Index Kewirausahaan
Index Kewirausahaan
KEWIRAUSAHAAN
I. Pendahuluan
1. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuanpenemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang
baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi
dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan
Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut
bisa dalam bentuk
1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru
2. Memperkenalkan metoda produksi baru
3. Membuka pasar yang baru(new market)
4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen
baru
5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Menurut Schumpeter :
Wirausaha erat hubungannya dengan inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963)
Kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan(usaha).Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian
tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang
muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan
adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi
lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara
baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional
BAB I
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
I. Definisi Wirausaha dan Kewirausahaan
Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan
menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan
produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).
Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorganisasikan proses produksi
(Schumpeter).
Tugas Wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekadar
dengan cara yang lebih baik.
II. Karakteristik Pribadi Wirausaha
Sifat kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang
membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.
David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki
motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:
1. Memilih resiko moderate Dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang ada
tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil.
Pengembangan sistem dan budaya organisasi harus dapat menampung manajemen yang baik dan
juga adanya kewirausahaan. Salah satu pola yang ada untuk menampung kewirausahaan di
dalam organisasi mapan adalah wirausaha-intra (intrapreneurs). Pengembangan kewirausahaan
di dalam perusahaan dapat terjadi pada tiga tingkatan, yaitu:
- Individual (intrapreneurs / product champions)
- Kelompok kerja (entrepreneurial team / skunworks)
- Oganisasi / Perusahaan (entrepreneurial organization)
Di Indonesia tidak jarang ditemui perusahaan yang berada dalam kotak Tidak Layak Untuk
Terus yaitu baik manajemen dan kewirausahaan yang dimilikinya belum cukup menyiapkan
manajemennya dan sudah meninggalkan perusahaan untuk membangun bisnis baru.
Wirausaha pendiri dapat dianggap sempurna bila organisasi yang didirikannya dapat
mencapai kotak ideal yaitu baik manajemennya dan kewirausahaan organisasinya dalam
taraf baik.
9
Kuliah II
Kewirausahaan ( Entrepreneurship )
Tujuan Pengajaran :
Setelah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang :
a.
b.
c.
d.
e.
Materi
1 Pengertian kewirausahaan
2. Wirausaha dan Penciptaan Bisnis
3. Kontribusi Wirausaha dalam Ekonomi Bisnis
4. Essensi hubungan kewirausahaan dan inovasi Bisnis
5. Kajian tentang Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis
6.
Pengertian kewirausahaan
Negara-negara maju sekarang ini pada awalnya mulai dari negara terkebelakang, negara
yang berpendapatan kecil, tapi semua penduduknya
( sumberdaya manusianya ) bertekad untuk bisa menjadi negara maju dan mereka mengetahui
dan menyadari bahwa untuk maju maka mereka harus kerja keras, berpikir yang kreatif dan
untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru harus dapat mengendalikan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dengan produktivitas yang tinggi.
Entrepreneurship/Kewirausahaan berasal dari kata Perancis yang berarti yang berarti
perantara, karena kegiatannya adalah mengubah/menemukan proses baru, membuka suplly
bahan baku baru, atau cara penyaluran baru sehingga tebentuk kegiatan baru.
Entrepreneur adalah pelaku perubahan ( Change agent ), yang mentranformasikan sumber
daya,akibatnya timbulnya pertumbuhan industrial
Entrepreneurship seringkali melakukan perubahan dengan menentang keteraturan
masyarakat, melalui perubahan perubahan kecil marginal, tetapi mempunyai dampak yang
sangat besar. Entrepreneurship sebagai sebuah proses dan para entrepreneurnya dianggap sebagai
inovator yang memanfaatkan proses tersebut untuk menghancurkan kondisi status quo melalui
kombinasi-kombinasi baru, seperti
1. membuat produk baru yang belum pernah diketemukan ( Innovation )
2.
3.
4.
5.
Menurut Peter F Drucker, agar tercapai hasil maka sumberdaya harus dialokasi ke
peluang-peluang, bukan ke masalah, berarti harus dapat memaksimasi peluang-peluang.
