BAB III Analisa Kelayakan Ekonomi
BAB III Analisa Kelayakan Ekonomi
27
1.
IP
IO
Perkiraan harga untuk alat dengan kapasitas berbeda pada tahun yang
berbeda pula, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
I
CP CO P
IO
Vp
Vo
dengan:
Cp = Harga alat pada kapasitas yang ditentukan;
Co = Harga alat pada kapasitas tertentu, pada tahun sebelumnya;
IP = Indeks harga pada tahun yang ditentukan;
Io = Indeks harga pada tahun sebelumnya;
Vp = Kapasitas alat yang akan ditentukan;
Vo = Kapasitas alat yang ada pada tahun sebelumnya;
n
28
Piping (Installed)
Sistem perpipaan merupakan jalur transportasi bahan dan produk dari unit
satu ke unit lainnya. Secara estimasi, harga pipa dan pemasangannya dapat
diperkirakan sekitar 10-80% dari biaya pembelian alat [Peters et al, 2003],
range yang diambil adalah 68% dari biaya peralatan.
29
Yard improvement
Adapun yang termasuk ke dalam biaya perluasan lahan adalah pemagaran,
grading, jalan, trotoar, rel kereta api, taman, dan lain-lain. Biaya untuk
yard improvement untuk suatu pabrik kimia berkisar 10-20% dari total
biaya pembelian alat, atau ekuivalen dengan 2-5% dari Fixed Capital
Investment, range yang diambil dari Tabel 6-9 [Peters et al, 2003] untuk
poses cair-cair adalah 10% dari biaya peralatan.
30
Contruction Expenses
Biaya tak lagsung lainnya adalah biaya konstruksi/lahan, termasuk operasi
dan konstruksi yang bersifat temporer, alat-alat konstruksi dan rental,
pajak, asuransi dan lain-lain. Biaya kontruksi ini sekitar 10-20% dari fixed
capital investment, range yang diambil dari Tabel 6-3 [Peters et al, 2003]
adalah 41% dari biaya peralatan.
Contingencies
Merupakan biaya tak terduga yang tidak terdapat pada poin-poin biaya
yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini perlu diperhitungkan karena
setiap perencanaan tidak ada yang sempurna. Apabila terdapat suatu
kekurangan, maka biaya ini dapat digunakan sebagai alternatif biaya.
Adapun besar dari biaya ini adalah sekitar 5-15% (biasa digunakan 8%)
dari Fixed Capital Investment, range yang diambil dari Tabel 6-3 [Peters
et al, 2003] adalah 44% dari biaya peralatan.
Contractor Fee
Contractor Fee berbeda-beda tergantung pada situasi. Tapi besarnya dapat
diperkirakan sekitar 2-8% dari biaya langsung atau 1,5-6% dari Fixed
Capital Investment. Dari Tabel 6-9 [Peters et al, 2003] rasio untuk
memperkirakan Contractor Fee pada fluid processing plant dengan range
22% dari biaya peralatan.
31
2)
32
3)
Direct Supervisory
Penentuan direct supervisory dapat diestimasi pada 10-20% dari operating
labor, range yang ambil adalah 20% dari operating labor.
4)
Utilitas
Utilitas yang diperlukan pada pabrik amoniak dari gas sintesis ini adalah
kebutuhan bahan bakar (Fuel oil), NaCO3, dan Al2(SO4)3. Perhitungan
biaya bahan baku utilitas dapat dilihat pada Lampiran I.
5)
6)
Operating Supplies
Operating supplies meliputi biaya chart, lubricant, test chemical,
custodial supplies. Besarnya biaya operating supplies pada suatu pabrik
diperkirakan sebesar 20% dari Maintenance and Repair.
7)
33
34
35
30,000,000,000,000
25,000,000,000,000
20,000,000,000,000
Return
Period
15,000,000,000,000
10,000,000,000,000
5,000,000,000,000
Profitabilit
y
0
-5,000,000,000,000
-10,000,000,000,000
c
-15,000,000,000,000
Umur Pabrik (tahun)
36
37
38
39
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pabrik amoniak memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan amoniak di
Indonesia. Hal ini terlihat dari permintaan dan kebutuhan amoniak terus
meningkat, baik di dalam maupun di luar negeri. Pemilihan lokasi yang tepat
dapat menurunkan biaya investasi dan biaya produksi sehingga diambil
keputusan untuk mendirikan pabrik amoniak ini di Kawasan Industri Dumai
dengan pertimbangan dekat dengan sumber bahan baku, sistem transportasi
yang memadai serta tersedianya sistem utilitas dan sumber daya manusia.
2. Gas sintesis dari nafta sebagai bahan baku pembuatan amoniak memiliki
potensi yang besar untuk menggantikan gas alam karena memiliki harga lebih
murah dan relatif stabil di pasar dunia jika dibandingkan dengan harga gas
alam yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Gas sintesis dari nafta yang
digunakan sebagai bahan baku amoniak terdiri dari hidrogen 51,2% mol,
nitrogen 0,1% mol, karbon monoksida 45,3% mol, karbon dioksida 2,7% mol,
dan metana 0,7 % mol.
3. Produk amoniak yang dihasilkan dan akan dipasarkan dalam bentuk warm
ammonia dengan karakteristik kemurnian sebesar 99% karena memiliki
pangsa pasar yang lebih besar di Industri.
4. Pengaturan tata letak alat dan pabrik diatur dengan mempertimbangkan faktor
ekonomis, kemudahan operasi dan pertimbangan keamanan sehingga pabrik
dapat beroperasi lebih efisien.
5. Pabrik Amonia dari gas sintesis yang direncanakan berkapasitas 1500 ton/hari
atau 495.000 ton/tahun berdasarkan evaluasi ekonomi keseluruhan diperoleh
nilai :
40
Pay Back Period selama 3,81 tahun (3 tahun 9 bulan), dengan ROI
sebesar 11,32 %
Nilai Break Event Point (BEP) pabrik amonia ini didapat pada
kapasitas produksi sebesar 55 %