Anda di halaman 1dari 26

General Anestesi

dengan Teknik
TIVA

Febrianus Feliks Supranata


11-2012-263

Identitas pasien

Nama
: Ny L
Umur
: 38 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
No. Register
: 01.21.xx.xx
Berat Badan
: 53 kg
Tanggal masuk RS :11 Agustus 2014

Anamnesis

Keluhan utama: keluar darah dari vagina


Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan
keluhan keluar darah dari vagina sejak 5 bulan SMRS.
Darah keluar di luar masa haid pasien. Nyeri pada
perut bawah.
Riwayat penyakit penyerta: Tidak terdapat riwayat
alergi, asma, dan darah tinggi.
Habit: riwayat mengkonsumsi obat-obatan terlarang,
merokok, minum alkohol disangkal pasien.
Riwayat operasi sebelumnya: Tidak ada operasi
sebelumnya

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 1400/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 65 kali/menit
Frekuensi nafas
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,5 C

Pemeriksaan Fisik

Kepala : bentuk normocephali, rambut ,


warna
hitam, tebal, distribusi merata
Wajah : terlihat simetris warna kulit tidak
anemis, tidak sianosis, tidak ikterik
Mata : konjungtiva tidak anemis , Sklera tidak
ikterik
Telinga : bentuk telinga simetris dan
normotia
tidak ada nyeri tekan pada tragus dan
mastoid ,sekret (-)


Hidung

: hidung simetris tidak ada deviasi


septum, sekret -/ Mulut dan gigi geligi : Buka mulut > 3 jari ,
gigi
palsu (-)
Leher : Tidak pendek, tidak tampak
pembesaran
tiroid. Mallampati 1,
leher bebas, jarak
tiromental >
7cm

Thoraks

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris saat statis


dan dinamis, sela iga tidak tampak melebar
Palpasi : Sela iga tidak melebar, gerakan dinding
dada simetris kiri dan kanan, taktil fremitus kanan
kiri sama, nyeri tekan tidak ada, benjolan tidak ada
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas
paru hati pekak, jantung pekak
Auskultasi : Suara nafas vesikular pada kedua
lapang paru paru, wheezing -/- , ronki -/-

Abdomen

Inspeksi : abdomen datar, tidak tampak adanya


ascites
Palpasi : tidak ada defence muskular, nyeri
tekan
pada supra pubik
Hepar: tidak ada pembesaran
Lien:
tidak ada pembesaran
Ginjal: ballottement Perkusi : timpani, tidak ada nyeri ketuk, tidak
ada ascites
Auskultasi : bising usus (+) normal

Laboratorium:

Hb
: 8,8 g/dl
Ht
: 28,2%
Eritrosit : 4,06 juta/Ul
Leukosit : 7.990 ribu/Ul
Trombosit :273.000 ribu/Ul
CT/BT: 2/10 menit
GDS : 127 mg/dl


Status Fisik (ASA)
: ASA 1 ( Pasien normal
dan tidak ada kelainan sistemik)
Diagnosis Kerja : hiperplasia endometrium
Rencana Tindakan Bedah : curetase
Rencana Tindakan Anestesi : General
Anestesi teknik TIVA (Total Intravenous
Anestesi)

Teknik Anestesi:

Jenis anestesi : General Anestesi


Teknik anestesi : TIVA (Total Intravenous Anestesi)
Lama anestesi : 11.45- 12.10
Lama operasi : 11.50- 12.05

Cara pemberian :
Pasien dipersiapkan diruang operasi dengan berbaring pada
meja operasi dengan posisi lithotomi.
Persiapkan obatan general Anestesi
( propofol,fentanyl,ondansentron,ketorolac,mytomergin)
Pasang manset ,canul oksigen, alat saturasi dan elektroda
ekg pasien sebelum dilakukan tindakan general anestesi
Masukan fentanyl 100 mcg, setelah itu propofol 50 mg.
Katakan pada pasien bahwa dia akan mengantuk

Intra operasi

Tanda-tanda vital dimonitor (tekanan darah,


nadi, frekuensi nafas, dan saturasi oksigen
sepanjang operasi)
Obat yang digunakan IV:
Mytomergin 200mcg
Ketorolac 30 mg
Odansteron 4 mg

Oksigen canul 2 lt
Cairan yang diberikan sepanjang operasi:
Ring AS 500 ml

Post operasi

S : sadar penuh, lemes,GCS :15


O : TD :117/75
SpO2 : 100 %
N : 84 x/menit VAS : 4-6
alderete score : 9
perdarahan pervaginam (-)
A : post op curetase dengan general anestesi teknik
TIVA
P : Infus Ring AS 20 tts/menit
Analgetik
: Ketorolac 30 mg
Antiemetik : Odanstentron 4mg
Terapi lain-lain sesuai DPJP

Anestesi umum

Suatu keadaan tidak sadar yang bersifat


sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa
nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat
anesthesia
Rees & gray : trias anestesi
Hipnotika
: Pasien kehilangan kesadaran
Anesthesia : Pasiean bebas nyeri
Relaksasi
: Pasien mengalami kelumpuhan
otot rangka

