Anda di halaman 1dari 41

Hj.

Irena Handono

PERAYAAN NATAL
25 DESEMBER
ANTARA DOGMA & TOLERANSI
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

Kata Pengantar
Muhammad Syafi'i Antonio, M.Sc.

PRAKATA PENULIS

PERAYAAN NATAL
25 DESEMBER
ANTARA DOGMA & TOLERANSI
Penulis : Hj. Irena Handono
Setting/Lay Out: Lutfi Fuadi
Desain Cover : Yunus Wibisono
Diterbitkan oleh:

Hak Cipta dl Lindungi oleh Undang-undang


dilarang mengutip atau memperbanyak
Sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
Ijin tertulis dari penerbit
Cetakan
I: Des '97; II: Sep '02; III: April '03 ; IV : Juli '03
V : Oktober '03 : VI Februari '04

Alhamdulillah segala puji syukur hanya kepada


Allah SWT. Limpahan rakhmat dan barakah-Nya,
membuat Saya mampu menyelesaikan penulisan
buku ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad saw. Teladan beliau
yang menggugah semangat saya untuk senantiasa
menyampaikan kebenaran, meskipun mengandung
resiko yang pahit.
Buku yang Anda baca ini adalah buku kedua
saya, menyusul buku pertama "Mempertanyakan
Kebangkitan & Kenaikan Isa al Masih". Meskipun
sederhana, kedua buku tersebut saya maksudkan
sebagai aktualisasi jihad saya dalam memerangi
"kebodohan" umat, khususnya "kebodohan" yang

disebabkan oleh dominannya paham-paham nonIslam.


Sebenarnya, jika kita mau kritis, paham-paham
dominan tersebut tidak selayaknya mempengaruhi
umat Islam, sebab sebagian besar hanyalah dogmadogma. Padahal umat Islam telah dididik oleh ajaranajaran mulianya untuk mampu melihat sesuatu
dengan sebuah dasar pijakan.
Berkaitan dengan dogma dan anti dogma itulah,
saya "mencoba" menerjuni dakwah. Saya senantiasa
berusaha untuk memberikan penyadaran pada umat
agar tidak begitu saja membenarkan sebuah dogma
apalagi mengikutinya.
Tentu saja, saya bukanlah apa-apa. Semua peran
dakwah yang saya lakukan, termasuk lewat buku ini
tak lepas dari dorongan dan bantuan banyak pihak.
Dengan tidak bermaksud mengecilkan peran yang
lain, pada kesempatan ini saya perlu menyampaikan
secara khusus ucapan terimakasih kepada yang
terhormat; H Junus Jahya, Dr. M. Roem Rowi, K.H.
Kosim Nurzeha, S.Ag, H. Bisri llyas, H. Tamat
Anshari Ismail, Dr. Ir. H. Joko Sungkono, Ust. Drs.
Abdus Syakur Thawil, Ust. Khairul Yunus, dr. H.
Yunus, H. Suhadi, H. Harianto, dan Hj. Sumindro.
Juga kepada Muhammad Syafi'l Antonio, MSc, yang
berkenan memberikan pengantar buku ini. Atas
dorongan dan bantuan beliau-beliau, saya mampu

vi

menyelesaikan buku ini. Semoga Allah SWT


menerimadan memberi balasanyangsetimpal.
Terakhir, mudah-mudahan buku yang sangat
sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi kita
semua. Amin.

Hj. Irena Handono.

vii

tidak mustahil interaksi hubungan antar umat


beragama (khususnya Islam - Kristen) akan terjadi
dalam format yang salah dan terdistorsi.

KATA PENGANTAR
Muhammad Syafi'i Antonio, M.Sc.
(Mio Cwan Chung)

Menjadi seorang muslim yang baik, sekaligus


menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang
baik, tidaklah terlalu mudah. Terlebih bila harus
berinteraksi dengan penganut agama lain yang harus
kita sikapi dengan "bijaksana dan benar". Sebagai
konsekuensi dari aqidah kita, demikian juga
perwujudan kerukunan umat beragama dalam
masyarakat BhinnekaTunggal Ika.
Jurus "bijaksana dan benar" tampak harus
menjadi kata kunci dan pedoman utama. Bahkan
keberadaannya harus digabungkan bersama-sama,
tidak boleh salah satu ditinggalkan demi mengejar
kepentingan yang lain. Bila penggabungan ini gagal,

viii

Pengalaman sejarah menunjukkan "ofisialisasi"


perayaan Natal bagi bukan pemeluknya (Muslim Hindu - Budha) telah menimbulkan polema yang
cukup besar antara umat Islam yang diwakili MUI
dengan pemerintah di satu sisi, dan antara umat Islam
dengan umat Kristiani di sisi lain. Jelas bangsa
Indonesia tidak menghendaki terulang tragedi yang
tidak bijaksana dan tidak benar ini. Apatah lagi kalau
harus mengorbankan putra terbaik seperti Buya
HAMKA pada saat bangsa Indonesia membutuhkan
satu kesatuan dan kepaduan dalam memasuki PJPTII
dan menghadapi eraglobalisasi.
Menghadapi fenomena ini Saudari Irena
Handono - melalui buku kecilnya ini, Perayaan
N a t a l 25 Desember antara D o g m a dan
Toleransi - mencoba mengundang segenap
pembaca untuk merenung sejenak menganalisa
aspek kebenaran dalam memahami suatu ajaran atau
informasi atau dogma demikian juga bijaksana dalam
bertindak.
Melalu studi literatur dan catatan sejarah terus
mencoba mengajak kita untuk menelusiri kondisi
sosial dan spiritual kaum bani Israel yang kelak

ix

kemudian hari Isa Al Masih turun di tengahnya.


