
dapat diukur, dan 3) spesifik.

Penentuan sasaran yang realistis, misalnya tantangan nilai rata-rata USBN mata
pelajaran matematika peserta didik sebesar 1,51 (dari harapan 8 dan kenyataan
6,49). Keputusan menentukan sasaran sebesar 1,51 (satu koma lima satu) harus
menimbang dengan matang terutama tingkat kesiapan sekolah dan faktor-faktor
pendukung lainnya.

Rumusan sasaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif harus dapat diukur.

Sasaran harus dirumuskan secara spesifik. Misalnya: nilai rata-rata USBN mata
pelajaran matematika naik sebesar 1,51 pada tahun berapa dalam periode
pelaksanaan RKS.

187

Langkah-langhan Perumusan Program:


1. Menentukan Sasaran;
2. Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggung-jawab Program;
3. Merumuskan Indikator Keberhasilan Program dan Kegiatan;
4. Menentukan Jadwal Kegiatan
No

Tantangan Utama

Sasaran

1
1

2
Menaikan nilai USBN Matematika sebesar

3
Nilai rata-rata USBN matematika naik sebesar

1,51 (dari 6,49 menjadi 8)


Menaikkan rata-rata nilai USBN IPA

1,51 (dari 6,49 menjadi 8)


Nilai rata-rata USBN IPA naik sebesar 1,26

sebesar 1,26 (dari 6,74 menjadi 8).

(dari 6,74 menjadi 8)

Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program


Program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Penamaan program sebaiknya
disesuaikan dengan Sasaran. Program ini bisa dilaksanakan oleh pihak sekolah
maupun pihak lain, misalnya dengan melibatkan Komite Sekolah atau warga
masyarakat yang lebih luas.
Program sebaiknya dikelompokkan sesuai dengan kategori yang terdapat pada
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, yakni:
Kesiswaan, Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran, Pendidik dan Tenaga Kependidikan
serta Pengembangannya, Sarana dan Prasarana, Keuangan dan Pembiayaan, Budaya
dan Lingkungan Sekolah, Peranserta Masyarakat dan Kemitraan, Rencana kerja lain
yang mengarah pada peningkatan dan pengembangan mutu. Setelah program
dirumuskan, maka perlu ditentukan siapa penanggung jawab program. Penanggung
jawab program bisa berupa suatu unit kerja, misalnya Komite Sekolah; atau bisa juga
perorangan, misalnya guru kelas 6.
Contoh perumusan program dan penanggungjawab program berdasarkan alternatif
188

pemecahan tantangan dapat dilihat di bawah ini


Tabel C2 : Contoh Perumusan
Program dan Penanggungjawab

Sasaran

Program

Kegiatan (Alternatif
Pemecahan Terpilih)
1.1 Mengirimkan 3

Nilai rata-rata USBN

KURIKULUM DAN

matematika naik

KEGIATAN

orang guru kelas 6

sebesar1,51 (dari 6,49

PEMBALAJARAN:

mengikuti pelatihan

menjadi 8).

Peningkatan nilai rata-

mata pelajaran

rata matematika

Penanggungjawab
Kepala Sekolah

matematika.
1.2 Meningkatkan
kompetensi guru
dalam strategi
pembelajaran
PAKEM
1.3 Sosialisasi kepada
orangtua mengenai
pentingnya
memberikan
dukungan belajar
kepada anak.
1.4 Menyediakan modul
pembelajaran
1.5 Melengkapi buku
sumber yang sesuai

Merumuskan Indikator Keberhasilan Program dan Kegiatan


Indikator keberhasilan adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau
tidaknya suatu program yang telah dilakukan. Apabila indikator keberhasilan telah dapat
dicapai, maka program dapat dikatakan berhasil; sebaliknya apabila indikator

189

keberhasilan belum dapat dicapai, maka program dapat dikatakan belum berhasil.
Indikator harus ditentukan agar program yang ditetapkan dapat diukur keberhasilannya.
Indikator keberhasilan setiap program bisa berkaitan dengan proses dan dapat juga
berkaitan langsung dengan hasil akhir. Indikator program yang berkaitan dengan
capaian akhir dapat mengacu pada harapan pemangku kepentingan yang telah disusun
oleh KKRKS.
Indikator keberhasilan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif 6, yang penting dapat
diukur dan dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Indikator program renovasi ruang kelas misalnya, bisa dalam bentuk
jumlah ruang kelas yang direnovasi atau luas dinding dan/atau atap yang diperbaiki
(dalam meter persegi). Namun demikian, tidak selamanya indikator keberhasilan dapat
dirumuskan secara kuantitatif, misalnya untuk program pengelolaan keuangan sekolah.
Untuk kasus ini, mungkin sekali hasil yang akan dicapai adalah Laporan yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku mengenai pengeluaran dan
penerimaan dana multi-sumber yang tercantum pada RKAS. Jika demikian, maka
indikator

keberhasilannya

dapat

berupa:

Dihasilkannya

laporan

yang

dapat

dipertanggung-jawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku mengenai pengeluaran


dan penerimaan dana multi-sumber (pengelolaan keuangan Sekolah).
Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program. Kegiatan
perlu dirumuskan dari setiap program dengan mengacu pada indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan sehingga program dapat dicapai. Kegiatan bisa diambil dari
alternatif pemecahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perumusan kegiatan dilakukan
dengan cara membuat daftar kegiatan yang terkait dengan program tersebut. Kegiatan
yang baik adalah yang mengarah pada pencapaian indikator keberhasilan yang telah
dirumuskan, dan dapat diperkirakan biaya atau anggarannya.

