Anda di halaman 1dari 67

KULIAH I

KEWIRAUSAHAAN
I. Pendahuluan
1. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuanpenemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang
baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi
dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan
Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut
bisa dalam bentuk
1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru
2. Memperkenalkan metoda produksi baru
3. Membuka pasar yang baru(new market)
4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen
baru
5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri.

Menurut Schumpeter :
Wirausaha erat hubungannya dengan inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963)
Kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan(usaha).Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian
tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang
muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan
adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi
lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara
baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah:


1. proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu
yang diperlukan
2. Memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas
jasa moneter dan kepuasan pribadi
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang
sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah:
1. Penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada
wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena
memang penekanan pada segi bisnisnya.
2. Pada tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang
lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian
seharusnya lebih ditonjolkan
3. Persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah
dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan
yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata
lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang
berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) pendidikan
wiraswasta yang lebih tepat.
4. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu
yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial
(FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama
pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu
dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek
financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)
2. Ciri dan Watak Wirausaha (Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001 : 8.)
Ciri-ciri dan watak kewirausahaan :
a. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis,
dan optimism
b. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba,ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
c. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar dan suka tantangan
d. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
e. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
f. Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif
Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang
menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.

Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :


1. Lokus pengendalian internal
2. Tingkat energi tinggi
3. Kebutuhan tinggi akan prestasi
4. Toleransi terhadap ambiguitas
5. Kepercayaan diri
6. Berorientasi pada action
Karakteristik Wirausahawan (Masykur W)
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi
kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen tinggi (survival)
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan
transformasi-transformasi atraktif
2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating
Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang
segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila
mereka tidak melakukan hal tersebut,mereka akan kehilangan posisi relatif
pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship

Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang


untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi
sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan
dengan produsen lain.
Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain
yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut
sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
3. Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
(1) Tahap memulai,
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
(2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan",
Tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
(3) Mempertahankan usaha,
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan
analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi yang dihadapi
(4) Mengembangkan usaha,
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3),
proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut
dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar
pribadi, seperti pendidikan, sosiologi,organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian,
implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang
bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai,pendidikan,
pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi
diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi
lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap


berikut (Alma, 2007: 10 12) :
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis
usaha yang pernah dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial(POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
4. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk
menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui
langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di
mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih
dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai
kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu
mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu
produk, pelayanan yang diberikan,serta kepuasan pelanggan menjadi
perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan
selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk
uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di
mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha
sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan
kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya,
baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.

g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus


dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu
memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan
berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara
lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang
pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
a. jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi
sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan
usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan
sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan
yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi
pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
b. mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai
gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang
dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada
pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang
bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
c. selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada
Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil
yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa manusia
yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan ! dengan demikian
berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk
mencapai cita-cita. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti
halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke
arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1)
mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki,yaitu :
1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan
dilakukan.
2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui
dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,
mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat
memperhitungkan,memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan
kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami
kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara
efektif dan efisien.
3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna
terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak
setengah hati.

4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.


Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan
keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu,
harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan /
mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu
seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai
dengan kebutuhannya.
7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu
member kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan
jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara
bersaing Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength),
kelemahan(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya
dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap
dirinya danterhadap pesaing.
10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan
/ pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 139)
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma,
106 109), terdiri atas :
1. mau kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and
through people)
3. penampilan yang baik (good appearance)
4. yakin (self confidence)
5. pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. ambisi untuk maju (ambition drive)
8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)
5. Kasus Kewirausahaan
1. Mahasiswa mencari kasus-kasus wirausaha khususnya yang sukses dari
internet atau sumber lainnya TUGAS INDIVIDU, ATAU mahasiswa
ditugaskan untuk mengambil data mengenai wirausaha atau usaha kecil
menengah (UKM) dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan
TUGAS KELOMPOK : masing-masing mahasiswa dikelompokkan
dengan anggota minimal 3 orang dan setiap kelompok diminta untuk
mengumpulkan 5 kasus UKM)

BAB I
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
I. Definisi Wirausaha dan Kewirausahaan
Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan
menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan
produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).
Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorganisasikan proses produksi
(Schumpeter).
Tugas Wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekadar
dengan cara yang lebih baik.
II. Karakteristik Pribadi Wirausaha
Sifat kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang
membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.
David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki
motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:
1. Memilih resiko moderate Dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang ada
tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil.

2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali


kecenderungan untuk mencari kambing hitam atas kegagalan atau kesalahan yang
dilakukannya.
3. Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.
4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.
Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh para ahli
dengan menggunakan teori letak kendali (locus of control) yang dikemukakan oleh J.B.
Rotter. Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian
dalam hidupnya. Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam
lingkup kendalinya atau faktor diluar kendalinya.
Dua kategori letak kendali menurut Rotter yaitu:
- Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya.
Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih cepat mau menerima
pembaharuan (inovasi).
- Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang, melainkan
juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan
besar disekeliling seseorang.
Management Systems International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal
entrepreneurial characteristics) sebagai berikut:
1. Mencari peluang
2. Keuletan
3. Tanggungjawab terhadap pekerjaan

4. Tuntutan atas kualitas dan efisiensi


5. Pengambilan resiko
6. Menetapkan sasaran
7. Mencari informasi
8. Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya
9. Persuasi dan jejaring/koneksi
10. Percaya diri
III. Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya
Dalam pandangan Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang yang
sedang melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi
melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai wirausaha. Wirausaha
bukanlah jabatan, melainkan suatu peran.
Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah sebagai berikut:
- Memperbaharui dengan merusak secara kreatif.
Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan
memuaskan.
- Inovator
Menghadirkan hal yang baru di masyarakat.
- Mengambil dan memperhitungkan resiko
- Mencari peluang dan memanfaatkannya
- Menciptakan organisasi baru
5

IV. Mitos dalam Kewirausahaan


Berikut ini rincian mitos kewirausahaan yang dikumpulkan oleh Michael Robert dan Alan Weiss,
dan sejumlah bukti yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menetang mitos tersebut.
1. Wirausaha adalah pengambil resiko besar.
- Wirausaha bukan pengambil resiko besar, melainkan seorang yang menghitung resiko
yang akan diambilnya. Tantangan ada namun dengan upaya akan dapat dicapai.
- Wirausaha bijaksana dalam memilih resiko dan bukan penjudi.
2. Wirausaha adalah pemilik usaha, bukan pegawai.
- Yang mengubah restoran fast food McDonalds menjadi raja dibidang franchising
adalah Ray Kroc, pimpinan perusahaan, dan bukan pemiliknya yaitu McDonald
bersaudara.
- Intrepreneur di dalam perusahaan bukanlah pemilik.
3. Inovasi hanya di perusahaan kecil.
- Inovasi dilakukan dengan ketrampilan atau keahlian dan bukan pembawaan atau milik
budaya tertentu. Ia dilakukan dimana-mana.
- Musuh inovasi adalah birokrasi yang terdapat di perusahaan besar ataupun kecil.
4. Inovasi adalah gagasan besar.
Sebagian keberhasilan besar dimulai dari gagasan baru yang sederhana, misalnya walkman
muncul sebagai produk baru yang sukses berasal dari keinginan tetap mendengar musik secara
pribadi selagi berolahraga.
5. Wirausaha adalah pencetus gagasan saja.
Seorang inovator terjun langsung menerapkan gagasannya.
6

6. Wirausaha menyediakan sarananya termasuk modal sendiri.


- Wirausaha tidak sama dengan kapitalis.
- Wirausaha menggunakan sarana yang ada dengan cara baru.
7. Inovasi datang mencuat bagai kilat dari seorang genius.
- Ray Kroc memperbaharui bisnis hamburger dengan mengadakan pengamatan terusmenerus atas restoran McDonalds.
- Fred Smith menghasilkan undergraduate thesis model distribusi barang kiriman kecil
(parcel) dari pengamatan di kantor pos dan perusahaan pengiriman UPS. Thesisnya
dinilai C- oleh dosennya, namun gagasannya setelah diterapkan menjadi perusahaan
Federal Express yang sangat sukses.
8. Wirausaha dilahirkan dan kewirausahaan tidak dapat dilatihkan.
Seperti ketrampilan dokter atau pengacara, ketrampilan kewirausahaan dapat dilatihkan.
V. Wirausaha, Manajer dan Organisasi
Peran wirausaha pendiri adalah melahirkan suatu organisasi baru, baik sendiri maupun bersama
suatu kelompok. Setelah lahir maka wirausaha pendiri melakukan upaya pengembangan
organisasi hingga sampai organisasi tidak lagi tergantung pada pendiri. Pelaksanaan organisasi
memerlukan manajemen yang menguatkan organisasi dengan sistem manajemen dan mengurangi
ketidak-pastian dan ketergantungan pada faktor subjektivitas pendiri.
Dalam diagram berikut ini diperlihatkan bagaimana orientasi manajemen, yang menciptakan
birokrasi, yang berbeda dengan orientasi kewirausahaan, yang menciptakan inovasi:
7

