Anda di halaman 1dari 19

Klarfikasi Istilah :

1. Urine inkontinence
: Keluarnya urin yang tidak diinginkan dalam
jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan masalah
sosial dan atau kesehatan.
2. Lumbal densitometry : Kepadatan tulang pada vertebrae
lumbales.
3. Femoral densitometry : Kepadatan tulang pada os femoralis.
4. Apical radial deficit
:
5. Exertional dyspnea
:
6. GDS
:
7. MMSE
:
8. Captopril
:
9. Urge incontionence
: Pengeluaran urin secara involunter akibat
peregangan orificium vesica urinaria.

Identifikasi Masalah
1. Ny.Neni, wanita 62 tahun, mengeluhkan dua episode inkontinensia
urin, yang pada kedua episode itu, dia tidak sampai di kamar mandi
tepat waktu sehingga urinnya keluar.
2. Kejadian pertama terjadi ketika dia berada di dalam mobil dan
kejadian kedua ketika dia di pusat perbelanjaan. Oleh karena itu, dia
enggan untuk keluar rumah.
3. Dia tidak menstruasi sejak usia 50 tahun. Dalam satu bulan terakhir,
suaminya meninggal dan sejak saat itu dia tinggal dengan
pembantu.
4. Dari pemeriksaan fisik didapat :
BB : 75 kg, TB : 156 cm BMI ??
BP : 150/80 Hipertensi sistolik
Apical radial deficit : .................
Suhu : 36,5 C Normal
Lumbal densitometry : -3,0 Osteoporosis
Femoral densitometry : -2,7 Osteoporosis
Geriatric Depression Scale : 6 Normal, tidak berisiko depresi
MMSE : 26 Normal, fungsi kognitif masih baik.
5. Ny.Neny sudah mengonsumsi captopril 12,5 mg, dua kali sehari.

Analisis Masalah
1. Bagaimana fisiologi berkemih (Beserta anatomi yang terlibat)? 1,2,3
Fisiologi Berkemih
Proses berkemih secara fisiologis dibagi menjadi 2 fase:
1

1. Fase penyimpanan
2. Fase pengosongan
Persarafan:
1. Spincter eksternal dan otot dasar panggul, dibawah control volunteer saraf
pudendal
2. Otot detrusor kandung kemih & spincter uretra internal, dibawah control saraf otonom
dan dimodulasi oleh korteks otak
Lapisan kandung kemih:
1. Lapisan serosa
2. Lapisan otot detrusor
3. Lapisan submukosa
4. Lapisan mukosa

Otot detrusor relaksasi


Rangsang saraf
diteruskan
melalui
saraf
Kandung
Pusat saraf
pelvis
kemih
kortikal&&medula
berelaksasi
subkortikal (pda
Pengisian
berlanjut spinalis
mengisi tanpa
ganglia basalis &
Rasa penggembungan
Pusat
disadari
kortikal (lobus frontal)
disadari
serebelum)
Lama-lama
Menghambat pengeluaran urin
Desakan berkemih
Rangsang saraf
dari korteks
disalurkan
melalui
Otot detrusor kontraksi
Aksi kolinergik
dari
saraf pelvis
med.spinalis &
Aktivitas adrenergik-beta
Aktivitas adrenergik-alfa
saraf pelvis
Sfingter uretra relaksasi
Sfingter uretra berkontraksi
Bladder terisi urin

BAK

bisa ditahan
Skema Fisiologi Berkemih

Kondisi pada Orang Usia Lanjut


2

Anatomi dan fisiologi urinari/urogenital pada lansia (dari vesika urinari sampai uretra).
Perubahan-perubahan fisiologik terkait proses menua
Kandung kemih fungsi kontraktil tidak
efektif lagi & mudah terbentuk trabekulasi
sampai divertikel akibat dari
peningkatan fibrosis & kandungan
kolagen

Perubahan morfologis
Trabekulasi
Fibrosis
Saraf autonom
Pembentukan divertikula
Perubahan fisiologis
Kapasitas
Kemampuan menahan kencing
Kontraksi involunter
Volume residu pasca berkemih
Perubahan morfologis
Komponen seluler
Deposit kolagen
Perubahan fisiologis
Tekanan penutupan
Tekanan akhiran keluar
Hiperplasia dan membesar

