Homeostasis pertama kali dikenalkan oleh Walter Canon menyebutkan bahwa keadaan stabil
dinamis unsur-unsur pokok lingkungan internal (milleu interiur) yang mengelilingi dan saling
bertukar berbagai zat dengan sel.
Homeostasis mengacu kepada pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di dalam lingkungan
cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel tubuh tidak berkontak langsung
dengan lingkungan luar, kelangsungan hidup sel bergantung pada pemeliharaan lingkungan
cairan internal yang stabil yang berhubungan langsung dengan sel. Sebagai contoh, di
lingkungan internal O2 dan zat-zat gizi harus terus menerus diganti sesuai kecepatan
penggunaannya oleh sel.
Istilah dari homeostasis juga digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan
aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam. Pada dasarnya, semua organ dan
jaringan tubuh melakukan aneka fungsi untuk membantu mempertahankan kondisi yang konstan
ini. Misalnya, paru menyediakan oksigen bagi cairan ekstrasel untuk menggantikan oksigen yang
dipakai oleh sel, ginjal mempertahankan konsentrasi ion agar konstan, dan sistem gastrointestinal
menyediakan nutrient.
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup sel yaitu untuk mempertahankan fungsi
sel.
Faktor-faktor lingkungan dalam yang perlu dipertahankan homeostasis mencakup :
1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
2. Konsentrasi O2 dan CO2.
3. Konsentrasi zat-zat sisa berbagai reaksi kimia.
4. Konsentrasi PH.
5. Konsentrasi air, garam-garam, elektrolit-elektrolit.
6. Suhu.
7. Volume dan tekanan.
Fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh masing-masing dari ketujuh tubuh diarahkan untuk
mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem tubuh akhirnya bergantung pada aktivitas-aktivitas
khusus sel-sel yang menyusun setiap sistem. Dengan demikian, homeostasis penting bagi
kelangsungan hidup setiap sel, dan setiap sel memberikan kontribusinya untuk mempertahankan
homeostasis.
Sistem kontrol yang mengatur aktivitas berbagai sistem tubuh untuk mempertahankan
homeostasis dapat diklasifikasikan sebagai
1. Kontrol intrinsik, yaitu respons kompensatorik inheren suatu organ terhadap perubahan,
dan
2. Kontrol ekstrinsik, yaitu respons suatu organ yang dicetuskan oleh faktor-faktor di luar
organ tersebut, seperti sisem saraf dan endokrin.
Baik kontrol intrinsik maupun ekstrinsik umumnya beroperasi berdasarkan prinsip umpan balik
negatif, yaitu suatu perubahan pada sebuah variabel yang diatur mencetuskan respons yang
mendorong variabel itu berlawanan arah dengan perubahan awal, sehingga terjadi perlawanan
terhadap perubahan.
Keadaan patofisiologi terjadi jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar,
homeostasis akan terganggu dan semua sel akan menderita karena tidak lagi memperoleh
linhkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi, sehingga lingkungan internal yang
optimal tidak lagi dapat dipertahankan. Muncul berbagai keadaan patofisiologis. Patofisiologis
mengacu pada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan fisiologis) yang berkaitan dengan
penyakit. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi
memungkinkan untuk kelangsungan hidup, maka akan timbul kematian.