GAMBAR 1 : MANAJEMEN VS KEWIRAUSAHAAN


MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Tertib, Teratur, Dinamis, Baru,
Stabil Melawan tradisi
Adil Unik, dikhususkan
Pasti Beresiko, tidak sama
Dengan yang lalu
BIROKRASI INOVASI
Berdasarkan gambar diatas, manajemen dan kewirausahaan diperlukan dalam organisasi yang
ingin sukses. Dalam tabel berikut dapat digambarkan bagaimana penggabungannya untuk dapat
menghasilkan organisasi yang ideal.
GAMBAR 2 : MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN
(Matrix Posisi Keunggulan & Permasalahan Strategis)
MANAJEMEN
(Optimasi &
Penggunaan BAIK
Sumber Daya
Yang Ada) KURANG
KURANG BAIK
KEWIRAUSAHAAN
(Inovasi dan Pemanfaatan Kesempatan Usaha Baru)
MASALAH
JANGKA PANJANG
TIDAK LAYAK
UNTUK TERUS
IDEAL
SIAP DIAMBIL
ALIH
8

Pengembangan sistem dan budaya organisasi harus dapat menampung manajemen yang baik dan
juga adanya kewirausahaan. Salah satu pola yang ada untuk menampung kewirausahaan di
dalam organisasi mapan adalah wirausaha-intra (intrapreneurs). Pengembangan kewirausahaan
di dalam perusahaan dapat terjadi pada tiga tingkatan, yaitu:
- Individual (intrapreneurs / product champions)
- Kelompok kerja (entrepreneurial team / skunworks)
- Oganisasi / Perusahaan (entrepreneurial organization)
Di Indonesia tidak jarang ditemui perusahaan yang berada dalam kotak Tidak Layak Untuk
Terus yaitu baik manajemen dan kewirausahaan yang dimilikinya belum cukup menyiapkan
manajemennya dan sudah meninggalkan perusahaan untuk membangun bisnis baru.
Wirausaha pendiri dapat dianggap sempurna bila organisasi yang didirikannya dapat
mencapai kotak ideal yaitu baik manajemennya dan kewirausahaan organisasinya dalam
taraf baik.
9

Kuliah II
Kewirausahaan ( Entrepreneurship )
Tujuan Pengajaran :
Setelah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang :
a.
b.
c.
d.
e.

Pentingnya kewirausahaan bagi masyarakat


Memahami konsep dasar kewirausahaan
Keterkaitan antara kewirausahaan dengan inovasi bisnis
Dapat menganalisa berbagai aspek yang ada kaitannya dengan kewirausahaan
Memahami bahwa peran sumberdaya manusia sangat penting dalam
pengembangan kewirausahaan

Materi
1 Pengertian kewirausahaan
2. Wirausaha dan Penciptaan Bisnis
3. Kontribusi Wirausaha dalam Ekonomi Bisnis
4. Essensi hubungan kewirausahaan dan inovasi Bisnis
5. Kajian tentang Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis
6.
Pengertian kewirausahaan

Kewirausahaan ( entrepreneurship ) , adalah kemampuan manusia untuk dapat


menciptakan sesuatu nilai yang diperolehnya dengan mempelajari peluang-peluang baik itu
dalam bisnis, manajemen, ide, keuangan, resiko, komunikasi, pemasaran, produksi. Sehingga
akhirnya dapat menciptakan sesuatu, apakah itu dalam bentuk barang baru, jasa baru, cara kerja
baru, sistim baru, dan akhirnya terjadi efektifitas dan efisiensi dari pemakaian sumberdaya
Negara di Amerika Utara, eropah Barat, Jepang dan beberapa negara penghasil minyak di
timur tengah, sekarang menuju menjadi negara industri , hal ini bisa terjadi karena
masyarakatnya berjuang dan berpikirdengan jiwa wirausaha, yaitu mereka setiap waktu mencoba
untuk dapat mentranformasikan cara bekerja dan hidup.
Joseph Schumpeter, mendefinisikan kewirausahaan adalah cara yang dapat
menghancurkan orde ekonomi yang sudah ada dan memperkenalkan produk baru, jasa baru
dengan menciptakan bentuk organisasi baru, atau mengekploitasi bahan baku baru
Orang yang mempunyai bakat dan dapat membaca peluang tadi disebut wirausaha. Jadi
wirausaha bukan hanya orang yang dapat menjalankan bisnis saja tapi adalah orang yang dapat
berpikir, bertindak dan menciptakan suatu perubahan dalam dirinya, lingkungan sehingga terjadi
kemajuan yang arahnya selalu terjadi efisiensi dan efektifitas.

Negara-negara maju sekarang ini pada awalnya mulai dari negara terkebelakang, negara
yang berpendapatan kecil, tapi semua penduduknya
( sumberdaya manusianya ) bertekad untuk bisa menjadi negara maju dan mereka mengetahui
dan menyadari bahwa untuk maju maka mereka harus kerja keras, berpikir yang kreatif dan
untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru harus dapat mengendalikan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dengan produktivitas yang tinggi.
Entrepreneurship/Kewirausahaan berasal dari kata Perancis yang berarti yang berarti
perantara, karena kegiatannya adalah mengubah/menemukan proses baru, membuka suplly
bahan baku baru, atau cara penyaluran baru sehingga tebentuk kegiatan baru.
Entrepreneur adalah pelaku perubahan ( Change agent ), yang mentranformasikan sumber
daya,akibatnya timbulnya pertumbuhan industrial
Entrepreneurship seringkali melakukan perubahan dengan menentang keteraturan
masyarakat, melalui perubahan perubahan kecil marginal, tetapi mempunyai dampak yang
sangat besar. Entrepreneurship sebagai sebuah proses dan para entrepreneurnya dianggap sebagai
inovator yang memanfaatkan proses tersebut untuk menghancurkan kondisi status quo melalui
kombinasi-kombinasi baru, seperti
1. membuat produk baru yang belum pernah diketemukan ( Innovation )

2.
3.
4.
5.

Metode kerja baru yang lebih efisien dan efektif


Lapangan kerja baru
Teknologi baru
Daerah penjualan ( pasar ) baru

Menurut Peter F Drucker, agar tercapai hasil maka sumberdaya harus dialokasi ke
peluang-peluang, bukan ke masalah, berarti harus dapat memaksimasi peluang-peluang.
Memindahkan sumberdaya yang nilainya rendah pada satu tempat ke tempat yang mempunyai
nilai tinggi. Perlu memahami bahwa yang berlaku saat ini tidak mutlak, dan dapat menciptakan
hari esok yang lebih baik
Siapa saja yang dianggap sebagai seorang entrepreneurship
Entrepreneurship adalah suatu pemikiran yang strategies, dan bisa menciptakan peluangpeluang baru, atau membaca peluang dimana orang lain tidak melihat atau merasakannya bagi
para individu dan organisasi, serta berani mananggung resiko, kreatif dan berorientasi pada
pertumbuhan
Proses kewirausahaan itu dimulai dari
1. Pribadi
2. Sosiologi
3. Lingkungan
Secara schematic dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Pribadi Pribadi
Pencapaian
Lcs ctl

Sosiologi

Pengambilan
Resiko

Inovasikejadian Pemicu

Jaringan

Pribadi

Lingkungan

Wirausahawan

Kelompok pemimpin

Implementasi

kelompok
Strategi

Pertumbuhan

Lingkungan

Lingkungan

Lingkgan

Peluang

Kompetisi

Pesaing

Model peranan

Sumberdaya

Pelanggan

Kreativitas

kebijakan pemerintah

Pemasok
Bankir
Investor
Pengacara

1. Pencapaian Locus of control, berkenyakinan dapat mengendalikan nasib mereka sendiri,


mampu mengarahkan diri mereka sendir, dan mereka menyukai otonomi
2. Toleransi terhadap Ambiguitas, mereka berani menerima resiko dan toleransi pada
situasi-situasi yang menunjukan tingkat ketidakpastian tinggi
3. kepercayaan diri, para entrepreneur merasa diri kompeten dan nyakin dengan apa yang
dijalankan dan bersedia mengambil keputusan-keputusan
4. Berorientasi pada tindakan, bertindak sebelum masalah muncul, hemat dengan waktu

Pengambilan resiko
1.
2.
3.
4.
5.