Uretra:
tekanan penutupan uretra & tekanan
outflow akibat dari atrofi mukosa,
perubahan vaskularisasi submukosa &
menipisnya lapisan otot uretra
Prostat
Vagina

Komponen seluler
Mukosa atrofi

Dasar panggul berperan penting dalam


dinamika miksi & mempertahankan
kondisi kontinen

Deposit kolagen
Rasio jaringan ikat-otot
Otot melemah

2. Bagaimana fisiologi penuaan? (Berkaitan dengan kasus) 4,5,6


3. Apa penyebab inkontinensia urin? 7,8,9
4. Bagaimana hubungan jenis kelamin, umur dan kejadian
inkontinensia urin? 10,1,2
a. Hubungan Inkontinensia dengan Usia dan Jens Kelamin
Usia merupakan factor predisposisi
Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan mengalami inkontinensia
urin, karena terjadi perubahan struktur kandung kemih dan otot-otot dasar
panggul.
Pengaruh penuaan akan menyebabkan terjadinya atrofi pada seluruh organ

tubuh, termasuk juga pada organ urogenital.


Perempuan mengalami inkontinensia urin dua kali lebih sering daripada lakilaki. Hal ini disebabkan karena perempuan mengalami proses kehamilan,
persalinan, menopause, serta struktur kandung kemih yang berbeda dengan
laki-laki. Inkontinensia urin pada perempuan biasanya disebabkan karena
3

kelemahan otot-otot dasar panggul yang menyangga saluran kemih dan otot
pintu saluran kemih (uretra), sehingga urin keluar begitu saja tanpa dapat

ditahan.
Proses persalinan dapat membuat otot-otot dasar panggul rusak akibat regangan
otot-otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga dapat

meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urin.


Dengan menurunnya kadar hormon estrogen pada perempuan di usia
menopause, akan terjadi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran

kemih (uretra), sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urin.


Selain itu, menurunnya estrogen dapat menyebabkan :
- gangguan aktivasi sel osteoblast
- gangguan pengendapan matriks tulang
- berkurangnya deposit kalsium dan fosfat tulang
Faktor risiko yang lain adalah obesitas atau kegemukan, riwayat operasi
kandungan, obat-obatan tertentu, serta penyakit-penyakit seperti diabetes
melitus dan parkinson.

5. Apa saja dampak dari inkontinensia urin? (Psikis, kesehatan, sosial


ekonomi) 3,4,5
6. Bagaimana peran keluarga terhadap kasus? 6,7,8
7. Bagaimana mekanisme terjadinya inkontinensia urin? 9,10,1
Yang penting mengatur urinasi itu pengaturan sentral: simpatis untuk menyimpan urin dimana
adrenergic reseptor relax bladdernya dan mengatur internal sfingter; somatic untuk mengatur
urogenital diafragma dan external sfingter; parasimpatis itu untuk kontraksi detrussor. Saat
berkemih yang terjadi itu kontraksi detrussor oleh parasimpatis dan relaksasi sphincter oleh
simpatis dan somatic. Sedangkan menahan urin dengan relaksasi detrussor oleh inhibisi
parasimpatis,pembukaan sphincter internal oleh simpatis dan sphincter external oleh somatic.
ACEI menyebabkan batuk kronik sehingga akan menyebabkan stress incontinence. Depresi
itu penyebab inkontinensia dari sleep related

8. Apa yang dimaksud hipertensi tipe sistolik? 2,3,4


9. Apa penyebab dari hipertensi tipe sistolik? 5,6,7
10.
Bagaimana hubungan hipertensi tipe sistolik dan apical radial
deficit? 8,9,10
11.
Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik? 1,2,3,4,5
BB : 75 kg, TB : 156 cm BMI : 30,81. Obesitas.
BP : 150/80 Hipertensi tipe sistolik

