Anda di halaman 1dari 43

MEMPERKUA

T KEUANGAN
DESA

Oleh
Heru Suprapto
Disampaikan dalam
Acara Pelatihan
Kades, BPD dan
LPM
19 Februari 2014
Marang Kayu

3/15/15

Biodata

Nama
: Heru Suprapto,SE.,M.Si
NIP.
: 19620205 198703 1 001
NIDN
: 0005026201
Pekerjaan
: -Dosen PNS Diknas.Kopertis XI Banjarmasin dpk. pada
Fak.Ekonomi Univ.Kutai Kartanegara (sejak th. 2005)
-Tim Ahli DPRD Kukar (2009 sd Sekarang)
Pendidikan :Magister Sains bidang Ekonomi Keuangan Daerah Universitas
terakhir

Mulawarman (2009)

Pengalaman : Kukar & Tana Tidung :Tim Perumus Perda No 16 Th 2007 Ttk
Keuangan Desa, Perbup turunannya.
Kukar : Dll Perda & Perbup (2010 sd 2013), Perda
Pemberdayaan Koperasi/UMKM; dll sd sekarang
pendampingan legal drafting Pemkab
Alamat rumah
Telephon

: Jl. Belida 1 Blok B 1, Timbau Tenggarong. Mail


forkomkukar@yahoo.co.id
: 08115828238/ 082155670008

REVIEW PEMERINTAHAN DESA


(PP 72 Th 2005 ttg Desa)

Kedudukan
Pemerintahan desa berada dalam sub-sistemn
pemerintahan kabupaten/kota
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa
meliputi:
urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa;
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada
desa;
tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan
perundang-undangan diserahkan kepada desa.
pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah
kabupaten/kota

1. PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DESA

Pemerintahan

Pemerintah Desa
BPD.

Pemerintah

Desa terdiri atas:

Desa

Kades dan Perangkat Desa.


Perangkat Desa terdiri dari:

Sekretaris Desa
Perangkat Desa lainnya.

Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak


Kades

Menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan,


dan kemasyarakatan.
Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
Mengajukan rancangan Perdes;
Menetapkan Perdes yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD;
Menyusun dan mengajukan rancangan Perdes mengenai
APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;
Membina kehidupan masyarakat desa;
Membina perekonomian desa;
Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Fungsi, Tugas dan Hak BPD


BPD

berfungsi menetapkan Perdes bersama


Kades, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
BPD mempunyai wewenang:
membahas rancangan Perdes bersama Kades;
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Perdes dan peraturan Kades;
mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
Kades;
membentuk panitia pemilihan Kades;
menggali,menampung, menghimpun, merumuskan
dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
menyusun tata tertib BPD.

BPD

mempunyai hak :

meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;


menyatakan pendapat.

Anggota

BPD mempunyai hak :

mengajukan rancangan Perdes;


mengajukan pertanyaan;
menyampaikan usul dan pendapat;
memilih dan dipilih; dan
memperoleh tunjangan.

LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Di

desa dapat dibentuk lembaga


kemasyarakatan.
Pembentukan lembaga kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Desa.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas
membantu Pemerintah Desa dan merupakan
mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

Tugas Lembaga Kemasyarakatan meliputi :

menyusun rencana pembangunan secara


partisipatif;
melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan,
memelihara dan mengembangkan pembangunan
secara partisipatif;
menggerakkan dan mengembangkan partisipasi,
gotong royong dan swadaya masyarakat.
menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat
dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas, lembaga


kemasyarakatan mempunyai fungsi :
penampungan

dan penyaluran aspirasi


masyarakat dlm pembangunan;
penanaman dan pemupukan rasa persatuan
dan kesatuan masyarakat
peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan
kepada masyarakat;
penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian,
dan pengembangan hasil-hasil pembangunan
secara partisipatif;
penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa,
partisipasi, serta swadaya gotongroyong
masyarakat;
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan
keluarga;
pemberdayaan hak politik masyarakat;

Kegiatan

lembaga kemasyarakatan ditujukan


untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui :

peningkatan pelayanan masyarakat;


peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan;
pengembangan kemitraan;
pemberdayaan masyarakat; dan
pengembangan kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Pengurus lembaga kemasyarakatan dipilih secara


musyawarah dari anggota masyarakat yang
mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian
dalam pemberdayaan masyarakat;
Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan
dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan,
konsultatif dan koordinatif.
Dana kegiatan lembaga kemasyarakatan dapat
bersumber dari:

swadaya masyarakat;
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi;
bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

2. PERATURAN DESA (Perdes)


Perdes ditetapkan oleh Kades bersama BPD.
Perdes dibentuk dalam rangka penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Perdes merupakan penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dengan memperhatikan kondisi sosial budaya
masyarakat desa setempat.
Perdes dilarang bertentangan dengan kepentingan
umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
Masyarakat berhak memberikan masukan dalam rangka
penyiapan atau pembahasan Rancangan Perdes.
Perdes disampaikan oleh Kades kepada Bupati/Walikota
melalui Camat sebagai bahan pengawasan dan
pembinaan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
ditetapkan.

Untuk

melaksanakan Perdes, Kades


menetapkan Peraturan Kades dan/atau
Keputusan Kades.
Perdes dan Peraturan Kades dimuat dalam
Berita Daerah.
Pemuatan Perdes dan Peraturan Kades
dilakukan oleh Sekretaris Daerah.
Perdes dan Peraturan Kades disebarluaskan
oleh Pemerintah Desa.
Rancangan Perdes tentang APB Desa yang
telah disetujui bersama sebelum ditetapkan
oleh Kades paling lama 3 (tiga) hari
disampaikan oleh Kades kepada Bupati untuk
dievaluasi.

Hasil

evaluasi Bupati terhadap Rancangan Perdes


disampaikan paling lama 20 hari kepada Kades.
Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu
dimaksud, Kades dapat menetapkan Rancangan
Perdes tentang APB Desa menjadi Perdes.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
Pembentukan dan mekanisme penyusunan
Perdes diatur dengan PERDA Kabupaten/Kota
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri.

3. APB Desa

Siklus APB Desa

(Permen 37 Th

2007)
Dijabarka
n Dalam
Musrenbangdes

Visi&
Misi
Kades
Terpilih

RPJM
Desa
(Perdes)

Kepala
Desa
Menyusun

RKP
Desa
(Keputusan
Kades)

Kades dan
BPD
Menyusun

Dibahas
Bersama :
Kades dg BPD
Raperde
s
APB
Desa

Sekdes
Menyusun

Raperdes
APB Desa
Persetujua
n
DisamDisampaikan
paikan
Ke
Ke
Bupati
Bupati

Lanjutan
Sesuai

Disam
Disam
-paikan
paikan
Ke
Ke
Bupati
Bupati

Evaluasi
RAPBDe
s Oleh
Bupati

Lebih
Dr 20
Hari
Kerja

Tidak
Sesuai

Perdes
APB
Desa

Ditindaklanjuti/
Diperbai
ki
Dikembalika
n

Tidak
Ditindaklanjuti

Menggu
-nakan
Pagu
APB
Desa Th
Sebelu
mnya

Anggaran Pendapatan dan


Belanja Desa
APB

Desa terdiri atas bagian pendapatan


Desa, belanja Desa dan pembiayaan.
Rancangan APB Desa dibahas dalam
musyawarah perencanaan pembangunan
desa.
Kades bersama BPD menetapkan APB Desa
setiap tahun dengan Peraturan Desa.
Pedoman penyusunan APB Desa, perubahan
APB Desa, perhitungan APB Desa, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Sumber Pendapatan
Pendapatan

asli desa, terdiri dari

hasil usaha desa,


hasil kekayaan desa,
hasil swadaya dan partisipasi,
hasil gotong royong,
dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

bagi

hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling


sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa
dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian
diperuntukkan bagi desa;
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota
untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus), yang pembagiannya untuk setiap
Desa secara proporsional yang merupakan
alokasi dana desa;
bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;
hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang
tidak mengikat.

Bantuan

keuangan dari Pemerintah,


Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota disalurkan melalui kas desa.
pendapatan desa yang telah dimiliki dan
dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil
alih oleh pemerintah atau pemerintah
daerah.
Kekayaan Desa terdiri atas :
tanah kas desa;
pasar desa;
pasar hewan;
tambatan perahu;
bangunan desa;
pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; dan
lain-lain kekayaan milik desa.

Sumber

pendapatan daerah yang berada di


desa baik pajak maupun retribusi yang sudah
dipungut oleh Provinsi atau Kabupaten tidak
dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh
Pemerintah Desa.
Pungutan retribusi dan pajak lainnya yang
telah dipungut oleh Desa tidak dibenarkan
dipungut atau diambil alih oleh Pemerintah
Provinsi atau Pemerintah Kabupaten.
Bagian desa dari perolehan bagian pajak dan
retribusi daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten dan pengalokasiannya
ditetapkan dengan Peraturan Bupati

Pemberian

hibah dan sumbangan tidak


mengurangi kewajiban pihak penyumbang
kepada desa.
Sumbangan yang berbentuk barang, baik
barang bergerak maupun barang tidak
bergerak dicatat sebagai barang inventaris
kekayaan milik desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Sumbangan yang berbentuk uang
dicantumkan di dalam APB Desa.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber
pendapatan desa diatur dengan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota.

Pendapatan Desa
Pendapatan Asli Desa
Bagi Hasil Pajak Kabupaten
Bagian dari Retribusi Kabupaten

Pendapata
n
Desa

Alokasi Dana Desa


Bantuan Keuangan
Hibah
Sumbangan
Sumbangan Pihak
Pihak Ketiga
Ketiga

Belanja Desa
Belanja Pegawai;
Belanja Belanja Barang dan Jasa
Langsu Belanja Modal;
ng

Belanj
a
Desa

Belanja
Tetap;
Belanja Belanja
Belanja
Tidak
Hibah);
Langsu
Belanja
ng
Belanja
Belanja

Pegawai/Penghasilan
Subsidi;
Hibah (Pembatasan
Bantuan Sosial;
Bantuan Keuangan;
Tak Terduga

Pembiayaan Desa
Sisa lebih perhitungan
anggaran (SilPA) tahun
sebelumnya.
Penerimaan
Pencairan Dana Cadangan.
Pembiayaan
Hasil penjualan kekayaan
desa yang dipisahkan.
Penerimaan Pinjaman
Pembiayaan
Desa

Pengeluaran Pembentukan Dana


Pembiayaan Cadangan.

Penyertaan Modal Desa.


Pembayaran Utang

Alokasi Belanja Desa Lsg


al:
Anggaran

Honorarium
ATK
Lain-lain sesuai dengan Perda dan perdes

Anggaran

Rutin

Pembangunan

Pembangunan Fisik
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Sosial (Pemberdayaan)

Problem Keuangan Desa


(APBDES)
Desa menghadapi kekurangan pendapatan baik, dalam
bentuk ADD, bantuan, bagi hasil pendapatan asli.
Desa menghadapi rendahnya kapasitas untuk mengelola
sumber-sumber pendapatan secara maksimal.
Desa belum mengembangkan BUMDES secara maksimal
sebagai sumber pendapatan desa dan sumber
kesejahteraan rakyatnya.
Desa menghadapi ketidakberdayaan untuk mereklaiming
kekayaan desa yang berada di tangan pemerintah,
investor atau elit lokal.
Desa seringkali mendapat Intervensi dari pihak lain
dalam menyusun belanja APBDes.

Alokasi

dana pembangunan terutama


untuk pembangunan fisik, sehingga
pembangunan sosial dan pemberdayaan
kurang mendapat prioritas
Partisipasi masyarakat dalam proses
penyusunan RPJMDes, RKPD dan RAPDes
sangat rendah dan cenderung
dimanipulasi oleh elit penguasa.

Problem ADD 1
Ketergantungan

yang besar dari desa


atas dana ADD, bukan dari dana hasil
BUMDES dan pendapatan asli.
Pembinaan dan pengawasan dari Pemda
yg kurang maksimal.

Problem ADD .2
Secara

riil besarnya ADD yang masuk ke desa


masih kecil dibandingkan dengan kebutuhan.
Seharusnya money folow fungtion tetapi
sebaliknya kebutuhan mengikuti ketersediaan
anggaran baik jumlah mapun waktunya.
Besar kecilnya ADD serta alokasinya di desa
tergantung pada kepentingan Daerah yang
belum tentu sesuai dengan kepentingan desa.
Turunnya dana ADD tidak dapat dipastikan
sehingga tidak sesuai dengan rencana
program.

Problem Pendapatan Asli Desa


Desa

belum menyusun Perdes yang


mendukung sebagai sumber PADes
Pemanfaatan aset desa sebagai
sumber PADes masih blm maksimal
Belum ada penyerahan urusan
kewenangan kepada Desa dari
Kabupaten

Problem Pendapatan Asli Desa .. 2


Pasar

desa, dll atau infrastruktur


ekonomi lainnya sebagai sumber
pendapatan masih sebatas wacana.
Upaya reklaim masih memerlukan
proses advokasi yang panjang.
Kurangnya insiatif daerah dan desa
untuk menggerakankan kemanfaatan
kekayaan desa sebagai sumber
pendapatan desa dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat

4. BUMDES
Pentingnya

BUMDES

Alasan Otonomi desa


Memandirian masyarakat desa
Mendekatkan pemerintah desa dengan masyarakat
Meningkatkan pendapatan desa untuk kesejahteraan
rakyat

BUMDes bergerak untuk memperjuangkan kesra


warga desa
BUMdes mengembangkan potensi desa agar
menjadi kekuatan ekonomi desa
BUMDes menjadi patron yang mengayomi usaha
skala kecil di desa dengan membuka kesempatan
kerja dan berusaha bagi kelompok miskin.

Unit-unit

usaha BUMDes yang bergerak pada


sektor pelayanan publik menjamin warga dapat
mengaksesnya.
BUMDes dikelola langsung oleh kelompok
sektoral dan komunitas atau dikelola dengan
mereka bersama (shareholding)
Keuntungan dari BUMDes yang diterima desa
didistribusikan kembali ke masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
BUMDes sebagai alat redistribusi surplus bukan
akumulasi kapital atas yang kuat terhadap
yang lemah

Modal BUMDes terdiri atas milik pemerintah


desa dan masyarakat luas

Ketika kemandirian usaha meningkat,


pemerintah desa bisa mengurangi modal yang
ditanamkan
Semua warga mempunyai hak untuk
menanamkan modal

Pembentukan BUMDes dilakukan melalui


pengkajian yang mendalam tentang
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
serta melalui proses yang partisipatif

Cotoh BUMDEs

Angkutan Umum Desa


Penyewaan Tanah Kas Desa
Usaha Penyewaan Peralatan Pertanian
Usaha penyewaan peralatan konstruksi ringan
Pasar Desa
Lembaga Perkreditan Desa
UB Air Minum
Penyewaan perlata pesta
Dll

5. Agenda Penguatan Keuangan Desa


Advokasi

tentang ADD dan bagi hasil sebagai hak desa


Peningkatan ADD sesuai dengan kebutuhan desa
untuk mengejar keterbelakangan dan menjadikan desa
sebagai pusat pertumbuhan dan peberdayaan ekonomi
Integrasi program-program pemerintah ke dalam
APBDES
Pengelolaan keuangan desa sebagaia arena meujudkan
good governance.
Peningkatan akses, kotrol dan tata kelola sumber
pendapatan asli desa.
Pengembangan BUMDES dalam rangka peningkatan
pendapatan asli desa, pemberdayaan ekonomi desa
dan peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
publik desa.

Lanjutan
Kebutuhan

bagi desa untuk memberdayakan


masyarakatnya
Belanja desa terutama untuk belanja tidak langsung
daripada untuk langsung, hrs diubah.
Sumber pendapatan pembangunan terutama
mengandalkan pada sumbangan masyarakat dalam
bentuk gotongoyong, bukan retribusi.
Alokasi dana pembangunan terutama untuk
pembangunan fisik, sehingga pembangunan sosial
dan pemberdayaan kurang mendapat prioritas, hsr
diubah.
Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan
RPJMDes, RKPD dan RAPDes sangat rendah dan
cenderung dimanipulasi oleh elit penguasa.

Prinsip APBDES Partisipatif


Masyarakat

terlibat aktif dalam proses


penyusunan RPJMD sampai penjadi APBDES
Suara masyarakat kuat dengan didasari oleh
kesadaran kritis, bukan kesadaran semu.
Masyarakat memiliki kapasitas teknokratis
tentang tata administrasi pengelolaan
anggaran secaza transoparan dan
akuntabel.
RAPBDes digodok dengan serius oleh
Bamusdes, dan Bamusden mempunyai
fungsi budgenting yang disegani oleh
pemdes.

Terdapat

mekanisme kelembagaan yang


memberikan ruang dan hak bagi warga untuk ikut
menggodok RKPDesa dan RAPBDES
Alokasi belanja untuk mengutamakan pada
pemberdayaan masyarakat
Pengembangan ADD untuk Penguatan Ekonomi
Desa dan Pro Poor

TERIMAKASIH
NEXT

SESION II

Anda mungkin juga menyukai