Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi agung, Nabi Muhammad SAW
beserta seluruh keluarga dan para sahabat, termasuk kita umatnya.
Karya tulis yang berjudul Entomologi Umum ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas Pembinaan Cinta Alam 2014. Karya tulis ini disusun dari berbagai
referensi tentang Insekta atau serangga.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih belum
sempurna, oleh karenanya kritik yang membangun serta saran sangat kami
harapkan. Terimakasih.
Jatinangor, September 2014

Tim Penyusun

BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang

Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga.
Istilah ini berasal dari dua perkataan latin entomon berarti serangga dan logos
berarti ilmu pengetahuan.
Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling dominan
di antara spesies hewan lainnnya dalam filum Arthropoda. Oleh karena itu,
serangga dimasukkan dalam kelompok hewan yang lebih besar dalam filum
Arthropoda atau binatang beruas.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu
keberadaan dan perkembangan ekosistem di bumi. Serangga memiliki peran dan
manfaat penting di bumi, khususnya bagi keseimbangan ekosistem. Akan tetapi,
kita kurang mengenal serangga dan menganggap serangga hanya hama
pengganggu.
2

Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan entomologi?
2 Bagaimana morfologi serangga?
3 Bagaimana fisiologi serangga?
4 Bagaimana urutan klasifikasi dari serangga?
5 Apa peran dan manfaat mempelajari entomologi?
6 Bagaimana prospek kerja di bidang entomologi?
Metode
Penyusun menggunakan metode deskriptif dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini. Penyusun mengumpulkan materi dari berbagai sumber bukubuku di perpustakaan dan berbagai website di internet.

Tujuan
Adapun tujuan penyusun membuat karya tulis ilmiah ini, yaitu:
1 Mengetahui lebih dalam tentang salah satu bidang keilmuan dalam
2

biologi yaitu entomologi.


Mengetahui keragaman bentuk serangga.

3
4
5

Mengetahui fungsi organ serangga.


Mengetahui penamaan serangga dari sistem pengelompokannya.
Mengetahui peran dan manfaat mempelajari salah satu bidang

keilmuan dalam biologi yaitu entomologi.


Mengetahui prospek kerja di bidang entomologi.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Entomologi

Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga. Kata entomologi berasal dari
kata entomon yang berarti serangga dan logos yang berarti ilmu. Entomologi tidak
hanya mempelajari klasifikasi serangga saja, tetapi juga bentuk, tingkah laku,
serta hal-hal yang berkaitan dengan serangga.
2.2

Morfologi

Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling dominan
di antara spesies hewan lainnya dalam filum Arthropoda. Menurut penafsiran para
ahli, terdapat 713.500 jenis arthropoda. Arthropoda (arthros = ruas, podos = kaki)
yang berarti hewan yang kakinya bersendi-sendi atau beruas. Adapun ciri-ciri
umum Arthropoda adalah mempunyai appendage atau alat tambahan yang beruas,
tubuhnya bilateral simetri yang terdiri dari sejumlah ruas, tubuh terbungkus oleh
zat kitin sehingga merupakan eksoskeleton. Pada serangga terdapat tiga
pengelompokan segmen, yaitu kepala yang terdiri dari 6 segmen, 3 segmen
membentuk thoraks, dan sisanya membentuk bagian abdomen.
2.2.1

Kepala

Kepala serangga berbentuk kapsul. Kepala merupakan bagian yang kuat


yang dilengkapi dengan alat mulut, antena dan mata. Tipe kepala
berdasarkan posisi alat mulut terhadap sumbu (poros tubuh) dapat
dibedakan atas:

Hipognatus: alat mulut terletak di kepala bagian bawah

(terletak di poros vertikal)


Prognatus: alat mulut mengarah ke depan (terletak di poros
horisontal)

Opistorinkus: alat mulut berupa probosis memanjang menuju


ke arah belakang di antara tungkai depan.