Apical radial deficit : ................. Abnormal Atrial fibrilation


(EKG-penunjang)
Tidak ada dispnea eksersional, lelah, dan sakit kepala. Normal
Suhu : 36,5 C Normal
Lumbal densitometry : -3,0 Osteoporosis. Menopause
Femoral densitometry : -2,7 Osteoporosis. Menopause
Geriatric Depression Scale : 6 Normal, tidak berisiko depresi
MMSE : 26 Normal, fungsi kognitif masih baik.
12.
Bagaimana mekanisme hasil abnormal pemeriksaan fisik?
6,7,8,9,10
Patofisiologi hipertensi , osteoporosis , atrial fibrilasi , obesitas
Mekanisme Hipertensi :
Usia lanjut penurunan elastisitas dinding pembuluh darah arteri dan ditambah
penumpukan lemak (arteriosklerosis) vasokonstriksi tahanan sistemik >>>
Jantung memompa lebih >>> Hipertensi
Mekanisme Osteoporosis :
Usia lanjut Menopause <<< estrogen osteoklast >>> resorbsi >>>
penurunan densitas masa tulang osteoporosis
Mekanisme AF :
Usia lanjut jaringan ikat / fibrosis pada jantung >>> mengganggu jalur konduksi
jantung Atrial fibrilasi.
Mekanisme Obesitas :
Usia lanjut masa otot <<< digantikan oleh masa lemak , + life style (INTAKE >>>
dan aktifitas <<< energi >>> konversi dalam cadangan lemak >>> Obesitas.

jumlah
Usia
jaringan ikat
lanj
(fibrosis)
Penurunan
Jantung
Fibrosis
ut
pada
beberapa
dalam
berusaha
Arteri
jantung
fungsi
tubuh
untuk
jalur
kehilangan
Adanya
At
(atrial
konduksi
memom
sifat
impuls
ri
fibrosis)
Pengerasan &
pa
lebih
saraf
Hiper
elastisitas
listrik
Otot
atrium al
penebalan
jantung
kuat
tensi
nya
yang shg fi
bergetar
dinding
arteri
untuk
>>
sistol
kaku
sangat
tidak
dapat br
(arterioskleros
melawan
koles
ik
cepat
&
il
lagi
is)
tekanan
ob
Atrium
gagal
sbg
terol
teriso
tidak
as
menghasilka
dalam
esi
pompa
primer
bagi
lasi
teratur
i
Darah
n
kontraksi
arteri
ta
ventrikel
Menopause
<< kadar estrogen
mengali
otot yg
Penur
s
r secara
Penuruna Peningk terkoordinasi
unan
atan
pasif
n sintesis
nafsu
efisi
<<
sensitivi
dari
vit.D
maka
ensi

absorpsi
kalsium
masuka
tas
yang aktif
n
pomp
Aktivitas osteoklasatrium
n
osteokl
ke
oleh
a
Apical
makana
as
ginjal Reabsorps ventrikel
kadar kalsium serum
jantun
n yang
terhada
i kalsium
g
ke
radial
kayaRangsan
p
PTH
Penurun
tulang
perife
pulse
kalsium gan
ost
an
r
deficit
sekresi
kepadat eop
oro
PTH
an/
sis
massa
tulang

13.
Apa dampak penggunaan obat captopril terhadap keadaan
Ny.Neny? 1,2,3
Captopril itu merupakan penghambat yang kompetetif enzim pengubah
angiotensin I menjadi angiontensi II. Captopril ini berkerja pada sistem
6

RAA ( Renin Angiotensin Aldosteron ). Captopil in efektif pada


pengobatan hipertensi malignan dan hipertensi renovaskuler. Captopril

1.
2.

diekskresikan melalui urin (95%) dalam waktu 24 jam.


Indikasi pemberian captropil
Untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat
Untuk payah jantung yang tidak refonsip
Kontraindikasi pemberian captropil
1. Hipersensitivitas terhadap captropil dan obat obatan ACE inhibitor

lain.
2. Wanita hamil dan menyusui.
3. Gagal ginjal.
4. Stenosis aorta.
1. Apa dampak pemberian captopril?
Efek Samping :
1. Ruam kulit
2. Gangguan pengecapan
3. Sakit kepala
4. Lelah / letih
5. Neutropenia
6. Proteinuria
7. batuk kering
Obat tertentu dapat menyebabkan IU akut yang apabila dosis
diturunkan atau pemakaian dihentikan dapat menghilangkan
IU,seperti misalnya salah satu obat anti hipertensi jenis ACEI
captoprilmenyebabkan IU tipe stress yang dapat dicetuskan

karena batuk.
8. dizziness (ketidakseimbangan saat berdiridari posisi duduk atau
tidur)
9. nyeri dada
10. hiperkalemia
11. angiodema
12. hipotensi
13. dan pankreatitis
Obat obat yang dapat menyebabkan IU yaitu :
Obat
Penyekat alfa-adrenergik
Agonis alfa-adrenergik