Indikator yang baik memenuhi kriteria SMART (specific - spesifik, measurable dapat diukur,ach ie vab
le dapat dicapai, relevant - relevan, and time bound dicapai dalam batas waktu yang ditentukan)
dengan mengutamakan kriteria achievable

190

Tabel C3: Contoh Indikator Keberhasilan Program


Sasaran
1
Nilai rata-rata USBN untuk

Program
2
KURIKULUM DAN KEGIATAN

Indikator
3
Nilai rata-rata USBN

mata pelajaran matematikanaik

PEMBELAJARAN:

matematika 8 pada tahun

sebesar 1,51 dalam kurun

Peningkatan nilai rata-rata

ajaran 2010.

waktu 3 tahun (2008-2010)


Dst

USBN matematika.
Dst

Dst

4. Menentukan Kegiatan dan Jadwal Kegiatan


Jadwal adalah alokasi waktu suatu program dan kegiatan tertentu yang akan
dilaksanakan. Tujuan penyusunan jadwal program dan kegiatan ini adalah untuk
mempermudah pelaksana dalam menentukan urutan kegiatan dan mengatur
penggunaan sumberdaya dan dana yang dimiliki sekolah. Dengan demikian alur
kegiatan dan keuangan sekolah dapat dikontrol dengan lebih efektif. Berikut adalah
contoh jadwal kegiatan sekolah
Tabel C4: Contoh Jadwal Program dan Kegiatan Sekolah

No
1
1

Sasaran

Program dan
kegiatan

2
Nilai rata-

3
Kategori:

rata USBN

Kurikulum dan

untuk mata

kegiatan pembe-

pelajaran

lajaran

matematika

Program:

naik

Peningkatan

sebesar

nilai

1,51 dalam

rata-rata USBN

kurun waktu

matematika.

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Ganjil

Genap

Ganjil

Genap

Ganjil

Genap

Ganjil

Genap

10

11

3 tahun
(2008-2010)
Kegiatan
1.
Pengiri
man 3 orang
guru
matematika

191

kelas 6 untuk
mengikuti
pelatihan
mata
pelajaran
2.

matematika
Melatih
3 orang guru
matematika
kelas 6
tentang
strategi
pembelajara
n

3.

PAKEM/CTL.
Sosialis
asi
kepada
orangtua
mengenai
pentingnya
memberikan
dukungan
belajar

4.

kepada anak.
Pertem
uan rutin tiap
bulan
dengan
pengurus
paguyuban

5.

kelas 6.
Penyed
iaan modul
Pembelajaran

Dst

Dst

Matematika.
Dst

Dst

Dst

TAHAP IV :
192

Dst

Dst

Dst

Dst

Dst

Dst

PERUMUSAN PROGRAM
RENCANA ANGGARAN SEKOLAH

Setelah program dan penanggungjawab program, indikator keberhasilan, jadwal


program/ kegiatan dirumuskan, tahap selanjutnya adalah menyusun Rencana
Pembiayaan Jangka Menengah untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut.
Pada tahap ini ada 3 (tiga) langkah yang akan dilakukan:
1. Membuat rencana biaya sekolah
2. Membuat rencana pendanaan sekolah
3. Menyesuaikan rencana biaya dengan sumber pendanaan sekolah.
Membuat Rencana Biaya Sekolah
Setelah

rincian

program

dan

kegiatan

dirumuskan,

maka

Sekolah

harus

menerjemahkannya ke dalam rencana biaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa
biaya yang akan diperlukan untuk melaksanakan program/kegiatan tersebut. Apakah
sekolah cukup memiliki dana, dan dari sumber mana dana tersebut diperoleh?
Berikut ini adalah cara menyusun rencana biaya:
a. Mendapatkan dan menghitung biaya satuan 7 dari semua kegiatan yang telah
dirumuskan;
b. Menghitung rencana biaya.
c. Mendapatkan dan Menghitung Biaya Satuan
Sebelum menghitung Rencana Biaya, KKRKS perlu memiliki Daftar Biaya Satuan
yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat (Bappeda). Dengan daftar ini, setiap
biaya kegiatan dapat dihitung langsung dengan mengkalikan jumlah satuan program &
kegiatan tersebut dengan biaya satuan dalam Daftar Biaya Satuan.
7

Dalam buku MBS daftar ini disebut Analisis Biaya

193

a. Biaya Satuan dapat dihitung dengan cara:

Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar

Menghitung biaya atau harga satuan.