2.2.1.1 Alat mulut


Alat mulut pada dasarnya terdiri dari 4 bagian, yaitu: labrum,
mandibula, maksila dan labium. Tetapi dari bermacam-macam
jenis serangga, alat mulutnya mempunyai struktur dan bentuk yang
bermacam-macam

pula

sesuai

dengan

cara

memperoleh

makanannya.
Terdapat 2 tipe alat mulut yaitu Mandibulata (disesuaikan untuk
memotong atau menggigit dan mengunyah makanan padat.) dan
Haustellata : disesuaikan untuk mengambil bahan makanan cair
atau bahan makanan yang terlarut.
1. Alat mulut penggigit dan pengunyah
Alat mulut penggigit dan pengunyah terdiri dari:
a. Labrum, bekerja sebagai alat untuk memegang dan
menggerakan makanan ke dalam rahangnya.
b. Mandibula, terletak di belakang labrum, digunakan
untuk mengunyah memotong, atau melunakkan
makanan.
c. Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil
makanan
d. Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas
berfungsi untuk menutup atau membuka mulut.
2. Alat mulut penusuk dan pengisap
Alat mulut termodifikasi untuk menusuk jaringan
tanaman dan memindahkan cairan tanaman yang ada ke
dalam mulutnya. Terdapat labium beruas empat dikenal
dengan istilah rostrum.
3. Alat mulut penjilat dan pengisap
Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang
bentuknya

berubah

menjadi

tabung

yang

bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan


ruas bawahnya disebut haustellum. Ujung dari

labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai


pengisap, disebut labellum
4. Alat mulut pengisap
Terdiri dari rostrum, haustellum, dan labellum
2.2.1.2 Antena
Bagian antena terdiri dari scape (ruas I), pedisel (ruas II),
dan flagellum (ruas III) Tipe antena:
a Annulated: pertumbuhan terjadi dimulai pada bagian
dasar flagellum. Tidak terdapat otot pada flagellum
dan hanya terdapat serabut syaraf yang melintas
b

flagellum.
Segmented: pertumbuhan terjadi dimulai pada ujung
antena. Sama dengan tipe annulated tapi pada
flagellum terdapat depressor, ekstensor dan fleksor.
Selain itu terdapat organ sensilia yang merupakan
rambut-rambut sensori yang berfungsi sebagai indera
atau perangsang.

2.2.2 Mata
Mata pada serangga terdiri dari mata majemuk (compound eyes)
dan mata tunggal (ocelli).
2.2.3 Toraks
Bagian ini terdiri dari tiga segmen yang disebut segmen toraks
depan (protoraks), segmen toraks tengah (mesotoraks) dan
segmen toraks belakang (metatoraks). Pada serangga bersayap,
sayap timbul pada segmen meso dan metatoraks, secara kolektif
dua segmen ini disebut juga sebagai pterotoraks.
2.2.4 Sayap
Sayap terdiri dari dua lapis tipis kutikula yang dihasilkan oleh sel
epidermis yang segera hilang. Di antara kedua lipatan tersebut
terdapat berbagai cabang tabung pernafasan (trakea). Tabung ini
mengalami penebalan sehingga dari luar tampak seperti jari-jari
sayap. Selain berfungsi sebagai pembawa oksigen ke jaringan,
juga sebagai penguat sayap. Jari-jari sayap ini mempunyai pola
yang tetap dan khas untuk setiap kelompok dan jenis tertentu dan

dengan

adanya

sifat

ini

akan

mempermudah

dalam

mendeterminasi serangga.
2.2.5 Tungkai/kaki
Tungkai-tungkai toraks serangga secara khas terdapat enam ruas
yang terdiri dari: koksa sebagai ruas dasar; trokanter terdiri satu
ruas kecil sesudah koksa; femur ruas pertama yang panjang dari
tungkai; tibia ruas kedua yang panjang; tarsus biasanya sederet
ruas-ruas yang kecil dibelakang tibia; dan pretarsus terdiri dari
kuku-kuku dan berbagai struktur serupa bantalan.
2.2.6 Abdomen
Pada umumnya, abdomen pada serangga terdiri dari 11 segmen. Di
abdomen terdapat lubang-lubang pernafasan disebut spirakel. Terdapat
pula alat kelamin serangga yang terletak pada segmen abdomen ke 8 dan
ke 9, dimana segmen-segmen ini mempunyai kekhususan sebagai alat
kopulasi dan peletakan telur.
Alat kopulasi pada serangga jantan dipergunakan untuk menyalurkan
spermatozoa dari testes ke spermateka serangga betina. Bagian ini
disebut aedeagus. Pada serangga betina, bagian yang menerima
spermatozoa disebut spermateka. Di tempat ini sperma dapat hidup
sampai lama dan dikeluarkan sewaktu-waktu untuk pembuahan.

2.3

Fisiologi serangga
Kelangsungan fungsi-fungsi hidup serangga ditentukan oleh energi bebas
yang didapat, contohnya suplai oksigen. Oksigen ini didapat melalui
respirasi. Pada serangga, cara respirasi utamanya adalah melalui difusi
gas-gas dari udara secara langsung melewati membran menuju sel-sel.
2.3.1 Respirasi
Sistem utama transport gas-gas pada serangga adalah sistem trakhea.
Sistem ini terdiri dari suatu seri pembuluh bercabang yang

dinamakan trakhea. Trakhea dibentuk menjadi kelompok-kelompok


pada tiap segmen tubuh dan terbuka ke bagian luar tubuh melalui
spirakel. Spirakel terbuka ke bagian batang trakhea. Cabang trakhea
keluar dari batang pada masing-masing segmen dan semakin banyak
dan halus cabangnya. Ujung-ujung halus trakhea terbagi menjadi
trakheolus yang sangat halus (diameter kurang dari 1 mikron).
Pembuluh kapiler halus ini kemudian bercabang di sekitar sel-sel dan
jaringan dan menembus ke dalam serat-serat otot.
Plastron memungkinkan serangga tetap tinggal dalam air untuk
waktu yang tak terbatas. Sama halnya dengan gelembung
pernafasan, pernafasan menggunakan plastron mengandalkan difusi
oksigen dari air ke dalam gelembung. Plastron adalah suatu kerangka
yang terdiri atas rambut-rambut kaku penolak air, atau jaring-jaring
kutikula. Serangga akuatik memiliki pembuluh udara yang
digunakan seperti snorkle untuk menghisap udara dari permukaan,
contohnya larva nyamuk dan kalajengking air.
Proses

respirasi

terjadi

dengan

cara

difusi

oksigen

dan

karbondioksida melalui sistem trakhea, dibantu oleh ventilasi


mekanis dari trakhea abdominal dan kantung udara. Difusi oksigen
ke sistem trakhea terjadi karena turunnya tekanan oksigen pada
ujung trakheolus. Dengan cara yang sama, karbondioksida juga
berdifusi keluar melalui sistem trakhea.
2.3.2 Makanan dan Pencernaan
Berdasarkan tipe makanannya, serangga dikelompokkan sebagai
fitofagus, zoofagus, dan saprofagus. Serangga fitofagus memakan
tumbuhan . Serangga tipe ini memakan berbagai bagian tumbuhan
seperti jaringan daun, batang, akar ataupun struktur reproduksi.
Serangga yang memakan nektar atau produk tumbuhan lainnya
(contohnya kupu-kupu) juga dikategorikan sebagai fitofagus.
Sebagian besar serangga termasuk golongan fitofagus.

Serangga zoofagus memakan hewan lain, termasuk sebagian besar


vertebrata dan invertebrata. Serangga yang memakan vertebrata
umumnya berupa parasit fleas (Siphonaptera) atau nyamuk
(Diptera). Namun terdapat juga beberapa yang bersifat sebagai
predator seperti kumbang selam (Coleoptera) yang memakan ikanikan kecil. Sebagian besar serangga golongan ini memakan atau
menjadi parasit bagi invertebrata lainnya, termasuk pula serangga.
Serangga saprofagus memakan materi-materi organik yang telah
mati. Serangga tipe ini berperan penting dalam siklus nutrisi pada
lingkungan.