Efek samping
Tipe IU
Penurunan tonus uretra
Tipe stres
Peningkatan tonus uretra , tipe urge

Agonis beta-adrenergik

retensi urin
Retensi urin

Pengambat kanal kalsium


Antidepresan , Antipsikotik
Antikolinergic

fungsi detrusor
Retensi urin
Retensi urin
Retensi urin
7

hambatan tipe urge


tipe urge
ipe urge

Narkotik
Diuretik
Kafein
Alkohol
Alpa bloker

Retensi urin
Frekuensi dan urgensi
Frekuensi dan urgensi
Frekuensi dan urgensi
dan

Tipe Mixed
tipe urge
tipe urge
tipe urge
tipe stres

ACE

inhibitor

Jadi pada kasus , Ace inhibitor (katopril) induksi batuk IU


tipe stress. Tapi tidak berhubungan dengan IU tipe urgen.

14.

Apa diagnosis banding pada kasus? 4,5,6


Kondisi dalam

Tipe

skenario

Tipe stress

Tipe overflow

urgensia

Tipe
fungsional

Urin keluar

Ada keinginan

Tekanan

Vesika urinaria

Pada orang usia

pada saat

untuk kencing

intraabdomen

mencapai kapasitas

lanjut yg tidak

(tidak mampu

meningkat (batuk,

maksimum tetapi

mampu atau

menunda) >8x

bersin, mengangkat

tidak dapat keluar

tidak mau

sehari

beban)

semuanya

mencapai toilet
pada waktunya

Menopause

Factor risiko

Factor risiko

Obesitas

Factor risiko

Penyebab

Terdapat pada

Overactive bladder

Kelemahan otot

Obstruksi parsial

Kelainan saluran

: aktivitas detrusor

panggul yang

atau otot vesika

kemih bg bawah

berlebihan selama

menyebabkan

urinaria yang inaktif

spt hiperaktivitas

fase pengisian/

gangguan fungsi

penyimpanan

sfingter uretra

Non neurogenik

detrusor

Prolaps

Inflam

nya kontraksi

guan fisis :

uretra

kandung kemih

gangguan

sekunder akibat

immobilitas

obat obatan yg

akibat arthritis,

merelaksasi otot

paraplegia

detrusor kandung

inferior, stroke

Perubaha

kemih

n posisi uretra dan


kandung kemih
Proses

menua :

Defisiens

Kelemahan otot

Gang

Hipermobilitas
asi atau iritasi
pada kandung

Menurun

i intrinsik

kemih
Gang
Denervas

guan kognitif

dasar panggul

sfingter(kongenital

i pada detrusor

akibat delirium

akibat kelainan

atau demensia

Idiopat

neurologis yang

ik

Denervas
i akibat obat

Neurogenik ;

penghambat

Ssp yg

,trauma bedah,

kontraksi

radiasi .

terganggu

inervasi kandung
kemih
Obtruksi
aliran urin akibat
Pembesaran

Predisposisi :
obesitas , batuk

Kelain

Obat

adrenagik alfa

menghambat
kandung kemih

mempengaruhi

kronik , trauma

an neurologik

perineal, melahirkan

akibat lesi

pervaginam ,terapi

suprapontin

radiasi keganasan

prostat,impaksi
feses. Striktur
uretra,kontraksi
uretra akibat
agonis adrenegik
alfa.