Ketidakpastian akan pekerjaan


Kehilangan pekerjaan
Pendidikan
Usia
Komitmen

Sosiologi/ jaringan /kelompok


1. Orang tua
2. Keluarga
Wirausahawan

1. Pemimpin
2. Manajer
Organisasi
1.
2.
3.
4.

Strategi
Struktur
Budaya
Produk

Profil seorang entrepreneurial


a. Tanggung jawab, para entrepreneur memiliki tanggungjawab mendalam terhadap hasil
usaha yang sudah dibentuk, mampu mengendalikan sumberdaya dan memanfaatkannya
untuk mencapai tujuan
b. Preferensi untuk menghadapi resiko moderat, resiko yang mungkin muncul telah
diperhitungkan sebelumnya
c. Optimistik, mempunyai kenyakinan yang kuat untuk berhasil, setelah diperhitungkan
sesuai dengan realita
d. Keinginan untuk mencapai umpan balik
e. Energi tingkat tinggi, jam kerja lama, pekerja keras
f. Orientasi ke depan, tidak memikirkan apa yang sudah dikerjakan kemarin, tapi apa yang
harus dilakukan besok, entrepreneur selalu melihat ada peluang, tapi orang lain melihat
selalu ada masalah atau tidak melihat apa-apa
g. Membangun usaha dari titik nol, entrepreneur selalu dapat menempatkan orang sesuai,
tepat dengan tugasnya, sehingga memungkinkan para entrepreneur untuk dapat
mentranformasi visi mereka menjadi realita
h. Lebih mementingkan perolehan prestasi daripada uang, faktor prestasi merupakan faktor
primer yang dapat memotivasi lingkungan, uang hanya sekadar imbalan untuk prestasi
yang diraih
Jenis-jenis entrepreneurship
1. Innovating entrepreneurship, dicirikan dengan tingginya semangat untuk mencari
informasi baru, kemudian berekspriment secara agresif
2. Imitative entrepreneurship, kesedian untuk meniru inovasi yang berhasil diterapkan oleh
kelompok inovating entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship, sangat hati-hati dalam meniru, tetapi jika telah mantap mereka
melakukannya
4. Drone Entrepreneurship, entrepreneurship yang melakukan penolakan untuk
memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus
produksi
5. Parasitic entrepreneur, mengambil kesempatan dalam kesempitan ( rent-seekers )
pemburu rente

Inventor tidak sama dengan enrepreneur


Inventor adalah orang yang dapat menemukan / menciptakan produk baru
Entrepreneur adalah orang yang dapat menghimpun sumber-sumber dana, mengorganisasi
bakat-bakat dan menyediakan kepemimpinan agar produk yang dihasilkan mencapai
keberhasilan secara komersial
Seorang entrepreneur adalah orang yang mempunyai
a. Visi, adanya keinginan untuk mencapai pertumbuhan, mempunyai ide-ide untuk
pengembangan
b. Determinasi, kemampuan memanfaatkan sumberdaya secara konstruktif
c. Persistensi, kegigihan untuk dapat mencapai keberhasilan

Untuk melihat apakah seseorang sebagai seorang entrepreneur dapat dilihat dari cara mereka
berperilaku dan apa yang dicapai telah mereka capai, seringkali disebut dengan Behavioral
Entrepreneur
No

Karakteristik entrepreneur menurut Hornaday

Kepercayaan pada diri sendiri

Penuh energi dan bekerja dengan cermat

Kemampuan menerima resiko yang telah diperhitungkan

Memiliki kreativitas

Memiliki fleksibilitas

Memiliki reaksi positif terhadap tantangan yang dihadapi

Memiliki jiwa dinamis dan kepemimpinan

Memiliki kemampuan bergaul

Memiliki kepekaan untuk menerima saran

10

Memiliki kepekaan terhadap kritik-kritik

11

Memiliki pengetahuan tentang pasar

12

Memiliki keuletan dan kebulatan tekad untuk mencapai sasaran

13

Mempunyai strategi menghadapi lawan

14

Memiliki inisiatif

15

Memiliki kebutuhan untuk berprestasi

16

Memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri

17

Memiliki pandangan untuk masa depan

18

Berorientasi laba

19

Memiliki jiwa optimism

20

Memiliki keluwesan

21

Memiliki pengetahuan

22

Memiliki sikap perseptif

KULIAH III
MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini , mahasiswa sebagai calon wirausaha diharapkan
dapat :
1. Menumbuhkan jiwa wirausaha
2. Menjelaskan arti kewirausahaan
3. Menjelaskan karakter seorang wirausaha
4. Menjelaskan tipe-tipe wirausaha
5. Menumbuhkan keinginan untuk berwirausaha
I.

Pendahuluan,
Perekonomian Indonesia pada tahun 1998 mengalami masa yang sangat sulit,
dimana pada waktu itu terjadi penggantian kekuasaan dari orde lama ke orde baru
disertai terjadinya krisis dari semua aspek kehidupan, yang berakibat terjadinya
pengangguran dimana-mana. Diwaktu era orde baru 60 % perekonomian
Indonesia ditunjang oleh perusahaan besar, 40 %nya perusahaan kecil ( UMKM).
Pada saat itu nilai rupiah menjadi anjlok, sebelum tahun 1998 1 $ = Rp 2.500
kemudian pada tahun 1998 1 $ = Rp 14.000, hal ini mengakibatkan perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam keuangan karena 70 % dari bahan baku dari
produk jadi adalah import. Banyak perusahaan besar menutup usahanya,

mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan kerja, dan berlanjut terjadinya


penurunan daya beli masyarakat
Hal sebaliknya terjadi pada usaha UMKM dimana usaha ini tidak banyak
terlibat dengan bahan baku dari luar dan dalam menjalankan usahanya mereka
tidak memakai modal pihak lain, mereka berusaha sendiri , belum memakai
manajemen modern,belum membangun merek,belum melakukan pembagin kerja
yang tertata rapi (SOP),mereka terhindar dari kesulitan keuangan. Mereka
menjalankan usaha mandiri,tahan banting,fleksibel dalam bergerak, efisien karena
dikerjakan dengan seluruh anggota keluarga, dan mereka berbasiskan sumberdaya
local, akibatnya mereka terhindar dari krisis

I.

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan


Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah
melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah
bergeser. Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup
untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Sebagai
suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan, sehingga
setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai seorang wirausahawan
(entrepreneur).Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja tidak
cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan
ditekuninya. Tugas dari wirausaha sangat banyak, antara lain tugas mengambil
keputusan, kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan komersial, penyediaan
modal dll.
Pengertian Wirausahawan : adalah Seseorang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai peluang, me-manage sumber daya yang dibutuhkan serta mengambil
tindakan yang tepat, guna memastikan sukses secara berkelanjutan.
Kebutuhan Akan Wirausahawan ,Jika negara kita ingin berhasil dalam pembangunannya,
maka kita harus menyediakan 4 juta wirausaha besar dan sedang, dan kita masih harus
mencetak 40 juta wirausahawan kecil. Ini adalah suatu peluang besar yang menantang
untuk berkreasi mengadu ketrampilan membina wirausahawan dalam rangka turut
berpartisipasi membangun negara dan bangsa Indonesia.KADIN menargetkan pada tahun
2010 dapat tercipta 10 juta pengusaha baru. Sehingga diharapkan mampu menciptakan
lapangan kerja baru.

Contoh: peran serta wirausahawan dalam pembangunan adalah di negara Jepang.


Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata disponsori oleh
wirausahawan yang jumlahnya cukup besar.

