Nama
: Nurfitriyana Dermawan
NIM
: 1445125833
penunjang
terselenggaranya
suatu
proses.
Dalam
pendidikan
misalnya:
lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana
seperti
alat
langsung
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan,
misalnya:
ruang,
buku,
proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju
sekolah, tetapi dimanfaatkan secaralangsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman
sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. 2
C. Konsep manajemen sarana prasarana pendidikan
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan memiliki peran penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan pengadaan,
pemanfaatan dan pemeliraharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian
yang
tak
terpisahkan
dalam
kajian
manajemen
pendidikan.
Rencana
kerja
sebagai berikut:
Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai
(ready for uses) dalam proses pembe-lajaran, sehingga proses pembelajaran semakin
efektif dan efesien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3
Materials Management is concerned with equipment and materials. It includes the following,
a. Equipment needs in terms of objectives and activities.
b. Purchasing policies, principles and procedures
c. Selecting the equipment
d. Care and maintenance of equipment
e. Storing (indoors and outdoors)
f. Handling security
g. Issue and inventory
h. Maintenance of registers
i. Modificatio
j. Standardization and modernization of equipment and materials
k. Disposal procedures.4
l. Manajemen Bahan berkaitan dengan peralatan dan bahan. Yang meliputi berikut ini,
1) Kebutuhan peralatandalam hal tujuan dan kegiatan.
2) Pembelian kebijakan, prinsip dan prosedur
3) Memilih peralatan
4) Perawatan dan pemeliharaan peralatan
5) Menyimpan (indoor maupun outdoor)
6) keamanan Penanganan
7) Isu dan persediaan
8) Pendaftaran pemeliharaan
9) Modifikasi
10)Standardisasi dan modernisasi peralatan dan bahan Prosedur Pembuangan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
2 Ibid.,
3 Drs. Abdul Manaf, M.Pd, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Pada Madrasah/Sekolah, 2011,
http://www.slideshare.net/manafmada/jurnal-sarana-dan-prasarana-pendidikan, 14 Februari 2015
program-program yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, perencanaan perlengkapan pendidikan dapat
didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan
fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan
perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi
kebutuhan perlengkapan. Oleh karena itu, keefektifan suatu perencanaan pengadaan
5 Nia Fauziah, Penerapan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smpn 227 Jakarta
Selatan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4900/1/100969-NIA%20FAUZIAHFITK.pdf, 16 Februari 2015
perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya
itu dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dalam periode tertentu. Apabila
pengadaan perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya, berarti perencanaan
pengadaan perlengkapan di sekolah itu betul-betul efektif.
2. Pengadaan
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan
rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya. Pengadaan merupakan
serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai
dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana prasarana dapat
berkaiatan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengadaan
dilakukan
sebagai
bentuk
realisasi
atas
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan
agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3. Pendistribusian
Barang-barang
perlengkapan
sekolah
yang
telah
diadakan
dapat
didistribusikan.
paling tidak ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personal sekolah yang akan
mamakai perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu mamahami petunjuk penggunaan
perlengkapan pendidikan, menata perlengkapan pendidikan, dan memelihara baik secara
kontinu maupun berkala semua perlengkapan pendidikan. Sedangkan dalam hubungannya
dengan pemeliharaan perlengkapan pendidikan, ada beberapa macam pemeliharaan. Ditinjau
dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan, yaitu pemeliharaan bersifat pengecekan,
pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan,dan
pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. Apabila dilihat dari segi waktunya, ada dua macam
pemeliharaan perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala.
5. Inventarisasi
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah mencatat
semua perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah. Lazimnya, kegiatan pencatatan semua
perlengkapan itu disebut dengan istilah inventarisasi perlengkapan pendidikan. Kegiatan
tersebut merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Secara definitive, inventarisasi adalah
pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan teratur
beradasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Menurut Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor Kep. 225/MK/V/4/1971 barang milik Negara adalah berupa semua
barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber, baik secara keseluruhan atau
sebagiannya, dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang
barang-barangnya di bawah penguasaan pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun daerah
otonom, baik yang berada di dalam maupun luar negeri.