Secara tajam Irena mengajukan suatu tesis bahwa
Juru Selamat bukanlah hak monopoli dari Jesus
Chrits saja karena hal tersebut merupakan suatu
"amanah" yang juga disandang oleh tokoh-tokoh lain.
Dengan penuh objektivitas, Irena mencoba
mempertanyakan, bahkan mendobrak tradisitradisi, apakah benar kelahiran Jesus Chrits itu terjadi
pada 25 Desember tahun I. Apakah tidak ada unsurunsur luar yang mempengaruhi penetapan 25
D e s e m b e r t e r s e b u t s e p e r t i unsur p o l i t i s ,
kepercayaan terhadap D e w a Matahari atau
paganisme lainnya.

tanpa mengorbankan nilai kebenaran. Atau dengan


kata lain, mudah-mudahan setelah membaca buku
kecil ini kita semua akan lebih objektif dalam
menganalisa suatu informasi atau ajaran, serta
bijaksana dalam berinteraksi dengan pemeluknya.
Amin.
Jakarta, 12 Desember 1997

Buku kecil ini juga menguji keabsahan silsilah


Jesus Chrits hingga Nabi Daud dengan peran sosok
Yusuf sebagai bapak biologis. Secara umum buku
kecil ini sangat menantang intelektualitas kita untuk
mengkaji dan memperbaiki sesuatu yang sudah
terlanjur kita anggap benar, padahal masih banyak
yang harus "dibenarkan". Adalah jiwa besar dan
objektivitas kita yang dibutuhkan untuk melihat suatu
yang benar itu benar dengan menerimanya secara
konsekuen serta bertanggung jawab.
Semoga Fatwa MUI yang disertakan dapat
memberikan arah dan pedoman agar kita dapat
berinteraksi dengan agama lain secara bijaksana

xi

PENGANTAR PENERBIT

Apa yang ada dalam benak anda sebagai orang


Islam bila ada seorang saudara kita sesama muslim,
atau bahkan seorang tokoh dalam komunitas
masyarakat Islam ikut merayakan natal pada tanggal
25 Desember di gereja?
Sebagian dari kita ada yang memahami atau
memaknai fenomena itu sebagai solidaritas untuk
kerukunan umat beragama. Artinya, sampai pada
batasan tertentu umat Islam boleh berinteraksi
dengan umat Kristiani, apalagi perayaan natal adalah
perayaan kelahiran Yesus Kristus, yang notabene
dalam Islam adalah Isa Al Masih, yang diyakini
termasuk salah seorang Nabi. Jika kemudian saudara
kita sesama umat Islam ikut merayakan Natal,
tentunya tidak apa-apa. Bukankah kita juga harus
selalu mensuri tauladani peri hidup para Nabi dan
Rasul.

xii

Tetapi ada pemahaman lain, diluar kerangka


doktrin yang sudah tertanam selama berabad-abad,
bahwa kelahiran Yesus Kristus tanggal 25 Desember,
ternyata sama sekali tidak didukung oleh data yang
otentik. Bibel sebagai kitab suci umat Kristiani, yang
seharusnya memperkuat doktrin umat Kristiani,
ternyata juga tidak bisa membuktikannya. Yang ada
hanya catatan sejarah, bahwa perayaan Natal baru
disahkan padaabad ke-4 Masehi.
Pertanyaan yang muncul pun bisa bermacammacam sifatnya. Penetapan perayaan tersebut bisa
jadi terpengaruh oleh ajaran-ajaran lain. Dengan
mengingat bahwa pada abad-abad tersebut
"Paganisme Politheisme" sangat berpengaruh pada
masyarakat saat itu. Ujungnya, tentu saja sinkretisme
yang terjadi, agar perayaan tersebut bisa diterima
dan dimeriahkan oleh masyarakat.
Demikianlah, setiap fenomena yang kita temui
padaskala realitas pada dasarnya selalu bersifat multi
wajah sehingga melahirkan beraneka pemaknaan,
pemahaman dan penyikapan. Maka dibutuhkan;
Pertama,' sifat intelektual. Untuk supaya dapat
memahami suatu fenomena secara menyeluruh,
informasi yang penuh perlu dimiliki. Tidak ada
harapan untuk memahami sesuatu tanpa adanya
informasi itu. Kedua, yaitu diperlukan kondisi

xiii

emosional yang cukup, untuk bisa berlapang dada


menerima suatu kebenaran. Ketiga, adalah kemauan
u n t u k m e n e r i m a r e a l i t a s t e r s e b u t , yang
diorientasikan ke arah tujuan yang konstruktif.
Tujuan kami, semoga buku keci! ini, bisa
memberikan informasi yang menyeluruh, bagi
kepuasan intelektual para pembaca, sehingga para
pembaca sekalian dapat berlapang dada untuk lebih
arif dalam bersikap pada perayaan Natal 25
Desember.

"....Untukmulah
agamaku...."

agamamu

dan

untukkulah

Kami berharap agar penerbitan buku ini


bermanfaat bagi kita semua; sekaligus menambah
khazanah dan intelektualitas keislaman kita. Amin.

xiv

DAFTAR ISI

Prakata Penulis-v
KataPengantar-viii
Pengantar Penerbit - xii
Daftar Isi - xv
Pendahuluan -1
Yesus dalam Sejarah Bangsa Yahudi - 3
Sederetan Al Masih - 5
Yesus Keturunan Daud?- 9
Yesus dan Kontroversi Kelahirannya- I I
Perdebatan Seputar "Ayah" Yesus - 12
Islam tentang Isa dan Maryam - 15
Sejarah Natal - 1 9
Kelahiran Yesus Menurut Bibel - 20
PadaTahun Berapa Yesus Lahir? - 24
Asal-usul Perayaan Natal 25 Desember - 27

xv

Pandangan Bibel tentang Upacara Natal - 33


Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal - 34
Pandangan TigaAgam a tentang Yesus- 37
MenataSikap-39
Fatwa M i l l tentang Perayaan Natal Bersama- 41
(Lampiran I)
Silsilah Yesus Menurut Bibel - 55
(Lampiran 2)
Daftar Pustaka - 56

PENDAHULUAN

Perayaan Natal, sungguh wah dan gemerlap;


dengan pohon-pohon cemara lengkap digantungkan
hiasan-hiasan, kerlap-kerlip lampu, dan hadiahhadiah dibawahnya. Malamnya, tepat pukul 24.00
dilakukan misa (kebaktian). Rumah-rumah pun dihias
pohon cemara, juga toko dan plasa, gedung dan
kantor. Acara-acara televisi marak oleh nuansa
N a t a l . Instansi-instansi juga secara resmi
merayakannya.
Begitu semaraknya perayaan tersebut, sampaisampai, paling tidak, membawa tiga kesan: pertama,
perayaan Natal yang jatuh padatanggal 25 Desember
adalah sebuah ritus yang berlandaskan nilai
kebenaran. Kedua, perayaan Natal telah mencapai

xvi

"maqam" gengsi -simbol status sosial. Sebuah simbol


yang membanggakan bagi orang yang merayakannya
atau bagi mereka yang turut "berpartisipasi".
Sebaliknya mereka yang tidak "menyambut"
perayaan Natal, terkesan tidak prestisius. Ketiga,
seolah-olah mayoritas penduduk negeri ini adalah
kaum Nasrani. Padahal secara statistik, jumlah
merekatak lebih dari 15 persen.
Berbeda dengan realitas perayaannya yang
gemerlap, sejarah Natal 25 Desember sendiri cukup
buram. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak banyak
kalangan - termasuk kaum Kristen sendiri- yang
paham tentang sejarah perayaan Natal yang
ditetapkan pada tanggal 25 Desember tersebut.
Salah satu sebabnya adalah tidak adanya literatur
yang membeberkan tentang Natal. Jikalau ada hanya
memuat keterangan bahwa Natal adalah perayaan
orang Nasrani yang jatuh pada tanggal 25 Desember
sebagai peringatan hari kelahiran Yesus.
Langkanya literatur tentang Natal sebenarnya
cukup menjadi alasan untuk bersikap kritis. Benarkah
Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember? Jika
jawabannya adalah ya, apa dasar hukumnya? Jika
tidak bagaimana sejarah penetapan 25 Desember
sebagai hari kelahiran Yesus, yang akhirnya
diperingati sebagai perayaan Natal?

YESUS DALAM SEJARAH


BANGSA YAHUDI

Sebelum membahas tentang perayaan Natal


dan segala kontroversi yang menyertainya, terlebih
dahulu perlu saya jelaskan latar belakang kesejarahan
Yesus itu sendiri. Bahwa Yesus memang lahir dan
hidup di kalangan bangsa Yahudi. Oleh karena itu,
untuk bisa memahami sosok Yesus, harus paham
terlebih dahulu bangsa Yahudi.
Bangsa Yahudi berkeyakinan bahwa mereka
adalah "bangsa pilihan" Tuhan. Tuhan menciptakan
alam semesta beserta isinya untuk kepentingan dan
kesejahteraan mereka. Dan mereka merasa sebagai
subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai
pelengkap penderita. Lebih lanjut hanya diri mereka
yang dianggap "manusia", sedangkan bangsa lain
hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing.

Keyakinan seperii itulah yang membuat mereka lebih


dari bangsa lain, sombong, pongah, keras kepala,
bahkan kejam.
Pernyataan-pernyataan seperti tersebut diatas,
bukan sebuah dramatisasi belaka, melainkan
bersumber dari Bibel sendiri diantaranya:
"Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan iman dan
bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang
harus kaukatakan kepada orang Israel."
(Keluaranl9:6).
"Engkau akan diberkati lebih daripada segala
bangsa" (Ulangan 7:14).
"Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang
diserahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahhmu;
janganlah engkau merasa sayang kepada
mereka...."(Ulangan 7:16).
"Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro
Fenesia. la memohon kepada Yesus untuk
mengusir setan itu dan anaknya. Lalu Yesus
berkata
kepadanya:
"Biarlah
anak-anak
kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil
roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing.
"Tetapi
perempuan itu menjawab: "Benar Tuhan. Tetapi
anjing yang dibawah meja juga makan remahremah yang dijatuhkan anak-anak. "Maka kata

Yesus kepada perempuan itu: "Karena katakatamu itu pergilah sekarang sebab setan itu
sudah keluar dari anakmu." (Markus 7:26-29).
Pernyataan-pernyataan Bibel tersebut di atas
menjelaskan betapa bangsa Yahudi menganggap diri
mereka istimewa yaitu "bangsa pilihan Tuhan". Oleh
karena itu mereka boleh berbuat apa saja terhadap
bangsa lain, termasuk membantai (melenyapkan).
Dan semua itu dilakukan atas namaTuhan.
Namun adakah suatu bangsa yang rela terus
menerus ditindas, dijajah, ataupun diperbudak?
Demikian pula dengan bangsa Filistin (Palestina),
penduduk asli negeri itu, yang setelah melalui
perjuangan berat akhirnya bangsa Filistin menang.
Kemenangan bangsa Filistin tersebut membuat
keadaan menjadi terbalik. Bangsa Yahudi - sang
penindas- kini dalam bayang-bayang tertindas. Maka
mereka memohon agar Yahwe (Tuhan Israel) segera
mengutus seorang Al Masih (Juru Selamat) agar
mereka jaya dan berkuasa lagi.

Sederetan Al Masih
Dari Bibel, khususnya dalam Perjanjian Lama,
akan kita dapatkan bahwa Al Masih itu bukan hanya
Yesus. Mereka antara lain:

1. Saul Al Masih
Saul yang berhasil mengalahkan Filistin diangkat
sebagai Al Masih,
"Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umatNya Israel? Engkau akan
memegang tampuk pemerintahan atas umat
Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari
tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah
tandanya bagimu, bahwa Tuhan telah mengurapi
engkau menjadi raja atas milikNya sendiri (I
Samuel 10:1).
2. Harun Al Masih
Setelah Saul menjadi Al Masih, maka Harun
(saudara Musa) juga diangkat sebagai Al Masih.
"Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak
urapan itu ke atas kepala Harun dan
diurapinyalah dia untuk menguduskannya."
(Imamat8:l2).
3.ElisaAIMasih
Kehadiran seorang Al Masih untuk masa ini
ternyata tidak cukup, makasetelah Harun menjadi Al
Masih, Elisa pun diangkat menjadi Al Masih.
"Juga Yehu, cucu Nimzi, haruslah kau urapi
menjadi raja atau Israel, dan Elisa bin Safat dari
Abel Mehola, hams kau urapi menjadikan Nabi

menggantikan Engkau." (7 Raja-raja 19:16).


4. Daud Al Masih
Setelah Saul meninggal dunia, maka sesepuh
suku-suku Israel mengangkat Daud sebagai Al Masih.
"Maka
datanglah
semua
tua-tua
Israel
menghadap raja lalu raja Daud mengadakan
perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan
Tuhan; kemudian mereka mengurapi Daud
menjadi raja atas Israel." (II Samuel5:3).
5. Salomo Al Masih
Setelah Daud meninggal dunia, maka Salomo
putra Daud diangkat sebagai Al Masih. Sebagaimana
tercantum dalam I Raja-raja 1:39.
"Imam Zadok telah membawa tabung tanduk
berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya
Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh
rakyat berseru "Hidup Raja Salomo."
6. Koresy Al Masih
Raja Syrus penyembah berhala ini diangkat
sebagai Al Masih setelah meninggalnya Salomo.
"Beginilah firman Tuhan: Inilah firmanKu kepada
orang yang Kuurapi, kepada Koresy yang tangan
kanannya kupegang supaya Aku menundukkan
bangsa-bangsa di depannya dan melucuti rajaraja, supaya Aku membuka pintu-pintu di

depannya dan supaya pintu gerbang tidak tinggal


tertutup." (Yesaya 45:l).
Ayat ini dialamatkan kepada Raja Syrus yang
pagan, untuk memenuhi kerinduan akan datangnya
penyelamat, walaupun pada kenyataannya ayat
tersebut adalah nubuat dari nabi Yesaya akan
datangnya seorang Koresy (Quraisy) sebagai nabi
akhir, yaitu Muhammad Saw. Amatlah mustahil jika
Tuhan menyayangi seorang kafir untuk diurapi.
Apalagi ternyata bahwa belum lama bangsa Yahudi
dipimpin oleh Al Masih yang kafir, situasi keamanan
dan politik berubah kembali dengan datangnya
serbuan pasukan Romawi. Maka kembali lagi seperti
pada peristiwa sebelumnya, yakni ketika bangsa
Israel menangis, meraung, dan memohon kepada
Yahwe untuk diberi Al-Masih atau seorang Juru
Selamat untuk membebaskan mereka dari
cengkeraman bangsa Romawi. Maka mereka
berangan-angan dan menyusun kriteria Al Masih.
Orang-orang Israel akhirnya mengadakan
kesepakatan bahwa Al Masih adalah seorang yang
merupakan:
1. Raja-raja terdahulu yang dianggap "bangkit" dari
kubumya, antara lain: Daud Yesekhiel, Yosafat,
atau.
2. Nabi yang "dibangkitkan", misalnya Elia atau Elisa.

3. (Harus) Keturunan Daud dan Sulaiman.


Disamping tiga kriteria tersebut, bangsa Israel
juga mempunyai penghayatan bahwa kelahiran
seorang pahlawan (Juru Selamat) haruslah lahir dari
seorang perawan, sebagaimana pahlawan-pahlawan
bangsa terduhulu yang juga terlahir dari seorang
perawan.

Yesus Keturunan Daud?


Bibel selalu mengatakan bahwa Yesus adalah
anak Daud. Nubuat tentang keturunan Daud yang
akan berkuasa antara lain: II Samuel 7:12-13 dan I
Tawarikh 17:1 1-12:
"Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah
mendapat perhentian bersama-sama dengan
nenek
moyangmu,
maka
Aku
akan
membangkitkan keturunanmu yang kemudian,
anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan
kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan
rumah bagi namaKu
dan Aku
akan
mengokohkan tahta kerajaanya untuk selamalamanya."
Demikian pula Kisah Para Rasul 2:30
".... Bahwa la akan mendudukkan seorang dari
keturunan Daud sendiri di atas tahtanya"

Padahal, dengan garis keturunannya (silsilah),


terbukti bahwa Yesus bukan keturunan Daud,
karena Maryam bukan keturunan Daud. Yang
merupakan keturunan Daud adalah Yusuf, yang oleh
Bibel disebut sebagai tunangan Maria (Maryam),
Silsilah itu sendiri juga mengandung perbedaan.
Matius (1:6-16) menurut 28 orang sedangkan
menurut Lukas (3:23-31) 43 orang. Jadi terdapat
selisih 15 generasi. Perhatikan silsilah Yesus pada
lampiran.
Lantas mengapa Bibel membuat kekeliruan
seperti itu? Sejarah menyatakan bahwa bangsa Israel
merasa dirinya sebagai "bangsa pilihan" telah
berabad-abad mengalami penindasan dan penjajahan
bangsa-bangsa Babilonia, Yunani, siria dan Romawi.
Oleh karena itu mereka selalu terkenang pada jaman
keemasan di bawah kepemimpinan Daud dan
berharap datangnya "Raja Israel" dari keturunan
Daud yang akan melepaskan mereka dari
kesengsaraan.
Jelas bahwa pengikatan Isa-Yusuf-Daud adalah
rekayasa untuk melegitimasi bahwa Yesus adalah
keturunan Daud, Al Masih yang dinanti-nantikan
sebagai juru Selamat.

YESUS DAN KONTROVERSI


KELAHIRANNYA

Yesus dalam tradisi sejarah umat Islam


sebenarnya adalah Isa Al Masih putra Maryam.
Sebutan "Isa" (dalam bahasa Arab) berasal dari
bahasa Ibrani dari kata "Esau". Dalam bahasa Latin
nama itu menjadi "Yesus". Munculnya nama Yesus
terjadi pada peristiwa pengadilan Isa Al Masih oleh
mereka yang hadir dengan menambahkan huruf "J"
pada awal dan "S" pada akhir kata "Esau" sehingga
menjadi Yesus. Nama Yesus baru populer pada abad
k e - 2 . P o p u l e r n y a n a m a Yesus a k h i r n y a
menenggelamkan nama asli Esau di kalangan Kristen.
Sedangkan Al Qur'an dan umat Islam tetap
mempertahankan nama Esau (Isa dalam dialek Arab).
Sedangkan kata Masyiakh, Messiah, atau
Mesyah berasal dari bahasa Arab dari kata masaha

10

11

dengan tiga huruf mati yang dikandungnyayaitu: m-sh yang berarti mengusap. Dalam perkembangan
selanjutnyaorang Yunani mengubah sebutan Messiah
bagi Isa menjadi Kristos yang berarti yang disiram
dengan minyak (diurapi). Oleh orang Eropa, Yesus
disebut Christus atau Kristus, yaitu Sang Penyelamat
atau Sang Penebus Dosa.

