CA,CB
CC,CD
,
,
=
=
=
=
E
k Ae RT
k
A
E
T
R
=
=
=
=
=
Pertanyaan :
a. Jelaskan bagaimana pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi
b. Jelaskan bagaimana pengaruh energi aktivasi terhadap konstanta
kecepatan reaksi.
Besarnya energi aktivasi tergantung pada reaksi yang terjadi, dan dapat
diturunkan nilainya dengan menggunakan katalisator atau dapat dinaikkan
dengan menggunakan inhibitor.
Katalisator biasanya digunakan untuk mempercepat reaksi pada reaksi yang
lambat biasanya pada reaksi untuk memproduksi suatu produk agar diperoleh
hasil yang sebanyak- banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Inhibitor biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi yang sangat cepat misalnya
pada reaksi nuklir yang bila terjadi sangat cepat akan menghasilkan tenaga
yang sangat besar yang mungkin sangat berbahaya apabila tidak terkendali
maka reaksi harus diperlambat.
2. Konsentrasi reaktan
Semakin besar konsentrasi reaktan maka semakin besar kecepatan reaksinya.
Biasanya pada awal reaksi kecepatan reaksi paling besar, kemudian semakin
ORDE REAKSI
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat
diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan
percobaan.
Pertanyaan 4 - Kinetika Reaksi
Kimia
a.
Jawab :
Hubungan antara konstanta kesetimbangan dan konstanta laju reaksi
dapat dilihat pada suatu reaksi yang reversible. Yang merupakan reaksi 2
arah dimana sebuah produk yang terbentuk dapat bereaksi membentuk
reaktan kembali, reaksinya adalah:
A+BC+D
Jika dijabarkan dalam bentuk laju reaksi, maka:
Laju reaksi menuju reaktan (forward)
: KF [A] [B]
Laju reaksi menuju produk (backward)
: KB [C] [D]
Reaksi akan terhenti saat setimbang menurut stokiometri berikut ini: (x
sebagai konsentrasi A
dan y sebagai konsentrasi B):
A
D
-n
-n
+n
+n
Persamaan stokiometri ini dalam molar karena berada pada larutan yang
sama. Maka jika nilai tersebut dimasukan ke dalam persamaan menjadi:
KF [x
KB [n] [n]
Karena saat n mol bereaksi maka larutan setimbang, maka laju forward
dan backward=0
Laju forward Laju backward = 0
backward
Maka:
Maka : Kc = Kf/Kb
Reaksi Pembentukan NO :
2 NO2 2 NO +
O2
Untuk
dahulu,
menentukan
dimana
laju
pembentukan
NO
maka
dibuat
reaksi
2 NO +
O2
-n
+n
+n
xn
12
18
P (mmHg) 116,51
122,56
125,72
128,74
133,23
141,37
CH4 + CO
C2H4O
CO
CH4
116,51
-x
+x
+x
116,51 x
Jika x adalah tekanan parsial C2H4O yang terkonsumsi dalam reaksi, maka
tekanan total setelah reaksi adalah
Ptotal = PC2H4O + PCH4 +
PCO Ptotal = (116,51
x) + x + x Ptotal =
116,51 + x
Ptotal
(mmHg)
PC2H4O
(mmHg)
PCH4
(mmHg)
PCO
(mmHg)
122,56
110,46
6,05
6,05
125,72
107,3
9,21
9,21
128,74
104,28
12,23
12,23
12
133,23
99,79
16,72
16,72
18
141,37
91,65
24,86
24,86
PC2H4O
(mmHg)
T
(menit)
Ordo 0:
[P]
Ordo 1:
ln[P]
Ordo 2:1[]
116,51
116,51
4,7579
8,583 x 10-
110,46
110,46
4,7047
9,053 x 10-
107,3
107,3
4,6756
9,320 x 10-
104,28
104,28
4,6470
9,590 x 10-
99,79
12
99,79
4,6030
10,021 x
10-3
91,65
18
91,65
4.5183
10,911 x
10-3
Tahap 4 : Memplot
Data
Lalu dengan memplot nilai ordo sebagai sumbu y dan T sebagai sumbu x
dan diplot pada grafik, maka hasil kelineartiasan (R), sebagai berikut:
Tahap 5 : Penentuan
Ordo
Maka karena ordo 0 memiliki linearitas paling tinggi maka reaksi
tersebut memiliki ordo 0
c.
Jawab :
Dengan mengubah persamaan k=Ae-E/RT menjadi bentuk :
Dengan memplot nilai ln k sebagai sumbu y dan 1/T sebagai sumbu x maka didapatkan nilai:
m = - EA / R
EA = -m.R
Contoh :
data
sebagai berikut :
K (s-1)
0.00018
0.0027
0.03
0.26
T (K)
750
796
850
896
tersebut!