TGS 6, Pikiran Kreatif
TGS 6, Pikiran Kreatif
PIKIRAN KREATIF
Ragkuman
Oleh
ANGGI PISKO
NPM. 270110120092 ( GEOLOGI D )
BAB I
HASIL BACAAN
Berpikir
Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan
menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan. Yang
kemudian menjadi masalah adalah bahwa hal-hal yang akan dihubungkan tersebut belum
tentu ada atau hadir di benak kita. Oleh karena itu berpikir melibatkan kemampuan untuk
membayangkan atau menyajikan objek-objek yang tidak ada secara fisik atau kejadiankejadian yang tidak sedang berlangsung.
Agar seseorang dapat membayangkan atau menyajikan hal-hal yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah, maka untuk itu dibutuhkan bahan-bahan dasar. Bahan-bahan dasar
inilah yang membangun pikiran dan kemudian menentukan model berpikir seseorang.
Menurut Morris (1990), bahan-bahan dasar itu adalah bayang-bayang (image) dan konsepkonsep, untuk selanjutnya konsep-konsep tersebut kemudian ditransformulasikan ke dalam
bentuk kata-kata atau bahasa atau dalam bentuk lainnya.
Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir dimana seseorang mencoba menemukan
hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berpikir
kreatif, seseorang dituntut untuk dapat memperoleh lebih dari satu jawaban terhadap suatu
persoalan dan untuk itu maka diperlukan imajinasi. Adapun berpikir analitis adalah berpikir
yang sebaliknya menggunakan suatu pendekatan logis menuju ke jawaban tunggal.
Sebenarnya dalam menghadapi masalah kita membutuhkan kedua jenis berpikir
tersebut, yaitu berpikir logis-analitis dan berpikir kreatif. Berpikir logis-analitis sering disebut
dengan berpikir konvergen, karena cara berpikir ini cenderung menyempit dan menuju ke
jawaban tunggal. Sementara itu berpikir kreatid sering disebut sebagai berpikir divergen,
karena disini pikiran didorong untuk menyebar jauh dan meluas dalam mencari ide-ide baru.
dalam terjadinya berpikir kreatif, mau tidak mau akan melewati beberapa tahap. Adapun
tahap-tahap tersebut antara lain adalah : persiapan, inkubasi, iluminasi, evaluasi, dan revisi.
Tahap Persiapan.
Dalam masa persiapan, seorang pemikir atau kreator memformulasikan
masalahnya dan mengumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah. Kadang-kadang meski telah lama berkonsentrasi lama,
pemecahan masalah.
Tahap Iluminasi.
Pada periode ini pemikir mengalami insight atau Aha!. Tiba-tiba saja cara
Kreativitas
Kreativitas lahir bersama dengan lahirnya manusia itu. Kreativitas tidak hanya
sebagai penalaran, tetapi juga meningkatkan dan membuka tabir alam yang tersedia dalam
suatu dimensi kreatif. Kreativitas terdiri dari empat fungsi dasar yang interaktif, yaitu:
1.
2.
3.
4.
berpikir rasional,
perkembangan emosional,
perkembangan bakat khusus, dan
tingkat tinggi kesadaran yang menghasilkan imajinasi, fantasi, pendobrakan pada kondisi
ambang kesadaran atau ketaksadaran.
Graham Wallas menjelaskan tentang tahap-tahap dalam proses kreatifitas berlangsung
aspek
urutan
(succession),
diskontinuitas
(discontinuity),
kemenonjolan
Hidup selalu berhadapan dengan masalah, Anda perlu ide-ide untuk mengatasi masalah
tersebut. Anda harus kreatif mencari ide-ide untuk memecahkan masalah yang Anda
hadapi.
Persaingan tidak pernah berhenti. Anda akan menghadapi produk yang sama dengan
yang Anda jual. Anda harus kreatif menghasilkan ide-ide untuk membuat atau
mencari solusi, menghasil ide-ide terobosan, dan dalam menjalankan tugas Anda.
Orang kreatif tidak mudah menyerah, karena selalu memiliki solusi alternatif.
Kreativitas ditentukan sejauh mana kita menginginkan hal-hal baru. Motivasi ini
dilandasi sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup atau sejauh mana
kesulitan yang dialami. Pertanyaan yang sangat penting ialah sejauh mana kita
menginginkan hal yang baru? Temukan motivator tersebut dan tetapkan dalam pikiran.
Biasanya orang sering mendapatkan ide justru pada saat rileks ketimbang berfikir serius.
Jadi saat ingin menyelesaikan masalah, atau ingin mencari suatu ide baru coba saja untuk
rileks. Namun sebelum rileks perlu untuk menyatakan apa yang akan dicari, katakan
berulang-ulang sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar, kemudian rileks. Ide-ide
Namun, perlu dicermati pula bahwa terdapat sikap-sikap yang menjadi suatu hambatan dalam
berpikir kreatif, yaitu :
Rasa Takut. Rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering
yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru.
Rutinitas Tinggi. Rutinitas menjadi hambatan untuk memanfaatkan kemampuan berpikir
kreatif. perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan akan kreativitas,
misalnya baca buku tiap minggu, perluas lingkungan sosial dengan mengikuti
perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan.
Kemalasan Mental. Orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir
kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas
untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang
baru.
Birokrasi. Proses birokrasi yang terlalu berliku-liku sering mematahkan semangat orang
untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin
besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di
lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati
BAB II
RANGKUMAN
Dapat didefenisikan bahwa berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan
masalah, dengan menghubungkan satu hak dengan yang lain, sehingga kita mendapatkan
pemecahan dari masalah ang sedang dihadapi tadi. Maka hal yang dibutuhkan untuk itu yaitu
bahan-bahan dasar untuk pemecahan masalah, yang menurut Morris (1990) bahan-bahan
dasar itu adalah baying-bayang dan konsep-konsep untuk selanjutnya konsep tersebut
kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk kata-kata atau bahasa atau dalam bentuk
lainnya.
Berfikir kreatif adalah salah satu cara berfikir untuk mencoba menemukan hubunganhubungan untuk memperoleh jawaban atas masalah dengan cara yang baru sehingga
didapatkan hasil jawaban baru, dan untuk itu dibutuhkan imajinasi. Sedangkan berpikir
analitis adalah berpikir yang sebaliknya menggunakan suatu pendekatan logis menuju
jawaban tunggal.
Untuk berpikir kreatif harus melalui beberapa tahap, ide-ide yang muncul tidak hanya muncul
begitu saja, tetapi ada tahap-tahap untuk memunculkannya, yaitu :
Tahap persiapan, seorang pemikir harus mengumpulkan semua fakta dan data yang
menghilang.
Tahap iluminasi, pada tahap ini, pemikir mengalami insight dan tiba-tiba cara
untuk menilai apakah pemecahan masalah yang ada sudah tepat atu belum.
Tahap revisi, tahap ini bertujuan yaitu sebagai perbaikan pemecahan masalah agar
menjadi lebih tepat.
Pengaruh dari dimensi kreatif itu sendiri dapat dilihat dari perkembangan ide-ide kreatif yang
mencetuskan teori-teori ilmiah spektakuler, meskipun terdapat dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kemajuan tersebut.
Ilmu dan Teknologi, yang berawal dari hal yang bersifat teoretis yang berasal dari ide-
orang lain
Orang yang kreatid tidak mudah menyerah, karena selalu memiliki solusi alternative
Rasa takut
Rasa puas
Rutinitas tinggi
Kemalasan mental
Birokrasi
Terpaku pada masalah