Perdebatan Seputar "Ayah" Yesus


Keajaiban kelahiran Yesus ke dunia menjadi
bahan aktual dalam diskusi. Sebagian ada yang
mengatakan bahwa Yesus itu darah daging Yusuf
tunangan Maria (Maryam). Oleh karena itu -seperti
sudah saya jelaskan (kekeliruannya) di depan -Yesus
memiliki silsilah dari Yusuf, dengan nenek moyang
Daud. Bibel sendiri rupanya masih bingung terhadap
status "ayah" Yesus. Pada suatu kesempatan Yusus itu
diakui sebagai tunangan Maryam (Matius 1:18), tapi
dilain kesempatan juga diakui sebagai suami Maryam
(Matius 1:19). Terhadap persoalan ini, sebagian
orang Yahudi sangat ekstrem dengan menuduh
bahwa Yesus adalah anak haram, hasil hubungan
gelap Maryam dengan Yusuf.
Sebagian lagi ada yang berpendirian bahwa
Yesus itu dilahirkan secara murni suci, tanpa campur
tangan (unsur jantan) manusia. Oleh karena itu Yesus

12

adalah "anak Tuhan". Tetapi pihak yang berpendapat


demikian juga bertentangan dalam memahami dan
menafsirkan kata "anak Tuhan" tersebut. Di satu
pihak memahaminya secara harfiyah (literal), bahwa
Yesus adalah anak secara "biologis", yakni anak yang
kejadiannya memerlukan campur tangan Tuhan
secara langsung kepada Maryam melalui ruh yang
suci. Pemikiran tersebut nantinya melahirkan konsep
ketuhanan "Trinitas": Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan
Tuhan Roh Suci. Akan tetapi sebagian pihak
memahaminya secara kiasan (metafora). Bahwa
anak, bukan dalam pengertian "biologis" atau nasab,
melainkan kiasan saja. Pendapat seperti ini
didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang bukan
hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan Bibel di
bawah ini:
"Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anakanak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu
mereka mengambil istri dari antara perempuanperempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. "
(Kejadian6:2).
"Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi,
dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anakanak Allah menghampiri anak-anak perempuan
manusia
dan
perempuan-perempuan
itu
melahirkan anak bagi mereka." (Kejadian 6:4).

13

"Aku mau menceritakan tentang ketetapan


Tuhan; la berkata kepadaku: "AnakKu engkau!
Engkau telah kuperanakkan pada hari ini."
(Mazmur2:7).
"Dengan menangis mereka akan datang, dengan
hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan
memimpin mereka ke sungai-sungai, dijalan yang
rata, dimana mereka tidak akan tersandung;
sebab Aku telah menjadi bapa Israel. Efraim
adalah anak sulungku." (Jeremia 31:9).
"Anak Eros, anak Set, Anak Adam, Anak Allah,
"(Lukas3:38).
"Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah
anak Allah ."(Roma 8:14).
"Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah."
(Matius 5:9).
"Aku sendiri telah berprman;"Kamu adalah Allah,
dan anak-anak yang Maha Tinggi kamu sekalian"
(Mazmur 82:6).
Dari paparan ayat-ayat tersebut diatas, jelaslah
bahwa istilah "anak Alah" adalah ungkapan khas orang
Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya banyak,
bukan hanya Yesus.

14

Islam Tentang Isa dan Maryam


Islam dengan tegas menolak semua tuduhan
yang tidak benar mengenai Maryam dan putranya.
Islam bahkan menjunjung tinggi keduanya. Marilah
kitatelaah penjelasan Allah SWT dalam AI Qur'an:
"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al
Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari
keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya)
dari mereka; lalu kami mengutus ruh kami (Jibril)
kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata; Sesungguhnya aku berlindung
daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,
jika kamu seorang yang bertaqwa. la (Jibril)
berkata: Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang
utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang
anak laki-laki yang suci. Maryam berkata:
Bagaimana akan ada bagiku seorang anak lakilaki, sedang tidak pernah seorangpun manusia
menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina. jibril berkata: Demikianlah, Tuhanmu
berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan agar dapat
Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia
dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah
suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka

15

Maryam mengandungnya, laiu ia menyisihkan din


dengan kandungannya itu ketempat yangjauh." (
Maryam / 19:16-22)

"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (jibril) berkata:


Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih
kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu
atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan
kamu)." (Ali lmron / 3-42)

"Maka Maryam membawa anak itu kepada


kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya
berkata: Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah
melakukan sesuatu yang amat munkar. Hai
saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali
bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekalikali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam
menunjuk kepada anaknya, Mereka berkata:
Bagaimana kami akan berbicara dengan anak
kecil yang masih di dalam ayunan? Berkata Isa:
Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan
aku Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang
diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat
dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan

16

berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan


aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari aku dilahirkan, pada hari aku
meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali. Itulah Isa putra Maryam, yang
mengatakan perkataan yang benar, yang mereka
berbantah-bantahan
tentang
kebenarannya.
Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha
Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu,
maka Dia hanya berkata kepadanya: Jadilah,
makajadi ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku
dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu
sekalian.
Ini adalah jalan yang lurus."
(Maryam / 19:27-36).

17

SEJARAH NATAL

Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti


lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang
dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati
hari kelahiran IsaAl Masih -yangmerekasebutTuhan
Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun
325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal
25 Desember, sekaligus menjadi momentum
penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga
diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28
April, atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25
Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai
kelahiran Yesus (Natal).

18

19

Kelahiran Yesus Menurut Bibel


Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25
Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran
Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh
Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam
Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, II (Markus dan
Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan
suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua
orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan
sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri,
masing-masing dikotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di
Galileo ke Yudea, ke kota Daud yang bernama
Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan
keturunan Daud-supaya didaftarkan bersamasama dengan Maria, tunangannya yang sedang
mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria
untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya didalam

20

palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka


dirumah penginapan.
Didaerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di
padang menjaga kawanan ternak mereka pada
waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa
kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu yang sedang
melaksanakan sensus penduduk (7M = 579 Romawi).
Yusuf, tunangan Maryam ibu Yesus berasal dari
Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah
Yesus Betlehem, anak sulung Maria. Maria
m e m b u n g k u s n y a dengan kain lampin dan
membaringkannya dalam palungan (tempat
makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu).
Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimanagembala
sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang
rumput.

Menurut Matius 2:1, 10, 11


Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah
Yudea pada zaman Herodus, datanglah orangorang Majus dari Timur ke Yerusalem.
Ketika mereka melihat bintang itu, sangat
bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka

21

kedalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama


Maria, ibunya.

Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa


pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus
Agung yang memerintah tahun 37 SM-4 M (749
Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang
terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut
(Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, I I ) dalam
menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu
keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25
Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai
dengan bintang-bintang di Iangit dan gembala yang
sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas
di padang rumput beratapkan Iangit dengan bintangbintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi
musim panas sehingga gembala berdiam di padang
rumput dengan domba-domba mereka pada malam
hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab
jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu
udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu
sangat rendah sehingga salju merupakan hal tidak
mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka
dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al

Qur'an telah memberikan jawaban tentang kelahiran


Yesus (Isaalaihissalam).
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa
ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon
kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku
mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang
tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril
menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah
kamu bersedih had, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk
minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu
kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan
buah kurm yang masak kepadamu." (Surat
Maryam: 23-25)

Jadi menurut Al Qur'an Yesus dilahirkan pada


musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah
dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati
pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam
Commentary on the Bible - seperti dikutip buku Bible
dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus
lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan
dengan bulan: Agustus - September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of
Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi
oerpendapat sebagai berikut:

23
22

There is, moreover, no authority for the belief than


December 25 was the actual bithday of Jesus. If
we can give any credence to the bith-story of Luke,
with the shepherds keeping watch by night in the
fields near Berhlehem, the birth of Jesus did not
take place in winter, when the night temperature
is so low in the hill country ofjudea that snow is
not uncommon. After much argument our
Christmas day seems to have been accepted abaut
A.D.300.
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari
lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau
kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu
dimana gembala-gembala waktu malam menjaga
di padang di dekat Bethlehem, maka hari lahir
Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di
negeri pegunungan Yudea amat rendah sekali
sehingga salju merupakan hal yang tidak
mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan
tampaknya
hari
lahir
tersebut
diterima
penetapannya kira-kira tahun 300 Masehi).

Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?


Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus
dilahirkan pada tahun I, karena penanggalan Masehi
yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan

24

disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun


Injil Lukas 2:1 (telah d i k u t i p sebelumnya)
menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan
Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum Masehi 14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius 2:1 (juga telah
dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa
pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37
Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di
kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus
dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas
maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu
kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada
yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum
Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah
Masehi. Antara lain kita kutip buku tulisan Rev. Dr.
Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang
berjudul, The Lost Years of Jesus Revealed hal 119
sebagai berikut:
In the nineteenth century, when it became evident
and was finally admitted that Herod died in the
year 4 B.C., and it was recalled that, according to
story in Matthew's Gospel (2:16), King Herod, in
order to eliminate little Jesus as a possible "King of
the Jews", had ordered all infants of two years old
and under to be killed, the birth-date of Jesus

25

obviously had to be moved back to 4 B.C. at least.


Today, scholars prefer 5 to 6 B.C. as the date best
accomodating the inconsistent and even
contradictory traditions, legends, and gospels,
although some historians push the date back to 8
and 10 B.C. The problem of the correct dating of
Jesus' birth, life, and death has now been raised
again (due to several statements in these Essene
Scrolls) along with the related question on the
deity.
(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya
diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun
sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa
menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes
memerintahkan
pembunuhan
kanak-kanak
umur/dibawah
umur
dua
tahun
untuk
membinasakan Yesus yang masih bayi yang
katanya bakaljadi raja orang-orang Yahudi, maka
jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke
belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi.
Masa kini para sarjana lebih condong
menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai
6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan
menentukan
tanggal
kelahiran
Yesus,
kehidupannya,
dan kematiannya terpaksa
ditimbulkan kembali karena adanya keteranganketerangan yang banyak terdapat dalam

gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua


Qamran) malah soal-soal yang berhubungan
dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan
kembali).

Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun


berapa Yesus dilahirkan.

Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember


Perintah untuk menyelenggarakan peringatan
Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah
memberikan contoh ataupun memerintahkan pada
muridnya untuk menyelenggarakan peringatan
kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran
Kristen Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan
inipun berasal dari upacara adat masyarakat
penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa
abad ke-l sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai
oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi
penganut agama Katholik, mereka tidak mampu
meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi
terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari
Sunday (sun = matahari; day=hari) yaitu kelahiran

26
27

Dewa Matahari tanggal 25 Desember.


Maka supaya agama Katholik bisa diterima
dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah
sinkretisme (perpaduan agama-budaya / penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan
kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan
kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin
memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember
sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan:
Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari)
dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut
hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa
matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang
Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus
untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama
Katolik pada abad ke- 4 Masehi, maka rakyat pun
beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah
prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen
oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme
politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang
dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh
dunia sampai sekarang.
Darimana kepercayaan paganis politheisme

28

mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang


diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun sejarah
kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa
Babilonia kuno didalam kekuasaan raja Nimrod
(Namrud).
H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth
About Christmas, Worldwide Church of God,
Calofornia USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah pendiri
sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno.
Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani)
berasal dari kata "Marad" yang artinya: "Dia
membangkang atau Murtad antara lain dengan
keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri
bernama "Semiramis".
Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu
sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati
Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh
Namrud tetap hidup selamanya, walaupun
jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya
perumpaan pohon "Evergreen" yang tumbuh dari
sebatang kayu mat's.
Maka
untuk
memperingati
kelahirannya
dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon
Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang

29

digantungkan di ranting-ranting pohon itu.


Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal
25 Desember. Inilah asal-asul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai "Ratu
Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud
dipuja sebagai "anak suci dari surga".

Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah


berhala versi Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah
palsu", berupa dewa "Ba-al" anak dewa matahari
dengan obyek penyembahan "Ibu dan Anak"
(Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran
tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa
"Isis dan Osiris", di Asia bernama "Cybele dan
Deoius", di Roma disebut Fortuna dan Yupiter".
Bahkan di Yunani, "Kwan Im" di Cina, Jepang, dan
Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga
d i t e m u k a n adat pemujaan t e r h a d a p d e w a
"Madonna" dan Iain-Iain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada
tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan
(tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan
dipercayasebagai Juru Selamat (Penebus Dosa):
I. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini
dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12
orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang

Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian,


dan d i k u b u r k a n , t a p i b a n g k i t k e m b a l i .
Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa.
Konstantin termasuk salah seorang pengagum
sekaligus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki
menguasai 12 bintang/planet.

12 jasa dan

3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang


taktertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah
dewa penduduk asli tanah Kana'an yang terkenal
juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir kuno;
kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan
diperingati secara besar-besaran dan dijadikan
sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus,
Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan
ain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada
suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan
oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia)
dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawanoahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus,
Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter,
Minersa, Easter.

31
30

Jadi, Konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan


seorang perawan pada tanggal 25 Desember,
disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada
sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak
Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi,
dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan
masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki
konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah
nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur
Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut
hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata
Paulus kepadajemaat di Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin
melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih
dihakimi lagi sebagai orang berdosa? (Roma 3:7).
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan
itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka : Waspadalah
supaya jangan ada orang yang menyesatkan
kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan
memakai namaku dan berkata Akulah Mesias,
dan mereka akan menyesatkan banyak orang".
(Matius 24:4-5).

32

Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal


Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang
perayaan Natal yang diwarisi dari tradisi paganisme,
baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah biasakan
dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa,
janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit,
sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya.
Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesiasiaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang
ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan
dengan pahat oleh tukang kayu? Orang
memperindahnya dengan emas dan perak; orang
memperkuatnya dengan paku dan palu supaya
jangan goyang."
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara
Natal, yaitu melarang orang Kristen mengikuti
kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam
Yeremia 10:5.
"Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun
mentimun. Tidak dapat berbicara; orang.harus
mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah.
Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu
tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun
dia tidak dapat."

33

Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal


1. Catolic Encyclopedia, edisi 1911 tentang
Christmas: "Natal bukanlah upacara gereja yang
pertama ... melainkan ia diyakini berasal dari
Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para
penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari,
kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam buku yang sama, tentang "Natal Day"
dinyatakan sebagai berikut:
"Di dalam kitab sue/ tidak ada seorangpun yang
mengadakan upacara atau menyelenggarakan
perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir'aun
dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari
kelahirannya ke dunia ini."

"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan,


Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen.
Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari
kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak
pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut..."
(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab
Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang
kematian Yesus Kristus) .. Perayaan Natal yang
dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai
diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M.
Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen
untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil
dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari
"Kelahiran
Dewa Matahari".
Sebab
tidak
seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus."

2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:


"Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus
Kristus atau para muridnya tidak pernah
menyelenggarakannya, dan Bibeljuga tidak pernah
menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja
dari kepercayaan kafir penyembah berhala."
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun
menyatakan:

34

1944,

35

PANDANGAN TIGA AGAMA


TENTANG YESUS

Yahudi
1. Yesus lahir dari perbuatan zina; mengaku menjadi
Mesias yang dinantikan bani Israel.
2. Yesus layak mati disalib sebagai hukuman terhadap
pengakuannya sebagai Mesias.

Kristen
1. Yesus adalah Tuhan putra, pribadi keduaTuhan.
2. Yesus mengalami kematian di kayu salib untuk
menebus dosa warisan umat manusia.

Islam
I. Yesus lahir karena ketentuan Allah (kalimat Allah),
dilahirkan ibundanya, Siti Maryam binti Imran
dalam keadaan suci (fitrah).

36

37

2. Yesus adalah salah seorang utusan Allah, bukan


Tuhan, sebagaimana penjelasan surat Al
Maidah/5:73.
"Sesungguhnya
kafirlah
orang-orang
yang
mengatakan bahwasanya Allah salah satu dari tiga,
padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa.Jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu,
pasti orang-orang kafir diantara mereka akan
tertimpa siksaan yang pedih."
3. Yesus diselamatkan Allah dari kematian di kayu
salib.

MENATA SIKAP

Dengan menyadari segala kekeliruan dogma


seperti yang telah saya paparkan di atas, maka
sepantasnya jika kita memperbaharui keyakinan kita.
Pertama, bahwa Yesus bukan "anak Tuhan", dan
bukan "Tuhan" itu sendiri. Kedua, Yesus (Isa Al Masih
putra Mar-yam), tidak dilahirkan pada tanggal 25
Desember. Penetapan kelahiran beliau pada tanggal
tersebut hanyalah hasil adopsi ajaran paganisme
politheisme.
Ketiga, sikap toleransi terhadap agama-agama
bukan berarti meyakini, apalagi mengikuti, ajaran
agama-agama tersebut. Maka, selalu reievan untuk
memahami Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang
Perayaan Natal Bersama (lampiran - I).
Keempat, oleh karena itu, keyakinan bahwa "25
Desember adalah hari lahir Tuhan Yesus", yang

38

39

terbukti batal itu, tidak sah dijadikan propaganda


toleransi. Artinya arti toleransi menjadi salah jika
masuk pada wilayah membenarkan keyakinan agama
lain. Maka aplikasi dari sikap ini adalah bahwa umat
Islam sama sekali tidak berhak ikut, bahkan
menyambut atau berpartisipasi, terhadap perayaan
Natal yang dibesar-besarkan gaungnya setiap
Desember.

Lampiran 1
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Tentang Perayaan natal bersama
Memperhatikan:
1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini
disalah artikan oleh sebagian umat Islam dan
disangka sama dengan umat Islam merayakan
Maulid Nabi Besar Muhammad saw.
2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian
orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan
dudukdalam kepanitiaan Natal.
3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah
merupakan ibadah.

Menimbang:
1. Umat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas
tentang Perayaan Natal Bersama.
2. Umat Islam agar tidak mencampuradukkan aqidah

40

41

dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama


lain.
3. Umat Islam harus berusaha untuk menambah
iman dan taqwanya kepada Allah SWT.
4.

Tanpa mengurangi usaha umat Islam dalam


Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia.

sating kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang


paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertaqwa (kepada Allah),
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal."
2. Al Qur'an surat Lukman ayat 15:

Meneliti kembali: Ajaran-ajaran agama Islam, antara


lain:
A. Bahwa Umat Islam diperbolehkan untuk bekerja
sama dan bergaul dengan umat agama - agama lain
dalam masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:
I. AIQur'an surat AI Hujurat ayat 13:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan


kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

42

" Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk


mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang kamu
tidak ada pengetahuan tentang ini, maka janganlah
kamu mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di
dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang
kembali
kepadaKu,
kemudian
kepadaKulah
kembalimu, maka akan Kuberitakan kepadamu
yang telah kamu kerjakan."
3. Al Qur'an surat Mumtahanah ayat 8:

43

menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu


bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah
agamamu dan untukkulah agamaku.
"Allah tidak melarang kamu (umat Islam) untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
(beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena
agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil."

B.

Bahwa umat Islam tidak boleh


mencampuradukkan agamanya dengan aqidah
dan peribadatan agama lain, berdasarkan:
I. Al Qur'an surat Al Kafirun ayat I -6:

2. Al Qur'an surat Al Baqarah ayat42:

"Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak


dengan yang bathil, dan jangan kamu sembunyikan
yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuinya."

C. Bahwa umat Islam harus mengakui kenabian dan


kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana
pengakuan mereka kepada nabi dan Rasul yang
lain, berdasarkan ayat:
I. Al Qur'an surat Maryam ayat 30-32:

"Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan

44

45

"Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia


memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang seorang Nabi. Dan dia menjadikan aku
seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan
Dia memerintahkan kepadaku mendirikan sbalat
dan menunaikan zakat selama aku hidup (dan Dia
memerintahkan aku) berbakti kepada ibuku
(Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang
yang sombong lagi celaka."

benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan


(sebagai manusia). Perhatikanlah bagaimana Kami
menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tandatanda kekuasaan (Kami) kemudian perhatikanlah
bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan
ayat-ayat Kami itu).
3. Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 285:

2. Al Qur'an surat Al Maidah ayat 75:

" Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul


yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya
beberapa rasul dan ibunya seorang yang sangat

46

"Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Al


Qur'an yang telah diturunkan kepadanya clari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman; semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasulrasulNya (mereka mengatakan): Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan
yang lain) dari rasul-rasulNya dan mereka
mengatakan: Kami mendengar dan kami taat.
(Mereka berdoa) Ampunilah ya Tuhan kami dan

47

kepada Engkaulah tempat kembali."

seorang penolong pun."


2. Al Qui 'an surat Al Maidah ayat 73:

D. Bahwa barang siapa berkeyakinan bahwa Tuhan


itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan
Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan
musyrik, berdasarkan atas:
I. Al Qur'an surat Al Maidah ayat 72:

"Sesungguhnya
kafirlah
orang-orang
yang
mengatakan: Bahwa Allah itu adalah salah satu dan
yang tiga (Tuhan itu ada tiga), padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka
tidak berhenti dan apa yang mereka katakan itu,
pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan
yang pedih."
3. Al Qur'an surat At Taubah ayat 30:

"Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata:


Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra
Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata: Hai bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya sorga dan tempatnya
ialah neraka, tidak adalah bagi orang zalim itu

48

49

"Orang-orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah dan


orang-orang Nasrani berkata Al Masih itu anak
Allah. Demikian itulah ucapan dengan mulut
mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orangorang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah mereka,
bagaimana mereka sampai berpaling."

E. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan


menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia
menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa
dan ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa
menjawab: Tidak. Hal itu berdasarkan atas Al
Qur'ansuratAIMaidahayat I 16-1 18.

50

"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman; Hai Isa putera


Maryam, adakah kamu mengatakan kepada
manusia (kaumku): Jadikanlah aku dan ibuku dua
orang Tuhan selain Allah? Isa menjawab: Maha Suci
Engkau (Allah), tidaklah patut bagiku mengatakan
apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakannya tentu Engkau telah
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada
pada diriku sedangkan aku tidak mengetahui apa
yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak
pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa
yang
Engkau
perintahkan
kepadaku
(mengatakannya), yaitu: Sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadap
mereka selama aku berada diantara mereka.

51

Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu.


Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya
mereka adalah hamba-hambaMu dan jika Engkau
mengampunkan mereka, maka sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

F. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu


berdasarkan atas Al Qur'an surat Al Ikhlas:

"Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah


adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung
kepadaNya. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun/sesuatu
yang setara dengan Dia."

G.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk


menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari
larangan Allah SWT untuk mendahulukan
menolak kerusakan daripada menarik
kemaslahatan, berdasarkan atas:
I. Hadits Nabi dari Nu'man bin Basyir:

52

"Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan


apa-apa yang haram pun telah jelas, akan tetapi di
antara keduanya itu banyak yang syubhat (sebagian
halal sebagian haram), kebanyakan orang tidak
mengetahui yang syubhat itu. Barangsiapa yang
memelihara diri dari yang syubhat itu, maka
bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi
barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti
ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya
semacam orang yang menggembalakan binatang di
sekitar daerah larangan maka mungkin sekali
binatang disekitar daerah larangan itu. Ketahuilah
bahwa setiap raja mempunyai larangan dan
ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang

53

diharamkanNya (oleh karena itu yang haram jangan


didekati)."
2. Kaidah Ushul Fikih

"Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan


daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan
(jika tidak demikian sangat mungkin mafasid-nya
yang diperoleh, sedangkan mashalih-nya tidak
dihasilkan)."

Majelis Ulama Indonesia menfatwakan:


1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya
merayakan dan menghormati Nabi Isa as, akan
tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soalsoal yang ditegaskan di atas.
2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam
hukumnyaharam.
3. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat
dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.

Jakarta,

54

I Jumadil Awwal 1401 H


7
Maret
1981 M

Silsilah Yesus (Nubuat Yesus Anak Daud)


(Lukas 3:23- 31)

(Matius 1:6-16)

Daud

Natan
Matata
Mina
Melea
Elyakim
Yonam
Yusuf
Yehuda
Siemon
Lewi
Matat
Yorim
Eliezer
Yesua
Er
Elmadam
Kosam
Adi
Malkhi
Neri
Sealtiel
Zeruabel
Resa
Yohanam
Yoda
Yosekh
Semei
Matica
Maat
Nagai
Hesli
Nahum
Amos
Matica
Yusuf
Yanai
Malkhi
Lewi
Matat
Eli
Yusuf

Salomo
Rehabean
Abia
Asa
Yosafat
Yoram
Uzia
Yotam
Ahas
Hizkia
Manasye
Amon
Yosia
Yekhonya
Sealtiel
Zerubabel
Abihud
Elyakin
Azor
Zadok
Akhim
Eliud
Eleazar
M atari
Yakub
Yusuf

Yesus

55

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur'an dan Terjemahannya, Departemen


Agama RI, 1995.
Al Kitab, Lembaga Al Kitab, 1992
Amstrong, Herbert W. dan Masyhud S.M., Misteri
Natal, Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen
Internasional, Pustaka Da'i Surabaya, 1994.
Deedat, Ahmed, Siapa Pewaris
Muhammad ataukah Rohul
Pustaka Da'i, Surabaya, 1995

Yesus,
Kudus,

, Al Masih dalam Al Qur'an, Gema


Insani Press,Jakarta, 1995
, Mengungkap tentang Bibel versi

56

Islam dan Kristen, Pustaka Da'i. Surabaya,


1993
Jamil, Ar Roddul, Yesus dalam Pandangan Al
Ghazali, Pustaka Da'i, Surabaya, 1994
Nahdi, Saleh A., Bibel dalam Timbangan, Arista
Brahmatysa, Jakarta, 1994
Sou'yb, H.M. Joesoef, Isa Al Masih Sudah Mati,
Kajian Kritis Sekitar Nabi ha as.
Berdasarkan Dalil Naqli, Aqli. dan
Historis, Al Husna Zikra, Jakarta, 1997

57

Anda mungkin juga menyukai