Memindahkan sumberdaya yang nilainya rendah pada satu tempat ke tempat yang mempunyai
nilai tinggi. Perlu memahami bahwa yang berlaku saat ini tidak mutlak, dan dapat menciptakan
hari esok yang lebih baik
Siapa saja yang dianggap sebagai seorang entrepreneurship
Entrepreneurship adalah suatu pemikiran yang strategies, dan bisa menciptakan peluangpeluang baru, atau membaca peluang dimana orang lain tidak melihat atau merasakannya bagi
para individu dan organisasi, serta berani mananggung resiko, kreatif dan berorientasi pada
pertumbuhan
Proses kewirausahaan itu dimulai dari
1. Pribadi
2. Sosiologi
3. Lingkungan
Secara schematic dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Pribadi Pribadi
Pencapaian
Lcs ctl
Sosiologi
Pengambilan
Resiko
Inovasikejadian Pemicu
Jaringan
Pribadi
Lingkungan
Wirausahawan
Kelompok pemimpin
Implementasi
kelompok
Strategi
Pertumbuhan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkgan
Peluang
Kompetisi
Pesaing
Model peranan
Sumberdaya
Pelanggan
Kreativitas
kebijakan pemerintah
Pemasok
Bankir
Investor
Pengacara
Pengambilan resiko
1.
2.
3.
4.
5.
1. Pemimpin
2. Manajer
Organisasi
1.
2.
3.
4.
Strategi
Struktur
Budaya
Produk
Untuk melihat apakah seseorang sebagai seorang entrepreneur dapat dilihat dari cara mereka
berperilaku dan apa yang dicapai telah mereka capai, seringkali disebut dengan Behavioral
Entrepreneur
No
Memiliki kreativitas
Memiliki fleksibilitas
10
11
12
13
14
Memiliki inisiatif
15
16
17
18
Berorientasi laba
19
20
Memiliki keluwesan
21
Memiliki pengetahuan
22
KULIAH III
MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini , mahasiswa sebagai calon wirausaha diharapkan
dapat :
1. Menumbuhkan jiwa wirausaha
2. Menjelaskan arti kewirausahaan
3. Menjelaskan karakter seorang wirausaha
4. Menjelaskan tipe-tipe wirausaha
5. Menumbuhkan keinginan untuk berwirausaha
I.
Pendahuluan,
Perekonomian Indonesia pada tahun 1998 mengalami masa yang sangat sulit,
dimana pada waktu itu terjadi penggantian kekuasaan dari orde lama ke orde baru
disertai terjadinya krisis dari semua aspek kehidupan, yang berakibat terjadinya
pengangguran dimana-mana. Diwaktu era orde baru 60 % perekonomian
Indonesia ditunjang oleh perusahaan besar, 40 %nya perusahaan kecil ( UMKM).
Pada saat itu nilai rupiah menjadi anjlok, sebelum tahun 1998 1 $ = Rp 2.500
kemudian pada tahun 1998 1 $ = Rp 14.000, hal ini mengakibatkan perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam keuangan karena 70 % dari bahan baku dari
produk jadi adalah import. Banyak perusahaan besar menutup usahanya,
I.
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things) dan
keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).Kreatifitas diartikan
sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru
dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang. Keinovasian diartikan sebagai
kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan
peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu, kewirausahaan
adalah "thinking and doing new things or old thinks in new ways" Kewirausahaan adalah
berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan caracara baru.
j. Memiliki tenaga dalam
Memiliki tenaga dalam : artinya bahwa seorang wirausaha harus memiliki :
a. Keuletan
b. Ketabahan
c. Ketekunan
d. Kejujuran
e. Kedisiplinan
f. Ketulusan
g. Keikhlasan
h. Kesopanan, keramahan
1.2 Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha diperlukan beberapa hal antara lain
1. Komitmen pribadi
2. Lingkungan dan pergaulan yang kondusif
3. Melalui Pendidikan dan Pelatihan
4. Karena Keadaan Terpaksa
1. Melalui Komitmen Pribadi
Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat mandiri,
mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, agar
lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri. Kita dapat memprogram ulang
diri kita untuk sukses melalui deklarasi tertulis, bahwa pikiran perasaan, ucapan dan
tindakan anda akan selalu diperbaiki ke arah yang lebih baik (buat 1 deklarasi setiap hari
selama 1 bulan)
2. Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif
KULIAH III
MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA
A. CARA MEMASUKI DUNIA USAHA
Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
dunia usaha, yaitu :
1. Merintis usaha baru (starting)
2. Membeli perusahaan orang lain (buying).
3. Kerja sama manajemen (franchising),
4. Memasuki Bisnis Keluarga
1. MEMBENTUK & MENDIRIKAN USAHA BARU (Starting)
Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang
dapat dirintis :
a. Perusahaan milik sendiri, yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang,
b. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas
dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
a.
b.
c.
d.
KOMPETENSI WIRAUSAHA
Seorang wirausaha membutuhkan kompetensi sebagai berikut :
Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang
dan jasa serta cara menyajikannya.
Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar
dan pelanggan serta harga yang tepat
Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumbersumber dana dan cara menggunakannya
Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi dan kemampuan komunikasi serta negosiasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru :
a. Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki
b. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
c. Tempat usaha yang akan dipilih
d. Organisasi usaha yang akan digunakan
e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
PRODUSEN/PENCIPTA
FRANCHISOR
INDOMART,SUPERINDO
ALFAMART
COCA COLA/PEPSI
KEKURANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pelatihan formal
Batuan manajemen keuangan
Metode pemasaran yang telah terbukti
Bantuan manajemen operasional
Jangka waktu permulaan bisnis lebih
cepat
6. Tingkat kegagalan keseluruhan lebih
rendah
a.
b.
c.
d.
e.
Pajak Franchise
Royalti
Batas pertumbuhan
Kurangnya kebebasan dalam operasi
Franchisor mungkin penyalur tunggal
dari beberapa perlengkapan
Konfigurasi
Pemerintah
Budaya
Perusahaan
Pola Keluarga
Pola
Keluarga
menunjukkan tingkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang dari pada perusahaanperusahaan pada umumnya
2. Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang, manager keluarga dapat mengambil
pandangan jangka panjang yang lebih mudah dari pada manager perusahaan yang dinilai
hasilnya tiap tahun
3. Memperluas kualitas, karena mereka memiliki taruhan di dalam memelihara reputasi
keluarga, anggota keluarga mungkin mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan
nilai bagi konsumen.
FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan
pribadi wirausaha. Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya, adalah :
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman
Kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat.
4. Gagal dalam perencanaan.
merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6.
f. Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan
dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
adalah besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
MANAJEMEN : Adalah proses penentuan dan pencapaian tujuan-tujuan
melalui pelaksanaan fungsi-fungsi dasar (planning, organizing, staffing,
directing and controlling) dalam penggunaan sumber-sumber tenaga
kerja,modal, material dan informasi
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Peran Manajer
1.Manajer membuat keputusan yang sadar untuk menetapkan tujuan dan
mencapai tujuan-tujuan
2.Manajer mencapai tujuan melalui orang lain,manajer bekerja baik dengan
individu-individu maupun kelompok-kelompok
Prinsip prinsip manajemen ilmiah(Menurut Taylor, 1991)
Prinsip 1 :
Semua pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisis guna menentukan
satu cara terbaik untuk menyelesaikannya
Prinsip 2 :
Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih
secara ilmiah
Prinsip 3 :
Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan
menggaji pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji
dengan hasil kerja
Prinsip 4 :
Menempatkan Manajer dalam Perencanaan, Persiapan dan Pemeriksanaan
pekerjaan.
TINGKATAN MANAJEMEN
1.Manajemen Puncak (CEO, Presiden yang membawahi Vice President)
2.Manajemen Menengah (dibawah Vice President tetapi diatas supervisor)
3.Manajemen Tingkat Bawah (Supervisor)
Gambar Piramida Manajemen
AREA MANAJEMEN
7. Manajer Pemasaran
8. Manajer Operasi
9. Manajer Keuangan
10.Manajer Sumber Daya Manusia
FUNGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penentuan Personalia
4. Pengarahan
5. Pengendalian
2. Pengorganisasian
a. Kegiatan penyusunan dan pengalokasian sumber daya sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
b.Penentuan hubungan wewenang
3. Penentuan Personalia (Staffing)
a.Berusaha menentukan orang-orang yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan organisasi
b.Mempertahankan mereka
Ketrampilan-Ketrampilan Manajemen
a.Ketrampilan Teknik (Technical Skill)
b.Ketrampilan Kemanusiaan (Human Skill)
c.Ketrampilan Konseptual (Conseptual Skill)
KIAT-KIAT MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang
menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis (ada dan berlangsung), bila
usahanya ingin berhasil para wirausaha menggunakan proses kreatifitas dan
inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber ekonomi untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa disamping fungsi-fungsi
manajemen
ORGANISASI WIRAUSAHA
a.Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan
usaha yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks
organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin
sederhana organisasinya. Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi
usaha pada umumnya dikelola sendiri. Pengusaha kecil pada umumnya
berperan sebagai small business owner manager atau small business
operator.
b.Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan "owner business
manager", jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka
pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri akan tetapi harus melibatkan
orang lain.
4. Tahap Keputusan
Langkah yang terakhir adalah tahapan mengambil keputusan. Apakah bisnis layak
dilaksanakan atau tidak.
Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan
bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Period
(PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
Analisis Aspek Pemasaran
1. Kebutuhan dan keingina konsumen
2. Pertumbuhan pasar
3. Segmentasi pasar
4. Target
5. Laba Kotor
6. Nilai tambah
7. Masa hidup produk
8. Pangsa Pasar
Analisa produksi/operasi
1. Bahan Baku
2. Bahan Penolong
3. Tenaga kerja
4. Mesin
5. Layout
6. Lokasi
7. Volume
Analisis Aspek Manajemen
1. Organisasi : Kepemilikan dan manajemen
2. Karyawan
Analisis Aspek Keuangan
1. Kebutuhan dana
2. Sumber dana
3. Proyeksi Neraca
4. Proyeksi laba rugi
5. Proyeksi Aliran kas,: Kas masuk,kas keluar dank as bersih
Analisis Kelayakan Bisnis
a. Analisis Aspek Pemasaran
1. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen,
Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa
banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka
membutuhkan?
2. Segmentasi Pasar.
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan
yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi supaya tidak terjadi
kelebihan kapasitas
4. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup
tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga persediaan
tersebut efisien
5. Teaga Kerja.
Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja
dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan itu, supaya lebih tepat,
lebih cepat, dan lebih hemat (efisien).
6. Lay-out.
Lay-out adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay-out harus
tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien.
b. Analisis Aspek Manajemen
1.Kepemilikan.
Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau
milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya). Apa
saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih tersebut? Hendaknya
dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
2.Organisasi.
organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, organisasi staf,
lini dan staf atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
3.Tim Manajemen.
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara
profesional. Tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki
wirausaha.
4.Karyawan
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang
diperlukan.
c. Analisis Aspek Keuangan
1.Kebutuhan Dana.
kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya berapa besarnya dana
untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal
2.Sumber Dana.
Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal
(misalnya modal yang disetor, laba yang ditahan, penyusutan) dan modal eksternal
(misalnya saham-saham, obligasi, dan pinjaman).
3. Proyeksi Neraca.
Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta untuk
mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
4. Proyeksi Rugi & Laba.
Proyeksi rugi & laba dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi
di masa yang akan datang. Komponen rugi & laba meliputi proyeksi penjualan,
proyeksi biaya, dan proyeksi rugi /laba bersih.
5.Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow).
Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban keuangannya.
Ada tiga jenis aliran kas, yaitu :
a. Aliran kas masuk (cash inflow), merupakan penerimaan-penerimaan yang berupa hasil
penjualan atau pendapatan.
b. Aliran kas keluar (cash outflow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga
dan pajak.
c. Aliran kas masuk bersih (net cash in- flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk
dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak.
1.
2.
3.
1.
2.
Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu metode Payback
Periode, Net Present Value, Internal Rate of Return dan Probability Index.
PAYBACK PERIODE (PBP)
Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi.
Payback Periode sangat penting untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi.
Semakin cepat payback periodenya maka semakin baik bisnis tersebut
Jika Payback Period lebih pendek waktunya daripada maximum Payback Period, maka
usulan investasi dapat diterima.
NET PRESENT VALUE (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang
akan datang.
Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih
besar dari pada nilai sekarang investasi maka proyek dinyatakan menguntungkan sehinga
diterima, sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif) proyek ditolak karena tidak
menguntungkan.
PENYUSUNAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Kita semua telah diberi dua anugerah yang luar biasa yaitu pikiran anda
dan waktu anda. Terserah pada anda untuk melakukan apa yang anda
senangi dengan keduanya.
2. Kita dan masa depan anak-anak anda akan ditentukan oleh pilihan yang anda
buat sekarang, bukan besok. Karena itu bertindaklah untuk menangkap
peluang, mulai dari diri sendiri, dari sekarang dan dari yang terkecil.
3. Semoga kita bahagia dengan anugerah yang menakjubkan yang kita rasakan
dalam kehidupan ini, amien...
MANAJEMEN RESIKO
PENDAHULUAN
Kebanyakan orang ingin mengelakkan resiko, karena ingin selalu aman dan hidup
tentram, maka memang kebanyakan orang takut menanggung resiko.
Namun semua tahap kehidupan kita mengandung resiko. Kemanapun kita lari dari resiko,
maka disitupun kita akan menemukan resiko yang lainnya. Karena resiko merupakan
bagian tidak terpisahkan dari hidup kita.
Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata resiko itu, namun secara sederhana
resiko artinya kemungkinan akan terjadinya akibat buruk atau akibat yang merugikan,
seperti kehilangan, cedera, kebakaran dan sebagainya.
Tidak ada metode apapun yang bisa menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu
dapat terhindarkan, kecuali kalau kegiatan yang mengandung resiko itu tidak dilakukan
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnyalah resiko
tersebut di-manage dengan sebaik-baiknya!
Tugas Manajemen Resiko
1. Mengidentifikasi resiko-resiko yang dihadapi,
2. Mengukur atau menentukan besarnya resiko
3. Mencarikan jalan keluar untuk menghadapi atau menangani resiko itu.
Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun
mengendalikan resiko tersebut.
Pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh manager resiko adalah :
1. Resiko apa yang saja yang dihadapi oleh perusahaan?
Klasifikasi Kerugian
1. Kerugian hak milik (Property Losses)
2. Kewajiban mengganti kerugian orang lain (Liability Losses)
3. Kerugian personalia (Personnel Losses)
Kerugian hak milik (Property Losses)
1. Kerugian langsung yang dihubungkan untuk mengganti atau reparasi atau
kehilangan harta.
2. Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedng
yang rusak akibat kerugian langsung
3. Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang
disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja
Kewajiban mengganti kerugian orang lain (Liability Losses)
Adalah kewajiban untuk mengganti kerugian orang lain karena rusaknya hak
milik orang lain atau terlukanya orang lain.
Kerugian personalia (Personnel Losses)
2. Kerugian bagi perusahaan karena kematian, cacat atau mengundurkan dirinya
pegawai, langganan atau pemilik.
3. Kerugian bagi keluarga pegawai yang disebabkan oleh kematian, cacat atau
pemberhentian
Metode yang dianjurkan dalam menggunakan Checklist
1. Questionare analisis resiko (Risk analysis questionnaire)
2. Metode laporan keuangan (Financial statement methode)
3. Metode peta-aliran (flow chart)
4. Inspeksi langsung pada objek
5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan
6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu
7. Analsis lingkungan
PENGUKURAN RESIKO
Sesudah manajer resiko mengidentifikasikan berbagai jenis resiko yang
dihadapi perusahaan, maka selanjutnya resiko itu harus diukur. Perlunya diukur
adalah :
1. Untuk menentukan relatif pentingnya
2. Untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan
kombinasi peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya
Dimensi yang harus diukur
Informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi resiko yang
perlu diukur yaitu :
1. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi
KEWIRAUSAHAAN
Ruang Lingkup :
1. Pengertian Dasar Wirausaha/Enterpreunership
2. Sumber Daya Manusia
3. Sikap Mental Kewirausahaan
4. Identifikasi Peluang Usaha Baru
5. Pembiayaan Wirausaha Baru
6. Evaluasi Peluang Usaha Baru
7. Usaha Waralaba/Franchise
8. Pemasaran Langsung
9. Bentuk-bentuk Kepemilikan Usaha Bisnis
10. Perencanaan Pemasaran
11. Pembiayaan Wirausaha Baru
12. Evaluasi Peluang Usaha Baru
KEWIRAUSAHAAN
I. Pendahuluan
2. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuanpenemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang
baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi
dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan
Penrose (1963)
Kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan(usaha).Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian
tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang
muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan
adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi
lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara
baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah:
3. proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu
yang diperlukan
4.
Memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas
jasa moneter dan kepuasan pribadi
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang
sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah:
5. pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada
wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena
memang penekanan pada segi bisnisnya.
6. Pada tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang
lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian
seharusnya lebih ditonjolkan
7. persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah
dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) pendidikan wiraswasta yang lebih tepat.
8. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu
yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial
(FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama
pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu
dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek
financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)
2. Ciri dan Watak Wirausaha (Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001 : 8.)
Ciri-ciri dan watak kewirausahaan :
a. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis,
dan optimism
b. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba,ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
c. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar dan suka tantangan
d. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
e. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
f. Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif
Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang
menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :
1. Lokus pengendalian internal
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis
usaha yang pernah dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial(POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
4. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk
menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui
langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di
mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih
dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai
kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu
mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu
produk, pelayanan yang diberikan,serta kepuasan pelanggan menjadi
perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan
selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk
uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di
mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha
sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan
kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya,
baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.
- Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
- Kasmir, 2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
- Soesarsono, 2002, Pengantar Kewirausahaan, Buku I, Jurusan Teknologi Industri
IPB, Bogor.
- Suryana, 2001, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu
Publisher, Yogyakarta.
- http://westaction.org/definitions/def_entrepreneurship_1.html yang diakses pada
tanggal 13 Januari 2006
- Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma, Jakarta.
- Masud & Mahmud Machfoedz, 2004, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
- Winardi, 2003, Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.