Anda di halaman 1dari 10

Tugas Penganggaran dan Studi Kelayakan

Nama

: Nurfitriyana Dermawan

NIM

: 1445125833

Jurusan : Manajemen Pendidikan 2012 A


Topik

: Menyusun Anggaran Sarana Dan Prasarana Pendidikan

A. Pengertian Sarana Pendidikan


Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan; alat; media. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwa Sarana adalah segala
sesuatu yang dipakai sebagai alat daam mencapai maksud atau tujuan. Menurut E. Mulyasa,
Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti bangunan,
ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sri Minarti menyebutkan,
sarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses
pendidikan, seperti meja, kursi, kelas dan media pengajaran.
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar. Menurut
Pasukan Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departmen Pendidikan dan
Kebudayaan, yang dimaksud dengan:
Sarana pendidikan adalah semua keperluan yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua keperluan
yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. 1
B. Pengertian Prasarana Pendidikan
Prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwa Prasarana adalah segala yang
merupakan

penunjang

terselenggaranya

suatu

proses.

Dalam

pendidikan

misalnya:

lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana
seperti

alat

langsung

untuk

mencapai

tujuan

pendidikan,

misalnya:

ruang,

buku,

perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. Menurut Ibrahim Bafadal bahwa prasarana


pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Sedangkan yang dimaksud dengan
prasarana pendidikan adalah keperluan yang secara tidak langsung menunjang jalannya
1 M. Nasrudin Rosid, Konsep Sarana dan Prasarana Pendidikan,2012,
https://www.scribd.com/doc/192439450/ghghgfh-fg , 15 Februari 2015

proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju
sekolah, tetapi dimanfaatkan secaralangsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman
sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. 2
C. Konsep manajemen sarana prasarana pendidikan
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan memiliki peran penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan pengadaan,
pemanfaatan dan pemeliraharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian
yang

tak

terpisahkan

dalam

kajian

manajemen

pendidikan.

Sekolah/Madrasah yang dimaksud sesuai dengan pendapat

Rencana

kerja

Gunawan (2005:5) adalah

sebagai berikut:
Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai
(ready for uses) dalam proses pembe-lajaran, sehingga proses pembelajaran semakin
efektif dan efesien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3
Materials Management is concerned with equipment and materials. It includes the following,
a. Equipment needs in terms of objectives and activities.
b. Purchasing policies, principles and procedures
c. Selecting the equipment
d. Care and maintenance of equipment
e. Storing (indoors and outdoors)
f. Handling security
g. Issue and inventory
h. Maintenance of registers
i. Modificatio
j. Standardization and modernization of equipment and materials
k. Disposal procedures.4
l. Manajemen Bahan berkaitan dengan peralatan dan bahan. Yang meliputi berikut ini,
1) Kebutuhan peralatandalam hal tujuan dan kegiatan.
2) Pembelian kebijakan, prinsip dan prosedur
3) Memilih peralatan
4) Perawatan dan pemeliharaan peralatan
5) Menyimpan (indoor maupun outdoor)
6) keamanan Penanganan
7) Isu dan persediaan
8) Pendaftaran pemeliharaan
9) Modifikasi
10)Standardisasi dan modernisasi peralatan dan bahan Prosedur Pembuangan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
2 Ibid.,
3 Drs. Abdul Manaf, M.Pd, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Pada Madrasah/Sekolah, 2011,
http://www.slideshare.net/manafmada/jurnal-sarana-dan-prasarana-pendidikan, 14 Februari 2015

4 Dr. JaswantSingh, Management of Physical Education, Department of Physical Education G.G.V. ,


Bilaspur(C.G.), 2009, http://www.ggu.ac.in/download/Dr.%20J.S.%20Thakur%20-%20Management%20of
%20Physical%20Education.pdf, 16 Februari 2015

jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan,


pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.
Manajemen sarana prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapih, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru
maupun murid untuk berada di sekolah. Secara umum, tujuan manajemen perlengkapan
sekolah adalah memberikan layanan secara professional di bidang sarana dan prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien.
Adapun tujuan dari manajemen perlengkapan sekolah adalah:
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
b. Melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama.
c. Melalui manajemen perlengkapan pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang
didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi
sesuai dengan kebutuhan sekolah dan
dengan dana yang efisien.
d. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
e. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga
keberadaannnya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua
personel sekolah.
2. Fungsi Manajemen sarana dan Prasarana
Pada dasarnya mutu pendidikan akan senantiasa ditentukan oleh berbagai komponen
pendidikan antara lain :
a. Adanya tujuan yang jelas dan dapat dicapai secara operasional
b. Adanya materi pengajaran yang menunjang tercapainya tujuan
c. Adanya alat dan fasilitas yang memadai
d. Adanya system evaluasi yang dapat dipergunakan untuk menilai sampai seberapa jauh
tujuan yang ditetapkan itu tercapai.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana
a. Prinsip Pencapaian Tujuan
b. Prinsip Efisiensi
c. Prinsip Administratif
d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
e. Prinsip Kekohesifan.
D. Ruang lingkup manajemen sarana prasana pendidikan
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatau proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau
5

program-program yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, perencanaan perlengkapan pendidikan dapat
didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan
fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan
perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi
kebutuhan perlengkapan. Oleh karena itu, keefektifan suatu perencanaan pengadaan
5 Nia Fauziah, Penerapan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smpn 227 Jakarta
Selatan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4900/1/100969-NIA%20FAUZIAHFITK.pdf, 16 Februari 2015

perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya
itu dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dalam periode tertentu. Apabila
pengadaan perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya, berarti perencanaan
pengadaan perlengkapan di sekolah itu betul-betul efektif.
2. Pengadaan
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan
rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya. Pengadaan merupakan
serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai
dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana prasarana dapat
berkaiatan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang
dapat

dipertanggungjawabkan.

Pengadaan

dilakukan

sebagai

bentuk

realisasi

atas

perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan
agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3. Pendistribusian
Barang-barang

perlengkapan

sekolah

yang

telah

diadakan

dapat

didistribusikan.

Pendistribusian perlengkapan sekolah adalah kegiatan pemindahan barang dan tanggung


jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkannya. Ada tiga langkah pendistribusian perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu
penyusunan alokasi barang, pengiriman barang, dan penyerahan barang. Dalam kaitan dengan
pendistribusian perlengkapan di sekolah ada beberapa asas yang perlu diperhatikan dan
dipegang teguh, yaitu ketepatan barang yang disalurkan, ketepatan sasaran penyaluran dan
ketepatan kondisi barang yang disalurkan. Sedangkan khusus dalam kaitannya dengan
penyusunan alokasi barang ada empat hal yang perlu ditetapkan, yaitu penerima barang, waktu
penyaluran barang, jenis barang yang akan disalurkan dan jumlah barang yang akan
disalurkan.
4. Penggunaan dan Pemeliharaan
Begitu barang-barang perlengkapan yang telah diadakan itu didistribusikan kepada bagianbagian kelas, perpustakaan, laboratorium, tata usaha, atau personel sekolah berarti barangbarang perlengkapan itu sudah berada dalam tanggung jawab bagian-bagian atau personal
sekolah tersebut. Atas pelimpahan itu pula bagian-bagian atau personel sekolah tersebut
berhak memakainya untuk kepentingan proses pendidikan di sekolahnya. Dalam kaitan dengan
pemakaian perlengkapan pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus selalu diperhatikan, yaitu
prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Dengan prinsip efektivitas berarti semua pemakaian
perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan dengan prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan di
sekolah secara hemat dan dengan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak
mudah habis, rusak atau hilang. Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka

paling tidak ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personal sekolah yang akan
mamakai perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu mamahami petunjuk penggunaan
perlengkapan pendidikan, menata perlengkapan pendidikan, dan memelihara baik secara
kontinu maupun berkala semua perlengkapan pendidikan. Sedangkan dalam hubungannya
dengan pemeliharaan perlengkapan pendidikan, ada beberapa macam pemeliharaan. Ditinjau
dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan, yaitu pemeliharaan bersifat pengecekan,
pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan,dan
pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. Apabila dilihat dari segi waktunya, ada dua macam
pemeliharaan perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala.
5. Inventarisasi
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah mencatat
semua perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah. Lazimnya, kegiatan pencatatan semua
perlengkapan itu disebut dengan istilah inventarisasi perlengkapan pendidikan. Kegiatan
tersebut merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Secara definitive, inventarisasi adalah
pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan teratur
beradasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Menurut Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor Kep. 225/MK/V/4/1971 barang milik Negara adalah berupa semua
barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber, baik secara keseluruhan atau
sebagiannya, dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang
barang-barangnya di bawah penguasaan pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun daerah
otonom, baik yang berada di dalam maupun luar negeri.
6. Penghapusan
Selama proses investaris kadang-kadang petugasnya menemukan barang-barang atau
perlengkapan sekolah yang rusak berat. Barang-barang itu tidak dapat digunakan dan tidak
dapat diperbaiki lagi. Seandainya diperbaiki, perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar
sehingga lebih baik membeli yang baru dari pada memperbaikinya. Demikian pula, ketika
melakukan