(stroke,parkinson
Obtruksi

anatomik pada
Traum

perempuan

a medulla

prolapspelvis dan

spinalis

distorsi uretra
Obat

obatan

Neuropati diabetes
melitus

Kelainan metabolik
spt hipoksemia dan
ensefalopati

15.
Apa saja pemeriksaan penunjang yang masih diperlukan
untuk menegakkan diagnosis kasus? 7,8,9
16.
Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus? 10,1,2
17.
Apa diagnosis kerja pada kasus? 3,4,5
18.
Bagaimana tata laksana pada kasus? 6,7,8
19.
Apa komplikasi yang dapat terjadi? 9,10,1
komplikasi

Komplikasi inkontinensia urin: infeksi saluran kemih, terjadi urosepsis, gangguan


tidur, depresi, dehidrasi

Komplikasi osteoporosis : fraktura dan jatuh pada usia lanjut,

Komplikasi atrial fibrilasi dan hipertensi sistolik isolation: cardiac arrhythmias,


thromboembolisme yang mengakibatkan terjadinya stroke

Komplikasi obesitas
Komplikasi metabolik: hiperinsulinemia dan resistensi insulin toleransi
glukosa terganggu/diabetes melitus; hipertensi; penyakit jantung iskemik
(risiko meningkat empat kali lipat jika IMT > 29); penyakit
serebrovaskular;hiperlipidemia.
Masalah fisik: osteoartritis, vena varikosa, hernia (baik hernia hiatus
maupun abdominal), hipoventilasi (apnea obstruktif saat tidur),komplikasi
akibat operasi.

20.
21.
22.

Bagaimana prognosis Ny.Neny? 2,3,4


Bagaimana tindakan preventif untuk kasus ini? 5,6,7
Apa kompetensi dokter umum untuk kasus ini? 8,9,10

Hipotesis
Ny.Neny, wanita 62 tahun, mengalami inkontinensia urin tipe urgensi,
obestitas, hipertensi tipe sistolik, atrial fibrilasi, menopasue, osteoporosis,
dan kemungkinan depresi.

Learning Issues
1. Inkontinensia urin (Definisi, penyebab, tipe, berkaitan anatomi dan
fisiologi) 1,2,3,4,5
3. Inkontenensia Urin
Definisi
Inkontinenensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan
dan atau sosial.
Epidemiologi
Inkontinensia urin biasanya terjadi dua sampai tiga kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pria
Wanita > pria
Jenis inkontinensia :
1. Inkontinensia terjadi secara akut, yang biasanya reversibel. Inkontinensia
yang terjadi secara akut ini terjadi secara mendadak, biasanya berkaitan
10

dengan sakit yang sedang diderita atau masalah obat-obatan yang


digunakan (iatrogenik). Inkontinensia akan membaik, bila penyakit akut
yang diderita sembuh atau penyebab dihentikan.
2. Inkontinensia yang menetap/kronik/persisten, tidak berkaitan dengan
penyakit-penyakit akut ataupun obat-obatan, dan inkontinensia ini
berlangsung lama.

Merujuk pada IU yg tidak terkait pada penyakit akut dan bersifat menetap/
berlangsung lama.
Terdiri dari 4 tipe:
1. Tipe Urgensi
- Ditandai dengan ketidakmapuan menunda berkemih setelah sensasi
-

berkemih muncul
Manifestasi:
Urgensi
Frekuensi
Nokturia
Dibagi menjadi 2 subtipe:
Motorik
Disebabkan oleh lesi pada sistem saraf pusat seperti: stroke,
parkinson, tumor otak, sclerosis multiple atau adanya lesi pada

medulla spinalis suprasakral.


Sensorik
o Disebabkan karena hipersensitivitas kandung kemih akibat
sistitis, uretritis dan diverttikulitis
o Overactive Bladder (OAB) pada pemeriksaan urodinamik
menunjukan aktivitas detrusor berlebihan (kontraksi detrusor
involunter) selama fase pengisian/penyimpanan baik timbul
secara spontan ataupun dengan dirangsang .
o OAB adalah gejala urgensi (tdk mampu utk menunda berkemih
saat timbul sensasi keinginan untuk berkemih dengan atau tanpa

IU tipe urgensi
2. Tipe Stress
- Terjadi akibat gangguan fungsi sfingter uretra sehingga urin keluar dari
kandung kemih manakala tekanan intra abdomen meningkat seperti
batuk atau bersin .
11