Contohnya pemakan bangkai yang umum (kecoa),

pemakan kotoran (kumbang dung), pemakan tumbuhan mati (rayap),


dan pemakan humus (Collembola).
Beberapa serangga dapat berpindah kategori makan, seperti halnya
pada beberapa kumbang berbau (Herniptera) yang biasanya
memakan serangga lainnya namun dapat berganti memakan jaringan
tumbuhan jika tidak menemukan mangsa. Perilaku makan serangga
jenis ini dikategorikan sebagai omnivora.
Dalam hal sistem pencernaan, saluran penceranaan (usus) serangga
merupakan struktur dasar sistem pencernaan yang berupa pembuluh
memanjang dari mulut sampai anus. Usus serangga dapat dibedakan
menjadi tiga bagian: usus depan (stomodaeum), usus tengah
(mesenteron), dan usus belakang (proctodaeum). Bagian-bagian ini
biasanya dipisahkan oleh katup. Katup kardiak di bagian depan dan
katup pylorik di bagian belakang.

Usus depan memiliki beberapa bagian, diantaranya farings


(kerongkongan),

esofagus,

crop,

dan

proventrikulus

yang

menyerupai katup.
Usus tengah tidak memiliki bagian-bagian seperti halnya usus depan,
namun sering dikaitkan dengan gastrik caeca atau yang dikenal
sebagai kantung buntu. Bagian dalam usus tengah seringkali
memiliki membran peritrofik yang memiliki zat kitin dan bersifat
semipermeabel. Membran ini membentuk lapisan pelindung antara
materi makanan dan sel-sel epitel yang rapuh. Membran ini tidak
dijumpai pada serangga-serangga pemakan cairan.
Usus belakang sangat variatif dan tergantung pada jenis serangga.,
tetapi umumnya terbagi menjadi pembulus intestin dan rektum yang
terhubung ke anus.
Struktur lain yang berasosiasi dengan usus meliputi sepasang
kelenjar saliva dengan pembuluh yang terbuhung ke saluran pra oral,
hipofarings, dan tubulus Malpighi yang bergabung dengan intestin
sebelum katup pyloric. Tubula ini membentuk organ utama
ekskretori.

Pencernaan dimulai ketika makanan bercampur dengan enzim yang


terdapat pada saliva. Beberapa pencernaan dapat terjadi secara
ekstrenal sebelum makanan dicerna dan ketika saliva disuntikkan ke
jaringan inang atau dijilatkan ke makanan.
Ketika mencapai usus tengah, makanan akan bercampur dengan
enzim-enzim utama pencernaan. Kebanyakan aktivitas enzim terjadi
di area gastric caeca. Serangga yang makanannya cukup variatif
memiliki enzim-enzim tertentu seperti amilase, lipase, maltase,
invertase, dan ekso- dan endopeptidasi. Spesies pemakan darah
utamanya memiliki enzim proteolitik . Pada serangga pengebor kayu
dapat ditemukan selulase yang dapat menghancurkan jaringan kayu.
Kebanyakan serangga ini menghasilkan selulase yang dihasilkan
mikroorganisme simbiotik yang hidup pada usus.
Setelah makanan dicerna, nutrien bergerak melalui membran
peritrofik dan diabsorbsi oleh epitelium usus tengah. Membran ini
melindungi abrasi sel-sel epitel. Namun beberapa serangga yang
memakan makanan cair tidak memiliki membran peritrofik,
contohnya lalat penghisap darah dan kupu-kupu.
Sisa makanan yang tidak tercerna dibuang melalui anus. Di sini
rektum memiliki peran penting dalam mengabsorbsi kembali air dari
pelet feses dan membantu mempertahankan keseimbangan air dan
garam pada tubuh.
2.4