Manfaat Dari Wirausaha


1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan di bidang produksi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, kesejahteraan dan sebagainya.
3. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuannya
4. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam
menghadapi pekerjaan
5. Memberi contoh kepada orang lain, bagaimana kita harus bekerja keras
6. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros

I.1 CIRI CIRI JIWA WIRAUSAHA


a. Percaya diri
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
c. Keberanian mengambil resiko
d. Kepemimpinan
e. Berorientasi ke masa depan
f. Kreatif inovatif
g. Memiliki tenaga dalam
a. Percaya Diri (Self Confident)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan
sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan,
optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai
keberhasilan

b. Berorientasi Tugas dan Hasil


Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.,
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat
dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses
berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.
c. Keberanian Mengambil Risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar
memulai atau berinisiatif, Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha
yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan Dengan demikian, keberanian
untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan
risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh
apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Artinya,
wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha
menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi
situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan,
keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang
dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di
pasar.
e. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan,
maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun
dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan
demi pembaharuan masa depan . Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha
tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia
selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang
f. Kreatifitas dan inovasi

Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things) dan
keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).Kreatifitas diartikan
sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru
dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang. Keinovasian diartikan sebagai
kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan
peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu, kewirausahaan

adalah "thinking and doing new things or old thinks in new ways" Kewirausahaan adalah
berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan caracara baru.
j. Memiliki tenaga dalam
Memiliki tenaga dalam : artinya bahwa seorang wirausaha harus memiliki :
a. Keuletan
b. Ketabahan
c. Ketekunan
d. Kejujuran
e. Kedisiplinan
f. Ketulusan
g. Keikhlasan
h. Kesopanan, keramahan
1.2 Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha diperlukan beberapa hal antara lain
1. Komitmen pribadi
2. Lingkungan dan pergaulan yang kondusif
3. Melalui Pendidikan dan Pelatihan
4. Karena Keadaan Terpaksa
1. Melalui Komitmen Pribadi
Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat mandiri,
mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, agar
lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri. Kita dapat memprogram ulang
diri kita untuk sukses melalui deklarasi tertulis, bahwa pikiran perasaan, ucapan dan
tindakan anda akan selalu diperbaiki ke arah yang lebih baik (buat 1 deklarasi setiap hari
selama 1 bulan)
2. Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif

Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan


pergaulan teman, famili, sahabat, karena mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha,
masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasinya. Sehingga mempunyai semangat,
kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berfikir lamban dan malas.
3. Melalui Pendidikan dan Pelatihan
Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha juga didorong oleh guru atau dosen
di sekolah atau lembaga pelatihan.Mereka memberikan mata pelajaran kewirausahaan
yang praktis dan menarik sehingga membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha.
4. Karena Keadaan Terpaksa
Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin pada awalnya
tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi karena usahanya yang keras,
tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga akhirnya menjadi wirausaha
yang sukses.
1.3 SIKAP NEGATIF PROFESI WIRAUSAHA
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga
mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif,
bersaing, egois, tidak jujur, kikir sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat,
pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar
penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Landasan filosofi inilah yang menyebabkan
rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita jauh tertinggal dari negara
tetangga, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis.

Mempertahankan Jiwa Kewirausahaan


A. Terminologi Kewirausahaan (Intrapreneurship)
Beberapa tahun belakangan ini topik intrapreneurship semakin popular. Dari sekian
banyak masih ada kekeliruan dalam memahami konsep yang mendasari intrapreneurship
tersebut. Kebanyakan definisi yang ada menyebutkan bahwa intrapreneurship tidak lepas dari
aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai dengan persetujuan organisasi dan komitmen
sumber daya untuk tujuan inovatif. Pada dasarnya pokok tujuan intrapreneurship adalah
mengembangkan semangat entrepreneurial dalam ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim
guna tercapainya kesejahteraan.
Intrapreneur
Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan
karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel.
Intrapreneurship
Kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada (Stoner,
1995)
Entrepreneur
Orang yang berusaha mendirikan usaha baru/organisasi baru
B. Kebutuhan Akan Sifat Kewirausahaan Dalam Organisasi
Banyak perusahaan menyadari akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam organisasinya (Peter
dan Waterman dalam bukunya A Passion of Excellence).
Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan munculnya permasalahan
seperti :
1. Semakin banyak pesaing yang mempunyai keunggulan
2. Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen
3. Banyak SDM berpotensi hengkang dan lebih memilih menjadi wirausaha

C. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi


Hambatan-hambatan yang biasanya dialami oleh perusahaan adalah tidak efektifnya
penerapan teknik tradisional manajemen pada pengembangan suatu bidang baru.
Pemahaman tentang hambatan-hambatan tersebut merupakan hal yang penting dalam membantu
perkembangan kewirausahaan perusahaan mengingat hal tersebut merupakan kunci dasar
penumbuhan iklim inovasi.
Faktor-faktor yang mendukung utuk tercapainya keberhasilan inovasi-inovasi menurut
James Brian Quinn (1995) adalah :
1. Iklim inovasi dan visi
2. Orientasi pasar
3. Organisasi yang tetap datar dan kecil
4. Proses belajar interaktif

D. Elemen-Elemen Spesifik Strategi Intrapreneurial Korporat


Dalam upaya untuk menciptakan strategi intrapreneurial, perusahaan harus
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut ini :
1. Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat merekrut orang-orang
yang memiliki kemampuan terbaik.
2. Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer untuk menjadi guru,
pelatih dan mentor.
3. Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya mencari perusahaan terbaik yang menyediakan
program bonus.
4. Wewenang manajemen akan degantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh koordinasi dan
dukungan horizontal.
5. Intrapreneurship dalam korporasi memperbolehkan seorang pegawai.
6. Mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa resiko meninggalkan
perusahaan.
7. Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil dan belajar bagaimana
bisa fleksibel, mendorong inovasi, serta membakar semangat pegawainya.
Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi intrapreneurial ini, ada
beberapa langkah penting yang perlu dilakukan :
1. Penngembangan visi
2. Dorongan inovasi
3. Penstrukturan suatu iklim intrapreneurial
4. Pengembangan tim usaha
Ada satu cara bagi perusahaan untuk mengembangkan iklim intrapreneurial, yakni melalui
program Intrapreneurship Training Program (ITP). Program tersebut dirancang untuk melatih
para peserta untuk mendukung intrapreneurship dalam lingkup pekerjaan masing-masing.
Program ini mencakup :
Pengenalan
Kreativitas individu
Intrapreneuring

Penilaian budaya yang ada saat ini


Perencanaan bisnis
Perencanaan tindakan
E. Penghapusan Mitos Tentang Intrapreneurial
Ada kesamaan mendasar antara entrepreneur dengan intrapreneur. Akibatnya mitosmitos
keliru tentang entrepreneur menulari juga intrapreneur.
Mitos : motivasi utama dari seorang entrepreneur (intrapreneur) adalah keinginan
untuk kemakmuran, karenanya uang adalah tujuan utama.
Kenyataan : motivasi utama dari entrepreneur (intrapreneur) adalah proses inovasi :
kebebasan dan kemampuan adalah motivasi utama, uang hanya sebuah alat dan
symbol kesuksesan.
Mitos : entrepreneur adalah pengambil resiko tinggi mereka adalah penjudi yang
memainkan taruhan besar.
Kenyataan : wirausaha adalah seorang yang realistis dengan mengambil resiko
menengah. Karena ia memperhitungkan resiko yang dihadapi

KULIAH III
MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA
A. CARA MEMASUKI DUNIA USAHA
Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
dunia usaha, yaitu :
1. Merintis usaha baru (starting)
2. Membeli perusahaan orang lain (buying).
3. Kerja sama manajemen (franchising),
4. Memasuki Bisnis Keluarga
1. MEMBENTUK & MENDIRIKAN USAHA BARU (Starting)
Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang
dapat dirintis :
a. Perusahaan milik sendiri, yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang,
b. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas
dasar badan hukum dengan modal saham-saham.

DUA PENDEKATAN DASAR PENDIRIAN USAHA


Ada dua pendekatan utama yang digunakan para wirausaha untuk mencari
peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan pengalaman, ketrampilan, kemampuan, dan latar
belakangnya sendiri dalam menentukan jenis usaha yang akan dirintis
2. Pendekatan berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu pendekatan yang menekankan
pada pengamatan lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer menjadi peluangpeluang bisnis

a.
b.
c.
d.

KOMPETENSI WIRAUSAHA
Seorang wirausaha membutuhkan kompetensi sebagai berikut :
Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang
dan jasa serta cara menyajikannya.
Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar
dan pelanggan serta harga yang tepat
Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumbersumber dana dan cara menggunakannya
Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi dan kemampuan komunikasi serta negosiasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru :
a. Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki
b. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
c. Tempat usaha yang akan dipilih
d. Organisasi usaha yang akan digunakan
e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

2. MEMBELI PERUSAHAAN ORANG LAIN (Buying)


Membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang
lain dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada..Hal ini dilakukan karena
memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
a. Resiko lebih sedikit
b. Lebih mudah, karena perusahaan sudah berjalan sehingga ada jalinan dengan
pelanggan dan pemasok
c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang bisa ditawar
Untuk menentukan nilai sebuah perusahaan yang akan dibeli menggunakan :