Dikaitkan dengan kelemahan ligamen pubouretra dan dinding anterior


vagina
Etiologi:
Prolaps Hipermobilitas uretra
Perubahan posisi uretra dan kandung kemih
Defisiensi intrinsik sfingter(kongenital)
Denervasi akibat obat penghambat adrenagik alfa ,trauma bedah,
radiasi .
Predisposisi : obesitas , batuk kronik , trauma perineal, melahirkan

pervaginam ,terapi radiasi keganasan


3. Tipe Fungsional
- Terjadi bakibat penurunan berat fungsi dan kognitif sehingga orang
-

usia lanjut tidak dapat mencapai toilet pada saat yang tepat
Faktor penyebab dapat mengeksaserbasi tipe lain
Memiliki kelainan saluran kemih bagian bawah seperti hiperaktivitas

detrusor
4. Tipe Luber (overflow)
- Terjadi akibat retensi urin pada kandung kemih yg mengalami distensi
-

(peregangan)
Urin mengisi kandung kemih sampai tercapai kapasitas maksimal
kandung kemih, selanjutnya urin yang tidak dapat tertampung lagi

keluar melalui uretra.


Etiologi :
Menurunnya kontraksi kandung kemih sekunder akibat obat-obatan

yang merelaksasi otot detrusor kandung kemih


Denervasi pada detrusor akibat kelainan

mempengaruhi inervasi kandung kemih


Obtruksi aliran urin akibat pembesaran prostat, impaksi feses,

striktur uretra, kontraksi uretra akibat agonis adrenegik alfa.


Obtruksi anatomik pada perempuan prolapspelvis dan distorsi

neurologis

yang

uretra, neuropati diabetes melitus.


5. Tipe Campuran
Inkontinensia tipe campuran yang sering terjadi adalah kombinasi antara
inkontinensia urin tipe stres dan urgensi.

Etiologi
1) Inkontinensia urin akut
DRIP

DIAPERS
12

Delirium
Restricted

retention
Infection , implammation ,

mobility

impaction
Polyuria, pharmaceutical

Delirium
Infection
Atrophic vaginitis , atrop

urethritis
Pharmaceutical

disoreder ( depresi )
Endocrin disorder , excess ur

output
Restricted mobility
Stool imfaction

2) Inkontinensia urin persisten


a. Tipe urgensi : overactive bladder
a) Non neurologic
Inflamasi atau iritasi vesica urianaria
Aging process : kelemahan otot dasar panggul
Idiopatik
b) Neurologic
Gangguan penghambatan kontraksi vesica urinaria
Kelainan neurologis akibat lesi suprapontin (stroke dan

b. Tipe stress

Parkinson)
Trauma medulla spinalis
Obat-obatan
Kelainan metabolic seperti hipoksemia dan ensefalopati
: gangguan fungsi sfingter uretra saat tekanan intra

abdomen meningkat
Prolaps hipermobilitas
Perubahan posisi uretra dan vesica urinaria
Defisiensi intrinsik sfingter (kongenital)
Denervasi akibat obat penghambat adrenergic alfa, trauma

bedah, radiasi
Predisposisi : obesitas, batuk kronik, trauma perineal,

melahirkan pervaginam, terapi radiasi keganasan


c. Tipe overflow : retensi urin
Menurunnya kontraksi vesica urinaria sekunder akibat obat

obatan yang merelaksasi otot detrusor vesica urinaria


Denervasi detrusor akibat kelainan neurologis

mempengaruhi inervasi vesica urinaria


Obstruksi aliran urin akibat BPH dan impaksi feses. Striktur

uretra, kontraksi uretra akibat agonis adrenergic alfa


Obstruksi anatomic pada perempuan prolaps pelvis dan distorsi
uretra
13

yang

psikolo

d. Tipe fungsional : ketidakmampuan mencapai toilet


Gangguan fungsi kognitif
Gangguan fisik
Hambatan lingkungan
Kurangnya motivasi
e. Tipe campuran

Patofisiologi Inkontenensia urin


USIA TUA

Kelemaha
n otot
dasar
panggul

Deposit kolagen
dan fibrosit >>>
<<< fungsi
kontraktilitas

Uretra
memang
lebih
pendek

Overaktif bladder / refleks

Deposit kolagen
>>> di uretra
atropi mukosa
Penipisan otot
uretra

INKONTINENSIA URIN

2. Hipertensi tipe sistolik (Definisi, penyebab, klasifikasi tekanan darah


WHO) 5,6,7,8,9,10
3. Apical radial deficit ---- Atrial fibrilation (Definisi, disertai Gambaran
EKG) 1,2
1