inventarisasi

perlengkapan,

petugasnya

mungkin

menemukan

beberapa

perlengkapan pendidikan yang jumlahnya berlebihan sehingga tidak digunakan lagi, dan
barang-barang yang kuno yang tidak sesuai dengan situasi. Apabila semua perlengkapan
tersebut tetap dibiarkan atau disimpan, antara biaya pemeliharaan dan kegunaannya secara
teknis dan ekonomis tidak seimbang. Oleh Karena itu, terhadap semua barang atau
perlengkapan tersebut perlu dilakukan penghapusan. 6
E. Jenis-Jenis Sarana Dan Prasana Pendidikan
1. Lahan
6 Ferli Ummul Muflihah, Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran Di Mtsn Sleman Kab Sleman Di Maguwoharjo Yogyakarta, Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, http://digilib.uin-suka.ac.id/9124/, 15 Februari
2015

Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah yang
meliputi : bangunan, lahan praktek, lahan untuk sarana penunjang, dan lahan pertamanan.
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda bukti
kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat). Adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi
beberapa kriteria, antara lain :
a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan.
b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.
c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan praktek.
d. Lahan pengembangan adalah lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan bangunan dan
kegiatan praktek.
2. Ruang
Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Ruang
belajar terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan fungsinya.
Ruang kelas atau ruang tatap muka adalah sekelompk siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Atau kelas merupakan bagian atau unit
sekolah terkecil.
Secara umum jenis ruang ditinjau dari fungsinya dapat dikelompokkan dalam ruang
pendidikan, ruang administrasi, dan ruang penunjang.
a. Ruang Pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung pembelajaran teori dan praktik, antara lain :
1) Ruang Teori
2) Ruang Laboratorium
3) Ruang Olahraga
4) Perpustakaan
5) Ruang Kesenian
6) Ruang Keterampilan
b. Ruang Administrasi
Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor. Ruang
administrasi terdiri dari :
1) Ruang Kepala Sekolah
2) Ruang Tata Usaha
3) Ruang Guru
4) Gudang
c. Ruang Penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan
belajar mengajar, antara lain :
1) Ruang Ibadah
2) Ruang Serbaguna
3) Ruang Koperasi Sekolah
4) Ruang UKS
5) Ruang Osis
6) Ruang WC atau Kamar Mandi
7) Ruang BP
3. Perabot
Jenis perabot sekolah dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Perabot Pendidikan Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk
proses kegiatan belajar mengajar.
b. Perabot Administrasi Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk
mendukung kegiatan kantor.
c. Perabot Penunjang Perabot penunjang adalah perabot yang di gunakan atau dibutuhkan
dalam ruang penunjang, seperti : perabot perpustakaan, perabot UKS, dan sebagainya.

4. Alat dan Media Pendidikan


Alat pelajaran adalah alat atau benda yang di pergunakan secara langsung oleh guru maupun
murid dalam proses belajar mengajar.Sedangkan media pengajaran adalah suatu sarana yang
di gunakan untuk menampilkan pelajaran. Ada 3 jenis media, yaitu :
a. Media Audio (Media untuk mendengar)
b. Media Visual (Media untuk penglihatan)
c. Media Audio-Visual (Media untuk pendengaran atau penglihatan.
5. Buku atau Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sekumpulan bahan yang di gunakan dalam
kegiatan

proses

belajar

mengajar. Bahan ajar terdiri dari :


a. Buku Pegangan Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan
dalam pembelajaran.
b. Pelengkap Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam
penguasaan materi.
c. Buku Sumber Buku ini di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk memperoleh kejelasan
informasi mengenai suatu bidang ilmu atau keterampilan.
d. Buku Bacaan Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan
tambahan (nonfiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan
bacaan (fiksi) yang bersifat relative.7