1. FAKTOR KUANTITATIF DALAM MENILAI SEBUAH BISNIS


a. Penilaian berdasarkan aktiva, mengukur bisnis dengan melihat nilai aktiva-nya.
Melibatkan perhitungan nilai buku aktiva, nilai pengganti aktiva dan nilai likuidasi
aktiva.
b. Penilaian berdasarkan pasar, sesuai harga perusahaan yang setara.
c. Penilaian berdasarkan laba, melihat nilai perusahaan berdasarkan laba potensial di
masa mendatang.
d. Penilaian berdasarkan perputaran uang (arus kas), dengan membandingkan
antara expected dan required rate of return dari investasi
2. FAKTOR NON KUANTITATIF DALAM MENILAI SEBUAH BISNIS
a. Persaingan
b. Pasar
c. Pengambangan komunitas dimasa yang akan datang
d. Komitmen hukum
e. Kontrak serikat pekerja
f. Harga produk
3. Kerja Sama Manajemen (Franchising)
Kerja sama antara entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor/parent
company) dalam mengadakan persetujuan perjanjian untuk menyelenggarakan usaha.
Bentuk usaha fanchisee adalah duplikasi dari perusahaan franchisor. Kerja sama ini
biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian
peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, advertensi, pembukuan, pencatatan dan
akuntansi, konsultasi, standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan
sumber-sumber permodalan.
GAMBAR SISTEM FRANCHISING
FRANCHISOR ADALAH
ADALAH PENJUAL

PRODUSEN/PENCIPTA

Franchisee adalah penjual

Franchisee adalah pendiri

retail, seperti minimarket/toko

FRANCHISOR

INDOMART,SUPERINDO
ALFAMART

COCA COLA/PEPSI

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FRANCHISING


KELEBIHAN

KEKURANGAN

1.
2.
3.
4.
5.

Pelatihan formal
Batuan manajemen keuangan
Metode pemasaran yang telah terbukti
Bantuan manajemen operasional
Jangka waktu permulaan bisnis lebih
cepat
6. Tingkat kegagalan keseluruhan lebih
rendah

a.
b.
c.
d.
e.

Pajak Franchise
Royalti
Batas pertumbuhan
Kurangnya kebebasan dalam operasi
Franchisor mungkin penyalur tunggal
dari beberapa perlengkapan

4. Memasuki Bisnis Keluarga


Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara
langsung terlibat dalam kepemilikan dan/atau jabatan/ fungsi. Setiap bisnis keluarga
mengembangkan cara tertentu di dalam mengerjakan segala sesuatu dan prioritas tertentu
sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola perilaku dan kepercayaan
yang khusus ini membentuk budaya organisasi perusahaan.
Budaya Dalam Bisnis Keluarga
Budaya dalam bisnis keluarga merupakan keseluruhan budaya dari perusahaan
keluarga yang terdiri dari bisnis perusahaan, keluarga dan pola pemerintah.
Pola Bisnis

Konfigurasi
Pemerintah
Budaya
Perusahaan

Pola Keluarga

Pola
Keluarga

Perencanaan KEUNGGULAN PERUSAHAAN KELUARGA


1. Memelihara nilai kemanusiaan di tempat kerja, bisnis keluarga dapat dengan mudah

menunjukkan tingkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang dari pada perusahaanperusahaan pada umumnya
2. Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang, manager keluarga dapat mengambil
pandangan jangka panjang yang lebih mudah dari pada manager perusahaan yang dinilai
hasilnya tiap tahun
3. Memperluas kualitas, karena mereka memiliki taruhan di dalam memelihara reputasi
keluarga, anggota keluarga mungkin mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan
nilai bagi konsumen.
FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan
pribadi wirausaha. Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya, adalah :
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman
Kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat.
4. Gagal dalam perencanaan.
merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6.
f. Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan
dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
adalah besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani


mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari
kewirausahaan yaitu :
a. Pendapatan yang tidak menentu.
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak
ada jaminan untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.
Dalam bisnis, sewaktu-waktu kita dapat rugi atau untung. Kondisi
ketidaktentuan ini menjadi potensi seseorang mundur dari kegiatan
berwirausaha.
b. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Dari data
diketahui bahwa tingkat mortalitas/ kegagalan usaha kecil di
Indonesia mencapai 78 persen. Kegagalan investasi mengakibatkan
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Padahal bagi seorang
wirausaha, kegagalan sebaiknya dipandang sebagai pelajaran berharga
c. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari pembelian, pengolahan,
penjualan, dan pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan bekerja
keras dalam berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi
wirausaha menjadi mundur.
d. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan
mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
Misalnya, pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat,
maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain
PENUTUP
Semua cara diatas bisa anda tempuh sebagai pintu masuk dunia usaha.Empat
cara tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dan kita
dapat memilih salah satu ataupun gabungan
Langkah yang terbaik adalah dengan belajar, berlatih, bertindak, dan sukses.

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
MANAJEMEN : Adalah proses penentuan dan pencapaian tujuan-tujuan
melalui pelaksanaan fungsi-fungsi dasar (planning, organizing, staffing,
directing and controlling) dalam penggunaan sumber-sumber tenaga
kerja,modal, material dan informasi
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Peran Manajer
1.Manajer membuat keputusan yang sadar untuk menetapkan tujuan dan
mencapai tujuan-tujuan
2.Manajer mencapai tujuan melalui orang lain,manajer bekerja baik dengan
individu-individu maupun kelompok-kelompok
Prinsip prinsip manajemen ilmiah(Menurut Taylor, 1991)
Prinsip 1 :
Semua pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisis guna menentukan
satu cara terbaik untuk menyelesaikannya
Prinsip 2 :
Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih
secara ilmiah

Prinsip 3 :
Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan
menggaji pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji
dengan hasil kerja
Prinsip 4 :
Menempatkan Manajer dalam Perencanaan, Persiapan dan Pemeriksanaan
pekerjaan.
TINGKATAN MANAJEMEN
1.Manajemen Puncak (CEO, Presiden yang membawahi Vice President)
2.Manajemen Menengah (dibawah Vice President tetapi diatas supervisor)
3.Manajemen Tingkat Bawah (Supervisor)
Gambar Piramida Manajemen

AREA MANAJEMEN
7. Manajer Pemasaran
8. Manajer Operasi
9. Manajer Keuangan
10.Manajer Sumber Daya Manusia

FUNGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penentuan Personalia
4. Pengarahan
5. Pengendalian

2. Pengorganisasian
a. Kegiatan penyusunan dan pengalokasian sumber daya sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
b.Penentuan hubungan wewenang
3. Penentuan Personalia (Staffing)
a.Berusaha menentukan orang-orang yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan organisasi
b.Mempertahankan mereka
Ketrampilan-Ketrampilan Manajemen
a.Ketrampilan Teknik (Technical Skill)
b.Ketrampilan Kemanusiaan (Human Skill)
c.Ketrampilan Konseptual (Conseptual Skill)
KIAT-KIAT MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang
menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis (ada dan berlangsung), bila
usahanya ingin berhasil para wirausaha menggunakan proses kreatifitas dan
inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber ekonomi untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa disamping fungsi-fungsi
manajemen
ORGANISASI WIRAUSAHA
a.Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan
usaha yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks
organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin
sederhana organisasinya. Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi
usaha pada umumnya dikelola sendiri. Pengusaha kecil pada umumnya
berperan sebagai small business owner manager atau small business
operator.
b.Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan "owner business
manager", jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka
pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri akan tetapi harus melibatkan
orang lain.

c.Bagian-bagian kegiatan bisnis tertentu seperti bagian penjualan, bagian


pembelian, bagian pengadministrasian, dan bagian keuangan masing-masing
memerlukan tenaga tersendiri dan perlu bantuan orang lain.
Fungsi Kewirausahaan Dan Fungsi Manajemen
1. Dilihat dari fungsi kewirausahaan dan fungsi manajemen, dalam
perusahaan kecil fungsi manajemen relatif tidak begitu besar, sedangkan
fungsi kewirausahaan sangat besar perannya karena dasarnya adalah
kreativitas dan keinovasian.
Sebaliknya, dalam perusahaan besar fungsi kewirausahaan relatif tidak
begitu besar, sedangkan fungsi manajemen sangat besar, karena dasarnya
adalah fungsi-fungsi manajemen
TANTANGAN SUMBERDAYA KEWIRAUSAHAAN

STUDI KELAYAKAN USAHA


Pengertian Studi Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha :
Suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan
dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan
dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini,

pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena


akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis antara lain
1.Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun
pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain
sebagainya.
2.Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk
menambah kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk
mengganti peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, untuk memperluas
cakupan usaha, dan sebagainya.
3.Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau
jasa, pabrikasi proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya
Pihak-pihak yang memerlukan studi kelayakan usaha, di antaranya :
1.Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Studi kelayakan sangat penting dilakukan supaya kegiatan bisnisnya tidak
mengalami kegagalan dan dapat memberi keuntungan sepanjang waktu.
2.Pihak Investor dan Penyandang Dana
Studi kelayakan digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya
investasi dilakukan. Apakah investasi yang dilakukannya memberikan
jaminan pengembalian investasi (return on invesment) yang memadai atau
tidak.
3.Pihak Masyarakat dan Pemerintah
Studi kelayakan juga diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau malah merugikan. Bagaimana dampak
lingkungannya apakah positif atau negatif.
1.
2.
3.
4.