6. Penghapusan
Selama proses investaris kadang-kadang petugasnya menemukan barang-barang atau
perlengkapan sekolah yang rusak berat. Barang-barang itu tidak dapat digunakan dan tidak
dapat diperbaiki lagi. Seandainya diperbaiki, perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar
sehingga lebih baik membeli yang baru dari pada memperbaikinya. Demikian pula, ketika
melakukan
inventarisasi
perlengkapan,
petugasnya
mungkin
menemukan
beberapa
perlengkapan pendidikan yang jumlahnya berlebihan sehingga tidak digunakan lagi, dan
barang-barang yang kuno yang tidak sesuai dengan situasi. Apabila semua perlengkapan
tersebut tetap dibiarkan atau disimpan, antara biaya pemeliharaan dan kegunaannya secara
teknis dan ekonomis tidak seimbang. Oleh Karena itu, terhadap semua barang atau
perlengkapan tersebut perlu dilakukan penghapusan. 6
E. Jenis-Jenis Sarana Dan Prasana Pendidikan
1. Lahan
6 Ferli Ummul Muflihah, Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran Di Mtsn Sleman Kab Sleman Di Maguwoharjo Yogyakarta, Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, http://digilib.uin-suka.ac.id/9124/, 15 Februari
2015
Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah yang
meliputi : bangunan, lahan praktek, lahan untuk sarana penunjang, dan lahan pertamanan.
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda bukti
kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat). Adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi
beberapa kriteria, antara lain :
a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan.
b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.
c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan praktek.
d. Lahan pengembangan adalah lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan bangunan dan
kegiatan praktek.
2. Ruang
Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Ruang
belajar terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan fungsinya.
Ruang kelas atau ruang tatap muka adalah sekelompk siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Atau kelas merupakan bagian atau unit
sekolah terkecil.
Secara umum jenis ruang ditinjau dari fungsinya dapat dikelompokkan dalam ruang
pendidikan, ruang administrasi, dan ruang penunjang.
a. Ruang Pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung pembelajaran teori dan praktik, antara lain :
1) Ruang Teori
2) Ruang Laboratorium
3) Ruang Olahraga
4) Perpustakaan
5) Ruang Kesenian
6) Ruang Keterampilan
b. Ruang Administrasi
Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor. Ruang
administrasi terdiri dari :
1) Ruang Kepala Sekolah
2) Ruang Tata Usaha
3) Ruang Guru
4) Gudang
c. Ruang Penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan
belajar mengajar, antara lain :
1) Ruang Ibadah
2) Ruang Serbaguna
3) Ruang Koperasi Sekolah
4) Ruang UKS
5) Ruang Osis
6) Ruang WC atau Kamar Mandi
7) Ruang BP
3. Perabot
Jenis perabot sekolah dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Perabot Pendidikan Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk
proses kegiatan belajar mengajar.
b. Perabot Administrasi Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk
mendukung kegiatan kantor.
c. Perabot Penunjang Perabot penunjang adalah perabot yang di gunakan atau dibutuhkan
dalam ruang penunjang, seperti : perabot perpustakaan, perabot UKS, dan sebagainya.
proses
belajar
c. Penutup lantai ( tegel keramik ), kondisinya lepas, berongga / kedudukan tegel bergerak,
pecah / retak
d. Dinding pengisi ( partisi atau pasangan tembok ), kondisinya lepas, berongga, retak.
Biaya maksimum yang diperlukan untuk perbaikan komponen bangunan tersebut adalah 35 %
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku setempat untuk
tipe yang sama, kemudian dikalikan dengan luasan keseluruhan bangunan yang mengalami
kerusakan. Sebagai misal:
a. Harga satuan tertinggi yang berlaku setempat : Rp 1.500.000,- / m2 ( satu juta lima
ratus ribu rupiah per meter persegi ), sudah termasuk PPN 10 %.
b. Biaya maksimum perbaikan 35% : 35% x Rp 1.500.000,- = Rp 525.000,c. Total luas bangunan ( 1 lokal ruang kelas ) yang diperbaiki : 56 m2
d. Besarnya dana yang diperlukan adalah : 56 m2 x Rp 525.000,- = Rp 29.400.000,e. Rincian biaya perbaikan
2. Kerusakan sedang, meliputi kondisi kerusakan pada:
a. Struktur atap bangunan ( kuda-kuda, nok, gording, murplat, usuk dan reng ), dimana
kondisi kayu struktur atap tersebut patah, keropos / lapuk, bergelombang, sambungan
lepas.