Atrial fibrilasi
Dinilai dengan membandingkan pulse pada apex jantung terhadap arteri radialis pada
waktu yang sama selama 1 menit. Denyut pada a. Radialis jauh lebih lemah dibandingkan
pada apex jantung. Merupakan salah satu tanda terjadinya fibrilasi atrial. Akan tetapi masih
belum terdapat gejala pemberat berupa lemah, sesak napas terutama saat aktivitas, pusing,
gejala yang menunjukan adanya iskemia atau gagal jantung kongestif.

Epidemiologi
a) Pada populasi umum prevalensi FA terdapat 1-2% dan meningkat dengan bertambahnya
umur.
b) Umur < 50 tahun prevalensi FA < 1% , Umur 80 tahun meningkat menjadi >9%
c) Laki2 > wanita
14

Penyebab :
a. Pembesaran atrium akibat lesi pada katup jantung yang mencegah atrium mengosongkan
isinya secara adekuat ke dalam ventrikel, atau karena kegagalan ventrikel yang
diakibatkan oleh pembendungan darah yang banyak di dalam atrium.
b. Dinding atrium yang berdilatasi merupakan kondisi ideal untuk menyebabkan jalur
konduksi yang panjang demikian juga dengan konduksi yang lambat, yang keduanya
merupakan factor predisposisi fibrilasi atrium.
Manifetasi Klinis
Dapat asymptomatic, tergantung derajat keparahan AF.Pada yang simtomatic, dapat terjadi :
palpitations,
dyspnea,
fatigue,
dizziness,
angina,
decompensated heart failure
Klasifikasi
Klasifikasi FA berdasarkan waktu timbul & kemungkinan keberhasilan konversi ke irama
sinus :
1. Paroksismal, bila FA berlangsung kurang dari 7 hari, berhenti dengan sendirinya dan
kembali ke irama sinus tanpa intervensi pengobatan atau tindakan apapun.
2. Persisten, bila FA menetap lebih dari 48 jam, hanya dapat berhenti dengan intervensi
pengobatan atau tindakan.
3. Permanen, bila FA berlangsung lebih dari 7 hari, dengan intervensi pengobatan FA tetap
tidak berubah (sulit untuk mengembalikan ke irama sinus).
Pemeriksaan Penunjang:

EKG mengetahui irama (verifikasi FA), hipertrofi ventrikel kiri, iskemia


EKG :
absen gelombang P; rapid oscilation (gelombang fibrilatory [f]) yang bervariasi dalam
amplitude, frekuensi, dan bentuk;
o Respon ventricular yang ireguler
Foto rontgen toraks
Ekokardiograf melihat kelainan katup, ukuran atrium dan ventrikel, fungsi ventrikel kiri,
obstruksi outflow, dan trombus di atrium kiri.
o

15

Pada EKG terlihat gelombang yang sangat tidak teratur dan cepat sekali , mencapai 300 -500
kali permenit dan sering kali ditemukan pulsus deficit.
Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang cepat dan kacau "menyala" dari daerahdaerah yang berbeda di atria, dari pada hanya dari satu daerah pemacu jantung di SA node.
Signal-signal ini pada gilirannya menyebabkan kontraksi ventricle yang cepat dan tidak
beraturan. Penyebab-penyebab dari atrial fibrillation termasuk serangan jantung, tekanan
darah tinggi, gagal jantung, penyakit klep mitral (seperti mitral valve prolapse), tiroid yang
aktif berlebihan, gumpalan darah di paru (pulmonary embolism), alkohol yang berlebihan,
emphysema, dan radang dari lapisan jantung (pericarditis).
4.
5.
6.
7.