Proses Studi Kelayakan Bisnis


Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan
Tahap Memformulasikan Tujuan
Tahapan Analisis
Tahap Keputusan
Proses Studi Kelayakan Bisnis

1. Tahap Penemuan Ide Atau Perumusan Gagasan


Tahap penemuan ide ialah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha
baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan
diidentifikasi
2. Tahap Memformulasikan Tujuan
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang
hendak diemban, setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi?
Apakah visi dan misi bisnis yang akan dikembangkan tersebut benar-benar dapat
menjadi kenyataan atau tidak. Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan
3. Tahapan Analisis
Tahap ini adalah tahap pengkajian ide bisnis, apakah ide bisnis anda akan dapat
mencapai tujuan atau tidak.
Aspek-aspek yang harus dikaji dan dicermati adalah :
a. Aspek Pasar, (mencakup produk yang akan di pasarkan, peluang pasar,
permintaan dan penawaran, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar,
perkembangan pasar, struktur pasar dan strategi bersaing
b. Aspek Teknik Produksi / Operasi, (lokasi, bangunan gedung, mesin dan
peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi
dan lay-out pabrik, atau tempat usaha).
c. Aspek Manajemen / Pengelolaan, (organisasi, aspek pengelolaan, aspek tenaga
kerja, aspek kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan sebagainya. Aspek
yuridis dan lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus
mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan).
d. Aspek Finansial / Keuangan, (sumber dana, penggunaan dana, proyeksi biaya,
proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan proyeksi aliran kas).
e. Aspek lain-lain yang relevan, antara lain seperti :
Aspek Ekonomi , Aspek Keamanan , Aspek Sosial Budaya
Aspek Amdal, dll

4. Tahap Keputusan
Langkah yang terakhir adalah tahapan mengambil keputusan. Apakah bisnis layak
dilaksanakan atau tidak.
Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan
bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Period
(PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
Analisis Aspek Pemasaran
1. Kebutuhan dan keingina konsumen
2. Pertumbuhan pasar
3. Segmentasi pasar
4. Target
5. Laba Kotor
6. Nilai tambah
7. Masa hidup produk
8. Pangsa Pasar
Analisa produksi/operasi
1. Bahan Baku
2. Bahan Penolong
3. Tenaga kerja
4. Mesin
5. Layout
6. Lokasi
7. Volume
Analisis Aspek Manajemen
1. Organisasi : Kepemilikan dan manajemen
2. Karyawan
Analisis Aspek Keuangan
1. Kebutuhan dana
2. Sumber dana
3. Proyeksi Neraca
4. Proyeksi laba rugi
5. Proyeksi Aliran kas,: Kas masuk,kas keluar dank as bersih
Analisis Kelayakan Bisnis
a. Analisis Aspek Pemasaran
1. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen,
Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa
banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka
membutuhkan?
2. Segmentasi Pasar.

Pelanggan dikelompokan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi,


demografi, dan sosial budaya dan demografis.
3. Target.
Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
4. Nilai Tambah.
Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai
pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Nilai tambah
barang dan jasa biasanya diukur dengan harga.
5. Masa Hidup Produk.
Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak.
Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak
6. Struktur Pasar
Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termasuk
pasar persaingan tidak sempurna seperti pasar monopoli, oligopoli, dan dan
monopolistic competation ataukah termasuk pasar persaingan sempurna.
7. Persaingan dan Strategi Pesaing.
Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika tinggi bahkan
ketat berarti peluang pasar rendah.
8. Ukuran Pasar.
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan
tinggi berarti pasar potensial
9. Pertumbuhan Pasar.
Dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar
tinggi (misalnya > 20 %), berarti potensi pasar tinggi.
10. Laba Kotor.
Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika profit margin kotor >
20 % berarti pasar potensial.
11. Pangsa Pasar
Dapat dianalisis dari selisih antara jumlah barang dan jasa yang diminta dengan
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
b.Analisis Aspek Produksi / Operasi
1. Lokasi Operasi.
Hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling efisien baik bagi
perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya. Misalnya dekat ke pemasok, dekat ke
konsumen, dekat ke alat transport atau di antara ketiganya.
2. Volume Operasi.
Harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi perrnintaan, sehingga tidak
teradi kelebihan dan kekurangan kapasitas, Volume operasi yang berkelebihan akan
menimbulkan permasalahan baru dalam penyimpanan.
3. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan
yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi supaya tidak terjadi
kelebihan kapasitas
4. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup
tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga persediaan
tersebut efisien
5. Teaga Kerja.
Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja
dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan itu, supaya lebih tepat,
lebih cepat, dan lebih hemat (efisien).
6. Lay-out.
Lay-out adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay-out harus
tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien.
b. Analisis Aspek Manajemen
1.Kepemilikan.
Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau
milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya). Apa
saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih tersebut? Hendaknya
dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
2.Organisasi.
organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, organisasi staf,
lini dan staf atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
3.Tim Manajemen.
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara
profesional. Tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki
wirausaha.
4.Karyawan
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang
diperlukan.
c. Analisis Aspek Keuangan
1.Kebutuhan Dana.
kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya berapa besarnya dana
untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal
2.Sumber Dana.
Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal
(misalnya modal yang disetor, laba yang ditahan, penyusutan) dan modal eksternal
(misalnya saham-saham, obligasi, dan pinjaman).
3. Proyeksi Neraca.

Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta untuk
mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
4. Proyeksi Rugi & Laba.
Proyeksi rugi & laba dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi
di masa yang akan datang. Komponen rugi & laba meliputi proyeksi penjualan,
proyeksi biaya, dan proyeksi rugi /laba bersih.
5.Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow).
Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban keuangannya.
Ada tiga jenis aliran kas, yaitu :
a. Aliran kas masuk (cash inflow), merupakan penerimaan-penerimaan yang berupa hasil
penjualan atau pendapatan.
b. Aliran kas keluar (cash outflow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga
dan pajak.
c. Aliran kas masuk bersih (net cash in- flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk
dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak.

1.
2.
3.

1.

2.

Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu metode Payback
Periode, Net Present Value, Internal Rate of Return dan Probability Index.
PAYBACK PERIODE (PBP)
Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi.
Payback Periode sangat penting untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi.
Semakin cepat payback periodenya maka semakin baik bisnis tersebut
Jika Payback Period lebih pendek waktunya daripada maximum Payback Period, maka
usulan investasi dapat diterima.
NET PRESENT VALUE (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang
akan datang.
Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih
besar dari pada nilai sekarang investasi maka proyek dinyatakan menguntungkan sehinga
diterima, sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif) proyek ditolak karena tidak
menguntungkan.

Internal Rate Of Return (IRR)

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang


investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa-masa yang
mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari pada tingat bunga relevan
(tingat keuntungan yang disyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan,
kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
Probability Indexs (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.
Kalau profitability index lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan,
kalau dibawah 1 merugikan.

PENYUSUNAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS

Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan


secara ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya menyusun laporan studi
kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisikan sebagai
berikut :
Ringkasan Proyek
Bab I. Pendahuluan
1.1. Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru / Pengembangan Bisnis.
1.2. Nama dan Alamat Perusahaan
1.3. Bidang Usaha
1.4. Bentuk Perusahaan
1.5. Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan yang sudah
ada).
Bab II. Profil Perusahaan Dewasa Ini
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
2.2. Perizinan
2.3. Aspek Teknis Produksi / Operasi
2.4. Aspek Pemasaran
2.5. Aspek Manajemen
2.6. Aspek Keuangan
Bab III. Proyek Yang Diusulkan
3.1. Proyek yang Diusulkan
a. Sifat investasi (baru/perluasan)
b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)
3.2. Aspek Teknis
a. Sifat Proyek
b. Jenis dan jumlah Produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan Peralatan
f. Lay out Proses
g. Proses Produksi
h. Kapasitas Produksi
i. Bahan Baku dan Bahan Penolong
j. Tenaga Kerja.
3.3. Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
c. Pasar Sasaran (Market Targeting)
d. Volume dan Harga Penjualan
e. Masa Hidup Produk
f. Struktur Pasar
g. Persaingan dan Strategi Bersaing
h. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
i. Pangsa Pasar

j. Gross Profit Margin


3.4. Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Manajemen
d. Tenaga Kerja/Karyawan
3.5. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan
d. Prediksi Biaya
e. Prediksi Rugi Laba
f. Kriteria Investasi
Bab IV Kesimpulan
Lampiran