b. Langit-langit, dimana kondisi keseluruhan rangka plafond keropos / lapuk, melengkung /
turun, eternit pecah, eternit lepas dari dudukannya.
c. Lantai (rabat beton dan lapisan tegel di atasnya ), kondisinya bergelombang atau
mengalami penurunan, retak / pecah).
d. Kosen pintu / jendela, kondisinya keropos / lapuk, kusam, penggantung dan pengunci
rusak.
Biaya maksimum yang diperlukan untuk perbaikan komponen bangunan tersebut adalah 45 %
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku setempat untuk
tipe yang sama, kemudian dikalikan dengan luasan keseluruhan bangunan yang mengalami
kerusakan. Sebagai misal:
a. Harga satuan tertinggi yang berlaku setempat : Rp 1.500.000,- / m2 ( satu juta lima
ratus ribu rupiah per meter persegi ), sudah termasuk PPN 10 %.
b. Biaya maksimum perbaikan 45% : 45% x Rp 1.500.000,- = Rp 675.000,
c. Total luas bangunan ( 1 lokal ruang kelas ) yang diperbaiki : 56 m2
d. Besarnya dana yang diperlukan adalah : 56 m2 x Rp 675.000,- = Rp 37.800.000,
e. Rincian biaya perbaikan
3. Kerusakan berat, meliputi kondisi kerusakan pada :
a. Struktur atap bangunan ( kuda-kuda, nok, gording, murplat, usuk dan reng ), dimana
kondisi kayu struktur atap tersebut patah, keropos / lapuk, bergelombang, sambungan
lepas.
b. Langit-langit, dimana kondisi keseluruhan rangka plafond keropos / lapuk, melengkung /
turun, eternit pecah, eternit lepas dari dudukannya.
c. Lantai ( rabat beton dan lapisan tegel di atasnya ), kondisinya bergelombang atau
mengalami penurunan, retak / pecah.
d. Dinding, kondisinya lepas dari ikatan struktur beton, berongga, retakStruktur gununggunung patah, retak dan kedudukan miring.
e. Kosen pintu / jendela, kondisinya keropos / lapuk, kusam, penggantung dan pengunci
rusak.
Biaya maksimum yang diperlukan untuk perbaikan komponen bangunanf tersebut adalah 65 %
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku setempat untuk
tipe yang sama, kemudian dikalikan dengan luasan keseluruhan bangunan yang mengalami
kerusakan. Sebagai misal:
a. Harga satuan tertinggi yang berlaku setempat : Rp 1.500.000,- / m2 ( satu juta lima ratus
ribu rupiah per meter persegi ), sudah termasuk PPN 10 %.
Biaya maksimum perbaikan 65% : 65% x Rp 1.500.000,- = Rp 975.000,Total luas bangunan ( 1 lokal ruang kelas ) yang diperbaiki : 56 m2
Besarnya dana yang diperlukan adalah : 56 m2 x Rp 975.000,- = Rp 54.600.000,Rincian biaya perbaikan8
b.
c.
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA
M.
Nasrudin
Rosid.
(2012).
Konsep
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan.
Drs. Abdul Manaf, M.Pd (2011). Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Pada
Madrasah/Sekolah.
http://www.slideshare.net/manafmada/jurnal-sarana-dan-
Nia Fauziah. Penerapan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smpn 227
Jakarta
Selatan
Pembelajaran
Di
Mtsn
Sleman
Kab
Sleman
Di
Maguwoharjo
Dan
Analisis
Aset
Sarana-Prasarana
Sekolah
Tingkat
Kabupaten.
Https://Www.Academia.Edu/6744189/Petunjuk_Teknis_Inventarisasi_Data_Dan_Anali
sis_Aset_SaranaPrasarana_Sekolah_Tingkat_Kabupaten_Buku_Ii_Software_Format_Data_Dan_Analisis
_Untuk_Tingkat_Dinas [15 Februari 2015]