Menopause 3,4
Densitometri lumbal, femoral (Definisi, nilai normal) 5,6
Geriatric Depression Scale 7,8
MMSE 9,10
Geriatric Depression Scale ( GDS ) : 6
Skala depresi pada lansia adalah dengan memberikan kuesioner yang
terdiri dari 15 pertanyaan dengan menggunakan Geriatric Depression
Scale (GDS 15) menurut Nursalam (2003). Kuesioner untuk depresi
dengan jawaban ya atau tidak. Penilaian untuk jawaban ya bernilai 1 dan
jawaban tidak bernilai 0. Dimana hasil jawaban kemudian di jumlah
sehingga mendapat hasil yang kemudian digolongkan menjadi tiga
kategori tingkat depresi yaitu untuk depresi ringan score < 5 ; depresi
sedang score 5 9 ; dan depresi berat score 10. Pada kasus tergolong
depresi sedang.
- Skala depresi pada lansia berisi 15 pertanyaan- sebagai berikut :
1. Apakah sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau
3.
4.
5.
6.

kesenangan anda ?
Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ?
Apakah anda sering merasa bosan ?
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat ?
Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada

anda
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ?
16

8. Apakah anda sering merasa tak berdaya ?


9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu hal yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan
?
12. Apakah anda tidak merasa berharga seperti perasaan anda saat ini
?
13. Apakah anda merasa penuh semangat ?
14. Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada harapan ?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda ?
- Skala depresi pada lansia dengan 30 pertanyaan yaitu :
i. Are you basically satisfied with your life?
ii. Have you dropped many of your activities and interests?
iii. Do you feel that your life is empty?
iv. Do you often get bored?
v. Are you hopeful about the future?
vi. Are you bothered by thoughts you can.t get out of your head?
vii. Are you in good spirits most of the time?
viii. Are you afraid that something bad is going to happen to you?
ix. Do you feel happy most of the time?
x. Do you often feel helpless?
xi. Do you often get restless and fidgety?
xii. Do you prefer to stay at home, rather than going out and doing
xiii.
xiv.
xv.
xvi.
xvii.
xviii.
xix.
xx.
xxi.
xxii.
xxiii.
xxiv.
xxv.
xxvi.
xxvii.
xxviii.
xxix.
xxx.

new things?
Do you frequently worry about the future?
Do you feel you have more problems with memory than most?
Do you think it is wonderful to be alive now?
Do you often feel downhearted and blue?
Do you feel pretty worthless the way you are now?
Do you worry a lot about the past?
Do you find life very exciting?
Is it hard for you to get started on new projects?
Do you feel full of energy?
Do you feel that your situation is hopeless?
Do you think that most people are better off than you are?
Do you frequently get upset over little things?
Do you frequently feel like crying?
Do you have trouble concentrating?
Do you enjoy getting up in the morning?
Do you prefer to avoid social gatherings?
Is it easy for you to make decisions?
Is your mind as clear as it used to be?

Total Score:
17

Scoring Results:
Total Score: 0-9 = normal; 10-19 = mild depression; 20-30 = severe
depression .If your score indicates depression, see a health care/mental health
professional for further evaluation and treatment. Bring these test results to
your appointment.

MMSE score is 26.


Merupakan instrument pengkajian sederhana yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan seseorang dalam berfir atau menguji aspek aspek
kognitif

apakah

ada

perbaikan

atau

semakin

memburuk.

MINI MENTAL STATE EXAM ( MMSE )


( Menguji Aspek Aspek Kognitif dari Fungsi Mental )
Nilai
Pasien
Pertanyaan
Maksimum
Orientasi
5
5
( Tahun ) ( Musim ) ( Tanggal ) ( Hari ) ( Bulan apa
sekarang ) ?
5
5
Dimana kita : ( Negara bagian 0 ( Wilayah ) (Kota) ( Rumah
sakit ) (Lantai ) ?
Registrasi
3

Sebutkan Nama 3 Objek : 1 detik untuk mengatakan masing


masing. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar.

Perhatian dan Kalkulasi


5

Seri 7s 1 poin untuk setiap kebenaran


Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja kata ke belakang

Mengingat
3

Meminta untuk mengulang ketiga objek diatas


Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran

Bahasa
9

Nama Pensil dan melihat ( 2 poin )


Mengulang hal berikut : tidak ada jika, dan atau tetapi ( 1
poin )
Nilai Total

Keterangan

Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.Skor MMSE pada kasus 26
masih terbilang Normal.
18

Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jefri
Veni
Ayu gebi
Kiki
Kevin
Ocep
Jeni
Kiki ami
Eno
10. Luqman

19

Anda mungkin juga menyukai