Kiat Melihat Dan Memberdayakan Peluang Bisnis


Peluang
1. Disekitar kita terdapat banyak sekali peluang.
2. Bagi seseorang yang mempunyai kepekaan, kreatifitas, inovasi, serta
keberanian dalam mengambil resiko, setiap aspek kehidupan
menimbulkan peluang.
Munculnya Peluang
Peluang muncul karena :
1. Masalah-masalah
2. Kebutuhan-kebutuhan
3. Keinginan-keinginan
4. Karena diciptakan

1. Peluang Muncul Dari Masalah


Sebagian orang menganggap bahwa masalah adalah sesuatu yang :
a. menyusahkan,
b. merugikan,
c. Menyengsarakan
d. Memusingkan
e. dan lain sebagainya
f. Sementara sebagian kecil orang yang berfikir lebih jernih dapat
melihat bahwa di setiap masalah pasti ada penyelesaian.
g. Bahkan jika kita mau hidup lebih baik, maka akan selalu
berhadapan dengan lebih banyak lagi masalah.
h. Masalah adalah kehidupan maka semakin banyak masalah yang
diselesaikan hidup menjadi lebih hidup
1.1 Masalah dan Peluang
- masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan justru memberikan
atau melahirkan banyak peluang usaha.
- Sebab semua masalah memerlukan solusi, alternatif pemecahan dan
jalan keluar yang dapat memberikan nilai ekonomis bagi yang mampu
menawarkannya sesuai kebutuhan yang ada.
2. Peluang Muncul Dari Kebutuhan-Kebutuhan
Dalam kehidupan setiap manusia wajib memenuhi kebutuhankebutuhan hidup, baik kebutuhan dasar maupun
pengembangannya.Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain :
Sandang,Pangan,Papan (Perumahan), Pendidikan,Kesehatan
Semua kebutuhan diatas memunculkan permintaan dan penawaran, maka
melahirkan peluang-peluang untuk memenuhi permintaan.Dalam
perkembangnya, kebutuhan manusia akan barang dan jasa meningkat
dengan sangat dasyat baik dalam jenis komoditinya maupun
jumlahnya.Karena itu terdapat berjuta-juta peluang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut
3. Peluang Muncul Dari Keinginan - Keinginan
Manusia mempunyai keinginan tidak terbatas, baik pada jenis
maupun jumlahnya. Karena itu peluang yang muncul dari keinginankeinginan manusia juga tak terbatas banyaknya.Jadi pada dasarnya
peluang untuk membuka usaha sangat terbuka lebar.
5. Peluang Muncul Karena Diciptakan

Peluang muncul, bukan saja karena timbulnya masalah, kebutuhan


dan keinginan baru, tetapi juga bisa muncul karena
diciptakan.Seorang wirausahawan dicirikan dengan banyaknya
pemikiran-pemikiran baru dan mencoba untuk mengimplementasikan
hasil pemikirannya, sehingga bisa menciptakan nilai tambah dari
setiap produk dan jasa yang dihasilkan.Jadi dalam proses penciptaan
kreasi dan inovasi baru tersebut dapat menciptakan peluang-peluang
usaha baru.
Pemberdayaan Peluang
Masalahnya dalam pemberdayaaan peluang, :
1. Orang bodoh menyia-nyiakan peluang,
2. Orang pintar menunggu peluang,
3. Orang bijak mencari peluang
4. Orang yang pintar dan bijak akan menciptakan peluang.
Keberuntungan
(Peter F. Drucker) Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan
dengan kesempatan (peluang)
Napoleon pernah berkata : Jangan beri kami jendral-jendral yang
brillian, tapi beri kami jendral-jendral yang memiliki keberuntungan.
Ini artinya, untuk mendapatkan kemenangan yang dibutuhkan adalah para
jendral yang mampu mempertemukan antara kesiapan dengan peluang
sehingga menjadi keberuntungan.
Kunci untuk mendapatkan beberuntungan :
1.Melakukan sesuatu yang seharusnya (the right things),
2. Pada saat yang tepat (at the right time) dan
3. Dengan cara yang benar (in the right way).
4. Sukai apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang anda sukai.
Persiapan-Persiapan Untuk Menangkap Peluang
1. Menumbuhkan jiwa wirausaha
2. Menentukan ide bisnis yang anda minati
3. Melakukan studi kelayakan
4. Keberanian mengambil resiko
5. Bersedia me-manage usaha
6. Memiliki kecerdasan
Bertindak Menangkap Peluang

1. Kita semua telah diberi dua anugerah yang luar biasa yaitu pikiran anda
dan waktu anda. Terserah pada anda untuk melakukan apa yang anda
senangi dengan keduanya.
2. Kita dan masa depan anak-anak anda akan ditentukan oleh pilihan yang anda
buat sekarang, bukan besok. Karena itu bertindaklah untuk menangkap
peluang, mulai dari diri sendiri, dari sekarang dan dari yang terkecil.
3. Semoga kita bahagia dengan anugerah yang menakjubkan yang kita rasakan
dalam kehidupan ini, amien...

MANAJEMEN RESIKO
PENDAHULUAN
Kebanyakan orang ingin mengelakkan resiko, karena ingin selalu aman dan hidup
tentram, maka memang kebanyakan orang takut menanggung resiko.
Namun semua tahap kehidupan kita mengandung resiko. Kemanapun kita lari dari resiko,
maka disitupun kita akan menemukan resiko yang lainnya. Karena resiko merupakan
bagian tidak terpisahkan dari hidup kita.
Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata resiko itu, namun secara sederhana
resiko artinya kemungkinan akan terjadinya akibat buruk atau akibat yang merugikan,
seperti kehilangan, cedera, kebakaran dan sebagainya.
Tidak ada metode apapun yang bisa menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu
dapat terhindarkan, kecuali kalau kegiatan yang mengandung resiko itu tidak dilakukan
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnyalah resiko
tersebut di-manage dengan sebaik-baiknya!
Tugas Manajemen Resiko
1. Mengidentifikasi resiko-resiko yang dihadapi,
2. Mengukur atau menentukan besarnya resiko
3. Mencarikan jalan keluar untuk menghadapi atau menangani resiko itu.
Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun
mengendalikan resiko tersebut.
Pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh manager resiko adalah :
1. Resiko apa yang saja yang dihadapi oleh perusahaan?

2. Bagaimana dampak resiko terhadap kehidupan bisnis perusahaannya?


3. Resiko mana yang harus dihadapi sendiri, dan resiko mana yang harus
dipindahkan ke perusahaan asuransi?
4. Metode mana yang cocok dan efisien untuk menghadapinya?
Hubungan Manajemen Resiko Dengan Fungsi-Fungsi Lain Dalam Perusahaan
Manajemen resiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya, yaitu dengan
fungsi accounting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engineering dan
maintenance. Karena bagian-bagian itu yang menciptakan resiko.
Hubungan Manajemen Resiko
1. Dengan Fungsi Accounting
Bagian accounting menjalankan kegiatan manajemen resiko yang penting
yaitu :
a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan dengan
jalan melakukan intenal audit dan internal controll
b. Melalui rekening asset bagian accounting mengidentifikasi dan
mengukur kerugian terhadap harta
c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang
2. Dengan Fungsi Keuangan
Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi
manajemen resiko.
a. Manajer resiko biasanya dibwah direktur keuangan
b. Bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash
flow, sehingga menghalangi pencapaian tujuan
c. Membantu dalam menetapkan pembelian barang/peralatan
3. Dengan Fungsi Marketing
Kegiatan marketing dapat menciptakan resiko terutama resiko tanggung
gugat.
Misalnya perusahaan bisa dituntut oleh pihak luar berkenaan dengan
penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat, sehingga dapat
membahayakan konsumen
4. Dengan Fungsi Personalia
Karena bagian personalia bertanggng jawab untuk seleksi latihan personil,
maka bagian personalia juga bertanggung jawab dalam mengawasi jabatan
yang mengandung resiko, misalnya kecelakaan dan penyakit .Dalam banyak
kasus bagian personalia mempunyai tanggung jawab langsung untuk
keselamatan dan hygiene industry