ANESTESI UMUM
INTRAVENA

teknik pembiusan dengan memasukkan obat


langsung ke dalam pembuluh darah secara
parenteral
di Indonesia hanya beberapa jenis obat saja
seperti Tiopenton, Diazepam,
Dehidribenzoperodol, Fentanil, Ketamin, dan
Propofol.
Dibagi menjadi 2 :
1. Anestesi intravena klasik
2. Anestesi intravena total

Anestesi Intravena
Klasik

Pemakaian kombinasi obat ketamin hidroklorida


dengan sedative misalnya: diazepam, midazolam,
atau dehidro benzperidol.
Indikasi : operasi kecil dan sedang yang tidak
memerlukan relaksasi lapangan operasi yang
optimal dan berlangsung singkat
Kontra indikasi:
1.
2.
3.
4.

rentan terhadap obat-obatan simptomimetik


Pasien yang menderita hipertensi intracranial
Pasien yang menderita glaucoma
Operasi intraokuler

Tata laksana:

Persiapan rutin
Pasang alat pantau yang diperlukan
Induksi dengan salah satu obat sedative seperti yang
tersebut di atas, misalnya diazepam secara
intravena dengan dosis 0,4-0,5 mg/kgBB
Tunggu 2-3 menit agar obat menunjukkan khasiatnya
Berikan ketamin HCL (larutan 1%) dengan dosis 1-2
mg/kgBB intravena pelan-plelan
Untuk mendalamkan anestesi bisa diberikan sedative
atau hipnotik, misalnya thiopental.

Anestesi Intravena
Total

Pemakaian kombinasi obat anestetika intravena


yang berkhasiat hipnotik, analgetik, dan
relaksasi otot secara berimbang.
Indikasi: Operasi-operasi yang memerlukan
relaksasi lapangan operasi optimal.
Kontraindikasi: tidak ada kontraindikasi
absolute. Pilihan obat disesuaikan dengan
penyakit yang diderita pasien.

Tata laksana

Pasien telah disiapkan sesuai dengan pedoman


Pasang alat pantau yang diperlukan
Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi
Siapkan alat bantu napas manual atau kalau
ada alat bantu napas mekanik atau mesin
anestesia
Induksi dapat dilakukan dengan diazepamketamin atau dengan obat hipnotik yang lain
dilanjutkan dnegan pemberian suksinil kholin
secara intravena untuk fasilitas intubasi


Beriksan napas buatan melalui sungkup muka
dengan oksigen 100% mempergunakan
fasilitas alat bantu napas sampai fasikulasi
hilang dan otot rahang relaksasi
Lakukan laringoskopi dan pasang PET
Fiksasi PET dan hubungkan dengan alat bantu
napas yang digunakan atau mesin anestesi
Berikan obat anestetika intravena yang
dibutuhkan sesuai dengan trias anestesia
secara intermiten atau tetes kontinyu


Pernapasan pasien dikendalikan secara mekanik
atau dengan bantuan tangan (manual) dan berikan
suplemen oksigen sesuai dengan kebutuhan
Selesai operasi, pemberian obat-obatan dihentikan
dan pernapsan pasien dipulihkan dengan
pemberian obat antikholinesterase
Setelah kelumpuhan otot pulih dan pasien mampu
bernapas spontan, dilakukan ekstubasi PET setelah
air liur atau benda cair lain yang ada pada rongga
mulut dibersihkan dan kalau perlu dilakukan isapan
pada PET

TIOPENTAL

ampul 500mg atau 1000mg. sebelum digunakan


dilarutkan dalam akuades steril samapi kepekatan
2,5% (1ml = 25mg).
intravena dengan dosis 3-5 mg/kgBBdan disuntikkan
perlahan-lahan dihabiskan dalam 30-60 detik
Larutan ini sangat alkalis dengan pH 10-11
menurunkan aliran darah otak, tekanan liquor,
tekanan intracranial dan diduga dapat melindungi
otak akibat akibat kekurangan O2.
70% diikat oleh albumin, sisanya 30% dalam bentuk
bebas

Propofol

cairan emulsi lemak berwarna putih susu


bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1ml =
10mg).
Dosis bolus untuk induksi 2-2,5 mg/kgBB
dosis rumatan untuk anestesi intravena total
4-12 mg/kgBB/jam
dosis sedasi untuk perawatan intensif 0,2
mg/kgBB

KETAMIN

sering menimbulkan takikardi, hipertensi,


hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anestesia
dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan
kabur, dan mimpi buruk.
sedasi midazolam atau diazepam dengan dosis
0,8-1 mg/kgBB intravena
Dosis bolus untuk induksi intravena ialah 1-2
mg/kgBB untuk intramuscular 3-10 mg
kepekatan 1% (1ml = 10mg), 5% (1ml =
50mg), dan 10% (1ml = 100mg).

OPIOID

Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil)


untuk induksi diberikan dosis tinggi.
Opioid tidak mengganggu kardiovaskular
Untuk anestesia opioid digunakan fentanil
dosis induksi 20-50 mg/kgBB
dosis rumatan 0,3-1 mg/kgBB/menit.


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai