Anda di halaman 1dari 11

I.

Pendahuluan
a. Tujuan
Praktikum pengenalan komponen elektronis ini bertujuan untuk memperoleh data dari
pengukuran nilai resistor dari berbagai macam komponen elektronis yang telah tersedia
menggunakan multimeter, agar praktikan dapat menganalisis data tersebut dan dapat menarik
kesimpulan dari praktikum.
b. Landasan Teori
Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronikyang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Mulai
dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik berupa PCB, CCB, Protoboard
maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak menempel langsung pada papan rangkaian
(dengan alat penghubung lain, misalnya kabel).
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari
satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain rangkaian yang diinginkan
dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur
arus dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak
fungsi lainnya.
Resistor atau tahanan (R) yang dalam bahasa belanda Weerstand adalah salah satu
komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat atau memperlambat
arus listrik. Pada dasarnya semua bahan mempunyai sifat resistif. Sifat resistif pada bahan
berbeda-beda ada yang sanagat besar dan sangat kecil. Beberapa bahan seperti emas, perak,
tembaga, dan bahan metal pada umumnya memiliki resistensi yang sangat kecil sehingga
bahan tersebut mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Bahan seperti ini disebut
konduktor. Sebaliknya, bahan-bahan material seperti plastik, gelas, karet, ebonit, karbon
memiliki resistensi yang lebih besar menahan aliran elektron. Artinya bahan-bahan ini sangat
buruk untuk menghantarkan arus listrik, bahkan tidak mampu menghantarkan arus listrik.
Bahan yang seperti ini disebut insulator. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang
dipergunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai
dengan namanya resistor bersifat resistif dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan
karbon. Berdasarkan hukum Ohm bahwa resistensi berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang mengalir melaluinya. Satuan resistensi dari suatu resistor disebut Ohm atau
dilambangkan dengan simbol . Resistor yang kita kenal umumnya berbentuk tabung dengan
dua kaki dari tembaga di kira dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
gelang berwarna yang merupakan kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar
resistensi tanpa mengukur besarnya Ohmmeter terlebih dahulu.

Menurut macamnya resistor terbagi dua, yaitu :


Resistor tetap (Fixed resistor)
Adalah komponen yang memiliki nilai tahanan yang tetap tidak dapat diubah-ubah. Resistor
jenis ini yang digunakan dalam percobaan kali ini.
Adapun simbolnya :
Atau

Resistor tidak tetap, dibedakan menjadi dua jenis :


Resistor tidak tetap manual (adjustable manual resistor), memiliki nilai
yang dapat diubah-ubah. Contoh resistor jenis ini adalah potensiometer
yan dapat diubah dengan memutar gagangnya. Contoh lainnya adalah
trimpot.

Adapun simbol resistornya :


Atau

Simbol resistor tidak tetap


Simbol resistor tidak tetap
Resistor tidak tetap otomat, bila terkena cahaya atau panas nilainya
dapat berubah-ubah secara otomatis. Resistor jenis ini banyak dijumpai
di pasaran, seperti NTC (Negative Temperature Coefficient), sesuai
dengan namanya maka resistor ini bila terkena panas nilai hambatannya
dapat berubah mengecil. Sedangkan LDR (Light Dependence Resistor)
akan mengecil nilai hambatannya bila terkena cahaya. Berikut simbolnya
:

TC

LDR
Nilai ukuran dari resistor ada yang tertulis langsung di badannya dan ada pula

yang hanya memakai kode warna dengan nilai tahanan yang tertentu besarnya. Kode warna
tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan EIA (Electronc Industries Association)
seperti yang ditunjukkan table berikut :
Warna

Gelang 1

Gelang 2

Gelang 3

Gelang 4

Nilai puluhan

Nilai satuan

Pengali

Toleransi

Hitam

Coklat

10

Merah

102

Orange

103

Kuning

10

Hijau

105

Biru

10

0,25%

Ungu

107

0,1%

Abu-abu

108

0,05%

Putih

10

Emas

101

5%

Perak

102

10%

Tak berwarna

1%
2%

0,5%

20%

Kapasitor atau sering disebut juga dengan kondensator dilambangkan dengan huruf C
adalah komponen yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu tanpa disertai
reaksi kimia. Kapasitor atau kondensator memiliki struktur yang terbuat dari plat metal dan
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik dikenal dengan udara vakum,
keramik, gelas, dan lain-lain. Apabila kedua ujung plat diberi tegangan listrik, maka muatanmuatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif yang terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Namun
demikian muatan positif tidak dapat segera mengalir menuju ujung kutub negative, dan
sebaliknya muatan negative pun tidak bisa mengalir menuju kutub positif karena terpisah

oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Dengan demikina muatan elektrik ini tersimpa
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Menurut macamnya kapasitor terbagi
juga mnjadi dua :
Kapasitor tetap
Adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya tidak dapat diubah-ubah, jadi sifatnya tetap.
Termasuk kapasitor tetap diantaranya kapasitor berjenis mika, fil, polyester, keramik, dan
sebagainya. Nama kapasitor tersebut didasarkan atas bahan dielektrium yang dipergunakan
untuk membuatnya. Adapun simbolnya :
Simbol kapasitor
Kapasitor tidak tetap (Variable)
Kapasitor tidak tetap disebut juga Varco (Variable Condensator) dilambangkan dengan
huruf Vc atau Vr adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya dapat diubah atau diatur sesuai
dengan keperluan. Adapun simbolnya :
Simbol Varco
Dilihat dari bahan dielektriknya, kapasitor dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kapasitor
elektrostatik, kapasitor elektrolit, dan kapasitor electrochemical.
Dioda yang disingkat dengan lambang D ialah suatu komponen elektronika yang
terbuat dari bahan semikonduktor yang saling dipertemukan. Dioda pada dasarnya adalah
tahanan arus searah, karenanya hanya dapat melakukan arus listrik dengan satu arah saja,
tidak melakukan arus pada arah sebaliknya. Apabila kutub positif pada baterai dihubungkan
dengan yang bermuatan positif(anoda) pada diode tersebut, sedangkan kutub negatif baterai
dihubungkan ke yang bermuatan negatif(katoda) pada diode, maka diode tersebut akan
melakukan arus sehingga tidak mempunyai tahanan, atau kalaupun bisa melakukan tahanan
arus yang mengalir sangat kecil. Sebaliknya, bila kutub positif pada baterai dihubungkan ke
katoda diode dan kutub negatif dihubungkan pada anoda, maka diode tersebut justru tidak
dapat mengalirkan arus. Hal ini karena tahanan dari diode tersebut tidak terhingga. Untuk
menentukan di antara dua kutub yang berbeda pada diode sehingga diketahui anoda dan
katodanya, biasanya pada badan diode tersebut sudah diberi tanda, baik berupa lingkaran
maupun tanda lain.Biasanya diberi tanda gelang di dekat salah satu ujung komponen. Hal ini
menandakan bahwa kutub yang paling dekat dengan gelang berwarna tersebut adalah katoda.
Adapun symbol diode :

Simbol diode
Transistor merupakan diode dengan dua sambungan. Sambungan itu sedemikian rupa
sehingga membentu transistor tipe PNP maupun tipe NPN. Ujung-ujung terminalnya
berturut-turut disebut emitor, basis, dan kolektor. Basis selalu di tengah, di antara emitor dan
kolektor. Transistor demikian disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
sangat tergantung dari perpindahan electron di kutub negative yang mengisi lubang electron
di kutub positif. Jadi dengan begitu susunan dari sebuah transistor adalah merupakan 2 buah
doda yang dipasng bertolak belakang.
II

Alat dan Bahan

Multimeter digital
Resistor
Potensio
Light Dependent Resistor
Transformator
Negative Temperature Co-efficient

Positive Temperature Co-efficient


Dioda
Transistor(PNP & NPN)
Relay 15V
Motor DC
Papan EEC 470, EEC 474, PS 445

III

Analisa Gambar Rangkaian

Pengujian resistor dalam rangkaian seri

A
1

R1=0,987k

R2=9,86k

R3=0,991k

R4=220

5
F

R5=1000

Rangkaian seri

resistor merupakan rangkaian yang terdiri dari dua buah resistor atau lebih
dan disusun secara sejajar atau berbentuk seri. Jika resistor pada rangkaian
seri, maka nilai arus yang mengalir pada tiap-tiap beban adalah sama
sedangkan untuk nilai tegangan pada tiap-tiap beban berbeda. Untuk
menghitung nilai jumlah resistor menggunakan rumus:

Rs=

R1+R2+R3+R4+R5

Pengujian resistor dalam rangkaian parallel

1
2

CD
3

5
6

8
7

Rangkaian di atas merupakan rangkaian parallel. Dapat dilihat pada


titik AB disana terdapat dua resistor yaitu R1 dan R4 yang dipasang secara parallel. Pada titik CD
yang tersusun dari R3 dan R5, dan titik EF yang tersusun dari R6 dan R7 juga merupakan bagian
dari rangkaian yang tersusun secara parallel. Untuk perhitungan nilai jumlah resistor pada
rangkaian parallel, berbeda dengan rangkaian seri. Cara menghitungnya adalah:

1/Rp=1/R1+1/R4
Ket: Rp= Resistor pengganti untuk resistor yang disusun parallel

Untuk menghitung nilai jumlah resistansi maka tinggal menjumlahkan


resistor-resistor pengganti dan resistor yang dipasang secara seri. Berarti untuk menghitung nilai
jumlah resistor dari A sampai ke F, maka titik AB dihitung secara parallel,lalu menghitung titik AC.
Lalu menghitung lagi titik AD. Berhubung nilai resistor pada DE sama dengan nol karena tidak ada
resistor, maka titik AD sama dengan titik AE. Lalu mencari titik AF tetapi mencari nilai dari EF
dulu yang dihitung secara parallel.

IV

Hasil Pegujian

a. Pengujian Resistor
Nilai awal pada multimeter adalah 0,00

Ko
de
wa
rn
a
co
kla
thit
am
me
ra
hem
as
me
ra
hme
ra
h-

co
kla
tem
as
co
kla
thit
am
jin
gg
aem
as
me
ra
hme
ra
hme
ra
hem
as
co
kla
thit
am
hij
au
pe
ra
k
Re
sis
tor
5w
47
K

Re
sis
tor
20

w1
00

b. Pengujian Resistor dalam rangkaian seri

A-B

B-C

R1 = 0,987 K
R2 = 9,86 K
R3 = 1000 K
R4 = 220
R5 = 1000

A-C

C-D

0,987

9,86 K
10,85

0,991

k
K

c. Pengujian resistor dalam rangkaian parallel

R1 = 1000

R2 = 10

R3 = 1000

R4 = 1000

R5 = 220

R6 = 100

R7 = 1 K

R8 = 20 K

A-B
0,510

B-C
9,2

A-C
0,537

C-D
0,179

D-E

13,10
K

218,8

D-E
0

A-F

A-F
0,785

d. Pengujian Potensio

Posisi 45 derajat = 0,335 K


0,750 K
Posisi 90 derajat = 0,604 K
1,284 K

Posisi 135 derajat

Posisi mak

Pengujian Light Dependent Resistor(LDR)

a. Keadaan terbuka

b. Keadaan terhalang telapak tangan = 1,072 K

c. Keadaan tertutup jari secara rapat = 27,79 K

= 0,75 K

f. Pengujian Transformator

N
o

e.

Kumparan
Primer

Besarnya
Tahanan

Kumparan
Sekunder

Besarnya
Tahanan

0 dengan 110

178,5

CT dengan 9

0 dengan 220

0,364 K

CT dengan 12

3,7

187,7

12 dengan 12

7,1

15 dengan 15

110
220

dengan

g.Pengujian NTC dan PTC


NTC keadaan netral tidak dipanasi: 15
PTC keadaan netral tidak dipanasi : 36,2

keadaan dipanasi

NTC
: 13,1

NTC keadaan dipanasi


PTC keadaan dipanasi

: 44
: 44

h.Pengujian Diode

Merah dengan Anoda, Hitam dengan


Katoda

5,45 M
F. Pengujian Transistor Tanpa Tegangan

Hitam dengan Anoda, Merah dengan


Katoda

OL


Transistor PNP 2SA 671

Merah ke Basis
Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis
Hitam ke Emitor

OL

Hitam ke Basis
Merah ke Kolektor

3,9 M

Merah ke Kolektor
Hitam ke Emitor

OL

OL

Hitam ke Basis
Merah ke Emitor
22,7 M

Hitam ke Kolektor
Merah ke Emitor

OL

Merah ke Basis
Hitam ke Emitor

Merah ke Kolektor
Hitam ke Emitor

Transistor NPN 2SC 1061

Merah ke Basis
Hitam ke Kolektor

14 M
Hitam ke Basis
Merah ke Kolektor

Hitam ke Basis
Merah ke Emitor

OL

15 M

Hitam ke Kolektor
Merah ke Emitor

OL

OL

OL

c.

Transistor NPN 2SC 3055

Merah ke Basis
Hitam ke Kolektor

7,01 M

Hitam ke Basis
Merah ke Kolektor

Merah ke Basis
Hitam ke Emitor

Hitam ke Basis
Merah ke Emitor

OL

Merah ke Kolektor
Hitam ke Emitor

8,18 M

OL

OL
Hitam ke Kolektor
Merah ke Emitor

OL

Anda mungkin juga menyukai