F. Komponen pembiayaan sarana prasarana


Setelah diperoleh data-data kondisi fisik keseluruhan prasarana bangunan gedung dan
sarana penunjang, berdasarkan informasi data yang tertulis dalam form-form isian :
kelengkapan prasarana, bahan komponen bangunan, kondisi fisik komponen bangunan,
kondisi kelengkapan komponen mekanikal dan elektrikal, kondisi komponen penggantung
dan pengunci, kondisi sarana penunjang serta perlengkapan penunjang, maka data-data
tersebut akan dipergunakan sebagai acuan dalam pengelompokan tingkat kerusakan
bangunan khususnya untuk standar bangunan gedung negara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (dengan pertimbangan anggaran biaya perawatan tersebut diasumsikan
dengan pelaksanaan secara swakelola yang dilaksanakan oleh Komite Sekolah).
G. Prosedur dan teknik penyusunan anggaran sarana prasarana
Apabila dalam pengelompokan data tingkat kerusakan bangunan diperoleh data-data
sebagai berikut, yaitu :
1. Kerusakan ringan, meliputi kondisi kerusakan pada :
a. Penutup atap bangunan ( genteng ), dimana kondisi penutup atap tersebut pecah, retak
atau lepas dari dudukan genteng.
b. Langit-langit, dimana kondisi sebagian rangka plafond keropos / lapuk, melengkung /
turun, eternit pecah, eternit lepas dari dudukannya ( berongga ) atau permukaan etenit
kusam / kotor karena noda bekas kebocoran.
7 Nia Fauziah, Penerapan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smpn 227 Jakarta Selatan, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4900/1/100969-NIA
%20FAUZIAH-FITK.pdf, 16 Februari 2015

c. Penutup lantai ( tegel keramik ), kondisinya lepas, berongga / kedudukan tegel bergerak,
pecah / retak
d. Dinding pengisi ( partisi atau pasangan tembok ), kondisinya lepas, berongga, retak.
Biaya maksimum yang diperlukan untuk perbaikan komponen bangunan tersebut adalah 35 %
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku setempat untuk
tipe yang sama, kemudian dikalikan dengan luasan keseluruhan bangunan yang mengalami
kerusakan. Sebagai misal:
a. Harga satuan tertinggi yang berlaku setempat : Rp 1.500.000,- / m2 ( satu juta lima
ratus ribu rupiah per meter persegi ), sudah termasuk PPN 10 %.
b. Biaya maksimum perbaikan 35% : 35% x Rp 1.500.000,- = Rp 525.000,c. Total luas bangunan ( 1 lokal ruang kelas ) yang diperbaiki : 56 m2
d. Besarnya dana yang diperlukan adalah : 56 m2 x Rp 525.000,- = Rp 29.400.000,e. Rincian biaya perbaikan
2. Kerusakan sedang, meliputi kondisi kerusakan pada:
a. Struktur atap bangunan ( kuda-kuda, nok, gording, murplat, usuk dan reng ), dimana
kondisi kayu struktur atap tersebut patah, keropos / lapuk, bergelombang, sambungan
lepas.
b. Langit-langit, dimana kondisi keseluruhan rangka plafond keropos / lapuk, melengkung /
turun, eternit pecah, eternit lepas dari dudukannya.
c. Lantai (rabat beton dan lapisan tegel di atasnya ), kondisinya bergelombang atau
mengalami penurunan, retak / pecah).
d. Kosen pintu / jendela, kondisinya keropos / lapuk, kusam, penggantung dan pengunci
rusak.
Biaya maksimum yang diperlukan untuk perbaikan komponen bangunan tersebut adalah 45 %
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku setempat untuk
tipe yang sama, kemudian dikalikan dengan luasan keseluruhan bangunan yang mengalami
kerusakan. Sebagai misal:
a. Harga satuan tertinggi yang berlaku setempat : Rp 1.500.000,- / m2 ( satu juta lima
ratus ribu rupiah per meter persegi ), sudah termasuk PPN 10 %.
b. Biaya maksimum perbaikan 45% : 45% x Rp 1.500.000,- = Rp 675.000,
c. Total luas bangunan ( 1 lokal ruang kelas ) yang diperbaiki : 56 m2
d. Besarnya dana yang diperlukan adalah : 56 m2 x Rp 675.000,- = Rp 37.800.000,
e. Rincian biaya perbaikan
3. Kerusakan berat, meliputi kondisi kerusakan pada :
a. Struktur atap bangunan ( kuda-kuda, nok, gording, murplat, usuk dan reng ), dimana
kondisi kayu struktur atap tersebut patah, keropos / lapuk, bergelombang, sambungan
lepas.
b. Langit-langit, dimana kondisi keseluruhan rangka plafond keropos / lapuk, melengkung /
turun, eternit pecah, eternit lepas dari dudukannya.
c. Lantai ( rabat beton dan lapisan tegel di atasnya ), kondisinya bergelombang atau
mengalami penurunan, retak / pecah.
d. Dinding, kondisinya lepas dari ikatan struktur beton, berongga, retakStruktur gununggunung patah, retak dan kedudukan miring.
e. Kosen pintu / jendela, kondisinya keropos / lapuk, kusam, penggantung dan pengunci
rusak.
Biaya maksimum yang diperlukan untuk perbaikan komponen bangunanf tersebut adalah 65 %
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku setempat untuk

tipe yang sama, kemudian dikalikan dengan luasan keseluruhan bangunan yang mengalami
kerusakan. Sebagai misal:
a. Harga satuan tertinggi yang berlaku setempat : Rp 1.500.000,- / m2 ( satu juta lima ratus
ribu rupiah per meter persegi ), sudah termasuk PPN 10 %.
Biaya maksimum perbaikan 65% : 65% x Rp 1.500.000,- = Rp 975.000,Total luas bangunan ( 1 lokal ruang kelas ) yang diperbaiki : 56 m2
Besarnya dana yang diperlukan adalah : 56 m2 x Rp 975.000,- = Rp 54.600.000,Rincian biaya perbaikan8

b.
c.
d.
e.

DAFTAR PUSTAKA

M.

Nasrudin

Rosid.

(2012).

Konsep

Sarana

dan

Prasarana

Pendidikan.

https://www.scribd.com/doc/192439450/ghghgfh-fg [15 Februari 2015].

Drs. Abdul Manaf, M.Pd (2011). Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Pada
Madrasah/Sekolah.

http://www.slideshare.net/manafmada/jurnal-sarana-dan-

prasarana-pendidikan [14 Februari 2015]

Dr. JaswantSingh (2009). Management of Physical Education, Department of


Physical Education G.G.V. , Bilaspur(C.G.).http://www.ggu.ac.in/download/Dr.%20J.S.
%20Thakur%20 %20Management%20of%20Physical%20Education.pdf [16 Februari
2015]

Nia Fauziah. Penerapan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smpn 227
Jakarta

Selatan

(2010).http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4900/1/100969NIA%20FAUZIAH-FITK.pdf [16 Februari 2015]


8 Decentralized Basic Education (Dbe-1) Usaid, Petunjuk Teknis Inventarisasi Data Dan Analisis Aset Sarana-Prasarana Sekolah Tingkat
Kabupaten, 2010, Https://Www.Academia.Edu/6744189/Petunjuk_Teknis_Inventarisasi_Data_Dan_Analisis_Aset_SaranaPrasarana_Sekolah_Tingkat_Kabupaten_Buku_Ii_Software_Format_Data_Dan_Analisis_Untuk_Tingkat_Dinas, 15 Februari 2015

Ferli Ummul Muflihah (2013). Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan


Proses

Pembelajaran

Di

Mtsn

Sleman

Kab

Sleman

Di

Maguwoharjo

Yogyakarta.http://digilib.uin-suka.ac.id/9124/ [15 Februari 2015]

Decentralized Basic Education (Dbe-1) Usaid (2010). Petunjuk Teknis Inventarisasi


Data

Dan

Analisis

Aset

Sarana-Prasarana

Sekolah

Tingkat

Kabupaten.

Https://Www.Academia.Edu/6744189/Petunjuk_Teknis_Inventarisasi_Data_Dan_Anali
sis_Aset_SaranaPrasarana_Sekolah_Tingkat_Kabupaten_Buku_Ii_Software_Format_Data_Dan_Analisis
_Untuk_Tingkat_Dinas [15 Februari 2015]

Anda mungkin juga menyukai