5. Dengan Fungsi Produksi


Kegiatan produksi banyak menciptakan resiko. Dalam mendesain dan
membuat produk atau memberikan service kepada konsumen juga dapat
menimbulkan kerusakan dan kecelakaan kepada pemakai atau konsumennya.
Karena itu bagian produksi harus mengidentifikasi dan mengevaluasi bahayabahaya yang terkait dengan manajemen resiko
6. Dengan Fungsi Engineering & Maintenance
Bagian ini bertanggung jawab untuk mendesain pabrik, maintenance dan
melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik dan peralatan yang semuanya
sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian.
Konsep Resiko
Manajemen resiko merupakan suatu usaha untuk menganalisis serta
mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu
terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat meberikan
makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen resiko
itu
Beberapa Definisi Resiko
1. Resiko adalah kans kerugian (Risk is the chance of loss)
2. Risk adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss)
3. Resiko adalah ketidakpastian (Risk is uncertainty)
4. Resiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan
(risk is the dispersion of actual from expected result)
Sebab Sebab Timbulnya Resiko
1. Jarak waktu memulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu
berakhir. Makin panjang jarak watu makin besar ketidakpastian
2. Keterbatasan tersediaanya informasi yang diperlukan
3. Ketebatasan pengetahuan/ketrampilan/teknik mengambil keputusan
Mengidentifikasi Resiko
Pengidentifikasian resiko itu merupakan proses penganalisisan untuk
menemukan secara sistematis dan berkesinambungan resiko (kerugian
potensial) yang menantang perusahaan.
Untuk itu diperlukan :
1. Suatu checklist dari semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi
pada umumnya pada setiap perusahaan
2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang
sistematik untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantun
dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

Klasifikasi Kerugian
1. Kerugian hak milik (Property Losses)
2. Kewajiban mengganti kerugian orang lain (Liability Losses)
3. Kerugian personalia (Personnel Losses)
Kerugian hak milik (Property Losses)
1. Kerugian langsung yang dihubungkan untuk mengganti atau reparasi atau
kehilangan harta.
2. Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedng
yang rusak akibat kerugian langsung
3. Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang
disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja
Kewajiban mengganti kerugian orang lain (Liability Losses)
Adalah kewajiban untuk mengganti kerugian orang lain karena rusaknya hak
milik orang lain atau terlukanya orang lain.
Kerugian personalia (Personnel Losses)
2. Kerugian bagi perusahaan karena kematian, cacat atau mengundurkan dirinya
pegawai, langganan atau pemilik.
3. Kerugian bagi keluarga pegawai yang disebabkan oleh kematian, cacat atau
pemberhentian
Metode yang dianjurkan dalam menggunakan Checklist
1. Questionare analisis resiko (Risk analysis questionnaire)
2. Metode laporan keuangan (Financial statement methode)
3. Metode peta-aliran (flow chart)
4. Inspeksi langsung pada objek
5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan
6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu
7. Analsis lingkungan
PENGUKURAN RESIKO
Sesudah manajer resiko mengidentifikasikan berbagai jenis resiko yang
dihadapi perusahaan, maka selanjutnya resiko itu harus diukur. Perlunya diukur
adalah :
1. Untuk menentukan relatif pentingnya
2. Untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan
kombinasi peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya
Dimensi yang harus diukur
Informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi resiko yang
perlu diukur yaitu :
1. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi

2. Keparahan dari kerugian tersebut


Paling sedikit untuk masing-masing dimensi itu, yang ingin diketahui ialah :
1. Rata-rata nilainya dalam periode anggaran
2.Variasi nilai itu, dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan
berikutnya
3.Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu jika seandainya kerugian itu
ditanggung sendiri, harus dimasukkan dalam analisis, jadi tidak hanya nilainya
dalam rupiah saja.

KEWIRAUSAHAAN
Ruang Lingkup :
1. Pengertian Dasar Wirausaha/Enterpreunership
2. Sumber Daya Manusia
3. Sikap Mental Kewirausahaan
4. Identifikasi Peluang Usaha Baru
5. Pembiayaan Wirausaha Baru
6. Evaluasi Peluang Usaha Baru
7. Usaha Waralaba/Franchise
8. Pemasaran Langsung
9. Bentuk-bentuk Kepemilikan Usaha Bisnis
10. Perencanaan Pemasaran
11. Pembiayaan Wirausaha Baru
12. Evaluasi Peluang Usaha Baru

13. Usaha Waralaba/Franchise


14. Pemasaran Langsung
15. Bentuk-bentuk Kepemilikan Usaha Bisnis
16. Perencanaan Pemasaran
17. Penyusunan Rencana Bisnis/Bisnis Plan
18. Pengorganisasian Usaha Bisnis
19. Teknik Komunikasi

KEWIRAUSAHAAN
I. Pendahuluan
2. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuanpenemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani

mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang
baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi
dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan

Joseph Schumpeter (1934)


Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut
bisa dalam bentuk
6. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru
7. Memperkenalkan metoda produksi baru
8. Membuka pasar yang baru(new market)
9. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen
baru
10. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
11.
Menurut Schumpeter :
Wirausaha erat hubungannya dengan inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

Penrose (1963)
Kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan(usaha).Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian
tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang
muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan
adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi
lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara
baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah:
3. proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu
yang diperlukan

4.

Memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas
jasa moneter dan kepuasan pribadi

Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang
sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah:
5. pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada
wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena
memang penekanan pada segi bisnisnya.
6. Pada tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang
lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian
seharusnya lebih ditonjolkan
7. persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah
dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) pendidikan wiraswasta yang lebih tepat.
8. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu
yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial
(FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama
pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu
dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek
financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

2. Ciri dan Watak Wirausaha (Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001 : 8.)
Ciri-ciri dan watak kewirausahaan :
a. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis,
dan optimism
b. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba,ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
c. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar dan suka tantangan
d. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
e. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
f. Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif
Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang
menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :
1. Lokus pengendalian internal

2. Tingkat energi tinggi


3. Kebutuhan tinggi akan prestasi
4. Toleransi terhadap ambiguitas
5. Kepercayaan diri
6. Berorientasi pada action
Karakteristik Wirausahawan (Masykur W)
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi
kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen tinggi (survival)
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan
transformasi-transformasi atraktif
2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating
Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang
segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila
mereka tidak melakukan hal tersebut,mereka akan kehilangan posisi relatif
pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang
untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi

sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan


dengan produsen lain.
Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain
yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut
sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
3. Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
(1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
(2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini
seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
(3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang
telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai
dengan kondisi yang dihadapi
(4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong
positif
atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha
menjadi
salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3),
proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut
dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar
pribadi, seperti pendidikan, sosiologi,organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian,
implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang
bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai,pendidikan,
pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi
diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi
lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap
berikut (Alma, 2007: 10 12) :

1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis
usaha yang pernah dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial(POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
4. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk
menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui
langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di
mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih
dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai
kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu
mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu
produk, pelayanan yang diberikan,serta kepuasan pelanggan menjadi
perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan
selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk
uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di
mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha
sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan
kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya,
baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.

g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus


dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu
memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan
berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara
lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang
pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
a. jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi
sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan
usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan
sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan
yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi
pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
b. mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai
gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang
dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada
pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang
bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
c. selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada
Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil
yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa manusia
yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan ! dengan demikian
berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk
mencapai cita-cita. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti
halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke
arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1)
mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki,yaitu :
1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan
dilakukan.
2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui
dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,
mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat
memperhitungkan,memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan
kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami
kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara
efektif dan efisien.
3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna
terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak
setengah hati.

4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.


Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan
keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu,
harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan /
mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu
seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai
dengan kebutuhannya.
7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu
member kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan
jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara
bersaing Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength),
kelemahan(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya
dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap
dirinya danterhadap pesaing.
10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan
/ pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 139)
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma,
106 109), terdiri atas :
1. mau kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and
through people)
3. penampilan yang baik (good appearance)
4. yakin (self confidence)
5. pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. ambisi untuk maju (ambition drive)
8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)
5. Kasus Kewirausahaan
1. Mahasiswa mencari kasus-kasus wirausaha khususnya yang sukses dari
internet atau sumber lainnya TUGAS INDIVIDU, ATAU mahasiswa
ditugaskan untuk mengambil data mengenai wirausaha atau usaha kecil
menengah (UKM) dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan
TUGAS KELOMPOK : masing-masing mahasiswa dikelompokkan
dengan anggota minimal 3 orang dan setiap kelompok diminta untuk
mengumpulkan 5 kasus UKM)
(KUESIONER TERLAMPIR Kuesioner Lampiran)
Rujukan

- Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
- Kasmir, 2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
- Soesarsono, 2002, Pengantar Kewirausahaan, Buku I, Jurusan Teknologi Industri
IPB, Bogor.
- Suryana, 2001, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu
Publisher, Yogyakarta.
- http://westaction.org/definitions/def_entrepreneurship_1.html yang diakses pada
tanggal 13 Januari 2006
- Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma, Jakarta.
- Masud & Mahmud Machfoedz, 2004, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
- Winardi, 2003, Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai