Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Belajar

Nur Istiqlalial Firdausi/ 130341614808


Perkembangan Peserta Didik, 16 Februari 2015
Topik : Perkembangan Fisik Peserta Didik

Hal yang dipelajari


Perkembangan fisik merupakan perubahan yang terjadi pada jasmani atau individu
sejalan dengan pertambahan usia, meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan
otak, sistem syaraf dan lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam
menggunakan tubuhnya (perkembangan keterampilan motorik), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Pada masa kanak-kanak pertumbuhan berlangsung lebih lambat dan akan menjadi
semakin pesat saat anak mencapai usia kematangan seksual. Pada saat mencapai pubertas ini
anak akan mengalami perkembangan fisik yang cukup pesat.perkembangan fisik pada masa
anak-anak akan mendukun gsegala aktivitas yang dilakukannya untuk pengembangan dirinya
misalnya perkembangan otak akan melatih anak semakin pandai dalam berbagai hal yang
disukainya misalnya dalam hal bermain music, olahraga, dan bahasa.
Anak-anak terlihat lebih cepat berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga mampu
menjaga keseimbangan badannya dan penguasaan badan, seperti membungkuk, melakukan
bermacam-macam latihan seperti olah raga. Hal tersebut tidak terlepas karena perkembangan
motorik anak yang terus berkembang seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan
badan.
Pertumbuhan anak di masa pubertas akan terjadi

perubahan-perubahan besar dan

dramatis dalam perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik,


kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak. Secara garis besarnya perubahanperubahan tersebut dapat dikelempokokan dalam dua kategori, yaitu perubahan yang
berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan karakteristik seksual. Terjadinya perubahan fisik merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan masa remaja yang berdampak terhadap perubahan psikologis .
Sedangkan Perubahan secara seksual yang kedua bisa disebut sebagai perubahan ciri-ciri
seks sekunder atau yang artinya tidak berhubungan langsung dengan proses reproduksi

melainkan berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang membedakan antara laki-laki


dan perempuan.
Selanjutnya untuk perkembangan pada masa dewasa akan semakin bervariasi. Pada
umumnya perkembangan fisik laki-laki akan lebih baik daripada perempuan. Pada masa ini
merupakan titik akhir pertumbuhan yang akan menetukan kemampuan fisik seseorang dari
pertumbuhan fisik yang telah dia alami selama ini.
Salah satu aspek pertumbuhan yang harus diperhatikan oleh orang tua, guru dan calon
guru adalah proses perkembangan otak. Seperti yang diketahui bahwa otak merupakan
sebuah sistem biologis manusia yang sengaja diciptakan Tuhan untuk mengindra dunia
sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Perkembangan otak telah terjadi
sejak masa parental sampai usia 8 tahun. Proses perkembangan otak terjadi secara bertahap
untuk menjadi otak yang sempurna.
Otak anak mempunayi kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan
antarneuron. Namun, kemampuan itu berhenti pada usia 10-11 tahun jika tidak
dikembangkan dan digunakan. Seiring dengan bertambahnya usia anak, proses pembelajaran
seharusnya lebih mendorong anak untuk mencari dan meneliti apa yang dikehendakinya.
Pembelajaran seperti ini akan mendorong anak untuk berpikir mengamati, merenungkan dan
menemukan secara kreatif. Sebaliknya, proses pembelajaran harus jauh dari upaya
menjejalkan pengetahuna kedalam otak anak. Penjejalan pengetahuan secara berlebih akan
mengganggu pemahaman dan melelahkan otak anak.
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran
mengenai fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan kolektif,
perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok remaja dapat
terbentuk di sekolah seperti kelompok tim olahraga, tim kesenian, pramuka, dan sebagainya.
Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun kadang kala remaja
juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok yang membuat mereka menjadi remaja yang
tidak baik menurut pandangan keluarga maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang bernilai
negatif tersebut seperti ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu
kesehatannya. Oleh karena itu, pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan
yang bernilai positif oleh para guru di sekolah merupakan upaya positif untuk membantu
para remaja dalam pertumbuhan fisik mereka.

Ada beberapa faktor yang mendukung proses pertumbuhan fisik peserta didik dan
kematangannya. Faktor-fator yang mempengaruhi pertumbuhan fisik peserta didik antara lain
keluarga, gizi, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pengaruh bentuk tubuh dan kesehatan

Pertanyaan yang muncul


Bagaimana cara yang palng efektif menumbuhkan sikap percaya diri pada peserta didik yang
memiliki kekurangan dalam hal fisik?
Jawaban
Berawal dari latar belakang bahwa sebagian orang tidak menyadari bahwa rendahnya
percaya diri dapat menimbulkan hambatan besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Sikap seseorang yang menunjukan dirinya tidak percaya diri antara lain didalam berbuat
sesuatu yang penting dan penuh tantangan selalu dihadapi dengan keragu-raguan, mudah
cemas, tidak yakin, cenderung menghindar, tidak punya inisiatif, mudah patah semangat,
tidak berani tampil didepan orang banyak, dan gejala kejiwaan lain yang menghambat
seseorang untuk melakukan sesuatu.
Membangun rasa percaya diri pada anak dimulai dari kesadaran kita bahwa rasa percaya
diri berasal dari dalam diri anak masing-masing. Cara paling mendasar adalah orang dewasa
baik orang tua atau pendidik harus memberi kepercayaan pada anak, supaya mereka yakin
akan kemampuan diri mereka sendiri. Berikan dukungan kepada meraka bahwa Tuhan tidak
akan memberikan bentuk fisik yang buruk bagi hambaNya dan Tuhan pasti tau apa yang
terbaik bagi hambaNya. Selain itu jelaskan kepada mereka bahwa itu bukan kekurangan fisik
baginya dan dia harus bangga karena itu jelas yang terbaik baginya. Selain itu berikan
pemahaman kepada mereka bahwa bentuk fisik yang mereka dapatkan tidak mencerminkan
masa depan artinya dengan bentuk fisik yang berbeda bukan berarti akan menjadi anak yang
tidak sukses.

Refleksi diri
Alhamdulilah saya sudah bisa memahami bab ini. Tetapi ada beberapa hal yang belum
saya pahami yaitu langkah yang harus dilakukan seorang guru untuk mengetahui
perkembangan otak peserta didiknya jika di usia remaja karena pemnatauan tentang
perkembangan otak bisa intensif dipahami oleh orang tua dan guru pada saat anak berada
di usia dini. Selain itu kompleksitas faktor yang mendukung pertumbuhan fisik juga
sangat rumit untuk dipahami karena tidak mungkin hanya 1 faktor saja yang menghambat

pertumbuhan fisik anak. Dari hal itu seorang pendidik harus pandai dalam memahami
peserta didiknya terutama jika peserta didik itu bertipe pendiam karena bisa jadi dalam
dirinya menyimpan berbagai perasaan rendah diri akibat kekurangan fisiknya misalnya
karena tubuhnya yang terlalu gemuk atau tubuhnya yang tidak tinggi.

Anda mungkin juga menyukai