Misalnya untuk kegiatan pelatihan: Satuan apa yang dipakai untuk menentukan
biaya satuan? Apabila jumlah orang, maka kita harus membuat analisis harga satuan
per orang, sehingga harga satuan tersebut perlu ditentukan/dihitung berdasarkan
biaya pelatihan dengan menggunakan jumlah orang sebagai dasar. Dalam
menghitung biaya atau harga satuan ini kita menggunakan harga sekarang. Berikut
adalah contoh menghitung biaya satuan kegiatan:
Tabel D1: Daftar Biaya Satuan
Program/Kegiatan
Kurikulum dan kegiatan

Jenis Satuan

Volume

Harga Satuan

Jumlah

pembelajaran:
Peningkatan

nilai

rata-

rata UN matematika.
Peserta
10
Pelatihan PAKEM
Pelatih
Orang/hari
1 x 6
6
Penitia Pelatihan
Orang/hari
2 x 6
12
Materi Pelatihan
Halaman/orang
50 x 10
500
Ruang Pelatihan
Ruang/hari
1 x 6
6
Transportasi Peserta
Orang/hari
10 x 6
60
Konsumsi
Orang/hari
13 x 6
78
Jumlah Biaya Pelatihan PAKEM
Biaya Satuan Pelatihan PAKEM per peserta = 3.555.000 : 10 = 355.500

100.000
15.000
150
15.000
17.500
25.000

600.000
180.000
75.000
90.000
1.050.000
1.560.000
3.555.000

b. Menghitung Rencana Biaya Program


Rencana Biaya adalah Rencana Kebutuhan Dana yang diperlukan untuk
pelaksanaan

program

dan

kegiatan
194

yang

telah

dirumuskan

serta

biaya

operasionalnya. Kebutuhan dana ini dihitung tahunan untuk empat tahun ke depan.
Menghitung biaya program, yaitu mengkalikan jumlah satuan dengan harga satuan.
Setelah keduanya dihitung, kita tinggal menambahkan untuk mendapatkan total
rencana biaya yang dibutuhkan selama empat tahun mendatang.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa biaya yang akan diperlukan untuk
melaksanakan program tersebut. Apakah Sekolah memiliki cukup dana untuk
membiayai seluruh program/kegiatan tersebut, dan dari mana sumber dana tersebut
diperoleh?
Tabel D2: Contoh Rencana Biaya Program
Periode 2007/08 2010/118
Program/kegiatan

Satuan
Jenis

Harga

Total
Jumlah
Jumlah

2007/08
Jumlah
Jumlah

2008/09
Jumlah
Jumlah

Satuan
Biaya
Satuan
Biaya
Satuan
II. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran: Peningkatan nilai rata-rata USBN matematika
Kegiatan:
6.399.00
3.555.00
JPS
355.500
18
10
8
Pelatihan PAKEM
0
0

Dst9
Dst
Dst
Total Program

Dst

Biaya
2.844.000

10.000.00

Kurikulum dan
Kegiatan Pembelajaran:
Peningkatan
nilai rata-rata
USBN
matematika.
Dst

Catatan: Untuk tahun kedua dan seterusnya harga satuan ditambahkan dengan
nilai inflasi 10%
Membuat Rencana Pendanaan Sekolah

8
9

Diambil dari penjelasan Tabel D2


Kolom 3 X kolom 4

195

Rencana Pendanaan adalah rencana sumber pendapatan yang sesuai dengan


kebutuhan dan urutan tingkat kepastian perolehan dana. Berikut adalah contoh tingkat
kepastian perolehan dana sekolah:

BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Dana BOS sudah pasti jumlahnya, yaitu Rp
354.000,- per peserta didik/tahun.

Sumbangan Masyarakat melalui Komite Sekolah belum dapat dipastikan.

APBD Kabupaten/Kota, dana dari APBD berbeda-beda untuk setiap kabupaten/kota.

Donatur (perusahaan/industri, alumni dsb.)

Tidak ada aturan mengenai berapa dan bagaimana mendapatkan alokasi dana dari
donatur. Semuanya tergantung pada prakarsa sekolah dan Komite Sekolah. Banyak
sekolah yang mendirikan asosiasi alumni sebagai salah satu upaya penggalangan
dana. Dengan cara ini, tentu saja aliran dana ke sekolah akan lebih besar
kemungkinannya dari pada sekolah yang tidak mempunyai asosiasi.

No

Sumber

Total 4

Pendapatan

Tahun

1
2
3

BOS
BOS BUKU
Wali

4
5
6
7

Murid/komite
APBD Kab/kota
APBD Provinsi
APBN
Donatur

Uang

2007/2008
Bukan Uang
Nilai
Bentuk
(Rp)

127.440.000
7.920.000
4.080.000

Paving

750.000

Semen

450.000

2008/2009
Bukan Uang
Nilai
Uang
Bentuk
(Rp)

8.000.000
1.000.000

15 sak
8

Lain-lain
Total

1. Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan


Mempelajari Aturan-Aturan Penggunaan

196

Sebelum menyesuaikan rencana biaya dan sumber pendanaan, maka KKRKS perlu
untuk mempelajari terlebih dahulu aturan penggunaan sumber pendanaan, karena
masing-masing sumber dana mempunyai aturan mainnya sendiri. Aturan tertulis
yang sudah tersedia adalah dari BOS. Aturan tertuju pada pengeluaran-pengeluaran
apa yang tidak boleh dan boleh dibiayai dengan dana BOS. Aturan dari sumber dana
lain diatur dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan pemberi dana.
Langkah berikutnya adalah menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber
Pendanaan. Dengan selesainya langkah ini, maka RKS telah selesai karena Sekolah
sudah mempunyai rencana yang lengkap, yaitu: Sasaran, Program, Kegiatan,
Rencana Biaya, dan Pendanaan. Perkiraan Sumber Pendanaan dapat dimasukkan
pada Tabel berikut ini:
Tabel D4: Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan
Program dan Kegiatan Strategis Tahun Pelajaran 2007/2008 2010/2011

Program

Rencana

Tahun Pelajaran 2007/2008


Sumber Pendanaan
Komite
APBD
APBD

Biaya

Bos

10.000.000

8.000.000

Sekolah

Kab/Kota

Prov

2.000.000

APBN

1.
Kesiswaan
1.1. .
1.2.
1.3.Dst
2.
Kurikulum
dan Kegiatan
Pembelajaran
2.1.Peningkatan Nilai ratarata UN Matematika
2.2.
2.3.Dst
3.
Tenaga
Pendidik dan
Kependidikan
3.1
3.2
3.3 ..Dst
4.
Sarana dan
Prasarana
4.1.
4.2..

197

4.3 .Dst
5.

Keuangan

dan Pembiayaan
5.1. ..
5.2.
5.3. Dst
6.
Lingkangan
dan Budaya Sekolah
6.1.
6.2.
6.3 Dst
7.
Peran
Serta Masyarakat
7.1
7.2 ..
7.3.Dst
Total

198

TAHAP V :
PERUMUSAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)DAN
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
(RKAS)

Berdasarkan

Permendiknas

No.19

Tahun

2007

tentang

Standar

Pengelolaan

Pendidikan, Sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri dari Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Sekolah tidak
dapat disebut memiliki RKS jika hanya memiliki RKJM dan belum menyusun RKT,
karena RKT merupakan bagian (tidak terpisahkan) dan bentuk pelaksanaan dari RKJM.
Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah pada setiap tahun.
Tahap V ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yakni:
1. Menetapkan Rencana Kerja Tahunan; dan
2. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
Menetapkan Rencana Kerja Tahunan
Dalam menetapkan Rencana Kerja Tahunan, ada 3 (tiga) hal yang harus dilakukan,
yaitu:
a. Menetapkan program/kegiatan strategis
b. Menetapkan kegiatan operasional
c. Menetapkan jadwal Rencana Kerja Tahunan
a. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa RKS adalah dokumen satuan pendidikan yang
memuat Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan.
RKJM disusun 4 tahun sekali karena itu progam ini memiliki priode implementasi 4
tahun; sedangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun setiap tahun oleh Sekolah
199

berdasarkan RKJM, dengan masa implementasi setahun. Jadi, dokumen RKJM


memuat perencanaan strategis yang akan dicapai dalam jangka 4 tahun oleh
Sekolah, sedangkan dokumen RKT memuat bukan hanya program/kegiatan
strategis tetapi juga kegiatan operasional Sekolah.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun program/kegiatan strategis:
1. Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan sasaran
yang

telah

ditetapkan

dalam

RKJM.

Misalnya

sasaran

dalam

RKJM

meningkatkan nilai rata- rata mata pelajaran Matematika UN sebesar 1.51 pada
tahun 2008-2010. Sasaran dalam program/kegiatan tahunan bisa nilai rata-rata
mata pelajaran Matematika UN naik sebesar 0.51 pada tahun 2008-2009;
2. Menetapkan program, indikator, kegiatan dan penanggungjwab harus merujuk
pada program yang terdapat dalam RKJM. Untuk menetapkan indikator
keberhasilan program harus disesuikan dengan sasaran yang akan dicapai
dalam satu tahun. Lihat contoh tabel di bawah ini :
Tabel E1: Contoh Program dan Indikator Program/Kegiatan Strategis
Program

Sasaran
1.

1.

(Indikator)
Kurikulum

Kegiatan
1.