Klasifikasi Serangga
Serangga atau insekta termasuk ke dalam filum Arthropoda. Filum
Arthropoda itu sendiri terbagi menjadi 3 sub filum yaitu Trilobita,
Mandibulata dan Chelicerata. Sub filum Trilobita merupakan sub filum
dari filum Arthropoda yang telah punah. Sub filum Mandibulata terbagi
menjadi 6 kelas, salah satu diantaranya adalah insekta, sedangkan sub
filum Chelicerata terbagi menjadi 3 kelas.

Kelas Insekta terbagi menjadi 2 sub kelas Apterygota dan Pterygota.


Anggota sub kelas Apterygota adalah serangga primitif yang berukuran
kecil, tidak bersayap, dan tidak mengalami metamorphosis (ametabola).
Anggota sub kelas Pterygota umumnya bersayap, dan mengalami
metamorphosis dalam siklus hidupnya (metabola).
2.4.1

Ordo-ordo Apterygota
Sub kelas Apterygota memiliki 4 ordo yang memiliki familinya
masing masing, yaitu:
1
2
3
4

2.4.2

Protura (serangga primitif), terdiri dari 3 famili.


Diplura (kutu buku, renget), terdiri dari 3 famili.
Thysanura (ekor garpu), terdiri dari 4 famili.
Collembola (ekor pegas), terdiri dari 5 famili.

Ordo-ordo Pterygota
Sub kelas Pterygota dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
Exopterygota yang terdiri dari 15 ordo dan Endopterygota yang
terdiri

dari

ordo.

Anggota

golongan

Exopterygota

metamorfosisnya tidak sempurna dan sayapnya tumbuh dari bagian


luar, sedangkan anggota endopterygota metamorfosisnya sempurna
dan sayapnya tumbuh dari bagian dalam.
Ordo-ordo Exopterygota yaitu:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Ephemeroptera (lalat capung), terdiri dari 15 famili.


Odonata (capung, kinjeng), terdiri dari 10 famili.
Orthoptera (belalang, jangkrik, kecoa), terdiri dari 16 famili.
Isoptera (rayap, laron), terdiri dari 4 famili.
Plecoptera (stonefly) terdiri dari 10 famili.
Dermaptera (cecopet), terdiri dari 4 famili.
Embioptera (kutu jarring) terdiri dari 3 famili.
Psocoptera, terdiri dari 11 famili.
Zeraptera, terdiri dari 1 famili.
Mallophaga (kutu pengigit), terdiri dari 6 famili.
Anoplura, terdiri dari 3 famili.
Thysanoptera, terdiri dari 5 famili.
Hemiptera (kepik), terdiri dari 38 famili.
Homoptera (wereng, kutu kebul), terdiri dari 32 famili.
Neuroptera, terdiri dari 15 famili.

Ordo-ordo Endopterygota yaitu:


1
2
3
4
5
6
7
8

Coleoptera (kumbang), terdiri dari 124 famili.


Strepsitera, terdiri dari 4 famili.
Mecoptera, terdiri dari 4 famili.
Trichoptera, terdiri dari 17 famili.
Lepidoptera (kupu-kupu, ngengat), terdiri dari 77 famili.
Diptera (nyamuk, lalat), terdiri dari 104 famili.
Siphonaptera, terdiri dari 9 famili.
Hymenoptera (lebah, tawon, semut), terdiri dari 71 famili.

Klasifikasi serangga tersebut dapat diringkas dalam bagan berikut:

Filum Arthropoda

Sub Filum Trilobita

Sub Filum Mandibulata

Sub Filum Chelicerata

Kelas Insekta

Sub Kelas Apterygota

Sub Kelas Pterygota

Exopterygota
Ephemeroptera
Odonata
Orthoptera
Isoptera
Plecoptera
Dermaptera
Embioptera
Psocoptera
Zeraptera
Mallophaga
Anoplura
Thysanoptera
Hemiptera
Homoptera
Neuroptera

Protura
Diplura
Thysanura
Collembola

2.5

Endopterygota
Coleoptera
Strepsitera
Mecoptera
Trichoptera
Lepidoptera
Diptera
Siphonaptera
Hymenoptera

Peran dan Manfaat Mempelajari Entomologi


Peran serangga dalam kehidupan memiliki manfaat dan kerugian tersendiri
diantaranya:
Bermanfaat sebagai :
a. serangga

penghasil madu, contoh yaitu Apis cerana (Ordo

Hymenoptera)
b. serangga penghasil benang sutra, contoh
Lepidoptera)

Bombyx mori (Ordo

c. serangga penghasil lak "lac insect", contoh Laccifer lacca (Ordo


Hemiptera)
d. serangga dijadikan rempeyek belalang makanan lain
e. saprofag (pemakan bahan organik), contohnya Collembola
f. pemakan bangkai (Zoosaprofag), biasanya digunakan sebagai
entomologi forensik, serangga yang umum ditemukan pada mayat,
contoh Famili Calliphoridae, Sarcophagidae, Staphilinidae, Histeridae
dan Silphidae,
g. pemakan kotoran (Koprofag), contoh kumbang koprofag dari Afrika,
h. indikator pencemaran lingkungan, contoh Ordo Ephemeroptera,
Plecoptera dan Trichoptera.
Merugikan sebagai:
a. Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama
tanaman padi), Bactrocera sp (hama/lalat buah), Tribolium sp.
(hama gudang)
b. Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya
Anopheles sp (vektor penyakit malaria), Aedes aegypti (vektor
penyakit demam berdarah), Culex quinquifasciatus (vertor
penyakit kaki gajah /filariasis), Musca domestica, vektor penyakit
diare dan disentri.
Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka
diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang
merugikan ini.
Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan
perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis
serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu
pengetahuan, baik yang murni maupun terapan, menggunakan serangga
sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya, bertumpu pada
perkembangan populasi serangga. Demikian pula, pola, kajian ekologi,
ekosistem

dan

habitat

mengambil

serangga

sebagai

modeluntuk

mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala yang lebih besar.


2.6

Prospek Kerja Bidang Entomologi

Entomologi memiliki prospek kerja di berbagai bidang, seperti ahli


taksonomi serangga, di bidang pertanian sebagai ilmu hama, kolektor, penemu
spesies baru, pengusaha di bidang kuliner, dan di bidang kesehatan.

Gambar 2.6.1 Mie belalang (http://www.uny.ac.id)

Gambar 2.6.2 Pizza dengan toping belalang (http://haxims.blogspot.com)

BAB III
KESIMPULAN
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang serangga. Mulai dari anatomi, fisiologi, hingga cara penangkapan yang
baik dan benar hingga kita mampu memanfaatkannya. Bidang Entomologi bahkan
belum banyak diketahui secara lebih dalam, ditambah dengan kekayaan jumlah
serangga di Indonesia yang masih belum di teliti lebih jauh karena banyaknya
jumlah serangga tersebut, membuat Entomologi menjadi sebuah bidang yang
sangat potensial untuk di kembangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, H. Muhammad; Tarwotjo, Udi; Rahadian, Rully.2009. Biologi Insekta
(Entomologi). Yogyakarta; Graha Ilmu
Lena. 2010. Mengolah belalang menjadi
mie. http://www.uny.ac.id/berita/uny/mengolah-belalang-menjadi-mie [16 Januari
2012].
Sawal A, Damayanti, Sugeru H. 2004. Tepung belalang padi (Oxya sp.) sebagai
sumber pangan alternatif berprotein tinggi. Program Kreativitas Mahasiswa.
Institut Pertanian Bogor.
www.deherba.com. 2011. Sarang Semut Terbukti Tumpas Kanker, Tumor, dan
Penyakit Berat!

Anda mungkin juga menyukai