Pengirima

Indikator Kegiatan
3 orang guru

ilai rata-rata

dan

n 3 orang guru

matematika

USBN untuk

Kegiatan

matematika

mengikuti

mata

Pembelajaran:

untuk

pelatihan mata

pelajaran

Peningkatan

mengikuti

pelajaran

matematika

nilai rata-rata

pelatihan mata

matematika.

naik sebesar

USBN

pelajaran

0,51 tahun

matematika.
2.

2008/2009
(Nilai rata-rata
USBN
matematika
meningkat 0,51

matematika
Melatih 3

3 guru matematika

guru matema-

dilatih tentang

tika tentang

strategi pembe-

strategi

lajaran

pembelajaran

PAKEM/CTL.

PAKEM/ CTL.

200

Penanggung
Jawab
Kepala Sekolah

(dari 6.49

3.

Sosialisasi

Orangtua siswa

menjadi 7)

kepada orang

mendapatkan

pada tahun

tua mengenai

sosialisai

2008/2009)

pentingnya

tentang pentingnya

memberikan

memberikan

dukungan

dukungan

belajar

belajar kepada

kepada anak.
Pertemuan

anak.
Adanya pertemuan

rutin

rutin tiap bulan

dengan

dengan pengurus

pengurus

paguyuban

paguyuban

kelas 6.

4.

kelas 6
5.

tiap bulan.
Penyediaa

Tersedianya modul

n Modul

Pembelajaran

Pembelajaran

Matematika 10

Matematika 10

buah

buah.

b. Menetapkan Kegiatan Operasional


Kegiatan operasional adalah kegiatan yang secara reguler selalu dilakukan sekolah
berdasarkan kebutuhan

tahunan. Dalam

hal

ini termasuk kegiatan

untuk

mempertahankan kelulusan 100% atau prestasi tertentu yang telah diperoleh


sekolah selama beberapa tahun terakhir (setidaknya tiga tahun terakhir), kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan daya dan jasa, dsb.
Tabel E2: Contoh Kegiatan Operasional

Kategori
Umum

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kegiatan

Terpenuhinya barang

Pengadaan ATK dan

Adanya ATK bahan

dan jasa yang

bahan habis pakai

habis pakai.

1.

1.

diperlukan sekolah
untuk mendukung
pelaksanaan

Penanggung
Jawab
Kepala Sekolah
dan Ketua
Komite

Pembayaran
langganan listrik

201

Terbayarn
ya listrik ke

pendidikan/
pembelajaran pada

ke PLN
2.

Tahun 2008/2009.

Langganan
telepon

3.

PLN.
2.

Pembayaran
langganan air ke

ya telepon
3.

PDAM

Kesiswaan

Kurikulum dan

Terbayarn
Terbayarn
ya air ke PDAM

Dst

Dst

Dst

Penerimaan Siswa

Rapat PSB

Ada rencana PSB

Baru (PSB)

Pelaksanaan PSB

X siswa baru

1.

Penyelenggaraan

diterima
Terselenggaranya

Kepala Sekolah

nnya

kegiatan

kegiatan

dan Guru Kelas

kegiatan

pembelajaran

pembelajaran

pembelajaran

Yang mencakup:

yang mencakup:

dengan baik

a.

a.

Kegiatan

Terlaksanaka

Tes
Semesteran

b.

Pengawasan
Pembuat
Soal

d.

b.

Pembuat Soal

d.

Pencetakan
Dokumen
Naskah Ujian

e.

Penyelengga

f.

Penyelenggaraan Ujian

raan Ujian
Sekolah

Pengawasan

c.

Dokumen
e.

Tes

Ujian

Pencetakan
Naskah Ujian

Kepala Sekolah

Semesteran.

Ujian
c.

Dst

Sekolah
f.

Penyelengga

Penyelenggaraan Ulangan

raan

Umum Harian,

Ulangan Umum

dst

Harian, dst
2.

Mempertahan

Pelatihan dan Pelak-

PAKEM dilatihkan

Kepala Sekolah

kan Nilai rata-

sanaan PAKEM

dan

dan Guru Mapel

rata USBN IPA

untuk mata pelajaran

dilaksanakan

dan bahasa

IPA dan bahasa

untuk mata

Indonesia

Indonesia

pelajaran IPA dan

Penyediaan buku

bahasa Indonesia.
Tersedianya buku

Kepala Sekolah

sumber penunjang

sumber penunjang

dan Komite

USBN untuk mata

USBN untuk mata

pelajaran IPA dan

pelajaran IPA dan

bahasa Indonesia

bahasa Indonesia

sebesar 8
pada tahun
2008/2009

202

masing masing

masing masing

mata pelajaran

mata

sebanyak 40 eks

pelajaran sebanyak

(Rasio 1:1)
Pemberian tambahan

40 eks.(Rasio 1:1)
Dberikannya

pelajaran IPA dan

tambahan

Bahasa Indonesia

pelajaran IPA dan

masing masing 4 jam

Bahasa Indonesia

per minggu .

masing masing 4

Guru Mapel

jam per
1.

Peningkatan

minggu.
1. Meningkatnya

peran dan fungsi

peran dan

pagu- yuban

fungsi

kelas dalam

paguyuban

pengadaan

kelas dalam

media

pengadaan

pembelajaran

media

IPAdan bahasa

pembelajaran

Indonesia

IPA dan

kelas6.

bahasa

Komite Sekolah

Indonesia
2.

Sosialisasi
Peningkatan

kelas6.
2.

Terselengg-

peran dan

aranya

fungsi orang tua

sosialisasi

murid kelas 6

peningkat-

dalam

an peran dan

pembelajaran

fungsi

anak di rumah

orangtua
siswa kelas
6dalam
pembelajaran
anak di rumah

Pendidik dan

Terpenuhinya gaji

Tenaga

guru tetap 12 orang

1. Penyediaan gaji
Guru

Tersedianya gaji
untuk

Kependidikan

dan tenaga kepen-

Tetap sebanyak 12

12 orang guru

serta

didikan/guru honorer

orang

Pengembangan

sebanyak 3 orang

nya

pada tahun 2008/2009

tetap.

2. Penyediaan honor
guru dan tenaga

Tersedianya honor

kependidikan 3

untuk 3 orang guru

orang

tetap dan tenaga

203

Kepala Sekolah

kependidikan.

Sarana dan
Prasarana
Keuangan dan
Pembiayaan
Budaya dan
Lingkungan
Sekolah
Peranserta
Masyarakat dan
Kemitraan

c. Menetapkan Jadwal Rencana Kerja Tahunan Sekolah


Sekolah perlu menyusun jadwal RKT untuk mengetahui beban kegiatan sekolah,
sumberdaya dan memonitor pelaksanaan program/kegiatan dalam satu tahun.
Dalam RKT,jadwal disusun berdasarkan kalender akademik yang berlaku, yakni
dimulai bulan ke 7 (Juli)
Tabel E3: Contoh Jadwal Rencana Kerja
Tahun 2008/2009
Sasaran
No

Program dan
Kegiatan

Tahun
2008/2009
Nilai rata

Program:

rata

Peningkatan

USBN

rata- rata nilai

untuk

USBN

mata

matemtika
Kegiatan :
1.
Pengiri

pelajaran
matematik
a naik
sebesar

Bulan

Operasional

man guru
untuk
mengikuti

204

10

11

12

0,51 tahun

pelatihan

2008/2009

mata
pelajaran
matematika

2.

Pening
-katan
kompetensi
guru
tentang
strategi
pembelajaran
PAKEM/

3.

CTL
Sosiali
sasi
kepada
orangtua
mengenai
pentingnya
memberikan
dukungan
belajar
kepada

4.

anak
Pertem
uan rutin
tiap
bulan
dengan
pengurus
paguyuban kelas

Dst

205

Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah


Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah rencana biaya dan
pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran baik bersifat
strategis maupun opersional. RKAS merupkan dokumen anggaran sekolah resmi yang
disetujui oleh Kepala Sekolah serta disahkan oleh Dinas Pendidikan untuk sekolah
negeri dan penyelenggara pendidikan (yayasan) untuk sekolah swasta.
RKAS dibuat untuk satu tahun ajaran yang terdiri dari pendapatan dan belanja
(pengeluaran). RKAS mencakup semua biaya pendanaan dan anggaran tahunan,
khusunya untuk satu tahun anggaran yang akan datang. Pendanaan yang dicantumkan
di RKAS hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima dan
dikelola oleh sekolah.
Penyusunan RKAS terdiri dari 3 (tiga) langkah:
a. Menghitung biaya operasional;
b. Menghitung biaya dan sumber pendanaan program dan kegiatan operasinal
c. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran sekolah.
Berikut penjelasan masing-masing langkah:
a. Menghitung biaya operasional
Biaya Operasional adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan rutin satuan pendidikan agar dapat berlangsung kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan standar nasional secara teratur dan berkelanjutan.
Untuk menghitung biaya operasional perlu ditentukan terlebih dahulu biaya satuan.
Biaya operasional meliputi :

206

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji;
b. Bahan atau peralatan habis pakai;
c. Biaya

operasional

pendidikan

tidak

langsung

berupa

daya,

air,

jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,


konsumsi, pajak, asuransi dll.
Berikut ini adalah contoh tabel perhitungan biaya operasional:
Tabel E4: Biaya Operasional

Biaya Operasional

Satuan

2007/2008
Harga
Volume
Satuan

1. Gaji
1.1 Gaji Pendidik dan tenaga kependidikan

Jumlah
Biaya
300.000.000

tetap (PNS)

1.2 Gaji

Pendidik

dan

tenaga

Org Bulan

48

500,000

24,000,000

kependidikan tidak tetap


324.000.000

2. Belanja barang habis pakai


2.1 Alat Tulis Kantor
2.2 Bahan/Material

Bln
Bln

12
12

150,000
175,000

1,800,000
2,100,000
3,900,000

3.
3.1
3.2
3.3

Bln
Bln
Bln

12
12
12

200,000
100,000
100,000

2,400,000
1,200,000
1,200,000
4,800,000

Semester/

720

7.500

5.400.000

Murid
Murid
Jam

120
40

25,000
30,000

3,000,000
1,200,000
9.600.000

Bln
Frek./Thn
Frek./Thn
Frek./Thn
Frek./Thn
Frek./Thn

6
2
2
1
1
3

50,000
75,000
75,000
75,000
100,000
50,000

300,000
150,000
150,000
75,000
100,000
150,000
925.000

Langganan Daya dan Jasa


Listrik
Air
Telepon

4. Kegiatan Belajar Mengaja


4.1 Tes Semesteran
4.2 UAN/UAS
4.3 Penyelenggaraan Jam Tambahan
5.
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6

Kegiatan Rapat
Rapat Pembinaan
Rapat Semester
Rapat UAN/UAS
Rapat Kenaikan Kelas
Rapat Kelulusan
Rapat Komite Sekolah

207

6.
6.1
6.2
6.3

Perayaan Hari Besar


Hardiknas
HUT RI
Hari-Hari Besar Lainnya

7.
8.

Biaya Perjalanan Dinas


Biaya Pemeliharaan Sarana

8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6

Prasarana
Pengecetan & pengapuran
Perbaikan pintu dan jendela
Perbaikan atap dan lantai
Perbaikan WC
Perbaikan pagar halaman
Pemeliharaan taman

Thn
Thn
Thn

1
1
1

250,000
500,000
250,000

Bln

12

50,000

Thn
Thn
Thn
Thn
Thn
Bln

1
1
1
1
1
12

1,000,000
750,000
500,000
1,000,000
400,000
50,000

Total Operasional

250,000
500,000
250,000
1.000.000
600,000

1,000,000
750,000
500,000
1,000,000
400,000
600,000
4.250.000
349.075.000

b. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan


Operasioanal
Setelah program dan kegiatan operasional dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
menghitung biaya pelaksanaan program dan kegiatan operasional tersebut sehingga
dapat diketahui dengan pasti berapa besar biaya program dan kegiatan opersional
yang diperlukan, dari mana sumber-nya dan kecukukupannya untuk melaksankan
program dan kegiatan opersional. Setelah mengetahui berapa kebutuhan sekolah
untuk membiayai program dan kegiatan operasional, maka langkah berikutnya
adalah membuat Rencana Pendanaan.
Rencana Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah dana yang
diperkirakan didapatkan oleh sekolah. Beberapa sumber dana yang dapat
diharapkan oleh sekolah, antara lain: BOS, sumbangan masyarakat melalui Komite
Sekolah atau Paguyuban Kelas, APBD Kabupaten/Kota, Donatur, dan sebagainya.
Di bawah ini adalah contoh tabel Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program
dan Kegiatan Operasional Sekolah
Tabel E5: Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan
Program dan Kegiatan Operasioanal
208

Uraian Program dan


Kegiatan Operasional

Rencana

Tahun Pelajaran 2007/2008


Sumber Pendanaan
Komite
APBD
APBD

Biaya

Bos

10.000.000

8.000.000

Sekolah

Kab/Kota

Prov

2.000.000

APBN

1.
Kesiswaan
1.1. .
1.2.
1.3.Dst
2.
Kurikulum
dan Kegiatan
Pembelajaran
2.1.Peningkatan Nilai ratarata UN Matematika
2.2.
2.3.Dst
3.
Tenaga
Pendidik dan
Kependidikan
3.1
3.2
3.3 ..Dst
4.
Sarana dan
Prasarana
4.1.
4.2..
4.3 .Dst
5.
Keuangan
dan Pembiayaan
5.1. ..
5.2.
5.3. Dst
6.
Lingkangan
dan Budaya Sekolah
6.1.
6.2.
6.3 Dst
7.
Peran
Serta Masyarakat
7.1
7.2 ..
7.3.Dst
Total Biaya Program
Strategis
Biaya Operasional
Total Biaya Program dan
Biaya Operasioanal

209

c. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah


Langkah-langkah pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah:
1. Mengklasifikasi biaya yang akan didanai dalam bentuk uang pada rencana
kegiatan dan anggaran tahunan sesuai dengan petunjuk klasifikasi dan jenis
biaya;
2. Membuat rekapitulasi semua jenis biaya yang akan dicantumkan pada RKAS dan
memasukkan ke masing-masing pos belanja;
3. Melengkapi kolom pendanaan pada RKAS dengan informasi perkiraan dana
dalam bentuk uang yang akan diterima;
4. Menghitung jumlah surplus atau defisit.
Contoh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
Tabel E6: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Sekolah

: ..........................................

Kecamatan

: ...........................................

Kabupaten/Kota

: ...........................................

Provins

: ...........................................

No
I

Uraian

Jumlah

No

Sisa Tahun Lalu

Uraian

Jumlah

Belanja Operasional
1.

Belanja Pegawai
a.

Gaji

300.000.000

Pegawai Tetap
b.

Gaji
Pegawai tidak
tetap

c.

Tunjanga
n pegawai tetap

d.

210

Tunjanga

24.000.0000

n pegawai tidak
tetap
2.

Belanja barang
dan jasa

3.900.000

a. Barang habis
pakai

2.400.000

b. Listrik

1.200.000

c.

Air

1.200.000

d. Telapon

9.600.000

e. Kegiatan belajar
mengajar
f.

Kegiatan rapat

925.000
1.000.000

g. Perayaan hari
besar
h. Perjalanan dinas
i.

600.000
4.250.000

Pemeliharaan
sarana prasarana

j.

Pajak

k.

Asuransi

25.000.000

l.

Kesiswaan

12.500.000

m. Kurikulum dan
kegiatan
pembelajaran

15.000.000

n. Pendidik dan
tenaga
kependidikan

3.500.000

o. Keuangan dan
pembiayaan

2.000.000

p. Budaya dan
lingkungan
sekolah

1.500.000

q. Peran serta
masyarakat dan
kemitraan
r.
II

Pendapatan Rutin

II.

211

Lain-lain

1.

Gaji pegawai tetap

2.

Gaji pegawai tidak

300.000.000

Belanja Modal/Investasi

7.500.000

1.

8.000.000

tetap

Alat
praga

12.500.000

3.

Belanja Barang

2.

Buku

4.

Belanja pemeliharaan

3.

Mebelair

5.

Belanja lain-lain

III
Bantuan
1.

Bos

2.

Bos Buku

3.

Dos/PHBK

4.

Bantuan APBD
Kab/kota

IV

5.

Bantuan APBD Prov

6.

DAK

7.

Dekonsentrasi

Komite Sekolah dan

127.440.000
7.920.000
0
8.000.000
0
0
0

4.080.000

Masyarakat
1.

Iuran orang tua / wali


murid

2.

Iuran komite sekolah

3.

Donatur

4.

0
1.000.000
0

0
Lain-Lain

1.

Wartel sekolah

2.

Toko sekolah

3.

Koperasi sekolah

4.

Usaha lain

JUMLAH PENDAPATAN

448.440.000

JUMLAH BELANJA
JUMLAH SURPLUS (Devisit )

436.575.000
11.865.000

.,
Mengetehuai,

Mengetahui,

Dibuat oleh

Ketua Komite Sekolah/

Kepala Sekolah

KKRKS

212

Madrasah

213

BAGIAN III
PENYETUJUAN, PENGESAHAN DAN
SOSIALISASI

1. Penyetujuan
RKS harus dikaji bersama oleh Kepala Sekolah, Dewan Guru, Komite Sekolah.
Tujuannya adalah untuk memeriksa kembali RKS yang telah disusun tersebut. Jika
ada kesalahan dan ada hal-hal yang perlu diperbaiki, maka inilah saatnya untuk
melakukan perbaikan. Kajian ini juga mencakup apakah RKS telah mencantumkan
secara spesifik dukungan yang diharapkan dari pemerintah kabupaten/kota, baik itu
berupa

dukungan

kebijakan,

finansial,

infra

struktur

fisik,

peralatan

dan

perlengkapan, serta bentuk dukungan lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan


kinerja sekolah. Jika perbaikan sudah dilakukan, maka RKS dapat disetujui oleh
Dewan Pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.
2. Pengesahan
Setelah RKS disetujui, selanjutnya RKS harus disahkan. Pengesahan berlakunya
RKS oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota. Pada Sekolah swasta, RKS disahkan
berlakunya oleh penyelenggara sekolah.
3. Sosialisasi
Setelah RKS mendapatkan pengesahan oleh Dinas Kabupaten/Kota (Sekolah
negeri) atau oleh penyelenggara Sekolah (swasta) maka, sesuai dengan
Permendiknas No 19/2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, RKS harus
dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak terkait.

214

Selanjutnya, RKS tersebut harus disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait


tersebut, khususnya kepada orang tua peserta didik.
Untuk mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan pendidikan tingkat
kabupaten (misalnya: DPRD, Bappeda, Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan) maka
RKS perlu disosialisasikan (melalui lokakarya) kepada pihak-pihak tersebut di atas di
Kabupaten/Kota. Dengan menginformasikan kepada mereka diharapkan dapat
memberikan dukungan terhadap RKS tersebut, misalnya melalui penganggaran dari
APBD.

Dengan

itu

pula

diharapkan

pejabat

tingkat

kabupaten/kota

akan

mendapatkan gambaran yang harus diakomodasi ketika menyusun Rencana Kerja


Pendidikan Kabupaten/Kota (RKPK), sebab RKPK sebaiknya responsif terhadap
kebutuhan sekolah.

215

Anda mungkin juga menyukai